BAB I PENDAHULUAN. yang didirikan pada tahun 1963 sebagai proyek percontohan dalam bentuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Sedangkan total aset perbankan Syariah di dunia mencapai 1,72

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN (pakjun 1983) dan paket kebijakan oktober 1988 (pakto 1988). Deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah

AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA. Akuntnasi Syariah - Sunaryo, SE, C.MM

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan prinsip-prinsip yang dianut dalam syariah Islam, menghadirkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan manusia untuk mengolah tujuan-tujuan hidupnya. Agama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang berada dibidang keuangan. terutama dalam memberikan biaya investasi pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pada akhir 1990-an telah menunjukkan bahwa ketidakstabilan ekonomi makro

PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi dan keuangan syariah yang tumbuh dan berkembang pesat dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. membuka islamic division di bank tersebut. Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. industri yang terus berkembang di dunia, rata-rata pertumbuhan industri keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Rakyat Syariah (BPRS). Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun dalam lalu lintas pembayaran.(salman, 2012:8).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sustainable. Dari sisi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN tentang liberalisasi perbankan yang memungkinkan pendirian bank-bank

BAB I. di Indonesia. Fungsinya sebagai perantara keuangan masyarakat (financial

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin modern ini yang. dilakukan dengan adanya perantara dalam kegiatannya.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang memiliki penduduk beragama Islam

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk pembiayaan yang berasal dari eksternal salah satunya yaitu dana dari

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa

ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI PEBANKAN SYARIAH DI INDONESIA. Oleh : Suhel

BAB I PENDAHULUAN. saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

Roadmap Keuangan Syariah Indonesia

BAB I PENDAHALUAN. Sistem ekonomi berbasiskan syariah dalam beberapa tahun belakangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya berlandasan Al-Qur an dan As-Sunnah. dilihat dengan berdirinya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan keuangan salahsatunya adalah sektor perbankan. Sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa terjadi penurunan kredit di negara-negara Asia sejak terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi perbandingan penerapan..., Budi Setiawan, Program 1 Pascasarjana, Universitas 2008 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mulai percaya

BAB I PENDAHULUAN. zakat dari keuntungan operasinya serta memberikan pembiayaan kebajikan

I. PENDAHULUAN. Bank Umum Syariah telah muncul sejak tahun 1992 yang dipelopori oleh Bank

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam lalu lintas pembayaran, sehingga kinerja bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dengan surat utang (debt instrument), misalnya obligasi. Keuntungan dari

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah dan beberapa perusahaan besar, telah berubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat pesat setelah adanya liberalisasi keuangan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir tahun 2015, ASEAN Economic Community (AEC) atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan atau Financial Intermediatary antar dua pihak, yaitu pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

sebagai Bank Umum Syariah (BUS) pertama di Indonesia (Rustam, 2013: 21). periode hanya ada satu unit bank syariah, pada tahun 1999 didirikan

INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk bunga nol persen (zero interest). Hal ini terus berlangsung paling. bank-bank baru (Umam dan Utomo, 2016).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. Triandaru dan Totok Budi Santoso, 2009). Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia (LPPSI) Bank Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Januari Diakses melalui http// Tanggal 12 Oktober Undang-Undang Perbankan Syariah.

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi, salah satunya ialah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi. berkembang dan juga tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal tahun 1990 terdapat fenomena di negara negara pengutang yang

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Pada tahun 2012 hingga 2013 UMKM menyumbang kan. tahun 2013 sektor ini mampu 97,16% dari total tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam telah ada sejak awal tahun 1960-an. Bank Islam pertama yang didirikan pada tahun 1963 sebagai proyek percontohan dalam bentuk bank tabungan pedesaan di sebuah kota kecil di Mesir, yaitu Mit Ghamr. Setelah itu, gerakan perbankan Islam hidup kembali di pertengahan tahun 1970-an. Pembentukan Islamic Development Bank pada tahun 1975 memicu perkembangan bank-bank Islam di banyak negara, seperti Dubai Islamic Bank di Dubai (1975), Faisal Islamic Bank di Mesir dan Sudan (1977), dan Kuwait Finance House di Kuwait (1977) (Ascarya dan Diana, 2008). Menurut data yang dipublikasikan oleh Central Bank of Bahrain, pertumbuhan perbankan syariah Bahrain tumbuh dengan luar biasa, dengan total aset US $ 1,9 miliar pada tahun 2000 menjadi US $ 26,3 miliar pada Juni 2009, atau meningkat lebih dari 12 kali. Di kawasan Asia Tenggara, Malaysia menjadi pioner dalam industri perbankan syariah. Hal ini ditandai dengan lahirnya Bank Islam Malaysia Berhad pada tahun 1983. Bank Negara Malaysia (BNM), selaku bank sentral juga memberlakukan skema baru tentang diperbolehkannya bank konvensional membuka unit usaha syariah untuk menawarkan berbagai produk keuangan syariah. Perkembangan bank syariah di Indonesia juga telah mendapatkan perhatian tersendiri, dengan dikeluarkannya cetak biru pengembangan bank 1

2 syariah di Indonesia oleh Bank Indonesia. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia menunjukkan arah peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu: aset, dana pihak ketiga (DPK), dan pembiayaan. Berdasarkan statistik perbankan syariah Bank Indonesia dapat diketahui bahwa aset bulan Januari 2010 sebesar 67.436 milyar rupiah, DPK 53.163 milyar rupiah, dan pembiayaan 47.140 milyar rupiah. Di Eropa, Inggris mengukuhkan tekad menjadi pintu gerbang sistem keuangan syariah di Barat. Produk-produk berbasis syariah untuk warga muslim Eropa didorong terus-menerus untuk tumbuh. Jumlah penduduk muslim di Inggris sekitar 1,8 juta orang atau tiga persen dari total warga Inggris yang mencapai 60 juta orang merupakan jumlah yang dinilai sangat potensial. Pemerintah Inggris pun mereformasi peraturan demi mendukung perkembangan sukuk (obligasi syariah) yang kini tumbuh pesat. Melalui Financial Services Authority (FSA) atau lembaga pembuat regulasi dan pengawas sistem perbankan dan keuangan di Inggris sebagai regulator, memberi kemudahan sekaligus melakukan efisiensi bagi sistem keuangan Islam. Keberadaan perbankan syariah diharapkan dapat mendorong perkembangan perekonomian suatu negara. Tujuan dan fungsi perbankan syariah dalam perekonomian adalah (Setiawan, 2006, dalam Malik dan Banoon, 2007; 18) : 1. Kemakmuran ekonomi yang meluas, tingkat kerja penuh, dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimum.

3 2. Keadilan sosial-ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan yang merata. 3. Stabilitas nilai uang. 4. Mobilisasi dan investasi tabungan yang menjamin adanya pengembalian yang adil. 5. Pelayanan yang efektif. Struktur perbankan yang sehat dan operasioanal yang efisien merupakan inti dari semua permasalahan perbankan, karena baik buruknya industri perbankan akan banyak ditentukan oleh baik tidaknya struktur yang dibuat dan kebijakan yang efisien, disamping perlu adanya fungsi pendukung yang lain, seperti pengawasan dan pengaturan yang efektif. Perbankan merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktivitas perekonomian masyarakat modern. Munculnya perbankan syariah, diharapkan mendorong dan mempercepat kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan melakukan kegiatan perbankan (financial), komersial, dan investasi sesuai dengan prinsip Islam (Priyonggo, 2008; 37). Perbedaan karakteristik dari negara-negara di dunia yang memiliki dan mengembangkan perbankan syariah kemungkinan mempengaruhi struktur dan kinerja perbankan mereka. Berfokus pada perbankan syariah, pangsa penduduk muslim dapat berperan penting dalam peningkatan kompetensi perbankan syariah itu sendiri. Menurut Umi (2007; 24) sebuah studi perbandingan efisiensi dan produktivitas industri bank-bank syariah lintas negara menjadi menarik karena beberapa alasan :

4 1. bank sebagai lembaga keuangan untuk memperkuat kesehatan dan stabilitas makroekonomi, 2. sejak tahun 1960 negara-negara di seluruh dunia telah membuka pasar dan dihapusnya hambatan dalam industri perbankan. Tabel 1 Karakteristik Beberapa Negara Yang Mempunyai Bank Syariah No. Negara Jumlah Bank Islam 1. Indonesia 6 bank umum syariah, 25 unit usaha syariah. 2. Malaysia 2 bank umum syariah, 9 domestic window, 4 bank asing. Penduduk 228.437.870 orang. Muslim 88%, Protestan 5%, Roman Katholik 3%, Hindu 2%, Budha 1%, lainnya 1%. 25.200.000 orang. Islam 60.4%, Budha 9.2%, Kristen 9.1%, Hindu 6.3%, China 2.6%. 3. Bahrain - 725.385 orang. Islam 100%. 4. Uni Arab - 2.407.460 orang. Emirat Muslim 96%, Shi'a 16%, Kristen, Hindu, dan lainnya 4%. 5. Arab Saudi - 23.200.000 orang. Islam 100%. 6. Inggris 5 bank umum syariah. 62.041.708 orang. (estimasi 2010) Mayoritas Kristen. GDP Per Kapita $3,980 (astimasi 2008). $8,118 (estimasi 2008). US$18.817 (estima si 2005). $46,584 (estimasi 2009). $18,855 (estimasi 2008). $ 35,400 (estimasi 2009). Sumber : Bankscope Database, Mergent Online Database, WDI online database (dalam Umi 2007; 27), Wikipedia, Laporan Bank Sentral, dan berbagai sumber.

5 Perbankan syariah sebagai bagian dari industri perbankan memiliki peran yang tidak berbeda dari perbankan konvensional lainnya. Sistem operasional yang berbeda dengan sistem operasional perbankan konvensional, perbankan syariah juga dituntut untuk bisa menyalurkan dana dari para investor kepada para nasabah yang membutuhkan secara efektif dan efisien. Efektif lebih memiliki arti sebagai ketepatan pemberian pembiayaan kepada pihak yang membutuhkan, sedangkan efisien lebih memiliki arti kesesuaian hasil antara input yang digunakan dengan output yang di hasilkan (Ghofur, 2003 dalam Priyonggo, 2008; 38). Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Dengan diidetifikasikannya alokasi input dan output, dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat penyebab ketidakefisiensian (Suswadi, 2007; 65). Berdasarkan sejumlah riset empiris yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa, efisiensi perbankan syariah lintas negara menunjukkan gambaran menarik, yaitu praktik operasional bank syariah mengalami tingkat efisiensi yang cukup baik dan membawa pengaruh positif bagi upaya menggerakkan perekonomian. Evaluasi kinerja perbankan syariah menarik

6 untuk diteliti lebih dalam, terlebih penelitian-penelitian tersebut masih sedikit dilakukan. Berdasarkan parameter kinerja yaitu efisiensi perbankan syariah tersebut, peneliti tertarik mengambil judul Analisis Tingkat Efisiensi Bank Syariah Internasional Periode 2006-2008 (Studi Empiris Pada 9 Bank). B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah tingkat efisiensi masing-masing bank syariah di kawasan Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Inggris periode 2006-2008? 2. Bagaimanakah perbandingan tingkat efisiensi masing-masing bank dalam penelitian ini? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah : 1. Untuk mengukur tingkat efisiensi masing-masing bank syariah di kawasan Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Inggris periode 2006-2008. 2. Untuk mengetahui perbandingan tingkat efisiensi masing-masing bank dalam penelitian ini.

7 D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini, penulis memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru tentang fenomena bank syariah di kawasan Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Inggris. 2. Bagi Perbankan Syariah, Otoritas Perbankan, dan Pemerintah masingmasing negara, memberikan informasi tentang kinerja (tingkat efisiensi), untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan mengenai kondisi perbankan syariah bagi peneliti selanjutnya.