I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. open dumping atau penimbunan terbuka, incenerator atau di bakar, sanitary landfill

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

Modul B-3 Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan

Elsa Martini Jurusan PWK Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk Jakarta

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

EVALUASI METODE PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK UMUR LAYAN DI TPA PUTRI CEMPO

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia menuntut Pemerintah Daerah untuk

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

IV.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dan meningkatnya kegiatan pembangunan (Thrihadiningrum, 2010).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

TPST Piyungan Bantul Pendahuluan

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 2006

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

POLEMIK PENGELOLAAN SAMPAH, KESENJANGAN ANTARA PENGATURAN DAN IMPLEMENTASI Oleh: Zaqiu Rahman *

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pengelolaan persampahan menjadi sangat serius di perkotaan akibat kompleksnya permasalahan yang dihadapi dan kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga pengelolaan persampahan sering diprioritaskan penanganannya di daerah perkotaan. Penanganan sampah khususnya kota kota di Indonesia, merupakan permasalahan perkotaan yang sampai saat ini menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah. Pertambahan penduduk dan peningkatan aktivitas, mengakibatkan meningkatnya jumlah sampah disertai permasalahanya. Kedepan, diharapkan harus menjadi lebih baik dan pelayananya dapat ditingkatkan. Namun kondisi yang terjadi di Kota Mataram belum optimal, terlebih pada kegiatan pengumpulan dan pengangkutan sampah. Hal ini terlihat dari volume sampah di Kota Mataram dengan jumlah penduduk yang dewasa ini telah melebihi 400 ribu jiwa pada tahun 2013 cukup tinggi yakni mencapai 1.306 meter kubik setiap harinya. Dari jumlah tersebut yang dapat diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) hanya 832 meter kubik (63,71%), sementara sisanya dibuang oleh masyarakat atau dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditimbun (Dinas Kebersihan Kota Mataram, 2013). Sisa sampah yang tidak terangkut ke TPA sebanyak ± 474 m³ per-hari (36,29% dari total produksi sampah ± 1.306 m³ per-hari) dimana sisa ini sebagian kecil saja yang dimanfaatkan oleh warga kota melalui kegiatan : Pemanfaatan (Reduce), kegiatan mengurangi timbulan sampah sejak dari sumbernya, Penggunaan kembali (Reuse), kegiatan penggunaan kembali sampah yang layak pakai agar tidak menjadi sampah, pendauran ulang (Recycle) kegiatan mengelola sampah untuk dijadikan produksi baru (PU dan Perumahan Rakyat, Provinsi NTB, 2014). Adapun lokasi yang mengelola sampah terpadu dengan metode pemanfaatan (Reduce), penggunaan kembali (Reuse), dan pendauran ulang (Recycle) terdapat di 3 (tiga) kelurahan yaitu Kelurahan Mandalika Kecamatan 1

Sandubaya dengan luas bangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) 3R : 420 m 2, Kelurahan Karang Baru Kecamatan Selaparang dengan luas bangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) 3R : 60 m 2, Kelurahan Pejarakan Karya Kecamatan Ampenan dengan luas bangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) 3R : 60 m 2 (PU dan Perumahan Rakyat, Provinsi NTB, 2014). Pengumpulan sampah pada ruas-ruas jalan utama dilakukan dengan teknik penyapuan. Penyapuan dilakukan setiap hari oleh petugas Dinas Kebersihan yang dibagi dalam 2 (dua) shift, setiap orang petugas menyapu 500 meter panjang jalan, pagi mulai jam 05.30-07-30, sore mulai jam 16.00-18.00 (Dinas Kebersihan Kota Mataram, 2013). Pengangkutan sampah dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Pengangkutan secara langsung adalah pengangkutan dari sumber sampah langsung ke TPA, sedangkan secara tidak langsung adalah sampah yang berasal dari sumber sampah diangkut ke Tempat Penampungan Sampah (TPS) terlebih dahulu, baru selanjutnya diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Gapuk (Dinas Kebersihan Kota Mataram, 2013) Pengangkutan sampah sepenuhnya dilakukan oleh Dinas Kebersihan dengan ritasi, dump truck = 1 kali, truck = 4 kali setiap hari. Untuk tertibnya pengangkutan sampah telah diterbitkan Keputusan Walikota Mataram Nomor 518/VIII/2011 tentang Jam dan Jalur Pengangkutan Sampah di Kota Mataram. Semua sampah diangkut ke Tempat Pemrosen Akhir (TPA) Gapuk kecuali sebagian kecil yang dimanfaatkan. Pemrosesan dilakukan dengan sistem sanitary land fill. TPA Gapuk Desa Suka Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat yang terletak ±29 km dari Kota Mataram merupakan TPA bersama antara Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat, luas lahan yag ada saat ini ± 8,6 ha terbagi untuk lahan landfill sampah seluas ± 5,4 Ha, sisa ± 3,2 Ha dipergunakan untuk pos jaga, kantor, jembatan timbang, garasi alat berat, bangunan genset, tempat cuci truck, jalan, pengomposan, kolam lindi dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) (Dinas Kebersihan Kota Mataram, 2013). Sampah yang dibuang oleh dump truck diratakan dan dipadatkan menggunakan alat bulldozzer dengan ketebalan ± 1,25 meter, kemudian ditimbun dengan tanah dengan 2

ketebalan 15 cm. sampai saat ini ketinggian urugan dari tanah dasar sudah mencapi 15 meter dan pada akhir penimbunan akan mencapai ± 25 meter. Di sisi lain, besarnya kewenangan dan tanggung jawab pengelola dituntut untuk terus bekerja dan memberikan hasil yang lebih baik. Untuk itu, keberadaan personil perlu diperhatikan dalam meningkatkan kinerja pengelola. Namun pada kenyataanya, tidak ada personil berlatar belakang pendidikan yang berhubungan dengan bidang kerja. Kondisi tersebut diperparah dengan kurangnya kegiatankegiatan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan fungsi manajemen menjadi tidak optimal. Berdasarkan informasi dan data di atas menunjukkan bahwa pengelolaan persampahan di Kota Mataram oleh Dinas Kebersihan baik dari sisi teknis (operasional pengumpulan, pemindahan, dan pengangkutan serta pembuangan akhir), pembiayaan (biaya operasional, dan pemeliharaan, potensi penerimaan dan retribusi, jumlah personil serta sarana dan prasarana), dan kelembagaan (aspek kinerja kelembagaan dalam mengembangkan kapasitas dan potensi kelembagaan) masih perlu mendapat perhatian untuk mencapai pengelolaan sampah yang lebih efektif. Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan kajian tentang pengelolaan persampahan dalam penelitian yang berjudul Evaluasi Pengelolaan Persampahan di Kota Mataram. 1.2 Permasalahan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana aspek teknis pengelolaan persampahan; cara pengumpulan sampah (jumlah timbulan dan komposisi sampah, pola pengumpulan sampah, cara pengumpulan sampah), cara pengangkutan sampah (pola pengangkutan, waktu pengangkutan, jumlah armada, rute pengangkutan, volume sampah terangkut ke TPA, dan tempat pemrosesan akhir) di Kota Mataram 3

2. Bagaimana aspek pembiayaan Pengelolaan Persampahan (program dan anggaran, biaya operasional dan pemeliharaan dan retribusi) di Kota Mataram 3. Bagaimana aspek kelembagaan Pengelolaan Persampahan (struktur organisasi, uraian tugas, sumber daya manusia (SDM) pelayanan, sarana dan prasarana) di Kota Mataram. 1.3 Keaslian Penelitian Penelitian ini diarahkan untuk dapat menjawab tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan penelitian maka diperlukan suatu rujukan dari penelitian-penelitian sebelumnya sebagai referensi dalam menganalisis hasil penelitian. Lokasi penelitian yang dilakukan pada kelima penelitian sebelumnya berbeda dengan penelitian ini. Dari hasil penelusuran literatur yang ada terdapat beberapa penelitian mengenai pengelolaan persampahan yang pernah dilakukan, diantaranya dapat dilihat pada Tabel 1. Perbedaan mendasar keaslian penelitian pada Tabel 1 adalah peneliti Teguh Kristiyanto Tahun 2007 jenis penelitian menggunakan deskriftif kualitatif, variable penelitian menekankan pada aspek operasional, aspek kelembagaan dan aspek keuangan, populasinya adalah masyarakat di wilayah desa/kelurahan, lokasi penelitian di Kota Kebumen; peneliti Zulfikar dan Mochammad Chaerul Tahun 2010 jenis penelitiannya deskriptif analitik, variable penelitian menekankan pada aspek hukum, aspek kelembagaan, aspek peran serta masyarakat, aspek pembiayaan dan aspek teknis operasional, populasi dan lokasi penelitian adalah penduduk 65.604 jiwa dan Kecamatan Sukasari Kota Bandung; peneliti M. Fauzi Harahap Tahun 2011 jenis penelitian menggunakan deskriftif, variable penelitian dengan aspek timbulan sampah, populasi dan lokasi penelitian semua fakultas se-universitas Sumatera Utara dan lokasi di Universitas Sumatera Utara; peneliti Riswan, Henna Rya Sunoko, Agus Hadiyarto Tahun 2011 jenis penelitian menggunakan analitik observasional, variable penelitian menekankan pada aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek hukum dan aspek peran serta masyarakat, lokasi penelitiannya berada di Kecamatan Daha Selatan; sedangkan 4

peneliti Soni Sopian Sonjaya dan Tri Padmi Tahun 2012 jenis penelitian menggunakan deskriftif kualitatif, variable penelitian menekankan pada aspek peraturan, aspek kelembagaan, aspek manajemen, aspek pembiayaan dan aspek peran serta masyarakat, lokasi penelitian di Kawasan pendidikan Telkom. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Penelitian tentang pengelolaan persampahan Peneliti Tahun Judul dan Lokasi Tujuan Metode Hasil 2007 PENGELOLAAN Mencari bentuk Analisis PERSAMPAHAN pengelolaan deskriptif BERKELANJUTAN persampahan kuantitatif dan BERDASARKAN berkelanjutan deskriptif PERAN SERTA berdasarkan peran kualitatif. Teguh Kristiyanto (Tesis) Zulfikar dan Mochammad Chaerul (penelitian) M. Fauzi Harahap (Skripsi) Riswan, Henna Rya Sunoko, Agus Hadiyarto(Jur nal) MASYARAKAT KOTA KEBUMEN 2010 EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SUKASARI 2011 EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DI 2011 PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KECAMATAN DAHA SELATAN serta masyarakat Untuk dapat memberikan masukan mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki dalam agar terlaknsana yang berwawasan lingkungan Untuk meningkatkan pelayanan dalam bidang kebersihan Untuk mengkaji rumah tangga dan faktor-faktor yang berkorelasi, serta merencanakan rumah tangga yang berbasis masyarakat Pengumpulan data sekunder, pengambilan data primer, dan pengolahan data. Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah yang digunakan dalam tugas akhir ini mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-3964-1994 Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional Bentuk yang tepat adalah Pengelolaan Persampahan Berkelanjutan Berbasis Masyarakat Hasil sampling menunjukkan bahwa walaupun tingkat timbulan sampah Kecamatan Sukasari masih terbilang kecil namun masih sangat berpotensi untuk dilakukan minimasi Dibutuhkan perbaikan sarana dan prasarana persampahan yang menyeluruh, kerjasama antara berbagai pihak baik Pemko Medan, Biro Rektor, Fakultas dan penduduk kampus demi terciptanya USU sebagai kampus yang bersih, indah, dan sehat. Tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, perilaku kebersihan lingkungan, pengetahuan tentang terhadap perda persampahan, serta kesediaan membayar retribusi sampah berkorelasi positif dengan cara rumah tangga. 5

Tabel 1 Lanjutan: Penelitian tentang pengelolaan persampahan Peneliti Soni Sopian Sonjaya1 dan Tri Padmi2 (penelitian) Ria Fapriyanie (Proposal Tesis) Tah u n 2012 EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KAWASAN PENDIDIKAN TELKOM Judul dan Lokasi Tujuan Metode Hasil 2014 EVALUASI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MATARAM Area kampus memiliki lahan yang luas dan populasi yang tinggi sehingga perlu dipikirkan bagaimana agar sistem pengelolaan sampah dapat berjalan dengan optimal. 1. Mengevaluasi teknik pengumpulan dan pengangkutan sampah yang ada pada saat ini, berkaitan dengan pola pengumpulan, waktu pengumpulan dan pengangkutan, rute pengangkutan, jumlah armada yang dipakai dan volume timbulan sampah yang terangkut ke TPA 2. Untuk mengetahui sejauh mana kapasitas pengelola persampahan dalam rangka pengembangan pada daerah yang belum terlayani 3. Untuk menghitung biaya operasional dan pemeliharan dalam rangka peningkatan pelayanan sampah di kota Mataram Pengumpulan data, analisis dan evaluasi data Penelitian lapangan dengan berpedoman kepada kajian pusaka data-data penunjang yang ada dan Pengembangan dalam hal teknis operasional perlu dilakukan. 6

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mengevaluasi cara pengumpulan sampah (jumlah timbulan dan komposisi sampah, pola pengumpulan sampah, cara pengumpulan sampah); 2. Mengevaluasi cara pengangkutan sampah (pola pengangkutan, waktu pengangkutan, jumlah armada, rute pengangkutan, volume sampah terangkut ke TPA, dan tempat pemrosesan akhir); 3. Mengevaluasi aspek pembiayaan (program dan anggaran pengelolaan sampah, biaya operasional dan pemeliharaan dan retribusi); 4. Mengevaluasi aspek kelembagaan (struktur organisasi, uraian tugas, sumber daya manusia (SDM) pelayanan, sarana dan prasarana). 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah dan pengelola persampahan tentang gambaran dan kondisi teknis operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah; 2. Sebagai bahan informasi bagi pengelola persampahan tentang pengembangan wilayah pelayanan pada daerah yang belum terlayani; 3. Memberikan gambaran tentang besarnya biaya operasional dan pemeliharaan dalam rangka peningkatan pelayanan sampah di Kota Mataram; 1.6 Batasan Operasional Untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan seperti pada batasan operasional berikut ini: 1. Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan telah tercapai (Purwanto 2002). Evaluasi dibatasi hanya dasarkan pada tolok ukur Standar Nasional Indonesia bidang persampahan. 7

2. Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya (UU Nomor 18 Tahun 2008). Pengelolaan sampah meliputi proses pengurangan, timbulan, pengangkutan, dan pemrosesan akhir sampah. 3. Aspek Teknis Operasional adalah aspek yang menerapkan sistem penanganan sampah dengan menerapkan pemilahan sampah, menerapkan teknik 3R dari sumber ke TPS, (SNI 3242-2008). Aspek teknis yang diteliti dibatasi pada jumlah timbulan dan komposisi sampah, pola pengumpulan sampah, cara pengumpulan sampah, pola pengangkutan, waktu pengangkutan, jumlah armada, rute pengangkutan, volume sampah terangkut ke TPA, dan tempat pemrosesan akhir. 4. Aspek Pembiayanan adalah aspek yang meliputi peningkatan kapasittas pembiayaan untuk menjamin pelayanan dengan pemulihan biaya secara bertahap supaya system dan institusi memiliki kapasitas cukup untuk memastikan keberlanjutan dan kualitas lingkungan untuk masyarakat, (SNI 3242-2008). Aspek pembiayaan dibatasi pada program dan anggaran, biaya operasional dan pemeliharaan. 5. Aspek Kelembagaan adalah aspek yang meliputi kinerja institusi pengelola sampah, fungsi regulator dan operator, (SNI 3242-2008). Aspek dibatasi pada struktur organisasi, uraian tugas, sumber daya manusia (SDM) pelayanan, sarana dan prasarana dan retribusi. 8