Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

dokumen-dokumen yang mirip
Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Korelasi antara Pemanfaatan Sungai dan Karakteristik Hunian dengan Permasalahan pada Koridor Sungai di Kawasan Permukiman Perkotaan

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Rumah Impian Mahasiswa

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Hasil Observasi Karakter Gang di Kawasan Kampung Kota Bantaran Sungai di Babakan Ciamis, Bandung

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

Sustainable Waterfront Develepmont sebagai Strategi Penataan Kembali Kawasan Bantaran Sungai

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Lingkungan Rumah Ideal

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Permasalahan Perancangan

Kondisi Kekumuhan Kampung Nelayan Sejahtera Kota Bengkulu dalam Upaya Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Ruang Favorit dalam Rumah

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

BAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

Mushola di dalam Rumah

Preferensi Hunian yang Ideal Bagi Pekerja dan Mahasiswa pada Kelompok Umur Dewasa Awal / Early Adulthood

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERKOTAAN MELALUI PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU TERINTEGRASI IPAL KOMUNAL

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

BAB VI DATA DAN ANALISIS

Preferensi Masyarakat dalam Menikmati Streetscape Perkotaan yang Ideal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Motivasi dan Preferensi Gender

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

`BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pada dasarnya pembangunan dalam sektor permukiman adalah

RIVERWALK SEBAGAI RUANG TERBUKA ALTERNATIF DI KAWASAN FLAMBOYAN BAWAH KOTA PALANGKA RAYA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

Analisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I KONDISI KAWASAN DALAM BEBERAPA ASPEK. kepada permukiman dengan kepadatan bangunan tinggi, dan permukiman ini

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap manusia membutuhkan tanah sebagai tempat tinggal maupun tempat

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 0 Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai Binar T. Cesarin (), Chorina Ginting () () Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB. () Magister Perencanaan Wilayah dan Kota /Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB. Abstrak Berkembangnya kawasan permukiman di bantaran sungai membawa dampak menurunnya fungsi bantaran sungai. Kawasan permukiman bantaran sungai saat ini menjadi bagian dari kota yang memiliki persepsi negatif dari masyakat. Melalui penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana sebenarnya persepsi masyarakat terhadap visual kawasan bantaran sungai, apa yang mendasari persepsi tersebut serta apa saja upaya perbaikan yang menurut mereka perlu dilakukan terhadap kawasan bantaran sungai di Indonesia secara umum.metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode penelitian kualitatifyang sifatnya eksploratif. Data dikumpulkan dengan teknik survei melalui penyebaran kuesioner online. Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan metode content analysis dan analisis distribusi. Kata-kunci : bantaran sungai, permukiman, persepsi, content analysis, analisis distribusi Pengantar Bantaran sungai adalah ruang antara tepi palung sungai dan kaki tanggul sebelah dalam yang terletak di kiri dan/atau kanan palung sungai (Peraturan Menteri PU no 8 tahun 0). Area bantaran sungai merupakan area yang tepat berada di tepi sungai dan merupakan area yang tertutup oleh luapan air sungai saat banjir (floodplain). Gambar. Diagram Posisi Bantaran Sungai. Sumber : http://pustaka.pu.go.id/ Bantaran sungai memiliki fungsi ekologis sebagai daerah penyangga daerah pengelolaan air dan merupakan jalur koridor hijau. Sebagai daerah penyangga dan jalur koridor hijau daerah bantaran sungai menjembatani keberadaan habitat dan ekosistem darat dengan perairan. Sehingga jika fungsi bantaran sungai terganggu, maka keberadaan habitat dan ekosistem juga akan terganggu. Terganggunya habitat dan ekosistem ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan permasalahan lingkungan lain seperti pencemaran air, berkurangnya kemampuan tata kelola air dan iklim mikro (Waryono, 009). Saat ini lingkungan yang terbangun di bantaran sungai-sungai tersebut pada umumnya merupakan kawasan terbangun sangat padat dengan rata-rata KDB mencapai 80-90% (Rahmadi,009).Keberadaan permukiman di sepanjang bantaran sungai bukan sesuatu yang baru. Kondisi geografis negara Indonesia yang memiliki banyak sungai sebagai orientasi kehidupan menjadikan tepian air/sungai sebagai tempat bermukim dan mencari mata pencahari- Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 0 B 7

Persepsi Masyarakat Terhadap Permukiman Bantaran Sungai an (Rahmadi, 009). Cukup banyak kota-kota di Indonesia yang terbentuk karena keberadaan sungai. Dari total 47 kota dan kabupaten, hampir 00 kota dan kabupaten dibangun dekat sumber air, baik berupa danau,daerah aliran sungai (DAS), maupun tepi pantai. Namun yang membedakan perkembangan permukiman di bantaran sungai dulu dan sekarang adalah bagaimana persepsi masyarakat terhadap kawasan tersebut. Pada awalnya permukiman-permukiman tumbuh di daerah tepi sungai karena para pemukim mendekati sumber air bagi kegiatan mereka sehari-hari. Permasalahan mulai muncul ketika lahan yang semakin terbatas menjadikan tepian sungai sebagai alternatif bagi kegiatan bermukim, khususnya bagi kaum urban berpenghasilan rendah(rahmadi, 009). Dari sini dapat kita lihat bagaimana persepsi masyarakat terhadap sungai berubah dari persepsi yang baik menjadi kurang baik. Dari sumber penghidupan dan pusat kegiatan menjadi alternatif tempat hidup bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Melalui penelitian ini, penulis ingin membuktikan apakah benar persepsi masyarakat terhadap kawasan permukiman bantaran sungai memang didominasi oleh persepsi buruk serta berbagai aspek yang membentuk persepsi mereka. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui apa saja solusi yang mereka berikan untuk merubah persepsi buruk tersebut. Metode Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif (Creswell, 008) yang sifatnya eksploratif (Groat & Wang, 00). Penelitian kualitatif eksploratif dipilih karena penulis ingin mendapatkan data-data dengan kemungkinan informasi yang beragam Selain itu, metode ini juga memungkinan penulis untuk menggali secara mendalam jawaban dari para responden. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan survei online dalam bentuk kuesioner. Kuesioner online dibagikan secara bebas (snowball-non-randomsampling), baik lewat media sosial ataupun secara pribadi dikenal. Responden juga diminta untuk menyebarkan kuesioner online tersebut kepada teman-teman mereka yang lain. Kuesioner online berisi pertanyaan yang disusun secara kualitatif dan kuantitatif (mix-method). Pertanyaan kualitatif menggunakan struktur pertanyaan terbuka (open-ended), sedangkan pertanyaan kuantitatif dengan pertanyaan tertutup (close-ended). Dalam pembahasan kali ini, data yang digunakan adalah data teks yang bersifat kualitatif. Responden diminta untuk menjelaskan alasan mereka memiliki persepsi buruk terhadap kawasan permukiman di sepanjang bantaran sungai. Pertanyaan tersebut berbentuk pertanyaan terbuka (open-ended) sehingga responden dapat dengan leluasa memberikan jawaban. Selain itu, responden juga diminta untuk menjelaskan berbagai upaya perbaikan terhadap kawasan permukiman di bantaran sungai yang dirasa perlu dilakukan. Karakteristik Responden Responden terdiri dari orang laki laki dan orang perempuan, dengan kelompok usia dari 8-4 tahun (Gambar ). Mayoritas responden merupakan mahasiswa dan karyawan swasta yang pernah melihat atau beraktivitas di kawasan permukiman bantaran sungai. Data dikumpulkan dengan teknik survei melalui penyebaran kuesioner online. Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan metode content analysis dan analisis distribusi. B 8 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 0

Binar T. Cesarin mengenai kebersihan sangat kurang masih banyak warga yang membuang sampah di sungai sehingga menimbulkan kesan yang kumuh dan bau. Masih kurangnya ruang terbuka hijau. Dari segi arah bangunannya rata-rata membelakangi sungai. Padahal sungai tersebut bisa dijadikan sebagai ruang terbuka bagi warga kampung sebagai tempat untuk bersantai, bermain, dan sebagai tempat rekreasi terdekat bagi warga kampung. Berdasarkan deskripsi tersebut, didapatkan beberapa kata kunci dari permasalahan yang ada pada kawasan permukiman bantaran sungai yaitu kumuh, kesadaran masyarakat masih kurang, kurang ruang terbuka hijau, bangunan membelakangi sungai. Gambar. Diagram Karakteristik Responden : Jenis Kelamin, Usia & Pekerjaan Gambar. Diagram Karakteristik Responden : Ketidakasingan Terhadap Kawasan Selanjutnya, dilakukan axial coding untuk mengelompokkan kata-kata kunci yang telah didapatkan menjadi kategori. Tahapan ini dilakukan dengan diskusi kelompok untuk menghindari hasil yang bias. Ditemukan total masing-masing 0 kategori untuk penyebab kawasan permukiman bantaran sungai dan 8 kategori untuk solusi terhadap permasalahan permukiman bantaran sungai. Kategori-kategori ini kemudian digunakan untuk tahap analisis selanjutnya, yakni analisis distribusi. Contoh tahap axial coding, baik untuk permasalahan kawasan permukiman bantaran sungai maupun solusi terhadap permasalahan permukiman bantaran sungai, dapat dilihat pada tabel dan tabel. Tabel. Axial Coding Penyebab Permasalahan Bantaran Sungai Analisis dan Interpretasi Tahapan pertama yang dilakukan dalam analisis konten (content analysis) adalah open codingyaitu mengidentifikasi kata-kata kunci dari data teks yang ada.contoh open coding dari jawaban responden mengenai permasalahan yang ada pada kawasan permukiman bantaran sungai dapat dilihat dalam kutipan dari hasil kuesioner di bawah ini. Pada umumnya yang saya lihat perkampungan di sekitar bantaran sungai tergolong kumuh. terdapat permukiman liar yang mendominasi area bantaran sungai. Kesadaran warga kampung Kategori Lingkungan Visual Kata Kunci Pencemaran Air Sungai Kurang Daerah Terbuka Hijau Pendangkalan Sungai Permukiman Mengurangi Lebar Sungai Ancaman Terhadap Fungsi / Daya Tampung Sungai Kerusakan Lingkungan Drainase Buruk Terlihat Kumuh/Identik Dengan Kesan Kumuh Negatif View Karena Sampah Pada Sungai & Permukiman Negatif View Karena Kurangnya Penataan Spasial & Hunian Yang Padat Negatif View Karena Kurangnya Area Hijau Negatif View Karena Sungai Tertutupi Permukiman Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 0 B 9

Persepsi Masyarakat Terhadap Permukiman Bantaran Sungai Perilaku warga Negatif View Karena Orientasi Hunian Tidak Mengarah Ke Sungai Eksploitatif terhadap sumber daya air & lingkungan bantaran sungai Tidak Ada Kesadaran Untuk Menjaga Kebersihan Dan Menjaga Lingkungan Tidak Menganggap Penting Keberadaan Sungai Latar Belakang Dan Kondisi Ekonomi Penghuni terkait fasilitas menjadi jawaban dengan jumlah paling sedikit yaitu (0,0%). potensi banjir kenyamanan hunian fasilitas akses & sirkulasi 8 Tabel. Axial Coding Solusi Permasalahan Bantaran Sungai Kategori Lingkungan Visual Perilaku warga Kata kunci Rehabilitasi bantaran sungai Sistem pengolahan limbah Jalur inspeksi sungai Upaya pembersihan sungai Ekosistem air tawar Perbaikan sistem drainase Sistem pengerukan sungai berkala Memberikan buffer Menyediakan fasilitas pembuangan sampah Melakukan penataan permukiman Memperindah tampilan bangunan Orientasi bangunan mengarah ke sungai (waterfront) Menanamkan kesadaran untuk menjaga lingkungan bantaran sungai Memberikan edukasi kebersihan pada pemukim bantaran sungai Pemberdayaan masyarakat untuk menata dan memberdayakan sungai Menanamkan kesadaran akan regulasi permukiman di bantaran sungai Seluruh kategori yang didapatkan kemudian dianalisis frekuensinya dengan menggunakan analisis distribusi. Analisis ini juga bertujuan untuk mengetahui jawaban yang paling dominan ataupun tidak dominan mengenai permasalahan kawasan permukiman bantaran sungai maupun solusi terhadap permasalahan permukiman bantaran sungai. Permasalahan Hasil analisis distribusi untuk permasalahan kawasan permukiman bantaran sungai dapat dilihat pada Gambar. Terlihat bahwa permasalahan yang dianggap dominan adalah permasalahan visual dengan jumlah 9 (,%) disusul dengan perilaku warga dengan jumlah (7,8%) dan permasalahan lingkungan dengan jumlah 0 (6,%). Permasalahan regulasi perilaku warga visual kesehatan lingkungan keamanan 7 Gambar 4. Bagan Distribusi Kategori Penyebab Permasalahan Pada Kawasan Permukiman Bantaran Sungai. Pada permasalahan visual, responden menyebutkan 4 faktor yang menyebabkan kawasan permukiman bantaran sungai memiliki view yang kurang baik/negatif, namun yang paling dominan adalah aspek penataan spasial dan keberadaan sampah. Pada aspek perilaku masyarakat yang paling dominan adalah kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan, baik kebersihan pribadi, kebersihan lingkungan permukiman hingga kebersihan sungai. Sementara pada aspek lingkungan responden dominan mengkhawatirkan permasalahan pen-cemaran lingkungan pada sungai, yang menyebabkan sungai tidak layak untuk dimanfaatkan. kondisi ekonomi rendah tidak peduli keberadaan sungai tidak sadar kebersihan eksploitatif terhadap sungai kurang hijau tidak tertata 4 0 9 0 0 0 0 sampah kumuh drainase buruk kerusakan lingkungan mengurangi fungsi sungai Pendangkalan Sungai kurang daerah serapan pencemaran air sungai 4 0 0 0 B 0 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 0

Binar T. Cesarin Gambar. Bagan Distribusi Kata Kunci Penyebab Permasalahan Yang Dominan (Perilaku Masyarakat, Visual Dan Lingkungan) Pada Kawasan Permukiman Bantaran Sungai. Solusi Hasil analisis distribusi untuk solusi terhadap permasalahan kawasan permukiman bantaran sungai dapat dilihat pada Gambar. Terlihat bahwa permasalahan yang dianggap dominan adalah solusi terkait lingkungan sebanyak 4 (8,7%). Sementara solusi terkait akses dan sirkulasi menjadi jawaban dengan jumlah paling sedikit yaitu sebanyak (,07%). penertiban bangunan liar pencegahan penggunaan lahan relokasi kesadaran regulasi pemberdayaan masyarakat edukasi kebersihan kesadaran menjaga iingkungan orientasi bangunan memperindah fasad penataan permukiman fasilitas pembuangan sampah memberikan buffer pengerukan berkala perbaikan sistem drainase ekosistem air tawar upaya pembersihan sungai jalur inspeksi sungai sistem pengolahan limbah rehabilitasi bantaran sungai 6 7 8 4 8 fasilitas akses & sirkulasi regulasi perilaku warga visual kesehatan lingkungan keamanan 7 4 4 Gambar 6. Bagan Distribusi Kategori Solusi Permasalahan Pada Kawasan Permukiman Bantaran Sungai. Pada solusi terkait lingkungan, responden menyebutkan 8 tindakan yang bisa dilakukan, namun yang paling banyak disebutkan adalah upaya rehabilitasi bantaran sungai/penghijauan yang dilakukan melalui pembebasan area sempadan sungai.sementara pada aspek lainnya, kata kunci yang dominan adalah penataan permukiman, upaya peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan serta tindakan relokasi. 4 0 0 0 0 40 0 Gambar 7. Bagan Distribusi Kategori Solusi Permasalahan Yang Dominan (Lingkungan) Kawasan Permukiman Bantaran Sungai. Kesimpulan 0 0 0 Dari hasil analisis dan interpretasi dapat disimpulkan bahwa permasalahan pada kawasan permukiman bantaran sungai yang dominan menurut persepsi responden adalah aspek visual dari kawasan. Namun, solusi yang dominan adalah dari aspek lingkungan, diikuti oleh aspek visual, perilaku warga dan regulasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa permasalahan visual pada kawasan bantaran sungai sebenarnya dapat diselesaikan melalui solusi terkait dengan lingkungan, visual, perilaku warga serta regulasi. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 0 B

Persepsi Masyarakat Terhadap Permukiman Bantaran Sungai Gambar 8. Bagan Distribusi Kategori Solusi Permasalahan Yang Dominan (Lingkungan) Terkait Kategori Permasalahan Yang Dominan Di Kawasan Permukiman Bantaran Sungai. Hingga saat ini sudah banyak penelitian tentang karakteristik dan kualitas permukiman pada bantaran sungai. Selain itu pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum juga sudah banyak mengeluarkan regulasi yang mengupayakan perbaikan bantaran sungai. Diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi dalam upaya perbaikan bantaran sungai, bukan hanya dari aspek lingkungan, sosial atau visual, namun lebih kepada merubah persepsi masyarakat akan kawasan permukiman bantaran sungai dan terhadap sungai itu sendiri. Penelitian ini memiliki keterbatasan. Pengumpulan data online yang dilakukan hanya terbatas pada responden yang menggunakan internet maka generalisasi dari permasalahan dan solusi yang didapatkan juga terbatas. Untuk itu, penulis berharap adanya penelitian yang lebih lanjut dan juga bersifat eksploratif untuk mengetahui permasalahan dan solusi yang dilakukan pada kelompok responden yang lebih luas dan tidak terbatas pada pengguna internet saja. Daftar Pustaka Creswell, J.W. (008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Groat, L. & Wang, D. (00). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Peraturan Menteri Pu No 8 Tahun 0 Tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai Dan Garis Sempadan Danau Rahmadi, Deva Kurniawan (009). Permukiman Bantaran Sungai : Pendekatan Penataan Kawasan Tepi Air. Online Buletin Tata Ruang Edisi September Oktober 009. Diakses : Oktober 0 pukul 7.40 WIB. Waryono, Tarsoen. 009. Peranan dan Fungsi Jasa Bio-Eko-Hidrologis Komunitas Bantaran Sungai. Kumpulan Makalah Periode 987-008. Diakses: 4 Oktober 0 pukul 0. WIB. B Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 0