HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA MAN PANGKALAN BALAI BANYUASIN III. Nulita Ayu Lestari. Program Studi Psikologi

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN

HUBUNGAN SELF EFFICACY, MOTIVASI, DAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO.

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 5 MAKASSAR

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN EFIKASI DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk menyelidiki sejauh mana variabel berkaitan dengan. variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi.

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN MOTIVASI ORANGTUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS ATAS

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN SELF- DIRECTED LEARNING PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PGSD UNIVERSITAS TERBUKA DI WILAYAH KABUPATEN DEMAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

Keywords : Motivation To Learn, Classroom Climate, Perception

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

MOTIVASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TATA HIDANG DI JURUSAN PKK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MANADO

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

PENGARUH TINGKAT PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

PENGARUH MINAT DAN KEDISIPLINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SDN GESI 1 TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD SE-GUGUS 6 KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

UNON: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KEJENUHAN BELAJAR SISWA

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA N 11 KOTA JAMBI. Benar Sembiring 1 Diliza Afrila 2

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

Witan Faestri, Agustina Sri Purnami Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. *Korespondensi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN ARTIKEL E-JOURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMORI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF SISWA SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KORELASI MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS 4 WATES KULON PROGO ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XII DI SMA NEGERI 1 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

Oleh: MUHAMMAD DZIKRI ZUFRIANSYAH A

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang

KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel).

ISSN: X 111 PENGARUH IKLIM KELAS, SIKAP SISWA, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KOTA PALU

DIMENSI DALAM EFIKASI DIRI MAHASISWA PENGARUHNYA PADA KESIAPAN MENJADI PENDIDIK YANG BERKARAKTER

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh MARYATI FITRIA AKHYAR SUGIYANTO

Economic Education Analysis Journal

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL. Dalam penelitian ini korelasi (hubungan) digunakan untuk melihat

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA. Supri Yanti 1), Erlamsyah 2), Zikra 3)

PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Untuk Memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat Magister Sains Psikologi

Hubungan antara Self Efficacy dengan Kecerdasan Interpersonal pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Perguruan Tinggi Negeri X Malang

Abstract

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SEHAT DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH

ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MICROSOFT POWERPOINT DAN MEDIA LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

PENGARUH KELEKATAN ORANGTUA TERHADAP STRESS COPING PADA MAHASISWA YANG MENYUSUN SKRIPSI DI PRODI RUMPUN IKK, UNJ

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL. Artikel Jurnal

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini memuat variabel penelitian, hipotesis, subjek penelitian, teknik

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN PEMESINAN TERHADAP PRESTASI CNC KELAS XI SMK NEGERI 1 PURWOREJO

SELF ESTEEM DAN OPTIMISME RAIH KESUKSESAN KARIR PADA FRESH GRADUATE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA MAN PANGKALAN BALAI BANYUASIN III Nulita Ayu Lestari Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang Abstract This study aims to determine the relationship between self-efficacy with achievement motivation in students of senior high school pangkalan balai Banyuasin III. The hypothesis proposed in this study is there a relationship between self-efficacy with achievement motivation in students of senior high school pangkalan balai Banyuasin III. The population in this study were 200 subjects who are students of class ten and twelve, and sampled as many as 127 subject. This research proportionate stratified random sampling technique. Researched measuring instruments used the self-efficacy scale and achievement motivation scale. Analysis techniques using simple regression analysis by using SPSS version 20.0 for windows. The results showed a correlation coefficient (r) of 0.305 with a coefficient of determination (R-square) of 0.093, and p = 0, 0000 p < 0.01. This suggests that the hypothesis is accepted. The results showed that there is a significant relationship between perceptions of self-efficacy with achievement motivation in students of senior high school pangkalan balai Banyuasin III. The contribution of the independent variable (self-efficacy) on the dependent variable (achievement motivation) was 9,3%. Keywords: self-efficacy, achievement motivation Pendahuluan Pendidikan berasal dari kata didik, kata didik mendapatkan awalan me sehingga menjadi mendidik, yang berarti memelihara dan memberi latihan. Proses dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya pengajaran, tuntunan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan atau education yaitu proses yang menggunakan metodemetode tertentu yang dibuat agar individu dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan Mcload (Islamuddin, 2012). Tidak diragukan lagi jika pendidikan di indonesia saat ini 1

sangat menjadi perhatian utama bagi pemerintah Indonesia. Berbagai upaya terus dilakukan untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan agar bisa menjadi lebih baik lagi. Tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia dikenal sebagai negara yang sering bergonta-ganti kurikulum pendidikan demi mencapai peningkatan kualitas peserta didik (Baharuddin, 2009). Berbagai macam kebijakan terus dikeluarkan oleh pemerintah untuk diterapkan didunia pendidikan melalui lembaga-lembaga sekolah. Kebijakan tersebut dikembangkan dalam berbagai macam bentuk seperti salah satunya adalah tentang mata pelajaran dan cara mengajar. Pemerintah indonesia melalui mentri pendidikan menekankan jika dalam proses belajar dan mengajar harus mengikuti prosedur yang telah dibuat dan ditetapkan, salah satunya adalah prosedur belajar mengajar di sekolah menengah atas dan kebijakannya adalah penambahan mata pelajaran. Salah satu masalah dalam pendidikan khususnya pada proses pembelajaran yaitu rendahnya motivasi siswa untuk lebih berprestasi dan mampu mengatasi setiap hambatan atau masalah yang menganggu kegiatan belajarnya. Banyaknya mata pelajaran sering membuat siswa menjadi jenuh dan memilih untuk mengabaikan tanggung jawabnya sebagai seorang siswa untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas sekolah yang diberikan dan tak jarang juga dalam poses pembelajaran sering terlihat siswa mengantuk dan tertidur dikelas, selain itu banyaknya mata pelajaran yang dihadapi setiap harinya membuat siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang diberikan guru. Pada kenyataannya motivasi berprestasi yang dimilki seseorang cenderung sering mengalami penurunan dan diwaktu lain mengalami peningkatan. Adapun ciri-ciri motivasi berprestasi menurut McClelland (Rumiani, 2006) yaitu; a) Suka bekerja keras; b) Ulet; c) Membutuhkan umpan balik; d) Berorientasi masa depan; e) Tidak suka membuang waktu; f) Optimis; g) Bertanggung jawab dan memperhitungkan resiko. Berdasarkan ciri-ciri motivasi berprestasi yaitu satu; Suka bekerja keras. Dari hasil observasi dan wawancara pada tanggal 14, 19 dan 28 maret 2015, siswa mengatakan kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolahnya dengan alasan sedikitnya buku panduan yang dimiliki sehingga membuat siswa malas untuk menyelesaikan pekerjaan sekolahnya dan memilih untuk melihat pekerjaan temannya yang sudah selesai, siswa juga mengaku malas untuk mencari buku diperpustakaan sekolah dengan alasan sedikitnya waktu istirahat yang diberikan membuatnya tidak sempat untuk ke perpustakaan. Selain itu terdapat juga siswa yang mengatakan sangat tidak menyukai tugas-tugas yang sulit untuk diselesaikan seperti pelajaran sejarah kebudayaan islam karena tidak mengerti pelajaran tersebut, dan jika sudah tidak dapat mengerjakannya tugas tersebut langsung ditinggalkan dan tidak dikerjakan lagi. Menurut McClelland (Haryani & Tairas, 2014) ada 2 faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi adalah: 1. Faktor Intrinsik 2

(internal), kemungkinan untuk sukses, ketakutan akan kegagalan, value (nilai), self efficacy (efikasi diri), usia. 2. Faktor Ekstrinsik (eksternal), lingkungan sekolah, keluarga, teman. Dari penjelasan diatas salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi adalah Self Efficacy (efikasi diri). Sedangkan Bandura (Myers, 2012) efikasi diri merupakan perasaan akan kemampuan dalam mengerjakan suatu tugas, percaya pada kompetensi diri sendiri dan efektivitas sebagai hasil dari pemberian grativikasi. Kreitner & Kinichi (2003) ciri-ciri efikasi diri yang rendah yaitu; a) Sulit mengerjakan tugas; b) Tidak berusaha mengatasi masalah; c) Tidak mampu belajar dari masa lalu; d) Selalu merasa cemas; e) Sering stress dan merasa depresi. Sedangkankan ciri-ciri efikasi diri yang tinggi yaitu; a) lebih aktif; b) Mampu belajar dari masa lampau; c) Mampu merencanakan tujuan dan membuat rencana kerja; d) Lebih kreatif menyelesaikan masalah sehingga tidak merasa stres serta selalu lebih keras untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada 30-1, april 2015, terlihat siswa perempuan yang sangat sulit disuruh gurunya untuk mengerjakan tugas kimia dipapan tulis, siswa tersebut menolak maju kedepan tanpa mencoba terlebih dahulu untuk mengerjakannya. selain itu dari hasil wawancara siswa mengaku kesulitan dalam mengerjakan banyak tugas dengan waktu yang sedikit dan harus dikumpul dengan tepat waktu dengan alasan sulitnya untuk mencari jawaban yang benar. Kemampuan dan keyakinan dalam diri siswa saat belajar sangat mempengaruhi hasil dari belajarnya, seorang siswa seharusnya harus bisa lebih aktif dan bisa belajar dari pengalaman-pengalaman yang dialaminya dalam mengatasi setiap masalah yang menganggu kegiatan belajarnya, sehingga siswa dapat mencapai keberhasilan dan tujuan yang diinginkannya. Akan tetapi lebih kebanyakan siswa cendurng memiliki banyak tujuan namun tidak yakin dan ragu terhadap kemampuan yang dimiliki. Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi pada siswa MAN Pangkalan Balai Banyuasin III? Metode Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel Dependent yaitu motivasi berprestasi dan varibel independent yaitu efikasi diri. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 127 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala likert, yaitu cara mengumpulkan data dengan menggunakan daftar pernyataan yang diberikan pada subjek. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu : a. Skala Motivasi Berprestasi Skala motivasi berprestasi disusun berdasarkan konsep dan 3

pemikiran peneliti yang mengacu pada aspek-aspek motivasi berprestasi menurut McClelland (Inayah, 2013) yaitu; Mempunyai tanggung jawab pribadi; Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar keunggulan; Berusaha bekerja kreatif; Berusaha mencapai cita-cita; Memiliki tugas yang moderat; Melakukan kegiatan sebaik-baiknya; Mengadakan antisipasi. b. Skala Efikasi Diri Skala efikasi diri disusun berdasarkan konsep dan pemikiran peneliti yang mengacu pada aspekaspek efikasi diri menurut Bandura (Gufron & Risnawita, 2010) yaitu; Dimensi tingkat (level); Dimensi kekuatan (Strength); Dimensi generalisasi (Generality). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi di MAN Pangkalan Balai Banyuasin III kelas X dan XI yang berjumlah 200 siswa. Berdasarkan cara perhitungan sampel menurut isaac dan michael (Sugiyono, 2012) dengan taraf kesalahan 5%, maka sampel dalam penelitian ini akan berjumlah 127 orang dari total 200 responden sedangkan sisanya berjumlah 73 siswa yang akan dijadikan sampel try out. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala psikologis untuk mengungkap variabel yang hendak diteliti yaitu motivasi berprestasi dan efikasi diri yang dibuat berdasarkan dengan menggunakan aspek-aspek motivasi berprestasi dan efikasi diri.skala adalah perangkat pernyataan yang disusun untuk mengungkapkan atribut tertentu melalui respon terhadap pertanyaan tersebut (Azwar, 2012). Uji hipotesis menggunakan teknik analisis regresi sederhana (simple regression), yaitu analisis yang dikembangkan untuk mengkaji dan mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam analisis regresi dikembangkan persamaan estimasi untuk mendeskripsikan pola atau fungsi hubungan antara variabel-variabel (Reksoatmodjo, 2009). Hasil Penelitian Pada penelitian ini tentang hubungan antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi pada siswa MAN Pangkalan Balai Banyuasin III, peneliti mengkategorikan subjek penelitian menjadi dua, yaitu rendah dan tinggi untuk skala efikasi diri serta rendah dan tinggi untuk skala motivasi berprestasi. Uji asumsi dilakukan sebelum data dianalisis, yakni meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas dan uji linieritas merupakan syarat sebelum dilakukannya pengetesan nilai korelasi, maksudnya adalah agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya ditarik (Hadi, 2001). Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah variabel penelitian ini terdistribusi secara 4

normal atau tidak. Kaidah yang digunakan yaitu jika p > 0,05 maka sebaran data normal, sedangkan jika p 0,05 maka sebaran data tidak normal. Uji normalitas dengan menggunakan teknik Kolmogorof- Smirnov Test dari program SPSS 20.0 for Windows menunjukkan nilai p > 0,05, dapat dilihat dari nilai p alat ukur motivasi berprestasi (0,385) dengan KS-Z 0,906 dan efikasi diri mendapatkan nilai p (0,740) dengan KS-Z 0,682. Hasil uji normalitas ini menunjukkan bahwa efikasi diri dan motivasi berprestasi memiliki sebaran normal. Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel efikasi diri dengan motivasi berprestasi memiliki hubungan yang linear. Hubungan antara kedua variabel dikatakan linear apabila p 0,05 begitu pula sebaliknya, hubungan antara kedua variabel dikatakan tidak linier apabila p > 0,05. Hasil uji linearitas dengan menggunakan program Statistical Product Service Solution (SPSS) for Windows versi 20.0 menunjukkan F = 12,863 dan p = 0,000. Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel efikasi diri dengan motivasi berprestasi linier karena p 0,05. Untuk mengetahui adanya hubungan antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi maka digunakan uji korelasi dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana (simple regression) dengan menggunakan program komputer Statistical Product Service Solution (SPSS) for Windows versi 20.0. Hasil analisis data menunjukkan korelasi antara variabel efikasi diri dan motivasi berprestasi yaitu r = 0,305 dan p = 0,000 dimana p 0,01. Hal ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi pada siswa MAN Pangkalan Balai Banyuasin III, sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Analisis koefisien determinasi pada korelasi antara efikasi diri dan motivasi berprestasi menunjukkan angka sebesar 0,093 yang berarti efikasi diri memberikan sumbangan sebesar 9,3% terhadap motivasi berprestasi Adapun mengenai hubungan variabel berdasarkan aitem pada skala motivasi berprestasi yaitu siswa yang selalu menunda untuk menyelesaikan tugas sekolah, membiarkan tugas menumpuk, diam saja ketika ditanya oleh guru, kurang jelas dalam memahami materi yang diberikan, sulit mengeluarkan ide secara spontan, mengantuk ketika sedang belajar dan lebih percaya pekerjaan teman dari pada pekerjaan sendiri dan aitem tersebut di dukung oleh aitem pada skala efikasi diri yaitu siswa baru akan mengerjakan tugas sekolah saat besoknya akan dikumpul, pasrah dengan hasil tugas yang telah dikerjakan, ragu dalam mengambil keputusan, takut berhadapan dengan guru, gelisah takut dipanggil untuk mengerjakan tugas didepan dan meragukan hasil pekerjaan sendiri. Hal ini didukung oleh teori McClelland (Haryani & Tairas, 2014) yang menyatakan ada 2 faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi adalah: 1. Faktor Intrinsik (internal), kemungkinan untuk sukses, ketakutan akan kegagalan, 5

value (nilai), self efficacy (efikasi diri), usia. 2. Faktor Ekstrinsik (eksternal), lingkungan sekolah, keluarga, teman. Dari penjelasan diatas salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi adalah Self Efficacy (efikasi diri). Besarnya nilai sumbangan efikasi diri (variabel bebas) terhadap motivasi berprestasi (variabel terikat) dari hasil analisis pada tabel summary yang dilihat dari koefisien determinan (R square) adalah 9,3% yang berarti masih terdapat 90,7% faktor lain yang mempengaruhi motivasi berprestasi tetapi variabel itu tidak diteliti oleh peneliti. Faktorfaktor lain diantaranya seperti yaitu: faktor tingkah laku dan karakteristik yang ditiru anak oleh anak melalui observational learning, faktor harapan orangtua terhadap anak, faktor lingkungan dan faktor penekanan kemandirian, Asnawi (Diaz, 2007). Berdasarkan jumlah skor dari setiap aitem pada skala efikasi diri dan motivasi berprestasi, terdapat juga hubungan antar aspek yang dapat dilihat dari aspek efikasi diri dengan motivasi berprestasi. Dalam aspek efikasi diri yaitu dimensi generalisasi atau generality dengan indikator memiliki komitmen dimana siswa baru akan mengerjakan tugas sekolahnya saat besoknya akan dikumpul, aspek ini berhubungan dengan aspek motivasi berprestasi yaitu mempunyai tanggung jawab pribadi dengan indikator tanggung jawab dengan pekerjaannya, yang dimana siswa selalu menunda menyelesaikan tugasnya. Siswa yang memiliki komitmen tinggi akan bertanggung jawab dengan pekerjaan yang dimilikinya sebaliknya siswa dengan komitmen yang rendah cendurng mengabaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Nilai R 2 yang didapatkan relatif kecil yaitu 9,3%, hal ini disebabkan ketika peneliti melakukan penyebaran data pada siswa di MAN Pangkalan Balai Banyuasin III pihak sekolah sangat disibukan dengan kegiatan classmetting dan kegiatan masa orientasi siswa baru, sehingga ruangan kelas semua digunakan untuk kegiatan masa orientasi siswa. Dalam melakukan penelitian, peneliti juga kesulitan dalam mencari tempat untuk mengumpulkan semua siswa yang namanya menjadi sampel penelitian, sehingga penyebaran data dilakukan di dalam musholah sekolah, teras musholah sekolah dan diruangan sanggar pramuka dengan waktu 45 menit, Pengerjaan skala dengan waktu yang terbatas dan keadaan sekolah yang berisik membuat siswanya tidak nyaman. Kondisi yang tidak nyaman memungkinkan terjadinya kesalahan seperti saat siswa yang mengisi skala banyak yang tidak serius atau menyalin hasil jawaban dari temantemannya, langsung diisi tanpa membaca lagi dan ada juga siswa yang mengaku terganggu karena mendengar suara teriakan dari luar. Selain itu kemungkinan adanya social desirability atau kecenderungan untuk memilih jawaban yang benar yang mungkin ada pada instrumen penelitian yang mempengaruhi jawaban siswa. Bisa jadi siswa hanya menjawab yang cenderung dianggap baik, karena memberikan faking good (kesan postif) tentang dirinya dan tidak menginginkan orang lain tahu 6

mengenai masalah atau kekurangan yang ada didalam dirinya. Berdasarkan hasil dari pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini, peneliti membuat kategorisasi terhadap motivasi berprestasi pada siswa MAN Pangkalan Balai Banyuasin III. Menurut Heckhausen (Djaali, 2013) menjelaskan motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan. Sedangkan menurut Santrock (2003) menjelaskan individu yang memiliki keinginan untuk berprestasi yang sangat tinggi akan menghabiskan banyak waktunya dalam berusaha agar berhasil. Achivement motivation atau motivasi berprestasi adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu, untuk mencapai suatu standar kesuksessan, dan untuk melakukan usaha dengan tujuan mencapai kesuksessan. Atkinson (Djaali, 2013) menjelaskan jika seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi pada umumnya harapan akan suksesnya selalu merasakan rasa takut akan mengalami kegagalan. Ia selalu merasa optimis dalam mengerjakan setiap apa yang dihadapinya, sehingga setiap saat selalu termotivasi untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya seseorang dengan motivasi berprestasi rendah jika rasa takut akan mengalami kegagalan lebih dominan dibandingkan dengan harapan untuk sukses, maka orang akan termotivasi untuk menjauhi atau menghindari pencapaian tujuan tersebut. Adapun bentuk perilaku siswa yang memiliki tingkat motivasi berprestasi yang rendah yaitu dapat terlihat dari siswa yang kurang tertarik pada mata pelajaran dan mendengarkan penjelasan yang diberikan guru di kelas, ketika sedang belajar dan tidak mengerti siswa lebih memilih untuk diam dan malas mencari tahu pelajaran yang belum dimengerti serta tidak aktif dalam mengikuti proses belajarmengajar. Selain itu siswa juga cenderung mengabaikan perintah dari guru jika diberikan tugas mereka lebih memilih untuk berdiskusi terlebih dahulu dari pada langsung mengerjakan tugas yang diberikan, tak jarang juga siswa sering merasa kesulitan dalam menetapkan tujuan dan menganggap diri mereka tidak sepandai teman-teman dikelas, sehingga siswa sering tidak bertanggung jawab yang penuh terhadap tugas mereka sebagai seorang siswa untuk mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru. Terdapat juga bentuk tingkat motivasi berprestasi siswa yang tinggi seperti siswa yang belajar dengan tekun dengan harapan untuk lebih meningkatkan prestasi yang didapatkan selain itu mereka juga mampu dalam memperhitungkan resiko yang akan diterimanya jika tidak memtaaati peraturan sekolah, seperti tidak telat datang kesekolah agar tidak mendapatkan point dari sekolah, selalu mengikuti pelajaran yang ada dikelas walaupun tidak mengerti dan rapih dalam berpakaian serta selalu membuang sampah pada tempatnya. Ada juga siswa yang 7

selalu belajar di rumah walaupun tidak ada ujian, dan terdapat juga siswa yang menemui gurunya dikantor untuk masuk kedalam kelas dan memberikan materi pelajaran. Selain itu terdapat penelitian pendukung yang dilakukan oleh Prabadewi & Widiasavitri (2014) yang berjudul hubungan konsep diri akademik dengan motivasi berprestasi pada remaja awal yang tinggal di panti asuhan di denpasar, hasil penelitan menunjukan jika ada hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri akademik dengan motivasi berprestasi pada remaja awal yang tinggal di panti asuhan di denpasar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin positif konsep diri akademik yang dimiliki oleh remaja awal panti asuhan maka semakin tinggi keinginan motivasi mereka untuk berprestasi, sebaliknya semakin negatif konsep diri akademik yang dimiliki oleh remaja awal panti asuhan, maka semakin rendah pula keinginan motivasi mereka untuk berprestasi. Bandura & Locke (2003) menjelaskan efikasi diri mengacu pada keyakinan akan kemampuan individu untuk menggerakkan motivasi, kemampuan kognitif, dan tindakan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan situasi dalam berprestasi. Alwisol (2009) menjelaskan efikasi diri adalah penilaian diri apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan apa yang sudah dipersyaratkan. Keyakinan terhadap kemampuan yang ada didalam diri individu meliputi keyakinan diri, kemampuan dalam menyesuaikan diri dan kemampuan kognitif dalam bertindak saat berada disituasi yang penuh dengan tekanan. Sedangkan menurut (Gufron & Risnawita, 2010) efikasi diri merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri atau self knowledge yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk menentukan suatu tujuan dan berbagai kejadian yang akan dihadapi. Schunk & pajares (Santrock, 2014) menjelaskan Siswa dengan efikasi diri rendah akan menghindari banyak tugas-tugas dalam belajar, terutama yang menantang, sedangkan siswa dengan efikasi diri tinggi lebih mungkin untuk bertahan dengan usaha pada tugas belajar dari pada siswa dengan efikasi diri rendah Siswa yang memiliki efikasi diri yang rendah dapat terlihat dari bentuk perilaku siswa yang selalu terlihat tidak fokus dan sering mengantuk dan tertidur dalam mengikuti pelajaran didalam kelas, tidak aktif untuk bertanya jika tidak mengerti, takut berhadapan dengan guru, sering merasa cemas seperti gelisah karena takut dipanggil untuk mengerjakan tugas didepan, ragu dengan kemampuan yang dimiliki, selalu merasa terbebani jika dihadapkan dengan berbagai macam pekerjaan untuk diselesaikan, mereka juga beranggapan jika belajar setiap hari belum tentu mendapatkan nilai yang bagus, sehingga membuat mereka lebih memilih untuk mengabaikannya dengan alasan tidak mempunyai banyak waktu untuk mengerjakannya. 8

Adapun bentuk perilaku siswa dengan efikasi diri yang tinggi seperti siswa yang selalu menuruti peraturan sekolah agar tidak mendapatkan hukuman dan, siswa rajin dan semangat untuk masuk sekolah dengan harapan agar dapat naik kelas dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik. adapun bentuk perilaku lain seperti sebagian siswa yang mempunyai target dalam belajar dan siswa yang selalu merasa dirinya mampu dalam mengatasi setiap masalah yang ada tanpa melibatkan orang lain. Hal ini sesuai dengan aspek dari Bandura (Gufron & Risnawita, 2010) yaitu aspek dimensi tingkat (level) dimensi ini berkaitan dengan derajat kesulitan tugas ketika individu merasa mampu untuk melakukannya. Apabila individu dihadapkan pada tugas-tugas yang disusun menurut tingkat kesulitannya, maka efikasi diri individu mungkin akan terbatas pada tugas-tugas yang mudah, sedang, atau bahkan meliputi tugas-tugas yang paling sulit, sesuai dengan batas kemampuan yang dirasakan untuk memenuhi tuntunan perilaku yang dibutuhkan pada masing-masing tingkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa MAN Pangkalan Balai Banyasin III. Memiliki efikasi diri yang rendah seperti yang di peroleh dari hasil data yang menunjukkan dari 127 siswa terdapat 66 atau 51,97% siswa yang memiliki efikasi diri yang rendah. Penelitian ini menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat motivasi berprestasi yang rendah, hal ini dapat dilihat dari rata-rata tingkat motivasi berprestasi subjek yang berada dalam kategori rendah sesuai dengan prediksi semula jika efikasi diri merupakan prediktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi terbukti benar. Secara keseluruhan jika dilihat berdasarkan tabel kategorisasi dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa efikasi diri pada siswa MAN Pangkalan Balai Banyuasin III adalah rendah dengan tingkat motivasi berprestasi yang rendah pula. Hal ini sesuai dengan fenomena awal yang ditemukan oleh peneliti dimana rendahnya motivasi berprestasi pada siswa MAN Pangkalan Balai Banyuasin III disebabkan oleh rendahnya efikasi diri. Terdapat juga penelitian yang pernah dilakukan oleh Widhyastuti, Lestari & Herani (2013) dengan judul hubungan antara self efficacy dengan kecerdasan interpersonal pada mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi negeri x malang, dengan hasil peneltian yang menunjukan jika ada korelasi positif antara efikasi diri dan kecerdasan interpersonal pada mahasiswa tingkat akhir, yang dimana semakin tinggi self-efficacy siswa berarti bahwa kecerdasan interpersonal mereka juga lebih tinggi, sebaliknya ketika self-efficacy rendah maka kecerdasan interpersonal siswa adalah juga rendah. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis data dan pembahasan, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi pada siswa MAN Pangkalan Balai Banyasin III. Sumbangan yang 9

diberikan variabel efikasi diri dengan motivasi berprestasi 9,3%. Adapun dari hasil penelitian di atas terdapat beberapa saran yang dikemukakan peneliti. Beberapa saran tersebut antara lain : 1. Bagi Sekolah Dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengevaluasi tata cara belajar-mengajar siswa di sekolah agar dapat lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam memotivasi siswanya untuk lebih berprestasi lagi dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan bagi guru atau tenaga pendidik, terutama dengan penerapan cara mengajar yang lebih menyenangkan (joyfull learning). 2. Bagi Siswa Disarankan kepada siswa untuk lebih mengembangkan efikasi diri yang lebih tinggi dengan cara meningkatkan kemampuan kompetensi yang dimiliki seperti mengikuti kursus atau pelajaran tambahan diluar sekolah dan lebih memiliki keyakinan terhadap diri sendiri dalam melakukan dan menyelesaikan sesuatu pekerjaan, diharapkan dengan memiliki efikasi diri yang tinggi maka akan dapat meningkatkan motivasi berprestasi sehingga bisa meraih apa yang diinginkan dimasa yang akan datang. 3. Bagi Guru Penilitian ini diharapkan dapat membantu dalam memberikan informasi kepada guru bahwa begitu pentingnya dalam memberikan motivasi kepada siswa dan siswinya guna untuk mengembangkan keyakinan dan kepercayaan diri siswa. 4. Bagi Peneliti selanjutnya Peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai motivasi berprestasi hendaknya untuk lebih meningkatkan lagi generalisasi dengan cara memperluas populasi seperti melibatkan seluruh siswa dalam setiap tingkatan kelas, merencanakan waktu penelitian dengan lebih baik lagi, serta disarankan juga untuk membuat alat ukur yang lebih baik dengan menggunakan kalimat yang mudah dimengerti oleh subjek dan menghindari penulisan aitem yang akan memicu timbulnya good faking atau pemberian kesan positif pada diri subjek. Dan untuk meneruskan penelitian ini peneliti menganjurkan untuk mengkaji lebih lanjut mengenai variabel-variabel lain yang lebih mempengaruhi motivasi berprestasi untuk dapat memberikan sumbangan yang lebih besar. 10

Daftar Pustaka Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM press. Bandura, A. Locke, E.A. (2003). Negative Self-Efficacy and Goal Effects Revisited. Journal of Applied Psychology. Vol. 88. No. 1, 87-99. Baharuddin. 2009. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Diaz, R. (2007). Hubungan Antara Burnout dengan Motivasi Berprestasi Akademis Pada Mahasiswa Yang Bekerja. (skripsi, tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, Depok. Djaali. (2013). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Bumi Askara. Ghufron, M.N. Risnawita, S.R. (2010). Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media. Hadi, S. 2001. Statistik. Penerbit ANDI : Yogyakarta Haryani, R. Tairas, M.M.W. (2014). Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa Berprestasi dari Keluarga Tidak Mampu Secara Ekonomi. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. Vol 03. No 01, 30-36. Islamuddin, H. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Myers, D.G. (2012). Psikologi Sosial. Jakarta Selatan: Salemba Humanika. Santrock, J.W. (2003). Perkembangan Remaja Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.. (2014). Psikologi Pendidikan Educational Psychologi Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Humanika. 11