CAKE IKAN TERI DAN UBI JALAR MERAH UNTUK MAKANAN TAMBAHAN ANAK BALITA GIZI KURANG. Heriyenni. Sri Darningsih (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN WORTEL (Daucus carota) DALAM PEMBUATAN MIE BASAH SERTA ANALISA MUTU FISIK DAN MUTU GIZINYA

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. KEP disebabkan karena defisiensi zat gizi makro. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu. permasalahan gizi di Indonesia (Herman, 2007). Balita yang menderita KEP

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adhita Dwi Septiani, 2014

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, pemenuhan zat gizi harus benar benar

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

I. PENDAHULUAN. alternatif (Suryana dan Purwoto, 1996). dan serat. Bentuk buah sukun padat dan sering disebut sebagai Bread fruit.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya belum sesuai dengan kebutuhan balita. zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE. Waktu dan Tempat

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

BAB I. PENDAHULUAN. harus diberi perhatian khusus karena menentukan kualitas otak bayi kedepan.

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

SUBSTITUSI TEPUNG PISANG AWAK MASAK(Musa paradisiaca var. awak) DAN KECAMBAH KEDELAI (Glycine max ) PADA PEMBUATAN BISKUIT SERTA DAYA TERIMA.

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

I. PENDAHULUAN. minuman (Saparinto dan Hidayati, 2006). banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah sosis. Data survei independen yang

PEMANFAATAN DALI SUSU SAP1 PADA FORMULA MAKANAN TAMBAHAN UNTUK ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. terbukti berperan penting dalam menunjang kesehatan tubuh.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

FORTIFIKASI Fe ORGANIK DARI BAYAM (Amaranthus tricolor L) DALAM PEMBUATAN COOKIES UNTUK WANITA MENSTRUASI

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

METODE. Bahan dan Alat

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan vitamin A (KVA). KVA yaitu kondisi kurang zat gizi mikro

PEMANFAATAN DALI SUSU SAP1 PADA FORMULA MAKANAN TAMBAHAN UNTUK ANAK BALITA

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

I. PENDAHULUAN. seluruh penduduk Indonesia. Pemenuhan kebutuhan pangan harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. satu keanekaragaman tersebut adalah bunga Tasbih (Canna edulis Ker.) dan ikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

NUGGET BANANA SKIN. Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA. Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kadar Air (%) Tempe Dengan Penambahan Tepung Belut dan Variasi Konsentrasi Usar Tempe

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

I PENDAHULUAN. dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang tertuang di dalam Millenium Development Goals (MDGs).

METODE. Waktu dan Tempat

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR LAMPIRAN. viii

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Anak sekolah yang kekurangan gizi disebabkan oleh kekurangan gizi pada

Transkripsi:

CAKE IKAN TERI DAN UBI JALAR MERAH UNTUK MAKANAN TAMBAHAN ANAK BALITA GIZI KURANG Heriyenni. Sri Darningsih (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menghasilkan formula cake sebagai makanan tambahan dapat diterima dari segi organoleptik fisik dan kimia untuk Anak balita gizi. Penelitian berupa eksperimen eksploratif dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL Data yang didapat dari uji organoleptik dianalisa dengan uji keragaman (ANOVA). Formula yang paling disukai oleh panelis adalah F3 dengan subsitusi tepung ubi jalar merah dan teri 10% ( 5 gram) Kadar Protein 7.21 %, kadar kalsium 191.5 mg % dan vitamin A 689.5 IU, Cake ini 100 % disukai oleh anak balita. Disarankan untuk membuat cake dengan jumlah teri yang lebih dari 10 %. Dan cake ini bisa juga dimanfaatkan untuk ibu hamil dan ibu menyusui karena mengandung kalsium yang tinggi. Kata kunci: Cake, ubi jalar merah, teri LATAR BELAKANG Kesepakatan global yang dituangkan dalam Milenium Development Goals (MDGs) menegaskan bahwa pada tahun 2015 setiap negara menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi tahun 1990 dengan indikator menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita dan menurunnya jumlah penduduk dengan defisit energi. Berbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi yang jelek. Resiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. Menurut WHO diperkirakan bahwa 54% penyebab kematian bayi dan balita didasari oleh keadaan gizi anak yang jelek. Tiga dari sepuluh anak balita mengalami gangguan pertumbuhan (underweight,), empat dari sepuluh anak balita mengalami anemia., dan sekitar separoh anak balita mengalami devisiensi Vitamin A sub klinis.. Dari penelitian lain menunjukkan anak balita mengalami defisensi seng, vitamin B6 dan B12. (Prosiding inovasi pangan 2004). Makanan tambahan,adalah makanan yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dan mutu gizi yg baik bagi anak balita. Kebutuhan zat gizi terutama protein, vitamin A, dan kalsium sangat diperlukan sekali bagi anak balita, untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan motoriknya. Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang mempunyai keunggulan komparatif dibandingkan dengan sumber bahan pangan yang lain. Ikan mengandung protein yang berkualitas tinggi. Protein dalam ikan tersusun dari asam-asam amino yang dibutuhkan dalam pertumbuhan. Selain itu protein ikan 1

sangat mudah dicerna dan diabsorpsi. Daging ikan mempunyai serat-serat protein yang lebih pendek daripada protein daging sapi atau daging ayam (Soenardi, 2004). Ikan juga merupakan salah satu sumber asam lemak tak jenuh (omega 3, EPA, dan DHA), yodium, selenium, fluoride, zat besi, magnesium, zink, taurin, dan koenzim 10 (Anonim, 2007). Ikan teri (Stolephorus sp.) merupakan ikan penghuni perairan pesisir. Pada umumnya, ikan teri hidup bergerombol, terutama jenis-jenis yang berukuran kecil, yang terdiri dari ratusan sampai ribuan ekor (Hutomo et al. 1987). Tingginya produksi teri merupakan suatu peluang ekspor yang baik, terlebih bila dikelola dengan baik (Anonim, 2010). Indonesia merupakan negara kepulauan dengan hasil ikan yang berlimpah. Menurut Badan Pusat Statistic (BPS) Indonesia produksi perikanan laut terbesar yaitu di Sumatera 1.367.293 ton sedangkan produksi perairan umum nomor 2 terbesar di Indonesia 114.505 ton pada tahun 2010. Pada tahun 2009 produksi perikanan laut Sumatera 1.435.778 ton, pada tahun 2008 1.420.489 ton. Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Padang produksi ikan tahun 2012 untuk pasar domestik meningkat dibanding 2011. Totalnya mencapai 375.433 ton dari produksi tahun 2011 sebesar 328.065 ton. 2010 sebannyak 16,098.1 ton. Untuk tuna 3,787.2 ton, tongkol 2,964.3 ton, tenggiri 897.5 ton, karang 632.0 ton, teri 292,0 ton. Tahun 2009 sebanyak 16, 473.2, tahun 2008 sebanyak 15,680.5 ton, tahun 2007 sebanyak 13,740.8 ton. Ikan teri sebagai sumber protein dan kalsium yang tinggi banyak dihasilkan di daerah.ini dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber protein dan kalsium yang dapat dijadikan makanan tambahan bagi anak balita Kandungan gizi ikan teri segar per 100 gr, energi 77 kkal,protein 16 gr, Lemak 1 gr, Karbohidrat 0 gr, Kalsium 500 mg, Fosfor 500 mg, Zat Besi 1 mg, Vitamin A 150 IU, Vitamin B1 0,05 mg, Vitamin C, 0 mg. Salah satu upaya untuk memperpanjang daya simpan dan nilai ekonomi ikan teri yaitu dengan mengolah ikan menjadi tepung ikan Disamping itu anak balita juga kurang mengkumsi makanan yang mengandung vitamin A. Ubi jalar merah merupakan sumber energy, dan vitamin A yang tinggi.ubi jalar merah ini dapat juga dimanfaatkan sebagai makanan tambahan untuk anak balita. Ubi jalar (Ipomoea batatas) sebagai salah satu kekayaan hayati Indonesia, khususnya di Sumatera Barat, yang mempunyai potensi penghasil ubi jalar yang cukup tinggi yaitu 55.482 ton (Statistik Ketahanan Pangan 2004). Ditinjau dari ketersediaan zat gizi ubi jalar merah memberikan peluang untuk dikembangkan dalam pembuatan formula makanan. Ubi jalar merah harganya relatif murah dan produksinya tidak tergantung kepada musim tanam. Masa tanam hingga 2

panen termasuk cepat, hanya berkisar empat bulan. Ubi jalar, khususnya yang memiliki daging berwarna merah, kuning dan jingga mengandung β-karotin yang cukup tinggi. Ubi jalar ini diupayakan sebagai sumber pangan kaya energi dan β-karotin. Sumber pangan ini sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia, terutama mereka yang kekurangan Vitamin A. Kandungan kimia ubi jalar khususnya ubi jalar merah sebagian besar terdiri dari air dan karbohidrat sebesar 68,5 % dan 27,9%. Dalam 100 gram ubi jalar merah mengandung protein 1,8 g, lemak 0,7 g, karbohidrat 27,9 g, kalsium 30 g, fosfor 49 mg, besi 0,7 mg, vitamin A 7700 SI, vitamin C 22 mg ( Dir. Gizi Depkes RI 1972). METODE PENELITIAN Penelitian ini berupa eksperimen eksploratif dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Kemudian dilakukan Uji daya terima secara Berdasarkan uraian di atas dan dilatar belakangi oleh prevalensi gizi kurang yang masih tinggi di Sumatera Barat serta krisis ekonomi yang terjadi di masyarakat belakangan ini, maka diperlukan adanya suatu inovasi untuk penganekaragaman pangan sebagai sumber energi dan protein yang bermutu dalam makanan tambahan untuk anak balita.tujuan penelitian ini adalah untuk Menghasilkan Cake ubi jalar merah dan ikan teri untuk makanan tambahan pangan lokal yang tinggi protein, kalsium dan vitamin A dan dapat diterima dari segi organoleptik fisik dan kimia untuk Anak balita gizi kurang. organoleptik, uji densitas kamba daya serap air dengan metode Fardias (1987). Data yang didapat dari uji organoleptik dianalisa dengan uji keragaman (ANOVA). HASIL PENELITIAN Formula Bahan Cake Proses formulasi melibatkan beberapa tahap dimulai dari uji coba pendahuluan untuk pembuatan cake dari berbagai komposisi formula bahan yang digunakan. Diantaranya dengan,mensubsitusikan tepung terigu dengan tepung ubi jalar merah sebanyak 20 %, 40 % dan 60 %. Dan tepung ikan teri 10 %. Ternyata hasil cake yang agak baik adalah dengan penambahan 20 %. Penambahan 60 % terlalu keras dan penambahan 40 % juga masih keras. Pembuatan cake ini dimaksudkan untuk menambah variasi bentuk makanan tambahan yang menarik untuk anak-anak dan dalam bentuk dan cita rasa yang dapat diterima Berkaitan dengan itu maka formula dibuat dengan subsitusi tepung terigu dengan tepung ubi jalar merah 10 %, 20 % dan 30 % serta penambahan tepung ikan teri 10 % dan dicampur dengan terigu, gula, mentega dan telur untuk mendapatkan hasil cake yang baik. 3

Pada penelitian ini formula Standar tidak dilakukan pengujian hanya sebagai dasar dari pembuatan cake, hal ini untuk menghindari efek bias dari hasil penelitian Pengujian hanya dilakukan untuk F1, F2 dan F3.. Karena ketiga formula ini menggunakan subsitusi tepung terigu dengan tepung ubi jalar merah dan tepung ikan teri. tercantum dalam daftar komposisi bahan makanan (DKBM) yang digunakan dalam Software Nutri Survey.. Hasil perhitungan komposisi zat gizi untuk ketiga formula cake yang telah disusun dapat dilihat pada tabel.1. Kadar Zat Gizi Formula Perhitungan zat gizi masing formula dilakukan secara proximat berdasarkan komposisi zat gizi bahan baku yang Tabel 1. Cake Komposisi Zat Gizi Formula Kandungan energy Jenis formula Dan Zat Gizi F1 F2 F3 F Standar Energi ( Kalori ) 873.1 857.7 842.2 808 Protein (gram) 15.6 15.3 15.1 11.6 Lemak (gram) 46.7 46.7 46.6 46.1 Karbihidrat (gram) 99.6 95.9 92.3 88.7 Serat (gram) 2.7 2.3 1.8 1.4 PUFA (gram) 2.5 2.5 2.5 2.4 Cholesterol (mg) 318.7 318.7 318.7 315.5 Vitamin A (ug) 1129.7 909.6 689.5 469.5 Vitamin B1 (mg) 0.1 0.1 0.1 0.1 Vitamin B2 (mg) 0.4 0.3 0.3 0.3 Vitamin B6 (mg) 0.2 0.2 0.1 0.1 Sodium ( mg) 195.9 194.4 192.9 174 Potasium 331.0 278.8 226.6.0 121 Kalsium (mg) 143.8 139.6 135.4 36 Phospor (mg) 241.6 233.3 225.1 144 Besi (mg) 1.7 1.6 1.5 1.3 Zinc (mg) 1.3 1.3 1.2 0.9 Tabel 1. dicantumkan semua zat gizi yang gizi makro ketiga macam cake jika terkandung dalam ke tiga cake perlakuan dan cake standar untuk melihat perbandingan dari nilai gizi yang terkandung dari setiap perlakuan dan dibandingkan dengan cake standar. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa nilai zat dibandingkan dengan nilai gizi cake standar didapat bahwa nilai energi, protein, karbohidrat dan lemak cake standar lebih rendah dari nilai gizi cake perlakuan demikian juga dengan nilai zat gizi mikro. 4

Uji organoleptik Uji organoleptik dalam penelitian ini adalah uji kesukaan (Hedonik) terhadap cake yang meliputi penilaian terhadap rasa, warna tekstur dan aroma. Panelis yang digunakan dalam pembuatan cake ini adalah panelis yang agak terlatih yaitu mahasiswa gizi tingkat II dan tingkat III. Sebanyak 25 orang a. Rasa Rasa adalah sesuatu yang dikandung oleh makanan yang turut menentukan cita rasa makanan, beberapa hal yang dapat menentukan rasa dari makanan adalah bumbu, suhu penyajian, dan tingkat kematangan.. Hasil penilaian panelis terhadap cake dapat dilihat pada table 4.2 Tabel.2 : Distribusi Frekuensi Rasa Cake Kriteria penilaian Kode sampel F1 F2 F3 N % N % N % Sangat suka 3 12 8 32 11 44 Suka 16 48 10 40 8 32 Agak suka 0 5 4 16 5 20 Tidak suka 12 18. 3 1 6 24 Rata-rata Tabel 2., Menunjukkan bahwa penerimaan panelis tertinggi terhadap rasa cake ubi jalar teri dengan rasa sangat suka dan suka adalah formula F3 ( campuran ubi jalar merah dan teri 5 gram) 76 %, sedangkan F2 ;72 % dan F1; 60 %. Hasil uji statistic dengan analisa sidik ragam ternyata nilai F hitung 1.32 setelah dibandingkan F table pada taraf 0.05 adalah 3.15. Ternyata F hitungnya lebih kecil dari F table, Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan dari rasa dari setiap formula cake. b. Warna Warna merupakan penampakan makanan secara keseluruhan yang dinilai secara deskriptif. Warna makanan memegang peranan utama dalam penampilan makanan. Warna juga dapat digunakan untuk menentukan mutu suatu bahan makanan. (Winarno 1991). Warna yang diperoleh dari cake ubi jalar merah dan teri adalah warna kuning kehijauan tuaan. Penerimaan panelis terhadap warna cake ubi jalar merah dan teri dapat dilihat pada table 3. Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Warna Cake Kriteria penilaian Kode sampel F1 F2 F3 N % N % N % Sangat suka 1 4 6 24 6 24 Suka 12 48 9 36 10. 40 Agak suka 8 32 8 32 6 24 Tidak suka 4 16 2 8 3 12 5

Tabel 3 dapat dilihat bahwa persentase warna yang sangat disukai dan disukai oleh panelis antara warna dari formula F2 dan F3 hampir bersamaan yaitu untuk formula F3 24 % dan 40 %, sedangkan F2 24 % dan 36 %. Akan tetapi masih ada panelis yang tidak menyukai warna dari cake F1, 16 %, karena awarna ini dipengaruhi oleh jumlah tepung ubi jalar merah yang diberikan 15 % sehingga warna campuran hijau dan coklat pekat. Hasil uji statistic dengan analisa sidik ragam didapatkan F hitung 0.812 dibandingkan dengan F Tabel pada taraf 0.05 adalah 3.15 ternyata F hitung jauh lebih kecil dari F table, berarti tidak ada perbedaan nyata dari warna cake tepung ubi jalar meraah dan teri c. Tekstur Tekstur merupakan komponen penilaian yang sangat penting pada suatu produk setelah warna, rasa dan aroma. Hasil penerimaan panelis terhadap tekstur dari cake ubi jalar merah yang ditambahi teri pada table 4. melihatkan bahwa tekstur yang sangat disukai dan disukai paling tinggi digambarkan oleh Formula F3 yaitu 24 % dan 60 %. Tekstur dari cake ini sama dengan tekstur dari cake yang ada pada umumnya. Hasil uji statistic dengan analisa sidik ragam didapat nilai F hitung adalah 0.99, Jika dibandingkan dengan F table 0.05 adalah 3.15 ternyata F hitung jauh lebih kecil.dari F table Jadi Tekstur cake ubi jalar merah dan teri tidak ada perbedaan yang nyata dari tekstur setiap sampelnya. Tabel 4 :Distribusi Frekuensi Tekstur Cake Kriteria penilaian Kode sampel F1 F2 F3 N % N % N % Sangat suka 4 16 5 20 6 24 Suka 12 48 9 36 15 60 Agak suka 7 28 8 32 3 12 Tidak suka 2 8 3 12 1 4 d. Aroma Penerimaan panelis terhadap aroma dilihat pada table 5 Tabel 5 : Distribusi Frekuensi Aroma Cake dari cake ubi jalar merah yang ditambahi teri dapat Kriteria penilaian Kode sampel F1 F2 F3 N % N % N % Sangat suka 2 8 5 20 4 16 Suka 11 44 9 36 9 36 Agak suka 5 20 6 24 10 40 Tidak suka 7 28 5 20 2 8 6

Tabel 5 melihatkan bahwa aroma yang sangat disukai dan disukai paling tinggi digambarkan oleh Formula F3 yaitu 16 % dan 36 % Hasil uji statistic dengan analisa sidik ragam didapat nilai F hitung adalah 0.4929. Jika dibandingkan dengan F table 0.05 adalah 3.15. ternyata F hitung jauh e. Perlakuan terbaik Penerimaan rata panelis terhadap rasa, warna, tekstur dan aroma dari cake ubi jalar merah yang ditambahi teri yang terbaik dapat dilihat pada Table 4.6.dimana ratarata penerimaan panelis berdasarkan uji lebih kecil.dari F table Jadi aroma cake ubi jalar merah dan teri tidak ada perbedaan yang nyata dari. Setiap sampel cake ini jelas bau dari terinya, jadi untuk menghilangkan bau terinya disarankan untuk menggunakan vanile. organoleptik terhadap makanan tambahan dari cake ubi jalar merah dan teri berada pada kisaran 2.53 2.98 dengan criteria hedonik suka. Tabel 6 : Rata-rata Penerimaan Panelis Terhadap Cake ubi jalar merah dan teri Berdasarkan Uji organoleptik. Perlakuan F1 (15 : 5) F2 ( 10 : 5) F3 (5 : 5) Rasa 2.6 2.9 3.3 Warna 2.2 2.8 2,8 Tekstur 3 2.6 3,2 Aroma 2.3 2.6 2.6 Jumlah 10.1 10.9 11.9 Rata-rata 2.53 2.73 2.98 Nilai rata-rata penerimaan panelis tertinggi berdasarkan uji organoleptik adalah pada cake campuran ubi jalar merah dan teri 10 % (F3 ; 5 gram ubi jalar merah dan 5 gram teri)) Jika kita lihat dari warna tekstur dan aroma tidak begitu banyak beda rataratanya. Hal ini kemungkinan disebabkan karena jumlah subsitusi yang dilakukan sedikit. Uji sifat Fisik a. Densitas kamba. Kekambaan cake menunjukkan perbandingan antara berat bahan terhadap volumenya dapat menggambarkan kesempurnaan proses pengolahan suatu bahan Hasil pemeriksaan densitas kamba cake dari tepung ubi jalar merah dan tepung teri dapat dilihat pada table 7. 7

Tabel 7: Uji sifat fisik dari Cake terbaik Uji fisik Jumlah Densitas kamba ( g/ml) 0.5305 Daya serap air (%) 5.305 Tabel 7 menunjukkan bahwa densitas kamba dari cake ubi jalar merah dan teri ini adalah 0.5305 ( 53/100). Hal ini menunjukkan densitas kambanya lebih 50 % Densitas kamba merupakan karakteristik yang penting untuk melihat tingkat kepadatan zat gizi dan energi yang terkandung dalam cake. Tepung yang b. Daya serap air.. Daya serap air Cake F1 adalah 5.3 %. Daya serap air dapat menggambarkan kesempurnaan proses pengolahan suatu bahan. Semakin rendah daya serap air mempunyai densitas kamba yang tinggi menunjukkan tepung tersebut memiliki densitas energy yang lebih tinggi. Sebaliknya cake dengan densitas kamba yang lebih rendah,menyebabkan cepat rasa kenyang. semakin sempurna proses pemasakan yang dilakukan, dan proses rekonstruksi produk akan lebih sempurna yang dicirikan oleh konsistensi yang lunak halus dan bebas dari gumpalan serta mudah disendok. Analisa Kimia Analisa kimia cake dilaksanakan dilaboratorium teknologi pertanian UNAND Padang dan pemeriksaan protein dan kalsium dilaksanakan di laoratorium terpadu Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Bogor. Hasil analisa kimia dapat dilihat pada table 4.8. menunjukkan bahwa kadar air dari cake terpilih sebagai hasil dari proses pemanggangan dengan oven mempunyai kadar air 32.02 %. Nilai kadar air ini ternyata berada diatas persyaratan yang dikeluarkan oleh PAG (1972) dalam Damanik R (2000) yang memberikan selang nilai kadar air 5 10 %. Tabel 4.8. Hasil Uji Analisa Kimia Cake tepung ubi jalar merah dan teri No Uji Kimia Jumlah 1 Kadar protein (%) 7.21 2 Kadar lemak ( %) 21.42 3 Kadar air (%) 32.02 4 Kadar abu 1.38 5 Kalsium (mg %) 191 8

PEMBAHASAN Kadar Protein Nilai energi cake terpilih adalah 842.2 kkal dari nilai energi itu 7.21 % energi berasal dari protein, 21.42 % dari lemak dan 40.55 % dari karbohidrat. Dari energy diatas didapat protein menyumbang 60,7 kkal ( 15,2 gr), dari lemak 180,4 kkal dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan protein sehari bagi anak balita 25 gram. Cake yang Kadar kalsium Hasil analisa kadar kalsium dari cake ubi jalar merah dan teri didapat 191 mg %. Kadar kalsium ini berasal dari 842.2 kkal cake F3 yang dibuat. Jika dibandingkan dengan cake standar kalsiumnya 36 m diberikan kepada balita 1 (satu) potong cake yang nilai energinya 210,5 kkal, dengan 3,8 gram protein, dan 20,5 gram lemak, Protein yang diberikan ini memenuhi kebutuhan protein balita 4 6 tahun 13,6 % dan 19 % dari kebutuhan anak 1-3 tahun, lemaknya 21.9 % dari energi yang dimakan balita maka hasil kalsium dari F3 ini lebih 5 kali lipat dari kalsium Formula standar. Kebutuhan kalsium balita 1-3 tahun 650 mg/hari, berarti dengan mengkonsumsi cake ini hampir 58,7 % kebutuhan kalsium dapat dipenuhi. Kadar Vitamin A. Kadar vitamin A dalam penelitian ini hanya dilakukan dengan menggunakan nutri survey, hal ini disebabkan tidak adanya peralatan laboratorium yang dapat melaksanakan pemeriksaan ini. Di Padang dan di Laboratorium Terpadu Pusat teknologi Terapan Kesehatan dan epidemiologi Klinik Bogor. Hasil Vitamin A pada Nutri Survei adalah : 689.5 IU. Kadar Vitamin A jika dibandingkan dengan kadar vitamin A cake standar ( 469,5 IU), meningkat 220 IU.Anak balita sangat berisiko kekurangan vitamin A.Kebutuhan Vitamin A balita 400 IU, Kadar vitamin A dari cake yang dikonsumsi adalah sebanyak 689.5 IU dibagi untuk 4 orang balita adalah 172,5 IU. Jadi dengan mengkonsumsi cake ini dapat memenuhi 43 % kebutuhan Vitamin A balita. Hasil Uji daya terima ke Anak Balita Makanan tambahan berupa cake tepung ubi jalar merah dan tepung teri yang paling disukai oleh panelis berdasarkan uji organoleptik kemudian dilanjutkan dengan uji penerimaan cake ini kepada 22 orang anak anak. Penilaian diberikan dengan melihat habis atau tidak habisnya cake yang diberikan kepada sasaran. Hasil pengamatan diperoleh bahwa dari 22 orang anak balita Cake yang diberikan berupa 1 potong cake ubi jalar merah dan teri dengan nilai kalori 210,5 kkal, dengan nilai protein 3.8 gram untuk setiap anak. 383 mg calcium, dan Vitamin A 172.4 IU,, Ternyata semua anak balita dapat menghabiskan cake yang diberikan kepada mereka. Penerimaan balita terhadap cake tepung ubi jalar merah dan dan tepung ikan teri, memberikan harapan produk ini dapat 9

diberikan setiap hari pada anak balita gizi kurang untuk mempercepat pertumbuhannya, khususnya dalam peningkatan input protein dan kalsium, serta vitamin A, karena cake ini mengandung protein, kadar vitamin A dan kalsium yang cukup tinggi KESIMPULAN DAN SARAN Formula cake yang dilakukan adalah subsitusi tepung ikan teri untuk ketiga formula sebanyak 5 gram, tepung ubi jalar merah 15 gram, 10 gram dan 5 gram dengan penambahan telur 50 gram, gula pasir 50 gram, mentega 50 gram dan tepung terigu,30 gram, 35 gram dan 40 gram. Hasil uji organoleptik didapatkan rata-rata penerimaaan panelis terhadap rasa, warna, tekstur dan aroma berada pada taraf suka. Tidak ada perbedaan nyata dari segi rasa, warna, tekstur dan aroma dari ketiga formula.hasil analisa protein dari cake ubi jalar merah dan tepung ikan teri terbaik 7.21 %,. kadar kalsium 191 mg%.dan Vitamin A. 689.5 IU Hasil penerimaan oleh anak PAUD didapatkan 100 % menghabiskan cake yang diberikan. 1 potong cake yang diberikan, kalori 210,5 kkal dengan 3,8 gr protein, 172.4 IU Vitamin A dan 382 mg % kalsium.disarankan untuk Menghindari bau ikan dari cake, sebaiknya ditambahkan vanile dalam pembuatan cake tersebut.diharapkan diadakan penelitian lanjut untuk lebih meningkatkan jumlah protein dengan menambahkan ikan teri yang lebih banyak.kadar kalsium dari cake ini cukup tinggi maka cake ini juga dapat dimanfaatkan untuk ibu hamil atau ibu menyusui. DAFTAR PUSTAKA AOAC, 1984. Official of Analisis of the Association of Official Analytical Chemist, 14 th ed. AOAC, INC. Arlington, Virginia. Apriyantono, Rossy, Uken S Soetrisno dan Mien K Malllnud. 1996. Beberapa Pilihan Makanan Formula Lanjutan dalam Penelitian Gizi dan Makanan, Puslitbang Gizi. Bogor. Azrul Azwar, (2003 Kecenderungan Masalah Gizi Dan Tantangan Di Masa Datang* (Dirjen Bina Kesmas Depkes Afrianto dan Liviawati. 2011.Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta : Kanisius. Almatsier, 2011; Gizi Dalam Daur Kehidupan. PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Arisman., 2002; Gizi dalam daur Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Almatsier., 2001 ; Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit Gramedia Pustaka Utama Jakarta. 2001 Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi Ikan Kota Padang. Borgstrom, G. and C.D. Paris, 1965. The Regional Development of Fisheries and Fish Processing. Dalam Fish as Food. Vol. III. Academic Press. New York. Cahyo, Liatya Asmoro. 2012. Sumber online. Karakteristik Organoleptik Biskuit dengan Penambahan Tepung Ikan Teri Nasi (Stolephorus sp.). Malang.Diakses pada tanggal 18 Juli 2013. 10

CAC/FAO/WHO.1994. Guidelines on Formulated Suplementary Foods for Older Infant and Young Children (CAC/GL 08-1991), FAO/WHO/CAC, Rome. Depkes RI. 2004. Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk Tahun 2005-2009. Jakarta. Hutomo et al dalam Sastra Winda. 2008. Sumber online. Fermentasi surip. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Diakses pada tanggal 2 November 2012. Gusnedi, 2000, Formula Makanan Tambahan dengan Dadih susu sapi dan Tempe sebagai Pangan Tradisional Sumber Protein. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. LIPI. 1998. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI, Kesimpulan dan Saran kebijakan, Jakarta. Prasanapha 1971. Preecooked Bal Anhar and Indian Multi Purpose. Food. J. Food Sci Techno. 9n(12) 174. Rahayu W. P. 1998. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, FATETA, IPB, Bogor. Rina Yenrina, dkk (2011)., Metode Analisis Bahan Pangan. Universitas Andalas Press Padang. Winiati., Rahayu (1998) Penuntun praktikum penilaian Organoleptik. Jur. Teknologi Pangan dan Gizi IPB. 11