4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur Gunungapi Ebulobo (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah Lokasi Geografis Administratif Ketinggian Tipe Gununapi Kota Terdekat Pos Pengamatan : Amburombu, Ambulombo, Ebulobo, Keo Peak : Strato : Tidak ada, terdapat paling sedikit 8 buah titik letusan dan 3 sumbat lava (Petroeschevsky) : 8 48.5' LS dan 121 11' BT. : Kabupaten Ngada, Flores - Nusa Tenggara Timur : a. 2123 m dpl : Strato : Boa Wae : Desa Leguderu, Kec. Boawae, Kab. Sikka 86462 - NTT Posisi Geografis : 08 o 48 37,90 LS, 121 o 09 26,70 BT (966 mdpl). PENDAHULUAN Pencapaian Puncak :
Pendakian pada umumnya dilakukan dari daerah Boa WaE (522 m) yang dapat dicapai dengan kendaraan bermotor dari Ende melewati Nata Merah. Sepuluh menit dari Nata Merah, jalan raya ditinggalkan dan pendakian melalui jalan yang biasa dilewati kuda, dilakukan ke arah selatan sampai ke suatu lokasi yang dinamai Rega. Di sini para pendaki dapat beristirahat. Setelah beristirahat perjalanan dilanjutkan, kondisi jalannya menjadi sempit dan mulai mendaki. Setelah melewati Kali Nanga dengan airnya yang jernih, dicapai Nage, kemudian berturut-turut Laja, Numu Pie dan akhirnya Kp, Mulakoli. Dari sinilah pendakian sesungguhnya dimulai (lk. 900 m). Biasanya para pendaki menginap dahulu disini. Orang yang biasa mendaki dapat mencapai puncak setelah lk. 3 jam. Di dekat kampung banyak tumbuh pohon limau, kemudian ke bagian atas pohon jambu, selanjutnya para pendaki memasuki hutan lebat. Di perbatasan antara hutan dengan daerah puncak yang gundul, terdapat sebuah gua yang dinamai Goa Kapa, ditempat ini para pendaki biasa berkemah. Di Ekowolo - Boawai ada pos observasi gunungapi. Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi Umumnya di daerah G. Ebulobo mempunyai sumberdayanya berupa pasir, dan batu gunungapi yang sangat melimpah. Bahan ini digunakan sebagai bahan bangunan oleh penduduk sekitarnya. Selain bahan galian yang melimpah, umumnya tanah disekitar gunungapi sangat subur, sebagai penghasil sayur mayur dan buah-buahan Wisata Udara disekitarnya cukup sejuk dimasa mendatang baik untuk parawisata dan perkemahan dan tempat-tempat beristirahat. SEJARAH ERUPSI Tahun Letusan 1830 le Roux (1961) menulis, bahwa menurut penduduk lk. 90 tahun yang lalu terjadi letusan besar yang mengakibatkan terjadinya lava hitam Watu Keli, yang turun lewat jurang L. Koa. 1888 Letusan biasa lewat kawah pusat (Neuman van Padang, 1951) 1910 Letusan serupa dalam April
1924 Terjadi awan panas selama letusan dari kawah pusat dalam Nopember (Neuman van Padang, 1951) 1938 Letusan kecil dalam Mei dan Juni. Keterangan lebih lanjut tidak ada. 1941 Menurut Permaisuri Raja di Bao WaE, kegiatan yang agak mencolok terjadi pada bagian kedua Agustus. Mungkin pada waktu itu telah mengalir lava kecil, tetapi bongkah lava yang pijar itu tetap di kawahnya dan tidak berjatuhan. Dalam April terdengar suara gemuruh (Petroeschevsky, 1947). 1947 Permulaan Maret, kenaikan kegiatan. Karakteristik Letusan Umumnya letusan mengeluarkan aliran lava yang membentuk tumpukantumpukan lava sebagai ketinggiannya cepat dan belum pernah terjadi letusan paraksimal, sebagai bentuk tubuhnya masih simetris. Periode Letusan G. Ebulobo adalah diantara 3-58 tahun. GEOLOGI Dari analisa morfologi serta struktur geologi, G. Ebulobo tumbuh pada zona depresi dalam suatu komplek gunungapi tua. Pembentukan zona ini diduga dikontrol oleh struktur sesar. Morfologi Dapat dibedakan adanya tubuh G. Ebulobo tua dan G. Ebulobo muda. Pelamparan tubuh G. Ebulobo, sebagian menumpang di atas lereng gunungapi tua serta batuan sedimen, dan bagian lainnya menempati zona depresi. G. Ebulobo ini dibentuk oleh batuan berkomposisi andesit hingga basalt dan aliran piroklastik umumnya bersifat guguran. Kubah-kubah lava yang terdapat di dalam kawah puncak berfungsi sebagai cap rock sehingga akan sangat berbahaya jika terjadi letusan yang eksplosif. Stratigrafi
G. Ebulobo berdasarkan hasil pengumpulan data dilapangan dan analisa photo udara, dibagi menjadi 3 kelompok satuan batuan dari tua ke muda dengan urutannya adalah sebagai berikut : 1. Endapan Pra Ebulobo terdiri dari : a. Sedimen Tersier (St) b. Sedimen Vulkanikpasir laut (Svt) c. Aliran lava vulkanik tua (Vtl) d. Jatuhan pirolkastik vukanik tua (Vtjp) 2. Endapan Gunungapi Ebulobo 3. Endapan lahar Ebulobo Batuan ini berumur dari Tersier - Kuarter GEOFISIKA Seismik G. Ebulobo dipantau dari Pos Pengamatan di Kp. Ekowolo lk. 4 km di sebelah puncak. Dalam keadaan normal, data pemantauan setiap hari dikirim melalui radio SSB ke kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. Dalam hal ini signal dari seismometer dipancarkan melalui radio setelah malalui modul amplifier - vco-antena. Signal tersebut diterima di pos pengamatan melalui antena dan radio komunikasi masuk ke discriminator. Rekordernya tetap memakai model Hosaka. Lokasi seismometer berada di sebelah timur (puncak) dengan jarak lk. 3 km dari puncak. Gaya Berat Metode gaya berat bisa memperlihatkan distribusi densitas batuan yang bisa dijadikan basis bagi inferensi geologisnya. Dari peta anomali Bouguer dan anomali sisa terlihat adanya zona anomali lemah di atas puncak yang bisa ditafsirkan bahwa ada massa rendah (relatif terhadap massa Bouguer) di sekitar puncak. Secara keseluruhan
kecenderungan struktur yang terlihat mempunyai kecenderungan berarah Selatan Utara. Geomagnet Penyelidikan dilakukan secara kwalitatif dimana berdasarkan pola penyebaran anomalinya dan pembuatan model-model dimensi. Berdasarkan pola anomali magnetik pada puncak dan tubuh Ebulobo dan daerah sebelah timur peta, sedikitnya ada 3 tonjolan anomali yang dapat diamati yang mempunyai harga anomali tinggi. Keduanya terpisah oleh bentuk kelurusan dengan arah utara - selatan. Keadaan ini dapat ditapsirkan adanya sesar. Di lapangan dapat dilihat dengan adanya Fissure di daerah puncak munculnya solfatara-solfatara yang mempunyai pola sejajar dengan kelurusan anomali. Jika benar kemungkinan telah terjadi sesar tangga pada saat terjadinya / pemunculan G. Ebulobo. Di daerah berelief magnit rendah yang berfariasi 200 nt, merupakan pengaruh lokal homoginitas batuan yang kurang bermakna secara geologi. MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Visual Sampai saat ini pemantauan secara visual terus dilakukan baik dari Pos PGA Ebolobo, maupun melakukan pemeriksaan langsung ke puncak G. Ebulobo secara periodik. Seismik Sistem pemantauan G. Ebulobo dilengkapi dengan Pos Pengamatan Gunungapi, terletak di Desa Ekowolo Kec. Boa WaE. Dilengkapi dengan alat seismograf tipe VR-60 dan seismometer tipe L4C yang dipancarkan menggunakan sistem telemetri. Hasil ini setiap hari dicatat, dianalisa dan dilaporkan ke pusat (Bandung). KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi merupakan peta petunjuk yang mengidentifikasi tingkat kerawanan suatu daerah bila terjadi suatu erupsi/kegiatan gunungapi. Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi ini menjelaskan secara
terperinci tentang jenis dan sifat bahaya gunungapi, kawasan rawan bencana, arah/jalur penyelamatan diri, lokasi pengungsian dan Pos Penanggulangan Bencana. Berdasarkan pada potensi bencana yang dapat terjadi pada masa mendatang, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ebulobo dibagi ke dalam tiga tingkatan yaitu dari tingkat bahaya tertinggi sampai terendah yaitu Kawasan Rawan Bencana III (KRB III), Kawasan Rawan Bencana-II (KRB-II) dan Kawasan Rawan Bencana I (KRB- I).
DAFTAR PUSTAKA Peta Kawasan Rawan Bencana G. Ebulobo Kusumadinata, K., 1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat Vulkanologi Bandung Mulyadi, D., Sulaeman, C, dkk., 2007 Laporan Pemantauan kegiatan G. Ebolobo, Prop. NTT. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Nurnusanto, I, dkk.1996 Laporan Pemetaan Geologi G. Ebulobo, Flores (NTT). Direktorat Vulkanologi. Palgunadi, S, dkk., 1995 Penyelidikan Geofisik Dengan Metoda Magnet G. Ebulobo, Flores Barat, Direktorat Vulkanologi Sulaeman, C. dkk., 2000 Laporan Evaluasi kegiatan G. Ebulobo, Kab. Ngada, Prop. NTT, Direktorat Vulkanologi. Suhanto, E. dkk., 1996 Laporan Penyelidikan Gaya Berat G. Ebulobo, Flores Tengah, 1996. Direktorat Vulkanologi.