Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Sub Terminal Agribisnis (STA), Pasar Pertanian, Desa Sukakerta

DAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

PEMANFAATAN SUNGAI CI KARO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DI DESA KAWUNGSARI KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG PEMEKARAN WILAYAH PEKON TAMBAHREJO BARAT (JURNAL) Oleh. Jepri Rison Wardana

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFIS YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN DESA CIKUPA KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

POTENSI SUNGAI CI WULAN SEBAGAI TEMPAT WISATA OLAH RAGA ARUNG JERAM STARTING POINT ASTA KELURAHAN CIBEUTI KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

by : Muhammad Alfi* Helfia Edial** Afrital Rezki**

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

illryw Elvi Zuriyani,lV.Si s':

ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG DETEKSI DINI TB PARU

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

Dr. Siti Fadjarajani Dra., M.T.¹ Ritahul Hasanah²

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

The Potential of Region Air Pacah in Supporting Development in Government Center and Office Building Padang city By :

KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2017 (JURNAL) Oleh HERLI ANDIKA PUTRA

TIPOLOGI DESA BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL JHALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

STUDI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA GEMPA TAHUN 2010 DI DESA SAUMANGANYA KECAMATAN PAGAI UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

POTENSI SUNGAI SANTIRAH SEBAGAI OBJEK WISATA ALAM DAN BODY RAFTING DI DESA SELASARI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI PADI SAWAH DI NAGARI GARAGAHAN KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015

Oleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Nuridawati1 Siti Fadjarajani2

MENURUNNYA JUMLAH SISWA SD NEGERI 1 DESA RUKTI SEDIYO KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

PENGEMBANGAN POTENSI LAHAN KERING DI DESA SADAPAINGAN KECAMATAN PANAWANGAN KABUPTEN CIAMIS

TINJAUAN KESIAPAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM IPA DI SMP NEGERI SE- KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL ILMIAH

SKRIPSI. Diajukan untuk melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Disusun oleh : ISNAENI RIZQI SYAHLITA

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAMBANGLIPURO KABUPATEN BANTUL TAHUN 2017

Analisis Spasial Penyediaan Fasilitas Pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Boyolali

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN Publikasi Ilmiah. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

STUDI TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MASYARAKAT TANI DI JORONG KAYU MERANTING KECAMATAN LINTAU BUO UTARA

BAB I PENDAHULUAN. permasalaahan besar dalam perkembangan perkotaan. Salah satunya yaitu

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Reformasi yang dimulai pada awal tahun 1998 di Indonesia adalah salah

Pasca Berdirinya PT. Semen Indonesia, Tbk. Kajian Ketenagakerjaan di Kecamatan Kerek dan Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH SE SURAKARTA

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi. Oleh: NURUL HIDAYANI E

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : TINGKAT PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA TENTANG ANDROPAUSE DI DESA SAMBI BOYOLALI

Edu Geography

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT KUNJUNGAN SISWA SMP N 1 BATANG ANAI

KARYA TULIS ILMIAH PERAN KELUARGA DALAM PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA. Di Desa Banjarejo RW 02 Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan

KINERJA PENDAMPING DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN JIPUT KABUPATEN PANDEGLANG

KAJIAN KETERSEDIAAN DAN POLA DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEDERAJAT DI KABUPATEN KARANGANYAR

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA

POTENSI OBJEK WISATA SITUS GUNUNG PADANG DI DESA KARYAMUKTI KECAMATAN CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

I. PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom

I. PENDAHULUAN. Asas otonomi daerah merupakan hal yang hidup sesuai dengan kebutuhan dan

INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI)

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

SKRIPSI DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA KUALA NAMU TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA OLEH : PAHARUDDIN SIREGAR

CONDITION OF PROSPERITY OF FARMER OF PADDY RICE FIELD [IN] KENAGARIAN BARUNG-BARUNG BELANTAI DISTRICT OF KOTO XI TARUSAN

EKSISTENSI INDUSTRI KERAJINAN RUMAH TANGGA ANYAMAN TIKAR PANDAN DI KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN DITINJAU DARI TEORI ORIENTASI LOKASI

KAJIAN JANGKAUAN PELAYANAN DAN KEBUTUHAN FASILITAS PENDIDIKAN DI KECAMATAN SINGKIL KABUPATEN ACEH SINGKIL

Partisipasi Perajin Batik Dalam Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Di Kawasan Kampung Batik Laweyan Surakarta

DAMPAK PEMEKARAN TERHADAP PEMBANGUNAN PERTANIAN KOTA CIMAHI Oleh Rosda Malia SP M.Si *

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KECAMATAN

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA DI DESA MOJO KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

TUGAS DAN WEWENANG KEPALA DESA DALAM PENDIDIKAN FORMAL DI DESA ULAK KEMBAHANG 2 KECAMATAN PEMULUTAN BARAT KABUPATEN OGAN ILIR

HUBUNGAN LOKASI USAHA DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TOKO QINI MART CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA Oleh, Fentri ; 1 Arnasik; 2

By: Efni *Yeni Erita**Nefilinda*** Geography Education Students STKIP PGRI West Sumatra * Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra **

Transkripsi:

PERKEMBANGAN DESA CISARUA PASCA PEMEKARAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA BAGI MASYARAKAT DI DESA CISARUA KECAMATAN LANGKAPLANCAR KABUPATEN PANGANDARAN Wiwin Sumarni 1 (wiwinsumarni87@yahoo.com) Siti Fadjarajani 2 (stfadjarajani2000@yahoo.com) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini berlatar belakang dari kurang maksimalnya pembangunan sarana dan prasarana di Desa Cisarua pasca pemekaran. Bedasarkan hal tersebut yang menjadi pokok permasalahan, yaitu: (1) bagaimanakah perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran, serta (2) bagaimanakah penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran pasca pemekaran. Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini, yaitu: (1) perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran belum sesuai dengan tujuan pengembangan dan pembangunan wilayahnya yaitu memaksimalkan pemerataan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana dalam berbagai bidang, (2) penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran pasca pemekaran masih belum memadai, dengan dapat dilihat dari kurang tersedianya: sarana dan prasarana pemerintah, sarana dan prasarana pendidikan, sarana dan prasarana kesehatan, sarana dan prasarana perekonomian, sarana dan prasarana perhubungan atau transportasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, wawancara, kuesioner, studi dokumentasi, studi kepustakaan. Instrument yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara, serta kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penduduk yang bertempat tinggal di Desa Cisarua sebanyak 903 KK. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan 2 jenis yaitu: untuk sampel kepala keluarga berdasarkan jenis mata pencaharian menggunakan stratified random sampling dengan persentase 5% sehingga berjumlah 44 KK, dan menggunakan purposive sampling yang ditujukan kepada kepala Desa Cisarua. Teknik pengolahan data pada penelitian ini menggunakan analisis persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran belum sesuai dengan tujuan pengembangan dan pembangunan wilayahnya yaitu memaksimalkan pemerataan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana dalam berbagai bidang, (2) Penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran pasca pemekaran masih belum memadai, dengan dapat dilihat dari kurang tersedianya: sarana dan prasarana pemerintah, sarana dan prasarana pendidikan, sarana dan prasarana kesehatan, sarana dan prasarana perekonomian, sarana dan prasarana perhubungan atau transportasi. Kata Kunci : Perkembangan Desa, Sarana Prasarana dan Desa Cisarua 1

ABSTRACT WIWIN SUMARNI, 2015, Perkembangan Desa Cisarua Pasca Pemekaran Dalam Kaitannya Dengan Penyediaan Sarana dan Prasarana Bagi Masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. Geography Education Department. Faculty of Educational Sciences and Teachers Training. Siliwangi University. Tasikmalaya. This research background of less than maximum development of infrastructure fom Cisarua Village after expansion. based on the things above that being the issues, i.e.: (1) how the development of Cisarua Village after expansion in relation to the provision of facilities and infrastructure for the citizen in the Cisarua village Langkaplancar sub-district of Pangandaran Regency, also (2) how the provision of facilities and infrastructure for the citizen in the Cisarua village Langkapancar sub-district of Pangandaran Regency after expansion, i.e.: (1) the development of Cisarua village after expansion in relation to the provision of facilities and infrastructure for the citizen in the Cisarua village Langkaplancar sub-district of Pangandaran Regency is not appropriate with the development purposes and development region that is maximize the distribution of development and provision of facilities and infrastructure in various fields. ( 2 ) the provision of facilities and infrastructure for the citizen in the Cisarua village Langkaplancar sub-district after expansion is still not adequate, as can be seen from the lack of availability: government infrastructure, educational facilities, health facilities, infrastructure and economic infrastructure, facilities and transportation infrastructure or transport. The method used in this research is descriptive method. Technique collecting the data used in this research are observation, interviews, questionnaires, documentation studies, literature study. The instrument used in this research are the observation, interviews, and questionnaires. The population of this research is the entire population residing in the Cisarua village are 903 families. Sampling technique of this study using two types, i.e.: for sample is the head of the family based on the type of livelihood using stratified random sampling with a percentage of 5 % that amounted to 44 families, and using purposive sampling, addressed to the head of Cisarua Village. Techniques processing the data of this research using percentage analysis. The results showed that : ( 1 ) The development of Cisarua Village after in relation to the provision of facilities and infrastructure for the citizen in the Cisarua Village Langkapancar District of Pangandaran regency is is not appropriate with the development purposes and development region that is maximize the distribution of development and provision of facilities and infrastructure in various fields, ( 2 the provision of facilities and infrastructure for the citizen in the Cisarua village Langkaplancar sub-district after expansion is still not adequate, as can be seen from the lack of availability: government infrastructure, educational facilities, health facilities, infrastructure and economic infrastructure, facilities and transportation infrastructure or transport. Keywords : Village Development, Infrastructure, Cisarua Village PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan merupakan perubahan menuju ke arah perbaikan. Pembangunan adalah proses dan usaha meningkatkan kehidupan politik ekonomi dan budaya, infrastruktur masyarakat dan sebagainya. Perubahan kearah perbaikan itu sendiri memerlukan pengerahan segala budi daya manusia sehingga dengan sendirinya pembangunan merupakan proses penalaran dalam rangka menciptakan kebudayaan dan peradaban manusia. Dan pada hakikatnya pembangunan ini harus mencerminkan 2

perubahan total suatu masyarakat menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik. (Rustiadi, 2009: 119) Pada dasarnya pemekaran wilayah merupakan salah satu bentuk otonomi daerah dan merupakan hal yang perlu di perhatikan karena dengan adanya pemekaran wilayah diharapkan dapat lebih memaksimalkan pemetaan pembangunan daerah dan pengembangan wilayah. Pemekaran wilayah merupakan kepentingan nasional dan bermanfaat untuk berbagai kalangan, baik masyarakat maupun pemerintah. Adanya pemekaran wilayah akan membuat daerah tersebut menjadi terbuka, jalur pengembangannya lebih luas, tersebar, dan produkif. Faktor yang mendesak kebutuhan pemekaran wilayah atau suatu daerah ialah tidak terkonsentrasinya pembangunan dari berbagai sektor kehidupan di wilayah yang disinyalir berkompeten. Alhasil kebutuhan pemekaran wilayah atau daerah tersebut mendorong pemenuhannya dengan cara pemisahan dari induk pemerintahan. Namun pemekaran wilayah bukan sekedar rencana yang dengan cepat terasa perubahan kemajuannya. Bisa saja pemekaran wilayah akan menimbulkan salah satu kemunduran pembangunan, karena pemekaran wilayah cenderung bersifat rentan, harus memulai dari titik awal segala kebutuhan suatu pembentukan pemerintah. (Ritonga, 2000: 42) Salah satu wilayah yang mengalami pemekaran adalah Desa Cisarua. Desa Cisarua ini merupakan salah satu desa dari 15 desa yang ada di Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Cimanggu. Pada tahun 2010 Desa Cimanggu dimekarkan menjadi dua Desa, yaitu Desa Cisarua dan Desa Cimanggu. Desa Cisarua diresmikan oleh Bupati Ciamis pada hari Rabu 19 Januari 2011. Desa Cisarua merupakan daerah yang memiliki alam perbukitan dengan hutan yang cukup hijau dan hamparan lahan pertanian yang cukup luas. Desa Cisarua mempunyai jumlah penduduk 2.857 jiwa yang tersebar kedalam tiga Dusun/ Kepunduhan dengan luas wilayah 1.018,6 Ha. Ada beberapa alasan mengapa Cisarua menjadi sebuah Desa antara lain : keadaan geografis, demografis, dan kehidupan masyarakat yang berkembang secara pesat. Sehingga memerlukan peningkatan pelayanan dan pengaturan dalam penyelenggaraan pemerintahan secara khusus, guna menjamin terpenuhinya tuntutan perkembangan dan kemajuan sesuai dengan aspirasi masyarakat di wilayah Desa Cisarua. Melihat kondisi pemekaran wilayah Desa Cisarua yang baru selama beberapa tahun terakhir dan melihat kondisi penyediaan sarana dan prasarana disana menjadikan dampak pemekaran wilayah Desa Cisarua penting untuk dikaji dan di teliti. Dimana untuk penyediaan sarana dan prasarana disana masih sangat minim seperti, kurangnya sarana dan 3

prasarana pemerintahan, pendidikan, kesehatan, perekonomian dan perhubungan/ transportasi. Pentingnya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Pemekaran Desa Cisarua terhadap penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat. Maka dari itu penelitian ini mengambil judul Perkembangan Desa Cisarua Pasca Pemekaran Dalam Kaitannya Dengan Penyediaan Sarana Dan Prasarana Bagi Masyarakat Di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah (1) Untuk mengetahui perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. (2) Untuk mengetahui penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran pasca pemekaran. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, karena metode ini tertuju pada pemecahan masalah yang sedang berlangsung pada saat ini. Metode deskriptif ini merupakan metode yang dipakai untuk mengkaji dan menganalisis berbagai data, gejala, dan peristiwa yang ada dan terjadi sekarang ini pada ruang permukaan bumi. (Ahman Sya: 2011: 49).Dengan menggunakan metode penelitian tersebut, penulis mencoba untuk mengetahui pemekaran Desa Cimanggu kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. Mengingat metode ini lebih menekankan pada masalah- masalah yang aktual pada masa sekarang, dan tidak terbatas pada pengumpulan dan penyususnan data, tetapi lebih jauh lagi dapat menganalisis dan menginterpretasikan arti ciri data tersebut. PEMBAHASAN Perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran belum sesuai dengan tujuan pengembangan dan pembangunan wilayahnya. Tujuan pokok pemekaran wilayah Desa Cisarua yaitu untuk memaksimalkan pemerataan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana dalam berbagai bidang. Karena sebelum Cisarua menjadi Desa, masyarakat harus menempuh jarak ±10 km untuk menuju ke puasat Desa Cimanggu. Dan pelayanan yang dilakukan 4

pemerintahpun dirasakan kurang maksimal. Perkembangan wilayah di Desa Cisarua banyak dipengaruhi oleh aktifitas masyarakat. Ketersediaan sarana dan parasarana merupakan fasilitas pendukung serta kebutuhan dasar dalam aktifitas atau kehidupan masyarakat. Ketersediaan prasarana jalan merupakan faktor yang dominan dari perkembangan suatu wilayah Desa. Masyarakat akan lebih mudah dalam melakukan mobilitas, karena jalan telah menghubungkan ke berbagai tempat yang ada di suatu wilayah Desa tersebut. Kondisi jalan yang baik menjadikan tingkat aksesibilitas dan mobilitas masyarakat menjadi tinggi, karena kemudahan serta tidak adanya kendala masyarakat dalam melakukan kegiatan. Namun lain halnya dengan Desa Cisarua, dimana kondisi jalan yang rusak menyebabkan tingkat aksesibilitas dan mobilitas masyarakat sangatlah rendah, dan banyak kendala yang menghambat terhadap kegiatan masyarakat itu sendiri. Sejauh ini perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dapat dikatakan belum maksimal karena belum sesuai dengan tujuannya. Dimana Desa ini memiliki 3 (tiga) kelurahan, dengan luas mencapai ± 1.018,6 Ha serta jumlah penduduk 2.857 orang. Dengan luas wilayah dan jumlah penduduk Desa Cisarua saat ini, seharusnya pemerintah dapat mengembangkan Desa Cisarua dan dapat memberikan pelayanan terhadap masyarakat secara optimal. Hal ini diperkuat dengan lebih dari setengah jumlah responden menilai bahwa perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran tidak sesuai dengan harapannya (65,90%) dan lebih dari setengah jumlah responden berpendapat bahwa penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua pasca pemekaran belum terpenuhi secara maksimal (90,90%), serta sebagian besar responden (52,50%) berpendapat bahwa yang mempengaruhi kurang maksimalnya sarana dan prasarana di Desa Cisarua pasca pemekaran adalah anggaran biaya yang tidak maksimal. Penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran pasca pemekaran masih belum memadai. Sarana dan parasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua pada umumnya memang sudah tersedia sebelum akhirnya Desa Cisarua memisahkan diri dari Desa Cimanggu, dan telah berjalan dengan bak pula. Serta keberadaannya telah tersebar secara merata di wilayah Desa Cisarua yang meliputi : 5

a. Sarana dan Prasarana Pemerintahan Salah satu faktor yang menentukan terbentuknya Desa Cisarua adalah ketersediaan sarana dan prasarana. Dalam ketersediaan sarana dan prasarana terdapat jumlah minimal yang harus tersedia jika ingin terbentuk menjadi Desa. Salah satu sarana dan prasarana tersebut yaitu adanya Kantor Desa Cisarua. Kantor Desa ini berfungsi sebagai pusat pelayanan masyarakat di Desa Cisarua. b. Sarana dan Prasarana Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia juga dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Cisarua terdiri dari satuan pendidikan setingkat RA/ PAUD, satuan pendidikan setingkat SD/MI, satuan pendidikan setingkat SMP/ MTS. Sedangkan untuk satuan pendidikan setingkat SMA/MA/SMK hanya ada di pusat Kecamatan Langkaplancar atau diluar wilayah Desa Cisarua. c. Sarana dan Prasarana Kesehatan Sarana dan prasarana kesehatan di Desa Cisarua pada umumnya sudah ada dan sudah berjalan dengan baik meskipun peralatan yang digunakan belum begitu lengkap. Sarana dan prasarana tersebut terdiri dari Poskesdes, posyandu serta petugas kesehatan yang terdiri dari paramedis dan bidan. Ketersediaan poskesdes tersebut telah membantu dalam memenuhi kebutuhan masyarkat. Ketersediaan poskesdes di Desa Cisarua telah menjadi pilihan utama untuk pengobatan bagi sebagian besar masyarakat Desa Cisarua. Untuk ketersediaan posyandu saat ini belumlah maksimal, karena posyandu hanya ada 2 (dua) buah di wilayah Desa Cisarua. d. Sarana dan Prasarana Perekonomian Desa Cisarua cenderung lemah dalam bidang sarana prasarana perekonomian, karena di Desa Cisarua ini belum terdapat pasar dan Bank. Namun dengan jumlah toko/ warung yang tidak sedikit banyak toko/ warung yang menjual kebutuhan pokok sehari- hari dengan harga bersaing dengan harga pasar. Harga toko/warung yang seimbang atau bahkan jauh lebih mahal dari harga pasar ini sudah disesuaikan dengan jarak tempuh dari Desa Cisarua ke pusat perbelanjaan diluar wilayah Desa Cisarua. Hal ini menjadikan kebutuhan pokok masyarakat di Desa Cisarua cukup terpenuhi. e. Sarana dan Prasarana Perhubungan atau Transportasi 6

Sarana dan prasarana transportasi di Desa Cisarua pada umumnya belum tergolong lancar, karena kondisi jalan yang rusak dan keberadaan jaringan trayek (kendaraan umum) yang memang belum tersedia. Dalam ketersediaan jalan dapat dikatakan memadai apabila telah memudahkan masyarakat dalam melakukan perjalanan, tersedia jalan yang menghubungkan dengan pusat kegiatan yang ada di wilayah dengan kondisi yang baik. SIMPULAN Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasannya, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran belum sesuai dengan tujuan pengembangan dan pembangunan wilayahnya yaitu memaksimalkan pemerataan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana dalam berbagai bidang, hal ini dapat terjadi karena : a. Keberadaan Desa Cisarua yang masih tergolong baru b. Kurang perhatian dari pemerintah pusat c. Anggaran biaya yang kurang maksimal d. Pelayanan yang belum optimal e. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam segi perkembangan, karena pola pikir masyarakat yang masih minim. f. Tidak ada pengawasan yang khusus. 2. Penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran pasca pemekaran masih belum memadai, dengan dapat dilihat dari kurang tersedianya: a. Sarana dan prasarana pemerintah b. Sarana dan prasarana pendidikan c. Sarana dan prasarana kesehatan d. Sarana dan prasarana perekonomian dan e. Sarana dan prasarana perhubungan atau transportasi. Saran Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan kepada berbagai pihak dalam perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran adalah sebagai berikut : 7

1. Mengoptimalkan pengembangan dan pembangunan sesuai dengan tujuan yang telah di sepakati. 2. Masyarakat harus lebih mendukung mengenai perkembangan pembangunan Desa Cisarua dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan. 3. Pengembangan Desa Cisarua jangan sampai mengganggu lahan subur dan produktif yang menjadi lahan mata pencaharian masyarakat Desa Cisarua. 4. Sebagai Desa hasil pemekaran, Desa Cisarua harus bisa menyeimbangkan perkembangan pembangunan dengan daerah induknya yaitu Desa Cimanggu dan desa- desa lainnya. 5. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti hal- hal yang belum terungkap dalam skripsi ini dan diharapkan lebih efektif dalam mengungkap permasalahan yang berhubungan dengan keadaan atau tataruang wilayah. DAFTAR PUSTAKA Ahman Sya. 2011. Pengantar Geografi. Bandung : LPPM Universtas Bina Sarana Informatika (BSI). Daldjoeni. 1998. Geografi Kota dan Desa. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Bandung: Alumni. Jayadinata, T. Johara. 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, dan Wilayah. Bandung: ITB. Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara. Tjokroamidjojo, Bintoro. dan Mustopadidjaya. 1983. Teori Strategi Pembangunan Nasional. Jakarta: PT. Gunung Agung. Wasistiono, Sadu. Dan Irwan Tahir. 2007. Prospek Pengembangan Desa. Bandung: Fokusmedia 8