HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR (Suatu Penelitian di SMA Negeri I Tibawa) Oleh: Fitriyanti K. Dja far, Trisnowaty Tuahunse*, Resmiyati Yunus** Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Fitriyanti K. Dja far, Nim.231409021. 2013. Hubungan Karakteristik Siswa dengan Motivasi Belajar (Suatu Penelitian di SMA Negeri I Tibawa). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik siswa dengan motivasi belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri I Tibawa yang berjumlah 245 orang. Sampel yang diambil adalah 20% dari populasi yang ada, yaitu sebesar 49 0rang siswa. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Multi Stage Random Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik siswa dengan motivasi belajar pada siswa kelas XI di SMA Negeri I Tibawa, yang ditunjukkan oleh persamaan regresi Ŷ = 30.57 + 0.73x. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel karakteristik siswa dapat diikuti ratarata 0.73 variabel motivasi belajar pada konstanta 30.57. Sedangkan dengan perhitungan koefisien korelasi sebesar r = 0.73 dengan koefisien determinasi sebesar 0.5329 berarti sebesar 53.29 % variasi yang terjadi pada motivasi belajar dapat dijelaskan oleh karakteristik siswa, sedangkan sisanya sebesar 0.4671 atau sebesar 46.71% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain oleh peneliti. Hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara karakteristik siswa dengan motivasi belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tibawa, dapat di uji kebenarannya atau dapat diterima dalam penelitian ini. Kata Kunci: Karakteristik Siswa, Motivasi Belajar
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan guru dengan siswa. Guru maupun tenaga pendidik adalah bagian dari anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan dalam pendidikan. Sedangkan siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Siswa atau anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan pendidikan. Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah siswa, lingkungan sekolah, masyarakat, keluarga, serta guru. Siswa adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi edukatif karena sebagai pokok persoalan dalam semua aktifitas pembelajaran. Karena yang menjadi penentu apa yang akan dipelajari bukan hanya perancang pembelajaran tetapi juga karakteristik siswa, bagaimana pembelajaran akan dilakukan dan penggunaan ketrampilan tersebut nantinya. Karakteristik siswa adalah segi latar belakang pengalaman siswa yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya. Karakteristik siswa merupakan salah satu variabel kondisi pembelajaran. Karakteristik bisa berupa bakat, minat, sikap, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal yang telah dimilikinya. Kemampuan awal yang telah dimiliki siswa antara lain; kemampuan untuk memperbaiki, menganalisa, membandingkan dan memutarbalikkan hubungan yang abstrak. Mereka juga sudah mampu untuk memberikan alasan yang masuk akal tentang situasi dan kondisi yang tidak dialami. Siswa dapat menerima pikiran-pikiran orang lain demi menjaga ketertiban diskusi. Siswa yang mengetahui kegunaan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari akan memiliki motivasi tinggi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karakteristik siswa merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar dikelas. Setiap siswa dapat dipastikan memiliki karakteristik yang cenderung berbeda. Dalam pembelajaran, kondisi ini
penting untuk diperhatikan karena dengan mengidentifikasi kondisi awal siswa saat akan mengikuti pembelajaran dapat memberikan informasi penting untuk guru dalam pemilihan setrategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi pengajaran yang efektif dan sesuai dengan karakteristik perseorangan siswa sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memperhatikan perbedaan karakteristik siswa tersebut. Perbedaan karakteristik siswa menjadi topik yang penting untuk diperhatikan. Karakteristik siswa tersebut akan berhubungan dengan proses dan hasil pembelajaran. Keanekaragaman karakteristik siswa yang antara lain meliputi keanekaragaman sosial budaya dan latar belakang lainnya menuntut guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu dan memenuhi standar agar menghasilkan lulusan yang bermutu. Proses pembelajaran harus dilakukan dengan menyenangkan, memberikan tantangan, dan memberi motivasi siswa untuk selalu aktif belajar. Proses pembelajaran dengan input yang beranekaragam juga harus memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa untuk berkarya, berkreativitas, dan menumbuhkembangkan kemandirian dengan perkembangan fisiologis dan psikologis siswa. Jadi siswa sebagai unsur penting didalam pembelajaran tak lepas dari karakteristik yang melekat pada dirinya. Karakteristik siswa ini mempunyai pengaruh langsung terhadap perilakunya, antara lain: kebiasaan belajar, disiplin, hasrat belajar, dan motivasi belajar. Motivasi menempati urutan pertama karena memegang peran penting yang akhirnya dapat menumbuhkan tahap-tahap belajar. Motivasi merupakan suatu dorongan agar muncul keinginan dan kemauan untuk belajar. Penelitian ini menggunakan dua teori yaitu teori tentang karaktersistik siswa dan motivasi belajar. Adapun deskripsi teori yang telah disebutkan adalah sebagai berikut: Pertama teori tentang karakteristik siswa, menurut Uzer (2006: 36) bahwa karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya hidup seseorang serta
nilai-nilai sangat berkembang secara teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah di perhatikan. Sardiman (2001:119) menyebutkan bahwa karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa antara lain: latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan, gaya belajar, usia kronologi, tingkat kematangan, spektrum dan ruang lingkup minat, lingkungan sosial ekonomi, hambatan-hambatan lingkungan dan kebudayaan, intelegensia, keselarasan dan attitude, prestasi belajar, motivasi dan lain-lain. Nyanyu (2011:182) menjelaskan bahwa Perbedaan individual yang dimiliki anak didik antara lain meliputi perbedaan dalam aspek biologis, psikologis, intelegensi, bakat, dan perbedaan lainnya. Begitu banyak ditemukan perbedaan dalam karakteristik siswa, antara lain perbedaan dalam hal biologis, psikologis, intelegensi, dan bakat. Keadaan fisik biologis satu siswa dengan yang lain berbeda sama sekali. Ada siswa yang mempunyai fisik sehat dan lengkap, ada juga siswa yang mempunyai fisik lengkap tetapi tidak sehat. Keadaan psikologis siswa juga beragam, tidak semua siswa siap secara psikologis untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Ada siswa yang datang ke sekolah dengan penuh semangat dan senang gembira, ada siswa yang datang ke sekolah dengan sedih dan susah, ada siswa yang malas, ada juga siswa yang berangkat ke sekolah karena menghindari pekerjaan di rumah, dan sebagainya. Intelegensi yang dimiliki siswa juga berbedabeda, ada yang mempunyai intelegensi tinggi, intelegensi sedang, dan ada yang mempunyai intelegensi rendah. Perbedaan lain yang memerlukan perhatian dari guru adalah bakat. Guru harus memahami bahwa tidak semua siswa mempunyai bakat dalam semua mata pelajaran. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sama halnya dengan manusia sebagai makhuk individu. Kedua tentang motivasi belajar, Menurut Sumadi (2007: 70) bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Menurut Nanang dkk (2010: 26) motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun
kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Chalidjah (1994: 144-145) juga mendefinisikan pengertian motivasi belajar adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam artiindividu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan atau kekuatan dalam diri siswa yang menimbulkan keinginan melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh siswa. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya keberartian hubungan antara karakteristik siswa dengan motivasi belajar. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, yaitu mendeskripsikan secara aktual tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan karakteristik siswa dengan motivasi belajar. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI SMA Negeri I Tibawa yang berjumlah 245 orang siswa. Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah sebesar 20% dari populasi yang ada yaitu berjumlah 49 0rang siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah multi stage random sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Adapun data yang diberikan kepada responden yaitu berjumlah 70 butir soal, dimana setiap variabel terdiri atas 35 butir soal. Kuesioner terdiri dari pernyataan-pernyataan yang disertai jawaban dalam bentuk skala likerts dengan lima kategori pilihan yaitu: sangat setuju (ss), setuju (s), raguragu (rr), tidak setuju (ts) dan sangat tidak setuju (sts). Untuk pernyataan yang positif sangat setuju diberi skor 5, setuju 4, ragu-ragu 3, tidak setuju 2, dan sangat tidak setuju 1. Sedangkan untuk pernyataan yang bersifat negatif, sangat setuju skornya 1, setuju 2, ragu-ragu 3, tidak setuju 4, dan sangat tidak setuju 5. Validitas data diuji menggunakan rumus product moment, realibilitas data menggunakan rumus alpha cronbach. Pengujian hipotesis menggunakan analisis
regresi dan korelasi product moment. Persyaratan analisis dilakukan dengan uji normalitas data menggunakan rumus chi-kuadrat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian karakteristik siswa yang diambil dari 49 orang siswa diperoleh skor sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Pengamatan Variabel X No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%) 1 125-130 2 4.08 2 131-136 4 8.16 3 137-142 7 14.29 4 143-148 11 22.45 5 149-154 17 34.69 6 155-160 5 10.20 7 161-166 3 6.12 Jumlah 49 100.00 Tabel diatas menunjukkan bahwa frekuensi data terbesar berada pada kelas interval 149-154 = 34.69%, sedangkan frekuensi data terkecil berada pada kelas interval 125-130 = 4.08%. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai median sebesar 148.68, modus 150.48, dan mean sebesar 147.33, serta simpangan baku sebesar 8.85. Data motivasi belajar dapat dideskripsikan sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi Pengamatan Variabel Y No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%) 1 135-137 3 6.12 2 138-140 5 10.20 3 141-143 8 16.33 4 144-146 9 18.37 5 147-149 15 30.61 6 150-152 6 12.24 7 153-155 3 6.12 Jumlah 49 100.00
Tabel diatas menunjukkan frekuensi data terbesar berada pada kelas interval 147 149 = 30.61%, sedangkan data terkecil berada pada kelas interval 153 155, 135 137 = 6.12%. Nilai median sebesar 146.32, nilai modus sebesar 147.70, dan nilai rata-rata atau mean sebesar 145.55, serta simpangan baku dari rangkaian data sebesar 4.73. Hasil pengujian normalitas data variabel X (karakteristik siswa) menunjukan harga X²hitung = 4.169, sedangkan dari daftar distribusi frekuensi harga X²daftar (0.95) (4) = 9.488. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa X²hitung lebih kecil dari X²daftar. Untuk hasil pengujian normalitas data variabel Y (motivasi belajar) menunjukan harga X²hitung = 3.810, sedangkan dari daftar distribusi frekuensi harga X²daftar (0.95) (4) = 9.488. Dengan demikian dapat di katakan bahwa X²hitung lebih kecil dari X²daftar. Hal ini menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk variabel X dan Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini diadakan pengujian terhadap persamaan regresi, lineritas, keberartian persamaan regresi dan koefisien korelasi. dari hasil penelitian diperoleh persamaan regresi adalah Ŷ = 30.57 + 0.73x. Untuk menguji linearitas dan keberartian dari persamaan regresi dibutuhkan tabel ANAVA sebagai berikut: Tabel 3. Daftar Analisa Varians (ANAVA) Sumber Varians dk JK RJK F Total 49 1039754 - Regresi (a) 1 1036033.16 1036033.16 - Regresi (b/a) 1 1993.62 1993.62-54.25 Residu 49 1727.22 36.75 Tuna Cocok 26 1211.47 46.6 Kekeliruan 21 515.75 24.56 1.90 Dari tabel diatas diperoleh F hitung = 1.90 untuk taraf nyata ά = 0.01 dan dk pembilang = 26 dan dk penyebut = 21, diperoleh F (0,99) (26,21) = 2.80. Kriteria
pengujian yaitu ternyata F hitung < F daftar, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa regresi linier Y atas X dengan persamaan Ŷ = 30.57 + 0.73x dapat diterima pada taraf nyata ά = 0.01. Kemudian untuk pengujian keberartian regresi diperoleh F hitung = 54.25 untuk taraf nyata ά = 0.01 dan dk pembilang = 1, dk penyebut = 47 didapat F (0,99) (1,47) = 7.21. Kriteria pengujian ternyata F hitung > F daftar, sehingga ketergantungan Y atas X pada persamaan Ŷ = 30.57 + 0.73x, sangat berarti pada taraf nyata ά = 0.01. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh koefisien korelasi sebesar = 0.73 dengan korelasi determinasi r 2 = 0.5329 atau 53.29 %.Hal ini berarti terdapat korelasi atau hubungan antara karakteristik siswa dengan motivasi belajar pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Tibawa, dimana sebesar 53.29 % motivasi belajar dipengaruhi oleh karakteristik siswa. Untuk uji signifikan (correlation) koefisien korelasi t hitung = 7.324 pada taraf nyata = 0.01 dan 0.05 dan dk = 47, maka dari daftar distribusi t tabel didapat (0.995)(47) dan (0,975)(47) = 2.704 dan 2.021 oleh karena thitung lebih besar dari tdaftar dan thitung tidak berada pada daerah penerimaan yaitu = -2.704 sampai dengan +2.704 maka hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian koefisien regresi sangat signifikan. Selanjutnya dapat diilihat pada gambar kurva penerimaan dan penolakan Ha dan Ho berikut ini: Ho Ha Ha -2.704 0 +2.704 7.324 Gambar 1. Kurva Penerimaan dan Penolakan Ha dan Ho
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara empirik terbukti variabel (X) yaitu karakteristik siswa yang diteliti, ikut menentukan variabel (Y) motivasi belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tibawa. Hal ini terlihat dengan besarnya persentase yang diperoleh yaitu sebesar 53.29%. Persentase ini sangat cukup, karena motivasi belajar bisa juga ditentukan oleh berbagai macam faktor yang tidak terdesain dalam penelitian ini. Faktor-faktor tersebut antara lain seperti kreativitas mengajar guru, minat belajar siswa, lingkungan kelas serta fasilitas sekolah yang kurang mendukung. Setiap siswa mempunyai kemampuan dan pembawaan yang berbeda. Siswa juga berasal dari lingkungan sosial yang tidak sama. Kemampuan, pembawaan, dan lingkungan sosial siswa membentuknya menjadi sebuah karakter tersendiri yang mempunyai pola perilaku tertentu. Pola perilaku yang terbentuk tersebut menentukan aktivitas yang dilakukan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas diarahkan untuk mencapai cita-cita siswa, tentunya dengan bimbingan guru. Pola perilaku yang dimiliki masing-masing siswa menyebabkannya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda antara satu dan yang lainnya. Perbedaan yang ada merupakan hal yang sudah pasti, tidak ada satupun siswa yang mempunyai kesamaan dengan lainnya. Apabila ada satu aspek yang sama maka aspek yang lainnya pasti berbeda. Perbedaan setiap individu merupakan salah satu faktor yang menjadi pendukung untuk mewujudkan kualitas masing-masing individu. Karaktersitik siswa dapat diukur dengan; cepat dalam belajar, lambat dalam belajar, anak yang kreatif, anak yang berprestasi kurang (underachiever), dan anak yang gagal (drop-out). Dengan kata lain karakteristik seorang siswa sangat menentukan motivasi belajar dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Motivasi belajar siswa yang telah dicapai dapat diukur melalui kemajuan yang telah diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Melalui proses belajar seorang siswa berusaha mengumpulkan pengalaman berupa pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan penyesuaian tingkah laku. Motivasi yang dicapai ini sangat penting bagi setiap orang karena merupakan gambaran bagaimana kesiapan yang dimiliki. Motivasi belajar siswa terbagi atas dua yakni,
motivasi yang timbul dari dalam diri peserta didik, misalnya senang belajar, memiliki semangat untuk belajar dan ingin menambah pengetahuan serta motivasi yang berasal dari luar individu, seperti; ingin dipuji, adanya peran dari guru, adanya dorongan dari orang tua serta lingkungan yang dapat memberikan kenyamanan untuk belajar. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik siswa mempunyai hubungan dengan motivasi belajar pada siswa kelas X dan XI SMA Negeri Tibawa. Hal ini didasarkan pada hasil pengujian hipotesis, diperoleh koefisien korelasi sebesar = 0.73 dengan korelasi determinasi r 2 = 0.5329 atau 53.29 %. 2. Hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yaitu "Terdapat hubungan antara karakteristik siswa dengan motivasi belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tibawa, dapat diterima pada taraf sangat signifikan. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat mengemukakan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk Guru Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik, hendaknya selalu memberikan motivasi kepada siswa di dalam kelas maupun di luar kelas sesuai dengan karakter yang dimiliki oleh siswa dan memperhatikan karakter setiap siswa dalam menerima materi, sehingga siswa merasa termotivasi dalam mengikuti pelajaran. 2. Untuk Siswa Siswa hendaknya harus memiliki karakter yang baik dalam mengikuti proses pembelajaran serta harus merasa terbimbing dan terdorong untuk meningkatkan hasrat belajarnya sehingga dapat berimbas baik pada pencapaian hasil belajar yang maksimal.
DAFTAR RUJUKAN Chalidjah Hasan. 1994. Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya: Al- Ikhlas Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2010. Konsep Startegi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama Nyayu Khodijah. 2011. Psikologi Pendidikan. Palembang: Grafika Telindo Press. Sardiman. 2001. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sumadi Suryabrata. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada User Usman. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya