VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

dokumen-dokumen yang mirip
VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri jasa restoran di Indonesia saat ini bisa dikatakan

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB I PENDAHULUAN. Selain bertujuan bisnis atau mencari keuntungan, Restoran dan Kafe juga

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, hanya perusahaan yang berorientasi pada konsumen yang berhasil menarik

III KERANGKA PEMIKIRAN

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam makanan terdapat komposisi seperti karbohidrat, lemak dan protein.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II TINJAUAN PUSTAKA Restoran

6.1. Karakteristik Responden Bakso Kota Cakman Bogor

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

BAB I PENDAHULUAN. perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Bangunan Wiki Koffie Bandung

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan.

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari kemajuan ekonomi di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Restoran dan Kafe di Kota Bandung dari tahun TAHUN PERTUMBUHAN (%) , , ,33

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri saat ini mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

BAB V. Berdasarkan pengelompokan data responden dengan tingkat. kepentingan mendatangi food court Pasar Raya, didapat bahwa pelanggan Tuk

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan mereka. Hal itu menunjukkan bahwa penting bagi perusahaan. untuk menciptakan dan mempertahankan loyalitas konsumen.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memenangkan persaingan tersebut. kepada retailing mix (bauran eceran), yang merupakan kombinasi dari enam

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi

BAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. makan untuk memasarkan produk produk makanan dari perusahaan tersebut.

BAB V PENUTUP. penelitian, serta saran bagi pelaku bisnis maupun penelitian selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari waktu ke waktu bisnis di bidang makanan mempunyai

KUESIONER PENELITIAN SURVEI TINGKAT KEPENTINANGAN DAN KINERJA WARUNG BAKSO KOTA CAKMAN BOGOR

Bab 1. Pendahuluan. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Apdian Cahyadi 1), Sumarsono 2) Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB I PENDAHULUAN. tarik wisatawan domestik maupun asing. Selain itu Jakarta juga sebagai kota

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Atribut Produk dan Motif Hedonic terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini semakin banyak kebutuhan manusia yang harus dipenuhi,

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya persaingan dalam pemenuhan kebutuhan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa jika pada suatu kota yang besar terdapat banyak pelaku-pelaku industri

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 4.1 Aktivitas Yang Dilakukan Oleh Rumah Makan Spesial Sambal (SS)

BAB I PENDAHULUAN. minuman salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua orang.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Selama 1 tahun terakhir terjadi kenaikan dan penurunan jumlah konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti

VII PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA KUSUMA AGROWISATA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tanda bahwa bisnis kuliner berkembang pesat. Bisnis kuliner melalui subindustri

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era informasi yang sedang berkembang dengan cepat dan pesat dewasa

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan situasi perekonomian semakin pesat, terlebih pada

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar di Jawa

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi dua bagian yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. salah satu teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan identitas

BAB I PENDAHULUAN. industrialisasi dan modernisasi perdagangan. Kota-kota besar pada umumnya tidak luput dari

Transkripsi:

VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN Menurut Engel, et al (1995), proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen terdiri dari lima tahapan, yaitu (1) pengenalan kebutuhan, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, dan (5) perilaku pasca pembelian. Dalam penelitian ini, kuesioner tentang proses keputusan pembelian yang diberikan kepada konsumen merupakan kuesioner dengan pilihan jawaban lebih dari satu karena pertimbangan opini konsumen yang beraneka ragam. Oleh karena itu, jumlah jawaban bisa lebih dari jumlah konsumen. Berikut adalah uraian kelima tahapan proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat. 6.1. Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan merupakan tahap awal bagi konsumen sebelum melakukan pembelian. Tahapan ini muncul akibat adanya persepsi atau perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan aktual. Dalam tahap ini, perlu bagi konsumen untuk mengetahui motivasi dan manfaat yang dicari dalam melakukan pembelian di restoran (luar rumah). Adanya variasi makanan merupakan motivasi sebagian besar konsumen dalam mengunjungi dan melakukan pembelian di restoran (luar rumah). Motivasi konsumen terbesar kedua yaitu mencari suasana baru. Tabel 9. Motivasi Konsumen ke Restoran (Luar Rumah) Motivasi Konsumen Mencari suasana baru 23 25,3 Mencari tempat yang lebih nyaman 21 23,1 Adanya variasi makanan 35 38,5 Gaya hidup 4 4,4 Lainnya 8 8,8 Total 91 100 Selain informasi mengenai motivasi kunjungan konsumen, tahap pengenalan kebutuhan juga memerlukan informasi mengenai manfaat yang dicari oleh konsumen dalam mengunjungi dan melakukan pembelian di restoran (luar rumah). Berdasarkan hasil penelitian, terdapat sebanyak 56,0 persen konsumen

mencari manfaat mudah/tidak repot dari mengunjungi dan melakukan pembelian di restoran (luar rumah). Berdasarkan karakteristik konsumen, sebagian besar konsumen merupakan pegawai/karyawan yang kesehariannya berada dalam lingkungan pekerjaan yang sibuk. Oleh karena itu, wajar saja jika sebagian besar konsumen mencari manfaat mudah/tidak repot. Selain itu, terdapat 25,3 persen konsumen mencari manfaat memperoleh kebutuhan gizi dari mengunjungi dan melakukan pembelian di restoran (luar rumah), 1,3 persen konsumen mencari manfaat sebagai simbol status sosial, 8,0 persen konsumen mencari manfaat sebagai makanan utama, dan sebanyak 9,3 persen konsumen mencari manfaat lain seperti sebagai hiburan, wisata kuliner, dan makan sambil relaksasi. Tabel 10. Manfaat Kunjungan ke Restoran (Luar Rumah) Manfaat Kunjungan Mudah/tidak repot 42 56,0 Memperoleh kebutuhan gizi 19 25,3 Sebagai simbol status sosial 1 1,3 Sebagai makanan utama 6 8,0 Lainnya 7 9,3 Total 75 100 6.2. Pencarian Informasi Tahap kedua setelah pengenalan kebutuhan adalah tahap pencarian informasi. Setelah konsumen mengetahui motivasi dan manfaat yang dicari, konsumen akan mulai mencari berbagai informasi mengenai restoran, baik sumber informasi maupun segala aspek yang ada dalam informasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 37,9 persen konsumen mendapatkan informasi mengenai restoran dari teman dan 23,3 persen konsumen mendapatkan informasi mengenai restoran dari keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa informasi mengenai restoran masih banyak dilakukan dengan cara word of mouth (dari mulut ke mulut). Cara seperti ini diyakini lebih mudah dipercaya oleh konsumen karena adanya pengalaman yang nyata dari orang lain.

Tabel 11. Asal Perolehan/Sumber Informasi Mengenai Restoran Sumber Informasi Media elektronik 15 12,9 Media cetak 17 14,7 Tempat pembelian 13 11,2 Keluarga 27 23,3 Teman 44 37,9 Total 116 100 Setelah mendapatkan informasi mengenai restoran, konsumen akan mencari informasi lain yang lebih mendalam mengenai aspek-aspek yang menjadi fokus utama yang terkandung dalam informasi tersebut. Rasa dari makanan dan minuman yang ditawarkan oleh restoran merupakan hal yang penting dan menjadi fokus perhatian utama konsumen dalam informasi yang ada tentang restorann yaitu sebesar 40,6 persen konsumen. Selain itu, 27,4 persen konsumen berpendapat bahwa harga merupakan hal yang juga penting dan menjadi fokus perhatian utama dalam suatu informasi mengenai restoran. Tabel 12. Fokus Utama yang Menjadi Perhatian Konsumen dari Sumber Informasi Fokus Utama Informasi Harga 29 27,4 Brand restoran yang terkenal 10 9,4 Kemudahan mengakses restoran 20 18,9 Rasa 43 40,6 Lainnya 4 3,8 Total 106 100 6.3. Evaluasi Alternatif Tahapan yang ketiga dalam suatu proses keputusan pembelian adalah tahap evaluasi alternatif. Pada tahap ini, konsumen akan mulai mencari dan memilih alternatif restoran yang akan dikunjungi. Dalam hal ini adalah Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat. Tahapan ini dimulai dari pendapat konsumen tentang hal-hal yang akan dibandingkan dalam memilih restoran.

Rasa yang enak merupakan hal pertama yang dibandingkan oleh konsumen dalam memilih restoran yang akan dikunjungi yaitu sebesar 48,6 persen konsumen. Hal ini dikarenakan bahwa suatu restoran menawarkan produk utamanya berupa makanan dan minuman. Selain rasa yang enak, hal lain yang juga dibandingkan oleh responden dalam memilih restoran adalah lokasi yang strategis yaitu sebanyak 25,2 persen konsumen. Tabel 13. Hal-Hal yang Dibandingkan dalam Pemilihan Restoran Hal-Hal yang Dibandingkan dalam Memilih Restoran Lokasi yang strategis 27 25,2 Rasa yang enak 52 48,6 Kemudahan mengakses restoran 14 13,1 Brand restoran yang terkenal 6 5,6 Lainnya 8 7,5 Total 107 100 Setelah diketahui hal-hal yang dibandingkan oleh konsumen dalam memilih restoran, konsumen akan mempertimbangkan beberapa hal dalam memilih restoran dengan menu masakan Jepang yang akan dikunjungi. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 29,2 persen konsumen mempertimbangkan kenyamanan suasana restoran dalam memilih restoran dengan menu masakan Jepang. Selain itu, variasi menu (26,4 persen konsumen) dan kandungan gizi yang tinggi (20,8 persen konsumen) juga dijadikan pertimbangan konsumen dalam memilih restoran dengan menu masakan Jepang. Masakan Jepang merupakan masakan dengan bahan-bahan yang alami dan segar dibandingkan dengan jenis masakan lainnya. Cara mengolah masakan Jepang juga dapat dikatakan tidak memerlukan proses pematangan sebelumnya atau dibiarkan segar karena diyakini masakan yang tidak melalui proses pematangan sebelumnya memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi disebabkan gizi yang terkandung dalam bahan masakan tidak hilang akibat proses pematangan..

Tabel 14. Pertimbangan Memilih Restoran dengan Menu Masakan Jepang Pertimbangan Memilih Restoran Jepang Variasi menu 28 26,4 Kandungan gizi yang tinggi 22 20,8 Kenyamanan suasana restoran 31 29,2 Keunikan cara memasak 19 17,9 Lainnya 6 5,7 Total 106 100 Setelah mempertimbangkan beberapa hal dalam memilih restoran dengan menu masakan Jepang yang akan dikunjungi, konsumen mempertimbangkan alasan memilih Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat sebagai restoran dengan menu masakan Jepang yang dipilih. Berdasarkan hasil penelitian, cita rasa makanan dan minuman (37,1 persen konsumen) serta kehigienisan dan kesegaran bahan makanan dan minuman (32,0 persen konsumen) merupakan alasan para konsumen untuk menjadikan Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat sebagai restoran dengan menu masakan Jepang pilihannya. Tabel 15. Pertimbangan Memilih Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat Pertimbangan Memilih Restoran Jepang Cita rasa makanan dan minuman 36 37,1 Kehigienisan dan kesegaran bahan makanan dan 31 32,0 minuman Tampilan penyajian makanan dan minuman 8 8,2 Penataan eksterior dan interior restoran 10 10,3 Lainnya 12 12,4 Total 97 100 6.4. Keputusan Pembelian Tahap keputusan pembelian adalah tahap di mana konsumen dituntut untuk menentukan mengenai kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana membayar. Tahap ini merupakan tahap besar dari suatu proses pembelian konsumen. Dalam penelitian ini, tahap keputusan pembelian dapat dilihat dari niat dalam niat mengkonsumsi produk Midori Japanese Restaurant Cabang K.H.

Wahid Hasyim Jakarta Pusat dan dengan siapa konsumen melakukan pembelian di Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat. Pembelian secara terencana sejak awal dilakukan oleh sebanyak 61,7 persen (37 orang) konsumen. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak restoran, Midori Japanese Restaurant merupakan restoran dengan menu masakan Jepang yang menawarkan harga untuk segmentasi kalangan menengah ke atas di mana kalangan tersebut memiliki daya beli dengan finansial yang mencukupi. Sehingga wajar saja jika dalam penelitian ini sebagian besar konsumen melakukan pembelian di Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat secara terencana sejak awal dengan jumlah finansial yang sudah dipersiapkan. Selain itu, terdapat sebanyak 25 persen (15 orang) konsumen yang melakukan pembelian secara mendadak yaitu merasakan niat membeli ketika melewati lokasi Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat dan sebanyak 13,3 persen (8 orang) konsumen memiliki niat pembelian lainnya seperti niat membeli karena ajakan teman. Tabel 16. Niat Pembelian Produk Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat Niat Pembelian Merencanakan sejak awal 37 61,7 Merasakan niat membeli ketika melihat Midori 15 25,0 Japanese Restaurant saat Anda melewati lokasi restoran Lainnya 8 13,3 Total 60 100 Sebagian besar konsumen yaitu 48,8 persen konsumen melakukan pembelian di Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat dengan teman. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar karakteristik konsumen Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat adalah pegawai/karyawan yang datang bersama teman kerjanya, khususnya pada jam makan siang. Selain itu, sebanyak 38, persen konsumen melakukan pembelian bersama keluarga.

Tabel 17. Dengan Siapa Konsumen Melakukan Pembelian di Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat Dengan Siapa Melakukan Pembelian Sendiri 8 9,5 Keluarga 32 38,1 Teman 41 48,8 Lainnya 3 3,6 Total 84 100 6.5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah melakukan pembelian dan mengkonsumsi suatu produk, masih terdapat satu tahapan lagi untuk menyempurnakan proses keputusan pembelian. Tahapan ini disebut sebagai tahap hasil atau perilaku pasca pembelian. Pada tahap ini, konsumen akan melakukan penilaian terhadap produk maupun jasa yang telah dikonsumsi. Hasil dari penilaian konsumen ini bisa beragam. Ada yang mengalami kepuasan dan ada pula yang mengalami ketidakpuasan. Kepuasan dan ketidakpuasan ini muncul akibat adanya hubungan antara tingkat kepentingan (importance) dan tingkat kinerja (performance) dari atribut-atribut suatu produk. Selain kepuasan dan ketidakpuasan, tahap perilaku pasca pembelian juga dapat dinilai dari ada atau tidaknya niat konsumen untuk melakukan pembelian kembali serta ada atau tidaknya tindakan konsumen dalam memberikan rekomendasi mengenai produk tersebut kepada orang lain. Tabel 18. Kepuasan Konsumen Setelah Mengkonsumsi Produk Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat Kepuasan Konsumen Ya 59 98,3 Tidak 1 1,7 Total 60 100 Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 98,3 persen (59 orang) konsumen dari 60 konsumen merasakan kepuasan dalam mengkonsumsi produk Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat. Hanya 1 orang konsumen (1,7 persen) yang merasakan ketidakpuasan. Tingkat kepuasan ini juga membuat konsumen menjadi ingin melakukan pembelian kembali di Midori

Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat. Seluruh konsumen dalam penelitian ini (100 persen) akan melakukan pembelian kembali berdasarkan tingkat kepuasan yang dirasakan. Tabel 19. Keinginan Konsumen untuk Melakukan Pembelian Kembali di Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat Konsumen Melakukan Pembelian Kembali Ya 60 100,0 Tidak 0 0,0 Total 84 100 Tidak hanya dilihat dari tingkat kepuasan konsumen dan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian kembali, tindakan konsumen setelah mengkonsumsi produk Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat juga perlu untuk diketahui dalam tahap hasil atau perilaku pasca pembelian. Sebanyak 86,7 persen (52 orang) konsumen melakukan tindakan merekomendasikan Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat. Hasil ini berkaitan dengan kepuasan yang dirasakan oleh sebagian besar konsumen. Tabel 20. Tindakan Konsumen Setelah Mengkonsumsi Produk Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat Sikap Setelah Mengkonsumsi Tidak ada 8 13,3 Merekomendasikan kepada orang lain 52 86,7 Total 60 100 6.6. Rangkuman Hasil Proses Keputusan Pembelian Berdasarkan hasil penelitian untuk proses keputusan pembelian, konsumen Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat secara keseluruhan merupakan konsumen yang pada tahap pengenalan kebutuhan memiliki motivasi melakukan pembelian di restoran (luar rumah) karena adanya variasi makanan dan mencari manfaat kepraktisan saat melakukan pembelian di restoran (luar rumah). Untuk tahap pencarian informasi, secara keseluruhan konsumen Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat

memperoleh informasi mengenai restoran dari teman dan rasa adalah fokus utama konsumen dari sumber informasi tersebut. Konsumen Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat juga menganggap bahwa rasa yang enak adalah salah satu hal yang perlu dibandingkan dalam pemilihan restoran. Selain itu, kenyamanan suasana restoran adalah hal yang dipertimbangkan oleh sebagian besar konsumen dalam memilih restoran yang menawarkan menu masakan Jepang dan juga mempertimbangkan cita rasa makanan dan minuman dalam memilih Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat sebagai restoran Jepang pilihan konsumen. Untuk tahap keputusan pembelian, konsumen Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat melakukan pembelian secara terencana dan melakukan pembelian bersama teman dan keluarga. Secara keseluruhan, konsumen Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat merasakan kepuasan setelah mengkonsumsi produk Midori Japanese Restaurant, ingin melakukan pembelian kembali, dan konsumen telah merekomendasikan Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat kepada orang lain agar melakukan pembelian di restoran ini.