METODE ACTIVE LEARNING TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 33 PADANG. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG ABSTRAK

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DISERTAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARS WITH A QUESTION (LSQ) DISERTAI HANDOUT PADA MATERI SISTEM GERAK KELAS VIII DI SMPN 22 PADANG

PENERAPAN TEKNIK SPOTLIGHT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT

Oleh : Siska Maria, Nurhadi dan Vivi Fitriani Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK PASAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 14 PADANG. Oleh:

STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IA SMAN 5 SOLOK SELATAN

PENERAPAN STRATEGI THE FIRING LINE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATIPUH. Abstract

PENERAPAN STRATEGI AKTIF TIPE LEARNING START WITH A QUESTION DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG.

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 PADANG

Tri Pandi Putra NIM

Nofa & Rahmi p-issn: ; e-issn: Mutiara Nofa Nst 1 dan Rahmi 2. Padang, Sumatera Barat, Indonesia

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI BELAJAR AKTIF HOLLYWOOD SQUARES

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 4 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DENGAN MENGGUNAKAN LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUK SIKAPING

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Bung Hatta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG Luchsyah Asdianti 1, Mukhni 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 2 LUHAK NAN DUO

Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Questions Student Have (QSH) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VII SMP N 20 Padang

Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR ABSTRACT

Ilham Ilahi 1. Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bung Hatta

Hendrika Milta Sari, Gustina Indriati, Annika Maizeli

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE CLASS CONCERN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 KECAMATAN HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS XI MIA SMAN 4 PADANG ABSTRACT

STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

Keywords: Math Learning Outcome,Student s Learning Activity, Learning Starts With A Question

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE FIRING LINE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIIISMPN17 PADANG

Oleh: Sesna Fitri*), Rahmi**), Zulfitri Aima**)

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Melko Fardian *, Rahmi**, Lita Lovia**

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII MTsN SUBANG ANAK KABUPATEN TANAH DATAR

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

Nadia Cahyadi*, Zulfitri Aima**, Ainil Mardiyah**

ABSTRACT. Keywords: MathLearning Outcomes, Inquiry Without LKS, LKS accompanied Inquiry

mengelola informasi dan ditambah dengan mengerjakan sesuatu yang bermanfaat, tidak hanya bagi dirinya sendiri tapi juga bagi orang lain.

ABSTRACT. KeyWords: Concepts Understanding Mathematics, Giving Questions And Getting Answers

PENGARUH TEKNIK CAWAN IKAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BAYANG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE


Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

PENERAPAN STRATEGI PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

Oleh: Gita Ria Violetta*), Anny Sovia, S. Si, M. Pd**), Lucky Heriyanti Jufri, S. Si, M. Pd**).

PENGARUH PENERAPAN STATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA MATERI CAHAYA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG.

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN METODE SYNDICATE GROUP PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT

ABSTRACT. Keywords: Buzz Group, quiz, learning outcome

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTIONSSTUDENT HAVETERHADAP HASIL BELAJAR SISWAKELAS XI IPS SMAN 1KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE STUDY GROUP DISERTAI KUIS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE LINGKARAN DALAM LINGKARAN LUAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK SPOTLIGHT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELASXI IPS SMA PGRI 2 PADANG JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BINGO REVIEW DISERTAI KUIS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIIISMPN 33 PADANG.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

ABSTRACT. mathematics conceptual understanding of the students tought by using active

Key Word: Conceptual Understanding, Numbered Heads

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI SERTAI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PADANG

Andri Juliadi *), Tika Septia **), Lucky Heriyanti Jufri **)

ABSTRACT. Keyword : Active Learning, The Result of Cognitive, Affective and Psychomotor Learning Domains.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI SEPAK BOLA VERBAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMPN KELAS VIII.

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING: SUATU UPAYA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 4 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG

Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) LIRA JUNITA NIM

Hesti Noviyana STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT Keywords: Rotating Trio Exchange (RTE) model, Mathematics learning achievements.

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTIONS STUDENTS HAVE

Transkripsi:

METODE ACTIVE LEARNING TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 33 PADANG Febrianda Yenni Syafei 1), Suherman 2), Yusmet Rizal 3) 1 ) FMIPA UNP, Febrianda@yahoo.co.id 2,3 ) Staf pengajar jurusan matematika FMIPA UNP Abstract This research is based on the learning outcomes mathematics of students at SMPN 33 Padang are still low. This happens because the learning is dominated by teachers, so that students are less active in providing responses and feedback on the learning. One of ways that can be done to improve the learning outcomes of student is to implement Active Learning methods Learning Study Starts With A Question. This type of research is experimental research with the design-randomized Control Group Only Design. The results showed the presence of increasing learning outcomes of students' mathematics. Keywords: learning outcomes, Learning Starts With A Question PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu sebagai pembentuk pola pikir rasional dan pembentuk sikap logis, kritis, cermat, dan disiplin. Hal ini menyebabkan matematika wajib diajarkan dari pendidikan sekolah dasar, pendidikan menengah, sampai perguruan tinggi. Kenyataan yang ada siswa masih menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit sehingga hasil belajar siswa masih banyak di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kondisi seperti ini menuntut perhatian dari berbagai pihak terutama guru hendaknya mampu menerapkan pembelajaran aktif selama proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks. Kompleksitas pembelajaran tersebut dapat dipandang dari dua subjek yaitu siswa sebagai pelaku pelajar dan dari guru sebagai pembelajar. Menurut Slameto (1995: 2) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Pembelajaran menggambarkan seluruh potensi siswa untuk mempelajari fakta dan gagasan yang dapat digunakan secara efektif. Interaksi antara pengajar (guru) dengan pembelajar (siswa) akan menghasilkan suatu perubahan dalam diri yang belajar untuk mengembangkan penguasaan akan suatu kecakapan tertentu. Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Dengan pengamatan terhadap contohcontoh dan bukan contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya, dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk membuat perkiraan, terkaan, atau kecendrungan berdasarkan 70

kepada pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus (generalisasi). Di dalam proses penalarannya dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. Namun, tentu kesemuanya itu harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan siswa, sehingga pada akhirnya akan sangat membantu kelancaran proses pembelajaran matematika. Active Learning dikembangkan oleh Mel Silberman, seorang guru besar kajian psikologi pendidikan di Temle Universitas yang berspesialisasi dalam psikologi pengajaran. Tujuan dari metode ini adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Active Learning ini dikembangkan dari pernyataan Confucius 2400 tahun yang lalu dalam Silberman (2009: 1) yaitu: Apa yang saya dengar, saya lupa Apa yang saya lihat, saya ingat Apa yang saya kerjakan, saya pahami Pernyataan Confucius mengemukakan bahwa dalam memahami tidaklah cukup hanya mendengar dan melihat saja. Jika siswa dapat melakukan sesuatu dengan informasi yang diperoleh, siswa dapat memperoleh umpan balik mengenai seberapa bagus pemahamannya. Maka siswa akan mendapat pengetahuan dan keterampilan. Untuk dapat menyerap informasi yang diberikan, seseorang harus berkonsentrasi. Kenyataannya, siswa sulit untuk berkonsentrasi dan siswa cenderung bosan bila hanya melakukan aktifitas mendengar dalam waktu lama, untuk itu siswa haruslah diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu di samping mencatat dan mendengar seperti mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, bekerja, dan bahkan mungkin mengajarkan rekan sesama siswa. Jika siswa dapat melakukan sesuatu dengan informasi yang diperoleh, siswa dapat memperoleh umpan balik mengenai seberapa bagus pemahamannya.. Pendapat ini diperkuat oleh pernyataan John Holt (1967) dalam Silberman (2009: 5) yang mengatakan bahwa pelajaran dapat di perkuat bila siswa diminta untuk melakukan hal berikut ini: a. Mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri. b. Memberikan contoh-contoh. c. Mengenalnya dalam berbagai alat peraga. d. Melihat hubungan antara fakta atau gagasan dengan yang lain. e. Menggunakannya dalam berbagai cara. f. Memperkirakan beberapa konsekuensinya. g. Mengungkapkan lawan atau kebalikannya. Keterlibatan mental dan fisik dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat siswa. Silberman (2009: 6) menyatakan ketika belajar secara aktif, pelajar mencari sesuatu. Dia ingin menjawab pertanyaan, memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki cara untuk melakukan pekerjaan. Dalam pembelajaran, siswa memiliki kemampuan belajar berbeda-beda. Belajar aktif juga mengakomodir perbedaan kemampuan belajar siswa, karena pembelajaran metode ceramah hanya akan menarik bagi siswa bermodalisasi auditori. Berdasarkan penelitian Grinder (1991) dalam Silberman (2009: 7) menyatakan Pada setiap grup dari 30 siswa, rata-rata 22 dapat belajar secara efektif selama pengajar menyediakan visual, auditori, dan aktifitas kinesthetic. Tipe LSQ (Learning Starts with a Question) adalah pembelajaran aktif yang berawal dari suatu pertanyaan. Pembelajaran lebih efektif jika siswa tersebut aktif, mencari pola daripada menerima saja. Metode ini merangsang siswa untuk bertanya tentang materi pelajarannya terlebih dahulu, sehingga akan timbul pertanyaanpertanyaan dari siswa mengenai topik yang tidak bisa mereka pahami sendiri. Jika tidak ada 71

pertanyaan-pertanyaan dari siswa mengenai topik yang diajarkan, maka guru yang harus memberikan pertanyaan kepada siswa. Dari pertanyaan siswa itulah guru memulai menerangkan materi pelajaran kepada siswa. Tipe LSQ merupakan salah satu metode pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa paham terhadap suatu materi yang diajarkan dan membantu siswa dalam partisipasi pada proses pembelajaran, sehingga siswa lebih ingat terhadap pelajaran yang baru disampaikan. Tipe LSQ ini akan mengajak siswa untuk dapat menyampaikan pendapatnya tentang suatu konsep yang tidak dipahami, untuk membantu siswa dalam proses belajar mengajar digunakan LKS. Melalui LKS ini diharapkan pelajaran matematika itu jadi menyenangkan dan lama bertahan dalam ingatan siswa. Silberman (2009: 144) mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan menggunakan tipe LSQ ini adalah: a. Bagikan pada siswa bahan ajar (LKS) yang dipilih. b. Mintalah siswa untuk mempelajari LKS dengan pasangan dan kelompok, mintalah agar masing-masing pasangan dan kelompok sedapat mungkin berupaya memahami LKS serta mengenali apa saja yang tidak mereka pahami dengan menandai dokumen (LKS) dengan pertanyaan didekat informasi yang tidak mereka pahami. c. Mintalah siswa untuk mempresentasikan jawaban didepan kelas dan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa. Guru dapat juga menvariasikan tipe ini sesuai dengan kebutuhan kelas. Variasi yang dapat dilakukan diantaranya adalah: a. Jika guru merasa bahwa siswa akan kesulitan untuk mempelajari sendiri materi pelajarannya, berikan sejumlah informasi mengarahkan siswa atau beri siswa pengetahuan dasar yang diperlukan untuk bisa mengajukan pertanyaan sendiri. Selanjutnya bentuk kelompokkelompok belajar. b. Mulai prosedur ini dengan belajar sendirisendiri, bukan secara berpasangan. Dengan variansi dan prosedur diatas pada saat pelaksanaan tipe LSQ dilaksanakan dengan diskusi kelompok, siswa dibagi dalam beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 5 orang dan LKS yang diedarkan satu LKS untuk satu orang. Jadi dalam setiap kelompok itu terdapat 5 LKS. Pembagian kelompok berdasarkan nilai akademik siswa. Jika tipe LSQ dilaksanakan secara sendirisendiri atau berpasangan, proses pembelajaran seperti ini sering dilakukan, sedangkan tipe LSQ bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa paham terhadap suatu materi yang diajarkan. Pertanyaan dalam LKS tersebut bertujuan untuk mengulang kembali pelajaran yang baru diberikan oleh guru. Pertanyaan ini juga merupakan salah satu cara agar siswa dapat memahami materi yang diajarkan, dengan adanya pertanyaan dalam LKS tersebut maka anggota kelompok akan berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan oleh lawan sehingga siswa dapat menguasai pelajaran dengan lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Sanjaya (2005: 27) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan gambaran kemampuan siswa dalam memahami suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu kompetisi dasar. Sementara menurut Sudjana (1989: 22) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Jadi hasil belajar dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai dan memahami pelajaran yang diterimanya. Menurut Sudjana (1989: 3) bahwa penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam pencapaian tujuan-tujuan pengajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiensinya dalam pencapaian tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa dan diakhir pertemuan di 72

adakan kuis. Dari penilaian inilah nantinya hasil belajar dapat diketahui. Ada berbagai metode penilaian hasil belajar, pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode tes. Hasil tes ini kemudian diolah, dianalisis sehingga didapatkan hasil belajar. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian Randomized control group only design. Objek dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen pembelajaran menerapkan metode Active Learning tipe LSQ. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 33 Padang. Diambil dua kelas sebagai sampel dengan teknik random sampling. Salah satunya sebagai kelas eksperimen dan yang lainnya sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengambil data adalah tes yang berbentuk essay. Sebelum soal tes diberikan kepada kedua kelas, soal tes tersebut dilakukan uji coba di SMPN 4 Padang. Setelah dilakukan uji coba tes dianalisis sehingga didapatkan daya pembeda masing-masing soal seperti terlihat pada Table 1 dibawah ini: Tabel 1. Daya Pembeda pada Masing-Masing Soal No Item 1 2a 2b 3 4a 4b 5 Ip 5,02 4,40 3,43 2,87 2,21 2,59 14,98 Kemudian dihitung Indeks Kesukaran masingmasing soal: Tabel 2. Indeks Kesukaran pada Masing- Masing Soal No Persentase (%) Item 1 2a 2b 3 4a 4b 5 Ik 59,5 58,6 49,21 88,3 33,75 53,13 49,75 Terakhir dihitung reliabilitas soal yang didapatkan r 11 = 0,67 dengan kategori reliabilitas soal tergolong tinggi. HASIL Deskripsi data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang diperoleh dari tes yang diberikan dari kedua kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes hasil belajar matematika diberikan kepada siswa pada akhir penelitian. Setelah tes dilaksanakan diperoleh datadengan rincian seperti yang terlihat pada Tabel 3 beikut: Tabel 3. Hasil Analisis Tes Hasil Belajar Kelas Sampel x s X maks X min Eksperimen 72,90 14,75 98 45 Kontrol 67,23 15,21 95 40 Berdasarkan Tabel 3 di atas rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan ratarata kelas kontrol. Nilai tertinggi kelas diperoleh dari kelas eksperimen dan Nilai terendah diperoleh dari kelas kontrol. Hal ini terjadi karena siswa yang mendapatkan nilai terendah tersebut sering tidak mengikuti pembelajaran. Selain dari hasil analisis tes pada Tabel 3, dibawah ini dapat dilihat ketuntasan hasil belajar dimana Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah adalah 70, seperti yang terlihat pada Tabel 4 berikut: Tabel 4. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Sampel 70 70 Jumlah siswa Eksperimen 60 40 40 Kontrol 55 45 40 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen dari 40 siswa, 60% telah tuntas. Hal ini merupakan hampir setengah jumlah siswa kelas eksperimen yang memiliki nilai di atas 73

KKM yaitu di atas 70. Kelas kontol hanya 55% siswa yang tuntas. PEMBAHASAN Analisis data hasil belajar matematika dilakukan secara berurutan meliputi uji normalitas, uji homogenitas variansi dan uji hipotesis. Didapatkan bahwa berdasarkan uji normalitas hasil belajar matematika siswa berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas diperoleh P-Value 0,852 dengan taraf nyata α = 0,05. Karena P-Value kecil dari α, sehingga dapat disimpulkan kedua kelas sampel memiliki variansi homogen. Menguji hipotesis digunakan uji-t didapatkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode LSQ lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil belajar yang tinggi dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang telah diterapkan. Dilihat dari segi ketuntasan siswa secara individu pada kelas eksperimen nilai siswa di atas KKM yaitu 70 yang ditetapkan pihak sekolah berjumlah 24 siswa sedangkan pada kelas kontrol nilai siswa di atas KKM berjumlah 22 siswa. DAFTAR KEPUSTAKAAN Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA Silberman, Melvin. 2009. Active Learning. (Terjemahan). Bandung: Nusa Raja Grasindo Persada. Sanjaya, DR. Wina, M.Pd. 2005. Pembelajaran dalam Impletasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Sinar Baru. Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran metode Active Learning tipe LSQ lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional di SMPN 33 Padang. Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan guru Guru matematika di SMPN 33 Padang khususnya dan guru matematika umumnya diharapkan dapat menerapkan pembelajaran dengan metode Active Learning tipe LSQ yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pengajaran. Peneliti lain yang berminat diharapkan melaksanakan penelitian lanjutan untuk materi dan sekolah yang berbeda. 74