Analisis Input-Output dengan Microsoft Office Excel



dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Input-Output (I-O)

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan

Sebagai suatu model kuantitatif, Tabel IO akan memberikan gambaran menyeluruh mengenai: mencakup struktur output dan nilai tambah masingmasing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Distribusi Input dan Output Produksi

ANALISIS MODEL INPUT-OUTPUT

APLIKASI INPUT OUTPUT

BAB 4 METODE PENELITIAN

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Dinas Pertanian Kota Bogor,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

Membuat Piramida Penduduk dengan Microsoft Office Excel

III. METODOLOGI. Gambar 1 Lokasi penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan

ANALISA KETERKAITAN SEKTOR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN TABEL INPUT - OUTPUT

ANALISIS INPUT OUTPUT DALAM PERENCANAAN EKONOMI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS MODEL EKONOMI Dosen : Dr. Djoni Hartono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANALISIS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

Operasi Matriks dengan Add-in Matrix

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS DAMPAK SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PEREKONOMIAN KOTA PANGKALPINANG OLEH TITUK INDRAWATI H

Peran dan Strategi Pengembangan Sektor Perdagangan di Jawa Timur. The Role Strategy of Development the Trade Sector in East Java

DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

ANALISIS INPUT-OUTPUT KOMODITAS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Model Input Output dan Aplikasinya pada Enam Sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Definisi dan Ruang Lingkup Sektor Pertanian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jadi, dengan menggunakan simbol Y untuk GDP maka Y = C + I + G + NX (2.1)

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

METODE PENELITIAN. menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data sekunder adalah data yang

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

Analisis Peranan Sektor Jasa Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Model Input Output)

Membuat Grafik dengan Dua Sumbu (Axis) Vertikal yang Berbeda

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah

ANALISIS IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010 (PENDEKATAN INPUT-OUTPUT)

MENGARTIKULASIKAN TABEL INPUT-OUTPUT DAN KERANGKA ANALISISNYA

Dampak Investasi Sektor Industri Pengolahan Terhadap Perekonomian Jawa Timur (Pendekatan Analisis Input-Output)

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu

ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK SEKTOR PERDAGANGAN DAN INDUSTRI TERHADAP PDRB JAWA TIMUR

(Klasifikasi 14 Propinsi Berdasarkan Tabel IO Propinsi Tahun 2000) Dyah Hapsari Amalina S. dan Alla Asmara

IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DAN SIMULASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SUATU PEREKONOMIAN

KONTRIBUSI DAN DAYA SAING EKSPOR SEKTOR UNGGULAN DALAM PEREKONOMIAN JAWA TENGAH

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS INPUT OUTPUT PENGOLAHAN TEMBAKAU DI PROVINSI JAWA TIMUR. Input Output Analysis of Tobacco Proccessing in Jawa Timur Regency

Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Analisis Input Output)

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

BAB 3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data tabel FSNSE pada tahun Jenis data

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

Analisis Perubahan Struktur Ekonomi (Economic Landscape) Provinsi Jawa Timur (Pendekatan I-O 2006 dan 2010)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN YANG BERDAYA SAING EKSPOR (Studi Kasus Di Kota Bandung Tahun 2008)

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN BANJARNEGARA, PROVINSI JAWA TENGAH (ANALISIS STRUKTUR INPUT OUTPUT) Skripsi

III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

ANALISIS POTENSI SEKTOR PARIWISATA UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PROVINSI BALI. Oleh ARISA SANTRI H

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

Statistik Deskriptif dengan Microsoft Office Excel

ANALISIS PENGARUH SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PEREKONOMIAN KOTA BOGOR OLEH: FITRI RAHAYU H

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT Oleh: Dody Yuli Putra, S.

DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP KINERJA SEKTORAL (Analisis Tabel I-O Indonesia Tahun 2005) OLEH TRI ISDINARMIATI H

ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK PENGGANDA SEKTOR PERIKANAN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH : ANALISIS INPUT OUTPUT

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasa. Pengejaran pertumbuhan merupakan tema sentral dalam kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Membuat Piramida Penduduk dengan Excel

II. TINJAUAN PUSTAKA

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

Yofi et al., Analisis Peran Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuwangi...

PENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Pendahuluan. Rita et al., Analisis Kinerja Sektor Ekonomi Provinsi Jawa Timur: Pendekatan Model Input-Output dan...

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan kota jasa, hal tersebut tentunya sejalan dengan kondisi

SAMBUTAN. Jambi, September 2011 KEPALA BAPPEDA PROVINSI JAMBI. Ir. H. AHMAD FAUZI.MTP Pembina Utama Muda NIP

BAB 4 ANALISA. Pada bab ini akan dilakukan analisa berdasarkan hasil dari pengolahan data pada bab sebelumnya.

Pengembangan Supply and Use Table (SUT) dan Tabel Input Output (I-O) Indonesia, 2015

MATERI 8 MATRIKS. Contoh vektor kolom : Pengoperasian matriks dan vektor. Penjumlahan dan pengurangan matriks

KETERKAITAN SEKTOR PARIWISATA DAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BADUNG. Oleh : NI LUH PUTU APRIANI NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Peranan Aktivitas Sektor-Sektor Ekonomi terhadap Perekonomian Jawa Barat: Aplikasi Model Input-Output

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif.

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

DAMPAK SEKTOR PERTAMBANGAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH DI KABUPATEN LUWU TIMUR

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR PADA INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN JASA ANGKUTAN DI JAWA TIMUR

INDONESIA OLEH H

Metode Analisis Relasi Pemasukan dan Pengeluaran dalam Bisnis dan Ekonomi dengan Matriks Teknologi

V. DAYA SAING, KETERKAITAN DAN SUMBER-SUMBER PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI AGRO. Komparasi sektor industri agro Indonesia dengan China dan Thailand

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat dikemukakan terkait hasil penelitian, yaitu.

Transkripsi:

Analisis Input-Output dengan Microsoft Office Excel Junaidi, Junaidi (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi) Tulisan ini membahas simulasi/latihan analisis Input-Output (I-O) dengan menggunakan Microsoft Office Excel. Analisis yang dibahas mencakup perhitungan matriks pengganda, indeks daya penyebaran, indeks derajat kepekaan dan analisis dampak. Pada dasarnya sudah terdapat program yang secara khusus bertujuan untuk analisis I-O ini. Oleh karenanya, tulisan ini lebih sebagai latihan pembelajaran untuk melihat menelusuri proses analisisnya. Sebagai latihan, misalnya kita punya tabel I-O dalam bentuk tabel Transaksi Domestik atas Dasar Harga Produsen yang dibagi atas tiga sektor. Angka-angka dalam tabel dalam satuan Trilyun Rupiah. Agar dapat mengikuti alur pembahasan dalam tulisan ini, sel-sel pengetikan disesuaikan dengan sel-sel pada tampilan 1 dibawah ini. Tampilan 1. Tabel I-O: Transaksi Domestik atas Dasar Harga Produsen A. Perhitungan Matriks Pengganda Dampak Pengganda adalah suatu dampak yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap berbagai kegiatan ekonomi dalam negeri sebagai akibat adanya perubahan pada variabel-variabel eksogen perekonomian nasional. Untuk menghitung matriks pengganda dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut: 1. Menghitung matriks koefisien input (matriks A) Unsur matriks A dapat dihitung dengan rumus: Dimana : a ij = koefisien input sektor ke i oleh sektor ke j Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi: Seri Tutorial Analisis Kuantitatif,2014 Page 1

x ij =penggunaan input sektor ke i oleh sektor ke j X j = output sektor ke j Secara sederhana rumus ini berarti membagi sel pada permintaan antara secara kolom terhadap total output (atau total input karena nilainya sama). Untuk kepentingan ini, letakkan pointer di sel B19, kemudian ketikkan rumus =B6/B$12. Copy rumus tersebut dalam range B19:D21 2. Menghitung (I-A) Mengurangkan suatu matriks identitas (yaitu matriks dengan diagonal utama bernilai 1) dan unsur-unsur lainnya bernilai 0) terhadap matriks koefisien input. Untuk itu, ketik matriks identitas di range F19:H21. Matriks identitas kita buat 3 x 3, karena jumlah sektor contoh kita sebanyak 3. Selanjutnya, pada sel B26, ketik rumus =F19-B19. Copy rumus tersebut dalam range B26:D28 3. Menghitung matriks pengganda (B) dan Total Pengganda Matriks pengganda (B) dihitung dengan cara menginverskan matriks yang diperoleh pada tahap 2 diatas (B = (I-A) -1 ). Untuk itu, letakkan pointer pada sel G26 dan ketikkan rumus =MINVERSE(B26:D28 ). Setelah itu, blok range G26:I28, kemudian tekan tombol F2 dan selanjutnya tekan CTRL+SHIFT+ENTER secara bersamaan. Hasil matriks pengganda akan tampil pada range G26:I28. Selanjutnya untuk menghitung total pengganda, jumlahkan secara baris dan secara kolom. Hasil tahap 1-3 dapat dilihat pada tampilan 2 berikut. (catatan: Sdr dapat menambah juduljudul dan keterangan seperti yang terlihat pada tampilan ini). Tampilan 2. Koefisien Input dan Matriks Pengganda Matriks koefisien input menggambarkan komposisi input antara yang digunakan masingmasing sektor dalam berproduksi. Sebagai contoh pada kolom 1, untuk menghasilkan output, sektor primer butuh input 2,53 persen dari sektornya sendiri, butuh input 6,33 persen dari sektor sekunder dan butuh input 3,80 persen dari sektor tersier. Dengan kata lain juga, untuk memproduksi 100 satuan output, maka sektor primer butuh input sebanyak 2,53 satuan dari sektornya sendiri, 6,33 satuan dari sektor sekunder dan 3,80 satuan dari sektor tersier. Selanjutnya untuk interpretasi pada matriks pengganda, akan dilihat lebih jauh pada pembahasan indeks daya penyebaran dan derajat kepekaan berikut ini. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi: Seri Tutorial Analisis Kuantitatif,2014 Page 2

B. Indeks Daya Penyebaran dan Indeks Derajat Kepekaan Hubungan antara output dan permintaan akhir dapat dijabarkan sebagai X = (I-A) -1 F, dimana X adalah vektor kolom dari output, F adalah vektor kolom dari permintaan akhir. Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa dampak akibat perubahan permintaan akhir suatu sektor terhadap output seluruh sektor ekonomi (rj) dapat dirumuskan sebagai: r j = b 1j + b 2j + b nj = Σ i b ij Jumlah dampak tersebut juga disebut sebagai jumlah daya penyebaran. Daya penyebaran merupakan ukuran untuk melihat keterkaitan kebelakang (backward linkage) sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah. Selanjutnya, dengan membagi jumlah dampak tersebut (r j ) dengan banyaknya sektor (n), dapat dihitung rata-rata dampak yang ditimbulkan terhadap output masing-masing sektor akibat perubahan permintaan akhir. Namun demikian, karena sifat permintaan akhir masing-masing sektor saling berbeda, maka baik jumlah maupun rata-rata dampak tersebut kurang tepat untuk dijadikan sebagai ukuran pembanding dampak pada setiap sektor. Oleh karenanya, ukuran tersebut perlu dinormalkan (normalized) dengan cara membagi rata-rata dampak suatu sektor dengan rata-rata dampak seluruh sektor. Ukuran yang dinormalkan ini dinamakan dengan indeks daya penyebaran (α j ) atau tingkat dampak keterkaitan kebelakang (backward linkages effect ratio), yang dapat dirumuskan: α j = 1 daya penyebaran sektor j sama dengan rata-rata daya penyebaran seluruh sektor ekonomi. α j > 1 daya penyebaran sektor j diatas rata-rata daya penyebaran seluruh sektor ekonomi. α j < 1 daya penyebaran sektor j dibawah rata-rata daya penyebaran seluruh sektor ekonomi. Dari persamaan diatas juga dapat dilihat jumlah dampak output suatu sektor i sebagai akibat perubahan permintaan akhir seluruh sektor, yang dapat dirumuskan sebagai: s j =Σ j b ij Nilai s j disebut dengan jumlah derajat kepekaan, merupakan ukuran untuk melihat keterkaitan kedepan (forward linkage) sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah. Dengan pola pikir yang sama seperti ketika menghitung indeks daya penyebaran, kita juga bisa menghitung indeks derajat kepekaan (β i ) dengan rumus sebagai berikut: β i = 1 derajat kepekaan sektor j sama dengan rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor ekonomi. β i > 1 derajat kepekaan sektor j diatas rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor ekonomi. β i < 1 derajat kepekaan sektor j dibawah rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor ekonomi. Untuk menghitung indeks daya penyebaran, tempatkan pointer kita di sel B36. Kemudian ketikkan rumus: =G$29/AVERAGE($G$29:$I$29). Copy rumus tersebut sampai ke B38. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi: Seri Tutorial Analisis Kuantitatif,2014 Page 3

Tetapi setelah itu, pada sel B37, rumus G$27 tersebut diganti menjadi H$27 dan pada sel B38 diganti menjadi I$27. Selanjutnya untuk menghitung indeks derajat kepekaan, tempatkan pointer kit di sel C36. Kemudian ketikkan rumus: =J26/AVERAGE($G$29:$I$29). Kemudian copy sampai ke sel C38. Hasilnya dapat dilihat pada tampilan 3 berikut: Tampilan 3. Indeks Daya Penyebaran dan Indeks Derajat Kepekaan C. Analisis Dampak C.1. Dampak Permintaan Akhir terhadap Output Untuk melihat dampak masing-masing permintaan akhir terhadap output, dapat digunakan rumus: X = (I-A) -1 F Ini artinya, kita mengalikan matriks pengganda dengan matriks permintaan akhir. Sesuai dengan penempatan data pada contoh kasus kita, matriks pengganda sudah dihitung dan ditempatkan pada range G26:I28 dan matriks permintaan akhir berada pada range F6:J8. Untuk itu, tempatkan pointer pada sel B44 dan ketikkan rumus: =MMULT(G26:I28,F6:J8). Selanjutnya blok range B44:F46, tekan F2 dan kemudian tekan CTRL+SHIF+ENTER secara bersamaan. Hasilnya akan terlihat pada range B44:F46. Selanjutnya lakukan penjumlahan secara baris dan secara kolom, seperti terlihat pada tampilan 4 berikut: Tampilan 4. Dampak Permintaan Akhir terhadap Output Pembacaan menurut baris menunjukkan pengaruh masing-masing komponen permintaan akhir terhadap pembentukan output suatu sektor. Misalnya pada baris 1 (sektor primer), dapat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi: Seri Tutorial Analisis Kuantitatif,2014 Page 4

diinterpretasikan bahwa output sektor primer yang terbentuk sebagai akibat dari konsumsi rumah tangga (301) sebesar 37,1; konsumsi pemerintah (302) sebesar 1,6; pembentukan modal tetap (303) sebesar 12,6; perubahan stok (304) sebesar 2,8; dan ekspor barang dan jasa (305 + 306) sebesar 24,6. Jumlah baris 1 merupakan total output sektor primer. Untuk sektorsektor yang lain, dapat dilihat dengan cara yang sama. Pembacaan menurut kolom menunjukkan pengaruh suatu komponen permintaan akhir terhadap pembentukan output di masing-masing sektor. Misalnya pada kolom 1, konsumsi rumah tangga (301) mengakibatkan pembentukan output sektor primer sebesar 37,1, output sektor sekunder sebesar 71,6 dan output sektor tersier sebesar 69,2. Jumlah kolom 1 yang sebesar 177,9 menunjukkan besarnya output seluruh sektor perekonomian yang terbentuk sebagai akibat dari konsumsi rumah tangga. Untuk komponen permintaan akhir yang lain, dapat dilihat dengan cara yang sama C.2. Dampak Permintaan Akhir terhadap Nilai Tambah Bruto (NTB) Untuk menghitung dampak permintaan akhir terhadap NTB, terlebih dahulu dibentuk matriks diagonal koefisien NTB. Koefisien NTB dicari dengan cara membagi nilai tambah bruto (input primer) dengan total input. Dalam kasus kita, adalah dengan membagi sel B11 dengan sel B12, C11 dengan C12 dan D11 dengan D12. Koefisien-koefisien tersebut ditempatkan pada diagonal matriks, dan nilai sel lainnya dalam matriks tersebut diberi angka 0, seperti terlihat pada tampilan di bawah ini. Pada tahap selanjutnya, mengalikan matriks diagonal koefisien NTB ini (pada range B55:D57) dengan matriks dampak permintaan akhir terhadap output yang telah dihitung sebelumnya (pada range B44:F46). Untuk itu tempatkan pointer pada sel B62, kemudian ketikkan rumus: =MMULT(B55:D57,B44:F46). Kemudian blok range B62:F64, tekan F2, tekan CTRL+SHIFT+ENTER. Hasilnya akan terlihat pada range B62:F64. Selanjutnya lakukan penjumlah secara kolom dan secara baris. Tampilan 5. Dampak Permintaan Akhir terhadap Nilai Tambah Bruto (NTB) Pembacaan menurut baris menunjukkan pengaruh masing-masing komponen permintaan akhir terhadap penciptaan NTB suatu sektor. Misalnya pada baris 1 (sektor primer), dapat diinterpretasikan bahwa NTB sektor primer yang terbentuk sebagai akibat dari konsumsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi: Seri Tutorial Analisis Kuantitatif,2014 Page 5

rumah tangga (301) sebesar 31,9; konsumsi pemerintah (302) sebesar 1,4; pembentukan modal tetap (303) sebesar 10,8; perubahan stok (304) sebesar 2,4; dan ekspor barang dan jasa (305 + 306) sebesar 21,4. Jumlah baris 1 merupakan total NTB sektor primer. Untuk sektorsektor yang lain, dapat dilihat dengan cara yang sama. Pembacaan menurut kolom menunjukkan pengaruh suatu komponen permintaan akhir terhadap penciptaan NTB di masing-masing sektor. Misalnya pada kolom 1, konsumsi rumah tangga (301) mengakibatkan penciptaan NTB sektor primer sebesar 31,9, NTB sektor sekunder sebesar 23,6 dan NTB sektor tersier sebesar 48,5. Jumlah kolom 1 yang sebesar 104,0 menunjukkan besarnya NTB seluruh sektor perekonomian yang terbentuk sebagai akibat dari konsumsi rumah tangga. Untuk komponen permintaan akhir yang lain, dapat dilihat dengan cara yang sama C.3. Dampak Permintaan Akhir Terhadap Kebutuhan Impor Untuk menghitung dampak permintaan akhir terhadap kebutuhan impor, diperlukan informasi mengenai komponen impor pada masing-masing sektor, baik untuk permintaan antara maupun permintaan akhir. (Data komponen impor biasanya disusun bersamaan dengan tabel transaksi pada I-O). Misalnya data komponen impor kita ketikan pada sel-sel berikut seperti pada tampilan Tampilan 6. Komponen Impor Selanjutnya lakukan tahapan berikut: 1. Hitung matrik koefisien komponen impor (A m ), dengan cara membagi masing-masing sel pada input antara (range B76:D78 ) secara kolom dengan total inputnya masing-masing. Untuk itu tempatkan pointer di sel B84, kemudian ketikan rumus: =B76/B$12. Copy dalam range B84:D86 2. Kalikan matriks A m dengan matriks (I-A) -1 F. Matriks (I-A) -1 F sebelumnya sudah kita hitung yang terletak pada range B44:F46. Untuk itu letakkan pointer di sel F84, ketikkan rumus: =MMULT(B84:D86,B44:F46). Blok range F84:J86, tekan F2, dan tekan CTRL+SHIFT+ENTER secara bersamaan. 3. Tambahkan matriks hasil perkalian pada tahap 2 diatas dengan matriks komponen permintaan sebelumnya (yang terletak pada range F86:J88). Untuk itu, tempatkan pointer di sel B92, ketikkan rumus: =F76+F84. Copy dalam range B92:F94. Selanjutnya lakukan penjumlahan secara baris dan kolom. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi: Seri Tutorial Analisis Kuantitatif,2014 Page 6

Tampilan 7. Dampak Permintaan Akhir terhadap Kebutuhan Impor Pembacaan kolom dari hasil tersebut adalah kebutuhan impor dari masing-masing sektor sebagai dampak dari suatu komponen permintaan akhir. Misalnya pada kolom 1, kebutuhan impor sebagai dampak dari konsumsi rumah tangga (301) adalah sebesar 20,04 yang terdiri dari kebutuhan impor di sektor primer sebesar 1,26, di sektor sekunder sebesar 13,20 dan di sektor tersier sebesar 5,57. Pembacaan baris dari hasil tersebut adalah kebutuhan impor dari suatu sektor sebagai dampak dari masing-masing komponen permintaan akhir. Misalnya pada baris 1, kebutuhan impor sektor primer akibat konsumsi rumah tangga (301) adalah sebesar 1,26, akibat konsumsi pemerintah (302) sebesar 0,097, akibat pembentukan modal (303) sebesar 0,95 dan seterusnya. D. Penutup Pada dasarnya analisis-analisis yang lain bisa diterapkan terhadap Input-Output. Misalnya melihat dampak permintaan akhir terhadap tenaga kerja, dampak APBN terhadap penciptaan kesempatan kerja dan lainnya. Namun demikian, karena secara prosedural relatif sama dengan yang telah dibahas diatas, maka tidak dibahas secara lebih terperinci. REFERENCES BPS. 2000. Kerangka Teori dan Analisis Tabel Input-Output. BPS. Jakarta BPS. 2000. Teknik Penyusunan Tabel Input-Output. BPS. Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi: Seri Tutorial Analisis Kuantitatif,2014 Page 7