PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : AGUSTUS 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - SAUDI ARABIA BULAN : SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA KOREA SELATAN PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - NOVEMBER A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - OKTOBER A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SINGAPURA PERIODE : JANUARI MEI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Singapura

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JUNI 2015

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi dan sekaligus menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000,

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - PEBRUARI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

Mewaspadai Perlambatan Ekonomi China IW.AS

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN JULI 2016*

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN APRIL 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI AGUSTUS A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016*

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA KOREA SELATAN SELATAN PERIODE : JANUARI OKTOBER 2015

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN SEPTEMBER 2016*

Analisis Perkembangan Industri

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH OKTOBER 2012

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

Economic and Market Watch. (February, 6th, 2012)

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH JUNI 2012

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN OKTOBER 2016*

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND BULAN : JANUARI 2015

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - JULI 2015

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia bisa disebut dengan small open economy imbas dari

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - NOVEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014

Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

PROVINSI JAWA BARAT JULI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

Perekonomian Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

Ekspor Non Migas Indonesia ke Jepang Selama Januari-Februari 2018 Tumbuh 26,1%

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN DESEMBER 2015

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2014

Transkripsi:

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : AGUSTUS 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Jatuhnya harga minyak, yang melebihi setengah dari puncak harga sebelumnya, belum menghantam perekonomian Saudi Arabia. Namun, ekonominya jauh lebih terisolasi sekarang daripada saat kemerosotan tahun 1980-an dan 1990-an, ketika harga minyak hanya dibawah $ 10 per barel pada tahun 1998. Meskipun pengeluaran meningkat di tahun-tahun booming minyak tahun 2000-an, Saudi Arabia telah menyimpan dana yang cukup selama ini. Cadangan kas sebagai rasio GDP mencapai hampir 100 persen pada tahun 2014, sedangkan tahun 1980 dan 1990 hampir mencapai 35 persen. Sesuai survei terbaru pengeluaran rumah tangga dan pendapatan, koefisien Gini, ukuran umum dari ketidaksetaraan, berada di 45,9 pada tahun 2013, turun dari 51,3 pada tahun 2007. Saudi Arabia tidak akan terkena krisis fiskal atau krisis mata uang untuk beberapa tahun ke depan. Neraca perekonomian baru-baru ini telah mencatat perbaikan yang luar biasa. Utang publik turun dari 119 persen pada akhir 1990-an menjadi 1,6 persen pada tahun 2014, yang merupakan terendah di dunia. Selama bertahun-tahun, Saudi Arabia mengumpulkan dana yang dapat membantu bertahan ketika harga minyak jatuh. Cadangan devisa lebih dari $ 650 miliar dan berada di kas sektor publik lainnya. Meskipun harga minyak rendah yang berdampak terhadap riyal Saudi, namun pemerintah Saudi menyadari bahwa ini bukan saat yang tepat untuk memikirkan perubahan mata uang. Selain itu, Saudi Arabian Monetary Agency (SAMA) secara finansial mampu mempertahankan mata uang. Dana Moneter Internasional meramalkan bahwa Saudi Arabia akan mengalami defisit anggaran hampir 20 persen untuk tahun 2015. Namun, selama ini bisa diatasi secara sempurna: Dari tahun 1983 sampai tahun 1991, defisit anggaran Kerajaan rata-rata 52 persen, dan di tahun 1991 menjadi rekor tertinggi yaitu 77 persen. Saudi Arabia selalu dapat melewati tahun-tahun nomor fiskal yang berat, dan fundamental ekonominya kuat menghadapi resesi tahun 1980-an dan 1990-an. sektor keuangan Saudi Arabia posisi juga baik untuk iklim perlambatan pertumbuhan.

Non-performing loan rendah, hanya mencapai 1,1 persen dari total kredit pada akhir 2014. Cadangan Bank yang sangat tinggi: Untuk setiap SR1 juta dalam bentuk pinjaman non-performing, ada SR1,8 juta dalam cadangan bank. IMF mencatat dalam laporan terbarunya atas Saudi Arabia, bank akan di bawah tekanan likuiditas yang signifikan hanya dalam penarikan deposito besar - sesuatu yang belum terjadi di periode sebelum penurunan harga minyak. Pembubaran 12 komite menteri dan membentuk Dewan Ekonomi dan Pembangunan untuk menangani bagian dari tanggung jawab mereka, membuat pengambilan keputusan lebih efisien. Kementerian, diwajibkan memiliki Kantor Manajemen Proyek untuk menindaklanjuti proyek dan membuatnya lebih efektif. Proposal pemotongan pengeluaran juga telah dibahas sejak awal musim panas. Sejumlah proyek infrastruktur besar yang sedang berlangsung akan segera diselesaikan, sementara proyek infrastruktur metro Riyadh dan Jeddah, akan diperpanjang. Sedangkan, pembangunan stadion olahraga baru, akan ditunda. Pemerintah sangat menyadari bahwa pelabuhan dan bandara, serta fasilitas infrastruktur lainnya, harus diprivatisasi, dan bergerak ke arah itu. Privatisasi BUMN telah dimulai, dengan penjualan sebagian saham pemerintah di Bank Umum Nasional. Pemerintah fokus pada pengembangan klaster industri di sekitar minyak dan pertambangan, dan usaha patungan di penyulingan, pertambangan, petrokimia, mobil, farmasi, dan perbankan. Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah terhadap liberalisasi ekonomi, pasar saham Saudi - salah satu yang terbesar di pasar negara berkembang dan salah satu yang paling likuid di wilayah tersebut - dibuka awal tahun 2015 untuk orang asing. Kehadiran investor asing di masa lalu sangat terbatas, karena mereka sebelumnya diizinkan untuk berinvestasi hanya melalui pengaturan equity swap dan berpartisipasi dalam reksa dana atau dana yang diperdagangkan di bursa. Saudi Arabia masih sangat tergantung pada ekspor energi - sekitar 87 persen dari pendapatan berasal dari minyak pada tahun 2014. Meskipun diversifikasi ekspor telah dilakukan. Pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia merupakan prasyarat. Bursa tenaga kerja tumbuh sebesar 3,2 persen pada 2014, dengan pekerja non-saudi tumbuh sebesar 2,2 persen dan pekerja Saudi tumbuh sebesar 4,4 persen. Ini merupakan langkah positif bagi perekonomian yang sebelumnya hanya mempekerjakan ekspatriat di sektor swasta selama beberapa dekade. Reformasi pasar tenaga kerja, dan investasi di perumahan yang terjangkau untuk membantu orang-

orang muda dan penduduk kurang mampu memasuki pasar perumahan, merupakan elemen kunci dari agenda kebijakan pemerintah. Pemerintah juga memperkenalkan sejumlah inisiatif yang menargetkan terutama pemuda dan pekerja perempuan, dengan membuka sejumlah sektor untuk bursa tenaga kerja perempuan. Rata-rata warga Saudi, tidak melihat penurunan pendapatan mereka secara drastis karena penurunan harga minyak. Ini merupakan tanggapan bahwa era kelimpahan, surplus fiskal yang tinggi, dan meningkatnya pengeluaran telah berakhir. Ekonominya Saudi Arabia jauh dari kebangkrutan, dan Kerajaan jauh lebih siap untuk mengatasi tantangan dengan penciptaan lapangan kerja, pendidikan, dan diversifikasi di tahun terakhir. Saudi Arabia menghadapi banyak tantangan di tahun-tahun mendatang. 2. Nilai ekspor Saudi Arabia bulan Agustus 2015 turun 19,01% sebesar US$ 3,967 miliar dibanding bulan Agustus 2014, yang mencapai US$ 4,898 miliar. Sedangkan, nilai impor Saudi Arabia bulan Agustus 2015 mencapai US$ 14,472 miliar dibandingkan dengan US$ 16,257 miliar, pada bulan Agustus 2014, turun sebesar US$ 1,785 miliar, atau turun 10,98% dibanding bulan Agustus 2014. 3. Adapun 5 negara terbesar tujuan ekspor Saudi Arabia bulan Agustus 2015; yang pertama adalah Uni Emirat Arab dengan nilai total mencapai US$ 598 juta (+15,89%); disusul oleh China dengan nilai ekspor mencapai US$ 401 juta (-21,83%). Di posisi ketiga, Singapura dengan nilai US$ 238 juta (-12,18%); kemudian India di urutan keempat dengan nilai ekspor US$ 203 juta (-38,48%), dan kelima adalah Mesir dengan nilai total ekspor mencapai US$ 174 juta (-13,00%). 4. Sedangkan, 5 besar negara asal impor Saudi Arabia bulan Agustus 2015 adalah China yang mencapai US$ 2,102 miliar (-12,20%); kemudian Amerika Serikat senilai US$ 1,982 miliar (-1,44%); lalu Jerman sebesar US$ 1,019 miliar (-14,51%); Korea Selatan US$ 0,830 miliar (+1,84%), dan impor dari Jepang pada periode ini, sebesar US$ 0,784 miliar (-16,51%). B. Perkembangan perdagangan bilateral Indonesia dengan Saudi Arabia 1. Total perdagangan Indonesia - Saudi Arabia periode Januari-Juli 2015 mencapai US$ 3.267,96 juta atau turun 28,07% dibanding tahun 2014. Tahun 2015, ekspor Indonesia ke Saudi Arabia sebesar US$ 1.274,09 juta, sedangkan impornya sebesar US$ 1.993,86 juta, sehingga Indonesia defisit sebesar US$ 719,77 juta.

2. Pada tahun 2015 impor migas Indonesia turun 46,94% dari US$ 3.026,94 juta tahun 2014, menjadi US$ 1.605,96 juta tahun 2015. Diluar komoditi migas, neraca perdagangan Indonesia dengan Saudi Arabia terlihat cukup baik. Ekspor non migas Indonesia ke Saudi Arabia pada tahun 2015 tercatat US$ 1.274,09 juta, atau naik 27,15% dibandingkan tahun 2014. Sedangkan, ekspor non migas Saudi Arabia ke Indonesia tercatat US$ 387,90 juta, sehingga surplus bagi Indonesia US$ 886,19 juta. 3. Produk-produk yang diekspor Indonesia ke Saudi Arabia antara lain: kendaraan bermotor, plywood, palm oil, kertas, suku cadang kendaraan, ban mobil, bumbu masakan, makanan olahan, dan lain-lain. Sedangkan produk-produk yang diekspor Saudi Arabia ke Indonesia antara lain: produk petrokimia, plastik dan barang dari besi atau baja. C. Informasi Lainnya 1. Indonesia berpartisipasi dalam Pameran Saudi Agrofood di Riyadh. KBRI Riyadh bekerjasama dengan KJRI Jeddah telah berpartisipasi dalam pameran Saudi Food yang diselenggarakan tanggal 11 sampai 14 Oktober 2015 di Riyadh International Convention and Exhibition Center (RICEC), Riyadh. Pameran Saudi Agrofood ke 22, diselenggarakan bersamaan dengan pameran Saudi Agriculture ke 34 dan Saudi Pack ke 5, yang diikuti 300 industri profesional dari 26 negara antara lain: China, Jerman, Turki, Afrika Selatan, Saudi Arabia, Kuwait, Korea, India, Belgia, Hongkong, Belanda, Amerika Serikat, Maroko, dan lainnya. Pameran dibuka Menteri Pertanian Saudi Arabia, Eng. Abdulrahman A. Al Fadley tanggal 11 Oktober 2015. Setelah pembukaan acara pameran, Eng. Abdulrahman A. Al Fadley melakukan kunjungan ke beberapa stand pameran. Dalam kesempatan tersebut Beliau menyempatkan diri melihat produk-produk yang dipamerkan dalam stand Indonesia didampingi oleh KUAI KBRI Riyadh. Pada pameran tersebut, Atase Perdagangan KBRI Riyadh dan ITPC - KJRI Jeddah telah menyewa 8 stand, yang diisi 7 perusahaan Indonesia yaitu PT. Ragam Jasa Indah; CV Global Mulyo Mandiri; Kalbe International Pte.,Ltd; PT Sinar Sosro; PT Andalan Pesik International; PT Tiga Pilar Sejahtera dan PT HQ Corpora Putra. Sementara 1 stand, diisi KBRI Riyadh untuk menampilkan beberapa informasi perihal Trade, Tourism and Investment (TTI) berupa brosur, leaflet, banner, dan lainnya termasuk informasi mengenai Trade Expo Indonesia (TEI) 2015.

Selama pameran berlangsung, stand Indonesia ramai didatangi para pengunjung pameran yang merupakan buyer/distributor dari Saudi Arabia dan negara-negara teluk seperti UAE, Bahrain dan Qatar. Pada pameran tersebut, para pengunjung dapat mencicipi secara langsung berbagai jenis produk yang dipamerkan. Sementara PT Andalan Pesik Internasional menampilkan kayu gaharu yang sangat diminati orangorang Timur Tengah (Arab). Para buyer/distributor yang berkunjung ke stand Indonesia sangat mengapresiasi keikutsertaan pengusaha Indonesia, dan mengharapkan lebih banyak lagi peserta dari Indonesia untuk berpartisipasi pada pameran tersebut di tahun-tahun mendatang. Dari pameran tersebut, dihasilkan total transaksi (trial order) sebesar US$ 662.000 dengan rincian Kalbe International Pte. Ltd senilai US$ 360.000; dan PT Sinar Sosro (US$ 116.500); CV Global Mulyo Mandiri (US$ 136.000); PT Tiga Pilar Sejahtera (US$ 49.500), sementara untuk PT Ragam Jasa Indah dan PT HQ Corpora masih dalam tahap negosiasi harga. Dapat di-informasi-kan bahwa pasar makanan dan minuman halal di Saudi Arabia merupakan pasar terbesar dikawasan GCC, yang mencapai 63% dari total impor negara-negara GCC. Saudi Arabia mengimpor produk makanan dan minuman sekitar US$ 7,61 milyar setiap tahunnya. Impor makanan dan minuman Saudi Arabia dari Indonesia tahun 2014 baru mencapai US$ 448,35 juta, atau naik 10,36 % dibandingkan periode sama tahun 2014. Sementara, pangsa pasar ekspor makanan dan minuman Indonesia di Saudi Arabia baru mencapai 5,89 %, sehingga masih terdapat peluang peningkatan ekspor dari Indonesia. (bth) Sumber : Laporan ITPC, Jeddah, Saudi Arabia, Oktober 2015