BAB I PENDAHULUAN. penderita DM pada tahun 2013 (2,1%) mengalami peningkatan dibandingkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dasar tepung terigu yang digemari oleh semua kalangan usia (subagjo,

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia.

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

I. PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat mengkonsumsi mie sebagai bahan pangan pokok

BAB I PENDAHULUAN. bersifat praktis. Salah satu contohnya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada. Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, teksturnya yang lembut sehingga dapat dikonsumsi anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2010 mengimpor terigu sebesar kg, untuk tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah gizi merupakan masalah global yang terjadi di sebagian besar belahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah pengidap diabetes mellitus tipe 2 dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah pengidap diabetes melitus (diabetesi) di dunia saat ini terus

BAB I PENDAHULUAN. 230 juta. Angka ini akan mengalami kenaikan sebesar 3% atau bertambah

BAB I PENDAHULUAN. minuman, terutama bahan pemanis buatan. Di samping harganya murah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya untuk menanggulangi permasalahan gizi dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dikalangan masyarakat sedang marak mengkonsumsi ubi jalar ungu. Ubi

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu. permasalahan gizi di Indonesia (Herman, 2007). Balita yang menderita KEP

BAB I PENDAHULUAN. Tepung tersebut digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kue tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara, angka harapan hidup (AHH) manusia kian meningkat. AHH di

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

BAB 1 PENDAHULUAN. kolesterol, dan disertai proliferasi miosit. Hal tersebut dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. baik di daerah tropis salah satunya yaitu tanaman munggur. Tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif sejak beberapa dasawarsa silam telah menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data WHO (2000), 57 juta angka kematian di dunia setiap

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ketergantungan masyarakat terhadap tepung terigu untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Menurut Kemenkes RI (2016) terdapat 34,2% balita di Indonesia memiliki asupan protein rendah pada

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, pola penyakit bergeser dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan di Indonesia telah banyak mengalami perubahan terutama

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. Camilan atau snack adalah makanan ringan yang dikonsumsi diantara waktu makan

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai wilayah di Indonesia memiliki lahan pertanian yang dapat ditanami

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan

International Diabetes Federation (IDF) tahun 2005 menyatakan bahwa proporsi orang dengan diabetes diduga akan meningkat menjadi 333 juta (6,3%) pada

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk indonesia setiap tahun menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. antara lain serealia, palmae, umbi-umbian yang tumbuh subur di hampir

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

DISERTASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Doktor di Program Doktor Ilmu Pertanian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.1 JAN-JUNI 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

I. PENDAHULUAN. berbagai usaha untuk meningkatkan produksi gula selain gula tebu karena gula tebu

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya populasi penduduk usia lanjut, perubahan gaya hidup terutama

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. SUSENAS 1999 sampai dengan 2007 menunjukkan bahwa pola konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

MAKANAN UTUH (WHOLE FOODS) UNTUK KONSUMEN CERDAS. Fransiska Rungkat Zakaria, PhD, Prof. Anggota Badan Perlindungan Konsumen Nasional

I. PENDAHULUAN. masyarakat, arakat, mulai dari buah, daun, batang, pelepah, sampai jantungnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari makanan pokok dan bermacam-macam lauk-pauk dan buah-buahan, tetapi disertai pula dengan bermacam-macam jajanan atau kue-kue.

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena Indonesia belum mampu memproduksi gandum di dalam

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar. Menurut Laporan Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas 2013), prevalensi penderita DM pada tahun 2013 (2,1%) mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2007 (1,1%) di Indonesia. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KemenKes RI) tahun 2014, estimasi terakhir International Diabetes Federation (IDF), terdapat 382 juta orang yang hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2013. Diperkirakan dari 382 juta orang tersebut, 175 juta orang diantaranya belum terdiagnosis, sehingga terancam berkembang progresif menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa pencegahan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penyakit DM yaitu peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar dan menurunnya kualitas sumber daya manusia. Penyakit DM bisa dicegah, ditunda kedatangannya atau dikendalikan faktor resikonya (KemenKes, 2010). Bagi orang yang menderita DM dapat dikendalikan melalui 4 pilar pengendalian DM. Salah satu pilar pengendalian DM adalah penatalaksanaan diet, yang diarahkan untuk mempertahankan kadar gula darah agar tetap terkontrol dan dipertahankan mendekati normal, mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal, memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal, menangani atau menghindari komplikasi akut pasien dan meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal 1

(Almatsier, 2005). Strategi dalam pengaturan pola makan untuk membantu mengendalikan glukosa darah salah satunya melalui konsumsi makanan yang tidak menimbulkan peningkatan glukosa darah secara cepat (Franz, 2012). Ubi jalar ungu merupakan sumber karbohidrat yang baik untuk penderita diabetes. Karbohidrat yang ada pada ubi jalar ungu memiliki indeks glikemik (IG) yang tergolong rendah. Kategori IG rendah jika nilai di bawah 55, kategori IG sedang jika nilai antara 55-70, dan kategori IG tinggi jika di atas 70 (Rimbawa dan Siagian, 2004). Menurut Winarti (2010), ubi jalar ungu memiliki IG sebesar 48, oleh sebab itu aman dikonsumsi bahkan dapat menurunkan kadar gula darah karena mengandung serat pangan dengan jumlah 3% (Suprapta, 2004). Ubi ungu memiliki kandungan senyawa antosianin berfungsi sebagai antioksidan dan penangkap radikal bebas, berperan untuk mencegah terjadinya penuaan, kanker, penyakit degeneratif, gangguan fungsi hati, antihipertensi, dan menurunkan kadar gula darah (Jusuf dkk., 2008). Pemanfaatan ubi ungu dalam bentuk tepung memiliki beberapa keuntungan yaitu tahan lama, meningkatkan nilai jual dan dapat mensubstitusi tepung terigu sehingga dapat mengurangi ketergantungan akan tepung terigu yang cukup tinggi. Selain itu dalam bentuk tepung, ubi jalar lebih fleksibel dalam pengolahan untuk bahan baku industri makanan. Menurut Iriyanti (2012), penggunaan tepung ubi jalar ungu dalam suatu produk makanan memungkinkan adanya penanganan agar bahan lokal tersebut dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu dalam pembuatan produk olahan pangan. Oleh sebab itu, tepung ubi ungu dapat digunakan sebagai bahan campuran dan pembuatan kue kering seperti biskuit. 2

Biskuit diolah dengan penambahkan gula tebu (sukrosa), dengan adanya penambahan gula sebagai pemanis menyebabkan nilai kalori pada produk biskuit menjadi tinggi. Menurut Cahyadi (2006), sukrosa memiliki jumlah kalori sebesar 3,94 kkal/g, sedangkan sebagian konsumen menghendaki nilai kalori yang rendah karena dapat mengendalikan berat badan, memberikan pilihan bagi penderita diabetes mellitus, obesitas dan diet rendah lemak. Salah satu tanaman pemanis selain tebu adalah Stevia rebaudiana. Daun Stevia dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembuatan gula alami rendah kalori maupun non kalori. Daun stevia mengandung glikosida yang di dalamnya mengandung komponen utama steviosida yang dapat menghasilkan rasa manis dengan tingkat kemanisan 200-300 kali lebih tinggi dibandingkan gula tebu atau sukrosa (Buchori, 2007). Menurut Figlewicz dkk., (2009), daun stevia yang diolah pada suhu tinggi dan dalam larutan akan memiliki suhu yang lebih stabil. Salah satu kajian tentang pemanfaatan stevia yaitu untuk pemanis pengganti gula pada makanan dan minuman (Weber dan Hekmat, 2013). Tanaman stevia memiliki kandungan kalori yang rendah sehingga banyak digunakan sebagai gula diet bagi penderita diabetes dan kegemukan atau obesitas. Senyawa gula yang ada pada daun stevia bersifat nonkarsinogenik sehingga dapat dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama (Kusumaningsih dkk., 2015). Daun stevia segar yang diolah dalam bentuk tepung untuk mempermudah penggunaan dan meningkatkan umur simpannya. Kadar gula pereduksi yang terkandung pada gula sangat menentukan kualitas gula tersebut. Menurut Baharuddin dkk., (2007), bahwa semakin 3

rendah kadar gula pereduksi maka semakin bagus kualitas gula tersebut demikian pula sebaliknya semakin tinggi kadar gula reduksinya maka semakin rendah kualitas gula tersebut. Rendahnya tingkat kelarutan steviosida dibandingkan dengan sukrosa dapat menyebabkan biskuit lebih mudah hancur (Vatankhah, 2015). Hardness dipandang sebagai indikator penting dalam menganalisis tekstur makanan terutama dalam produk-produk baked seperti roti dan biskuit (Wenzhao dkk., 2013). Kekerasan dapat mempengaruhi daya terima biskuit, semakin tinggi nilai kekerasan biskuit semakin disukai karena dinilai lebih kompak (Indriyani, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk olahan pangan fungsional berbasis bahan lokal yaitu ubi jalar ungu dan tepung daun stevia sebagai pengganti gula. Biskuit ini merupakan makanan selingan dengan gula rendah kalori, sehingga dapat dijadikan sebagai makanan selingan untuk penderita DM. Berdasarkan latar belakang perlu dilakukan penelitian mengenai kadar gula reduksi dan tingkat kekerasan biskuit ubi jalar ungu dengan subtitusi tepung daun stevia. B. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh substitusi tepung daun stevia (Stevia rebaudiana) terhadap kadar gula reduksi dan tingkat kekerasan biskuit ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.). 4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung daun stevia terhadap kadar gula reduksi dan tingkat kekerasan biskuit ubi jalar ungu. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan kadar gula reduksi dan tingkat kekerasan pada biskuit ubi jalar ungu yang disubstitusi dengan tepung daun stevia. b. Menganalisis kadar gula reduksi pada biskuit ubi jalar ungu yang disubstitusi dengan tepung daun stevia. c. Menganalisis tingkat kekerasan pada biskuit ubi jalar ungu yang disubstitusi dengan tepung daun stevia. d. Menerapkan internalisasi nilai-nilai keislaman dalam pembuatan biskuit. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh substitusi tepung daun stevia pada biskuit ubi jalar ungu terhadap kadar gula reduksi dan tingkat kekerasan. Selain itu, peneliti dapat meningkatkan kemampuan untuk melakukan riset analisis zat gizi pada produk makanan dalam rangka mengembangkan riset di bidang gizi. 2. Bagi Penelitian Lanjut Penelitian ini dapat dipakai sebagai informasi untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Masyarakat Dapat memberikan informasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan tepung ubi jalar ungu dan daun stevia, sehingga dapat 5

memperluas pemanfaatan bahan pangan lokal dan untuk mendukung upaya penganekaragaman pangan berbasis pangan lokal. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai pengaruh penggunaan tepung ubi jalar ungu dan jumlah substitusi tepung daun stevia yang berbeda terhadap kadar gula reduksi dan tingkat kekerasan. 6