BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012) OPTIMALISASI PENJUALAN AIR MINERAL DENGAN MODEL LINEAR PROGRAMMING DI CV. TIRTA GROUP.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS HASIL KOMBINASI PRODUK DAN TINGKAT PENJUALAN DALAM UPAYA MEMAKSIMALKAN LABA (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN ROTI 33 DI SRAGEN) NASKAH PUBLIKASI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN LUAS PRODUKSI OPTIMUM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Sunarso Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat dengan cara mengantisipasi setiap perubahan-perubahan yang terjadi di. lingkungan bisnis dan mengembangkan usahanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

BAB I PENDAHULUAN. dan pangsa pasar yang besar. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mampu

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

TINJAUAN AKUNTANSI DAN LANDASAN TEORITISNYA (Materi 1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan. kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dagang dan jasa, dalam bidang dagang salah satunya adalah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

PENGGUNAAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA DEPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

MERANCANG PERMODALAN DALAM USAHA Oleh: Neti Budiwati*) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. terpaksa jatuh bangun, bahkan ada yang menutup perusahaan ditengah ketatnya

ANALISIS PENENTUAN KOMBINASI PRODUK OPTIMAL PADA PT. PISMATEX DI PEKALONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun pemerintah pada tingkat-tingkat tertentu

BAB II LANDASAN TEORI. dibahas arti dari proses yaitu : Proses adalah suatu cara, metode maupun

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB 1 MANAJEMEN KEUANGAN (Pengantar)

BAB I PENDAHULUAN. Collection sedang berusaha memajukan dan mengembangkan usahanya,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya dunia industri dewasa ini, perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan merupakan hal penting bagi sebuah perusahaan. Pertumbuhan dibutuhkan untuk merangsang dan menyalurkan bakat manajerial

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

ISI DAN PEMBAHASAN. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan

C. TEORI PERUSAHAAN D. PENGUKURAN LABA - Pengukuran Profitabilitas Perusahaan - Perbedaan Profitabilitas Dari Berbagai Perusahaan

Model Linear Programming:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENGOLAHAN MODAL KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien. menurut waktu yang telah ditetapkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penganggaran Perusahaan

PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan industri tekstil di Indonesia terus menunjukan

BAB III. Langkah Pemecahan Masalah. Yang dimaksud dengan optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB VIII MANAJEMEN DANA BANK

BAB IV PENUTUP. terdahulu penulis dapat membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut:

UNIVERSITAS BENGKULU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

1. Konsep dasar yg berguna dlm studi ekonomi meliputi Konsep Nilai dan Kegunaan Nilai adalah ukuran harga atas barang dan jasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

Pengantar Akuntansi I. Oleh Ruly Wiliandri, SE.,MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya harga jual produk dan jasa standar ditentukan oleh pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Metode Kombinasi Produk Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya melakukan produksi. Yang dimaksud kegiatan produksi disini adalah kegiatan mengubah bentuk dari bahan baku menjadi produk akhir (barang dan jasa). Untuk menghasilkan barang dan jasa, organisasi perusahaan memerlukan bahan baku, peralatan mesin dan tenaga kerja manusia. Suatu perusahaan selalu tidak dapat dilepaskan dari fungsi operasi produksi, karena memang salah satu tugas perusahaan adalah menghasilkan barang dan jasa. Perusahaan membeli bahan baku dan bahan pembantu, kemudian oleh tenaga kerja manusia bahan-bahan tersebut diolah menjadi produk akhir, rangkaian kegiatan tersebut dinamakan kegiatan produksi. Untuk itu dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan manajemen produksi adalah memproduksikan atau mengatur produksi barang-barang dan jasa-jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan konsumen. Untuk melaksanakan proses produksi dibutuhkan pengaturan dan pengawasan hasil dari proses produksi, maka perlu adanya manajemen produksi. Oleh karena itu, sebelum membahas pengertian dari metode kombinasi produk, perlu dibahas terlebih dahulu pengertian produksi. 7

Definisi produk menurut Kotler (1996) adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi suatu kebutuhan atau keinginan. Kombinasi produk adalah perpaduan sistem operasi atau produktif barang atau jasa dalam suatu komposisi kuantitatif produksi tertentu sehingga organisasi atau perusahaan mampu menentukan nilai optimum dalam produksi satu atu lebih barang atau jasa sesuai keinginan atau permintaan konsumen (Hani Handoko : 2000). Jadi dapat disimpulkan bahwa metode kombinasi produk adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan beberapa macam jenis produk yang dihasilkan dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang meliputi mesin, tenaga kerja, serta bahan baku. 2.1.2 Perencanaan Produksi Dalam suatu perusahaan segala kegiatan yang dilaksanakan didasarkan pada perencanaan yang baik. Perencanaan merupakan suatu hal yang penting karena perencanaan dibuat untuk menghadapi ketidakpastian keadaan dimasa yang akan datang. Sehingga dengan dibuatnya suatu perencanaan diharapkan segala kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan. Untuk dapat membuat perencanaan yang baik maka perlu diperhatikan masalah intern dan masalah ekstern. Masalah intern adalah yang datangnya dari dalam perusahaan dimana masalah ini masih berada dalam kekuasaan pimpinan perusahaan seperti peralatan dan mesin-mesin dengan bahan baku yang digunakan untuk produksi, karyawan produksi dan lain-lain. Sedangkan masalah ekstern adalah masalah yang datang dari luar perusahaan dan diluar kekuasaan pimpinan perusahaan, seperti inflasi, kebijakan pemerintah.

Sedangkan pengertian perencanaan produksi adalah sebagai berikut: Perencanaan adalah tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang untuk mencapai tujuan yang diinginkan (M. Nafarin : 2004). Dari pengertian diatas berarti bahwa perencanaan produksi membutuhkan pertimbangan dan ketelitian yang terperinci dalam menganalisa kebijakan, karena perencanaan ini merupakan dasar penentuan bagi manajer dalam rangka mencapai tujuan. Adapun tujuan perencanaan produksi ini adalah : (Soekanto, 1992) 1. Untuk mencapai tingkat keuntungan (profit) tertentu. Misalnya berapa hasil (output) yang diproduksi supaya dapat dicapai tingkat profit yang dinginkan dan tingkat prosentase tertentu dan keuntungan (profit) pertahun terhadap penjualan (sales) yang diinginkan. 2. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil atau output perusahaan tetap mempunyai pangsa pasar (market share) tertentu. 3. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang sudah ada tetap pada tingkatnya dan berkembang. 4. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini dapat bekerja pada tingkat efisiensi tertentu. 5. Untuk menggunakan sebaik-baiknya (efisien) fasilitas yang sudah ada pada perusahaan yang bersangkutan. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan produksi, antara lain: (Indriyo, 1999) 1. Sifat proses produksi

Proses produksi dapat dibedakan antara proses produksi yang terputusputus (intermittent manufacturing). Dan proses produksi terus menerus (continues process). Masing-masing proses produksi ini mempunyai sifat yang berbeda-beda, yang mempengaruhi perencanaan produksi yang dibuat. a) Proses produksi yang terputus-putus Perencanaan produksi dalam perusahaan pabrik yang mempunyai proses produksi terputus-putus, dilakukan berdasarkan jumlah pesanan (order) yang diterima. Oleh karena itu kegiatan produksi yang dilakukan berdasarkan pesanan (order) maka jumlah produksinya biasanya sedikit atau relatif kecil, sehingga perencanaan produksi dibuat semata-mata tidak berdasarkan ramalan penjualan (sales foercasting), tetapi terutama didasarkan atas pesanan yang masuk. Perencanaan produksi dibuat untuk menentukan kegiatan produksi yang perlu dilakukan bagi pengerjaan setiap pesanan yang masuk. Ramalan penjualan ini membantu untuk dapat menentukan bagaimana penggunaan mesin dan peralatan yang ada agar mendekati optimum pada masa yang akan datang, dan tindakan-tindakan apa yang perlu diambil untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang mungkin terdapat. Perencanaan produksi yang disusun haruslah fleksibel, agar peralatan prioduksi dapat dipergunakan secara optimal. b) Proses produksi yang terus menerus Perencanaan produksi pada perusahaan yang mempunyai proses produksi yang terus menerus, dilakukan berdasarkan ramalan penjualan, hal

ini karena kegiatan produksi tidak dilakukan berdasarkan pesanan, akan tetapi untuk memenuhi pasar dan jumlah yang besar serta berulang-ulang selama jangka waktu yang tertentu. Langkah-langkah perencanaan produksi yang dilakukan dalam perusahaan yang mempunyai proses produksi yang terus menerus adalah: 1. Membuat ramalan penjualan (sales forecasting) 2. Membuat master schedule, dilakukan perencanaan yang lebih teliti. 3. Setelah master schedule dibuat, dilakukan perencanaan yang lebih teliti. Perlu diketahui bahwa perencanaan produksi dalam perusahaan yang mempunyai proses yang terus menerus adalah lebih mudah dilakukan. 2. Jenis dan mutu dari barang yang diproduksi Untuk menyusun suatu perencanaan produksi, ada beberapa hal mengenai jenis dan sifat produk yang perlu diketahui dan diperhatikan yaitu : (Indriyo, 1999) a. Mempelajari dan menganalisa jenis barang yang diproduksi sejauh mungkin. b. Apakah yang akan diproduksi itu merupakan consumer s good (barangbarang yang akan dipergunakan untuk memproduksi barang lain). c. Sifat dari produk yang akan dihasilkan, apakah merupakan barang yang tahan lama atau tidak. d. Sifat dari permintaan barang yang akan dihasilkan, apakah mempunyai sifat permintaan yang musiman (seasional) yang permintaannya hanya pada musim-musim tertentu saja, ataukah sifat permintaannya sepanjang masa.

e. Mutu dari barang yang akan diproduksi, yang akan tergantung pada biaya persatuan yang diinginkan, dan permintaan atau keinginan konsumen terhadap barang hasil produksi. 3. Sifat dari barang yang diproduksi apakah barang baru ataukah barang lama. Hal ini perlu diperhatikan, karena untuk barang yang baru maka perlu diadakan penelitian (research) pendahuluan mengenai : (Handoko, 1990) a. Lokasi perusahaan, apakah perusahaan perlu diletakkan berdekatan dengan sumber bahan mentah ataukah dekat dengan pasar. b. Barang yang akan diproduksi. c. Sifat permintaan barang ini, apakah musiman ataukah sepanjang masa. d. Dan hal-hal lain yang dibutuhkan untuk memulai usaha produksi tersebut. Sedangkan untuk barang yang lama atau telah ada, perencanaan produksinya adalah lebih memudahkan perencanaan didasarkan pada pengalaman-pengalaman masa lalu. Walaupun demikian dalam hal ini perlu diperhatikan perkembangan teknologi baru, keadaan perusahaan-perusahaan yang ada dan keadaan ekonomi. 2.1.3 Luas Produksi Tujuan perusahaan pada umumnya adalah mendapatkan laba setinggi mungkin. Indriyo (2002) menyatakan luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang seharusnya diproduksikan oleh suatu perusahaan dalam satu periode. Luas produksi perlu direncanakan dan diperhitungkan dengan cermat, karena tanpa perencanaan dapat berakibat bahwa jumlah yang diproduksi

menjadi terlalu besar atau terlalu kecil, sedangkan penentuan luas produksi yang tepat berarti adanya alokasi sumber produksi yang lebih efisien. Jadi pengertian luas produksi merupakan ukuran terhadap berupa banyak barang-barang yang diproduksi oleh suatu perusahaan tertentu. Semakin banyak barang yang diproduksi, baik jumlahnya maupun jenisnya, semakin besar luas produksinya. Banyaknya barang yang diproduksi, disini tidaklah berarti hanya terhadap satu jenis barang saja, tetapi meliputi banyaknya jenis-jenis barang yang dihasilkan. Apabila perusahaan menghasilkan lebih dari satu macam produk, maka metode perencanaan berapa barang yang akan diproduksi oleh perusahaan agar keuntungan yang diperoleh maksimal, disebut metode programisasi linier. Di dalam penerapan metode ini digambarkan suatu situasi produksi perusahaan dengan segala faktor yang mempengaruhi atau membatasi luas produksi. Sukanto dan Indriyo (2002), menyebutkan faktor-faktor yang membatasi luas produksi tersebut, yaitu: 1) Faktor kapasitas mesin Kapasitas mesin merupakan batasan didalam memproduksi suatu barang. Suatu perubahan tidak akan memproduksi barang dengan jumlah yang melebihi kemampuan mesin-mesin yang dimilikinya meskipun permintaan yang masuk pada perusahaan tersebut sangat besar. Misalnya, bahan dasar yang tersedia besar sekali, pasti tidaklah mungkin permintaan dapat direalisasikan seluruhnya. Setiap satuan barang memerlukan waktu mengerjakan mesin-mesin (jam mesin) secara sendiri.

2) Faktor bahan dasar Jumlah bahan dasar yang tersedia juga menjadi alasan dalam penentuan luas produksi. Produksi tidak dapat dilaksanakan melebihi jumlah bahan dasar yang tersedia. Setiap produk memerlukan sejumlah bahan dasar tertentu dan berbeda dengan keperluan untuk satuan produk lain. 3) Faktor uang kas yang tersedia Uang kas yang tersedia yang dimiliki oleh perusahaan untuk keperluan produksi merupakan sumber pembiayaan segala keperluan perusahaan. Uang kas yang tersedia membatasi kemampuan perusahaan untuk berproduksi. Sumber pembiayaan dapat ditambah dengan pinjaman untuk kredit dari bank. Uang kas bersama dengan kredit yang tersedia merupakan batasan dalam penentuan produksi. 4) Faktor permintaan Untuk menentukan besarnya permintaan barang-barang diperlukan ramalan atau forecastingnya, terutama ramalan penjualan. Ramalan ini menentukan berapa banyak masing-masing jenis barang dapat terjual pada tingkat harga tertentu. 2.1.4 Penentuan Luas Produksi Dalam menentukan luas produksi untuk bermacam-macam bentuk, pemecahan dengan menggunakan linear programming. Didalam menentukan luas produksi ini ada dua metode (Indriyo, 2002) yaitu metode grafik dan metode

simplek. Pengertian dari metode grafik itu sendiri adalah metode yang hanya dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah linear programming yang menyangkut dua variabel, sedangkan metode simplek yaitu metode yang digunakan untuk menentukan kombinasi optimal dari tiga variabel atau lebih. Sebagaimana diketahui model linear programming ini adalah salah satu model yang dapat digunakan untuk mengadakan optimalisasi dalam kombinasi produksi, optimaslisasi pemanfaatan sumber dan optimalisasi baik masukan (input) maupun keluaran (output). Optimalisasi disini mengandung arti dua arah yaitu maksimasi keuntungan atau minimasi biaya. Linear programming memiliki empat ciri khusus yang melekat yaitu: (Aminudin, 2005) 1. Penyelesaian masalah mengarah pada pencapaian tujuan maksimasi atau minimisasi. 2. Kendala yang ada membatasi tingkat pencapaian tujuan 3. Ada beberapa alternatif penyelesaian 4. Hubungan matematis bersifat linear. 2.1.5 Pengertian Laba Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan diatas biaya-biayanya dalam jangka waktu tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003).

Dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan tetapi pengertian laba didalam teori ekonomi, berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Diambil kesimpulan dalam teori ekonomi, para ekonom mengatakan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu. Laba atau rugi sering dimanfaatkan untuk mengukur atau menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar untuk penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain : laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan lebih bersih. Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan, akan tetapi penting juga sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak kalangan, seperti profesor akuntansi, pengusaha, analisis keuangan, pemegang saham, ekonomi dan sebagainya. Dari pendapat-pendapat dan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa laba adalah hasil surplus dari penjualan setelah dikurangi dengan biaya-biaya. 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis Dengan adanya persediaan bahan mentah, maka proses produksi segera dapat mentransformasi atau mengubah bentuknya menjadi barang untuk memenuhi

kebutuhan manusia. Keberhasilan suatu perusahaan dalam proses produksi bermula dari perencanaan yang baik, didalam manajemen produksi meliputi perencanaan dan pengawasan produksi. Tujuan perencanaan dan pengawasan produksi dalam hal ini adalah mengusahakan agar barang jadi hasil proses produksi tepat sesuai dengan kebutuhan konsumen baik dalam jumlah dan waktu dengan tetap memperhatikan kualitas dan harganya. Dari perencanaan dapat diambil keputusan strategi apa yang akan digunakan oleh perusahaan dalam proses produksi untuk menghasilkan produk yang menguntungkan dalam merencanakan produk berdasarkan rencana penjualan. Atas perkiraan permintaan dapat disusun ramalan penjualan perusahaan dari ramalan tersebut dapat dibuat rencana produksi dengan memperhatikan tingkat persediaan yang ditetapkan dan optimasi hasil yang ingin dicapai. Pencapaian laba yang maksimum ini dapat dicapai dengan menentukan kombinasi jumlah produk yang optimal. GAMBAR 2.1 KERANGKA KARANGAN Faktor Produksi Mesin Jenis Produksi celana panjang Tenaga Kerja Kombinasi Produksi kaos lengan panjang Laba Bahan Baku Sumber data : Jaya Abadi kaos lengan pendek

CV Jaya Abadi dengan didalam melakukan kegiatan produksi menggunakan faktor produksi mesin, tenaga kerja dan bahan baku. Disamping itu untuk meningkatkan efisiensi biaya dan pencapaian laba maksimum CV Jaya Abadi melakukan kombinasi produk yang menghasilkan beberapa jenis produk diantaranya celana panjang, kaos lengan panjang dan kaos lengan pendek. 2.3 Hipotesis Hipotesis diartikan sebagai dugaan yang mungkin benar atau salah, bisa juga dipandang sebagai nilai yang bersifat sementara, dugaan akan ditolak jika salah dan akan diterima jika benar (Suratno dan Lincoln Arsyad : 1993). Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut: CV. Jaya Abadi di dalam melaksanakan proses kombinasi produksi (kaos lengan panjang, kaos lengan pendek dan celana panjang) dengan menggunakan faktor produksi yang sama (mesin, tenaga kerja dan bahan baku), mampu manghasilkan laba yang maksimum.