GAMBARAN HIGIENE PERORANGAN DAN KEJADIAN KECACINGAN PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR ALKHAIRAAT 01 KOMO LUAR, KECAMATAN WENANG, KOTA MANADO Ardiyanto V. Pua *, Budi T. Ratag *, Ricky C. Sondakh * *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT Based on data from District Health Office of Manado it was reported that worm infection cases recorded during the year 2012 amounted to 103 cases. Wenang community health center ranked 3 rd for the community health center having highest number of worm infection in Manado City of which 20 cases were found. The purpose of this study is to describe the personal hygiene and the occurance of worm infestation in Elementary School students of Alkhairaat 01 Komo Luar, Wenang Subdistrict, Manado City. This research is descriptive survey with a cross sectional study design. This study was conducted in Primary Schools of Alkhairaat 01 Komo Luar, Wenang Subdistrict, Manado City, in March to April 2014. The population in this study was grade IV, V and VI Elementary School of Alkhairaat 01 amounting to 77 students. Sample size this research is overall population units (total sampling). The research instrument used was a questionnaire and laboratory examination tool (parasitology). The result showed that no students were infected by worm (percentage is 0%). The overview of the use of footwear, the habits of washing hands, the cleanliness of nails and the bathing habits at the Elementary School students as whole were good and there were no worm infestation cases among students. It can be concluded that the students of Alkhairaat 01 Komo Luar, Wenang Subdistrict, Manado City personal hygiene were good and no student was infected with a worm. Keywords: personal hygiene, worm infected, elementary school student ABSTRAK Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Manado dilaporkan bahwa kasus penyakit kecacingan yang tercatat selama tahun 2012 berjumlah 103 kasus. Puskesmas Wenang adalah puskesmas dengan jumlah kasus tertinggi ketiga di Kota Manado dimana didapatkan 20 kasus kecacingan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran higiene perorangan dan kejadian kecacingan pada pelajar Sekolah Dasar Alkhairaat 01 Komo Luar, Kecamatan Wenang, Kota Manado. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di SD Alkhairaat 01 Komo Luar, Kecamatan Wenang, Kota Manado, pada bulan Maret sampai bulan April 2014. Populasi pada penelitian ini pelajar kelas IV, V dan VI SD Alkhairaat 01 yang berjumlah 77 pelajar. Jumlah / besar sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan unit populasi (total sampling). Instrumen peneltian yang digunakan adalah kuesioner dan alat pemeriksaan laboratorium (parasitologi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pelajar yang terinfeksi cacing (persentase kejadian kecacingan adalah 0%). Gambaran penggunaan alas kaki, kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku dan kebiasaan mandi pada pelajar SD secara menyeluruh sudah baik dan tidak teridentifikasi adanya kejadian kecacingan pada pelajar SD. Dapat disimpulkan bahwa higiene perorangan pada pelajar SD Alkhairaat 01 Komo Luar, Kecamatan Wenang, Kota Manado sudah baik dan tidak ada pelajar yang terinfeksi cacing. Kata Kunci : Higiene perorangan, Kecacingan, pelajar Sekolah Dasar 1
PENDAHULUAN Penyakit kecacingan erat hubungannya dengan kebiasaan hidup sehari-hari. Penyakit kecacingan biasanya tidak menyebabkan penyakit yang berat dan angka kematian tidak terlalu tinggi namun dalam keadaan kronis pada anak dapat menyebabkan kekurangan gizi yang berakibat menurunnya daya tahan tubuh dan pada akhirnya akan menimbulkan gangguan pada tumbuh kembang anak. Khusus pada anak usia sekolah, keadaan ini akan mengakibatkan kemampuan mereka dalam mengikuti pelajaran akan menjadi berkurang (Safar, 2010). World Health Organization (WHO) tahun 2012 memperkirakan lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi dunia terinfeksi dengan cacing yang ditularkan melalui tanah. Infeksi cacing tanah tersebar luas di daerah tropis dan subtropis dengan jumlah terbesar terjadi di daerah sub- Sahara Afrika, Amerika, Cina dan Asia Timur. Lebih dari 270 juta anak usia prasekolah dan lebih dari 600 juta anak usia sekolah tinggal di daerah dimana parasit ini ditularkan secara intensif dan membutuhkan pengobatan serta tindakan pencegahan. Di Asia Tenggara, infeksi cacing soil transmitted helminth (STH) mencapai 500 juta orang dan 11 negara dikategorikan sebagai endemis. Indonesia merupakan salah satu diantaranya (WHO, 2006). Diperkirakan lebih dari 60% anakanak Indonesia menderita penyakit infeksi cacing. Hal ini terjadi karena Indonesia berada dalam posisi geografis yang temperatur dan kelembaban yang sesuai untuk tempat hidup dan berkembang biaknya cacing. Pengaruh lingkungan global dan semakin meningkatnya komunitas manusia serta kesadaran untuk menciptakan perilaku higiene dan sanitasi yang semakin menurun merupakan faktor yang mempunyai andil yang besar terhadap penularan parasit ini. Penyakit infeksi kecacingan juga merupakan masalah kesehatan masyarakat terbanyak setelah malnutrisi (Kep-Menkes, 2006). Cacingan biasanya disebabkan karena larva yang menembus kulit saat berjalan di tanah tanpa menggunakan alas kaki. Kontaminasi terjadi melalui kotoran manusia yang mengandung larva cacing dan kemudian bercampur dengan tanah. Setelah terinfeksi, orang biasanya tidak mengalami gejala. Penyakit cacingan ini juga ditularkan melalui tangan yang kotor, kuku panjang dan kotor menyebabkan telur cacing terselip. Salah satu penyebab tersebarnya telur cacing adalah kebersihan 2
perorangan yang masih buruk, termasuk didalamnya tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar, serta mandi yang tidak dua kali sehari atau tidak menggunakan sabun dan air bersih. Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang Gambaran antara higiene perorangan dengan kecacingan pada Pelajar Sekolah Dasar Alkhairaat 01 Komo Luar Kecamatan Wenang Kota Manado, di mana sekolah dasar ini berada di wilayah kerja Puskesmas Wenang. Penulis memilih Sekolah Dasar Alkhairaat Manado ini karena pelajar yang ada di Sekolah Dasar ini terlihat jarang memakai alas kaki saat bermain di area sekolah dan bertempat tinggal di daerah wilayah kerja Puskesmas Wenang serta lokasi tersebut belum pernah dilakukan penelitian ilmiah sejenis. METODE PENELITAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei deskriptif dengan desain cross sectional study (studi potong lintang). Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Alkhairaat 01 Komo Luar Kecamatan Wenang Kota Manado, pada bulan Maret sampai April 2014. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah pelajar kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Alkhairaat 01 Komo Luar Kecamatan Wenang Kota Manado sebanyak 77 orang. Dengan kriteria : a) Kriteria Inklusi : Pelajar yang orang tuanya mengizinkan untuk ikut serta dalam penelitian, pelajar yang tidak minum obat cacing (antihelminth) selama 6 bulan terakhir, b) Kriteria Eksklusi : Pelajar yang tidak bersedia menjadi responden, pelajar yang sedang sakit. Jumlah / besar sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan unit populasi (total sampling). Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah higiene perorangan siswa yaitu: Penggunaan alas kaki, kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, dan kebiasaan mandi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian kecacingan. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, kuesioner adalah alat untuk memperoleh suatu data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan gambaran 3
higiene perorangan pada pelajar Sekolah Dasar Alhairat Manado. Teknik Pengumpulan Data Wawancara yaitu peneliti melakukan wawancara (interview) dengan responden sesuai dengan daftar pertanyaan untuk mendapatkan gambaran terhadap kebersihan perorangan dan Pemeriksaan Laboratorium yaitu Data tentang infestasi cacing diperoleh dari hasil pemeriksaan feses responden di Laboratorium Parasitologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer untuk memasukkan data dan diolah dalam bentuk tabel dan narasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Distribusi subjek berdasarkan Persentase Kejadian Kecacingan pada Pelajar SD Alkhairaat Manado Jenis kecacingan N % Positif 0 0 Negatif 77 100 Total 77 100 Gambaran Penggunaan Alas Kaki dan Kecacingan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zukhriady (2008) pada 120 orang anak SD Negeri di Kecamatan Sibolga Kota Sibolga tidak terdapat hubungan antara penggunaan alas kaki dengan kejadian infeksi cacing tambang. Berdasarkan hasil penelitian pada 77 orang Pelajar Sekolah Dasar Alkhairaat Manado, siswa dengan kebiasaan menggunakan alas kaki setiap kali bermain diluar rumah dan bermain saat istirahat sekolah tidak ada yang terinfeksi cacing. Pada siswa dengan kebiasaan tidak menggunakan alas kaki saat bermain diluar rumah dan saat bermain di sekolah juga tidak ada yang teinfeksi cacing. Jika dibandingkan dengan penelitian Jalaludin, 2009 didapat 52,7% terinfeksi cacing dengan kebiasaan tidak menggunakan alas kaki, sedangkan pada siswa Sekolah Dasar Alkhairaat Manado 100% yang negatif kecacingan dengan kebiasaan kontak dengan tanah. Tanah halaman yang ada di sekeliling rumah merupakan tempat bermain paling disukai bagi anak. Manakala pada tanah halaman tersebut mengandung larva infektif cacing tambang, peluang anak untuk terinfeksi cacing tambang akan semakin besar. Meskipun penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar 4
Alkhairaat Manado tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara variabel penggunaan alas kaki dengan infeksi cacing dikarenakan tidak ditemukannya cacing tambang pada pemeriksaan laboratorium. Untuk menghindari infeksi dari cacing Necator Americanus dan Ancylostoma duodenale antara lain dengan memakai sandal atau sepatu. Dalam penelitian di Sekolah Dasar Alkhairaat Manado tidak terdapat hubungan antara penggunaan alas kaki dengan kecacingan, dikarenakan tidak ditemukan jenis infestasi cacing apapun pada tempat penelitian ini. Gambaran Kebiasaan Mencuci Tangan dan Kecacingan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh jalaludin (2009) pada murid SD di Kecamatan Blang Mangat kota Lhoksemawe yang memiliki hubungan yang sangat signifikan antara kebiasaan mencuci tangan dengan kecacingan. Anak-anak paling sering terserang penyakit cacingan karena biasanya jari jari tangan mereka dimasukkan ke dalam mulut, atau makan nasi tanpa cuci tangan, namun demikian sesekali orang dewasa juga perutnya terdapat cacing, cacing yang biasa ditemui cacing gelang, cacing tambang, cacing benang, cacing pita, dan cacing kremi. Telur cacing gelang keluar bersama tinja pada tempat yang lembab dan tidak terkena sinar matahari, telur tersebut tumbuh menjadi infektif. Infeksi cacing gelang terjadi bila telur yang infektif masuk melalui mulut bersama makanan atau minuman dan dapat pula melalui tangan yang kotor (tercemar tanah dengan telur cacing) (Depkes, 2006). Kebiasaan cuci tangan sebelum makan memakai air dan sabun mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan pencegahan infeksi kecacingan, karena dengan mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme terutama parasit cacing. Oleh karenanya, mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun dapat lebih efektif membersihkan kotoran dan telur cacing yang menempel pada permukaan kulit, kuku dan jari-jari pada kedua tangan. Gambaran Kebersihan Kuku dan Kecacingan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mayasari (2011) pada murid SD di Desa Teling Kecamatan Tombariri Kabupaten 5
Minahasa didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan menggunting kuku dengan infestasi cacing. Berdasarkan hasil penelitian 77 orang siswa Sekolah Dasar Alkhairaat Manado, kebersihan kuku tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian penyakit kecacingan dan tidak ada pelajar yang terinfeksi cacing dengan kebersihan kuku yang baik juga pada pelajar yang memiliki kebersihan kuku yang tidak baik, tidak didapati yang positif terinfeksi cacing. Jika dibandingkan dengan penelitian Jalaludin (2009) pada murid Sekolah Dasar di Kecamatan Blang Mangat kota Lhohseumawe dengan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 150 siswa didapatkan siswa yang tekena penyakit cacingan dengan tidak melakukan kebiasaan memotong kuku yang baik sebesar 65,7% sedangkan responden yang melakukan kebiasaan memotong kuku yang baik dan terkena penyakit cacingan sebesar 41,2%. Meskipun tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara kebersihan kuku dengan infestasi cacing usus akan tetapi harus tetap menjaga kuku selalu bersih untuk tindakan pencegahan. Salah satu usaha pencegahan penyakit cacingan yaitu memelihara kebersihan diri dengan baik seperti memotong kuku. Kebersihan perorangan penting untuk pencegahan, kuku sebaiknya selalu dipotong pendek untuk menghindari penularan cacing dari tangan ke mulut. Gambaran Kebiasaan Mandi dan Kecacingan Kebiasaan Mandi tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian kecacingan pada siswa Sekolah Dasar Alkhairaat Manado. Hal ini dapat di tunjukkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dareda (2011), pada 76 orang siswa Sekolah Dasar Negeri 119 Manado, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan mandi dengan kecacingan. Berdasarkan hasil penelitian pada 77 orang siswa Sekolah Dasar Alkhairaat Manado tidak didapat anak yang positif terinfeksi cacing dengan kebiasaan mandi yang baik maupun anak dengan kebiasaan mandi yang tidak baik. Faktor higiene perorangan sangat mempengaruhi kesehatan. Terutama apabila seseorang memiliki kebiasaan-kebiasaan yang buruk seperti jarang bersih-bersih, jarang mandi, dan juga jarang mengganti baju dan pakaian dalam. Hal ini dapat memberikan peluang terhadap cacing untuk menyebar dan menginfeksi manusia. 6
Mengapa persentase hasil penelitian pada 77 pelajar siswa Sekolah Dasar Alkhairaat 0%? Karena higiene perorangan dari mayoritas pelajar kelas IV, kelas V dan kelas VI SD Alkhairaat Manado sudah baik, dan tidak terdapat hubungan antara penggunaan alas kaki, kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku dan kebiasaan mandi dengan pemeriksaan kecacingan. Walaupun belum pernah diadakan penelitian tentang kejadian kecacingan dan pemberian obat cacing di Sekolah Dasar Alkhairaat Manado, namun higiene perorangan pelajar sudah baik. Dengan adanya higiene perorangan yang sudah baik, tidak memungkinkan untuk terjadinya penularan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Alkhairaat 01 Komo Luar, Kecamatan Wenang, Kota Manado maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Gambaran penggunaan alas kaki pada pelajar SD Alkhairaat 01 yaitu kebiasaan baik sebanyak 67 pelajar (87%), sedangkan yang kebiasaan tidak baik sebanyak 10 pelajar (13%) 2. Gambaran kebiasaan mencuci tangan pada pelajar SD Alkhairaat 01 yaitu kebiasaan baik sebanyak 62 pelajar (80,5%), sedangkan yang kebiasaan tidak baik sebanyak 15 pelajar (29,5%) 3. Gambaran kebersihan kuku pada pelajar SD Alkhairaat 01 yaitu kebiasaan baik sebanyak 59 pelajar (76,6%), sedangkan yang kebiasaan tidak baik sebanyak 18 pelajar (23,4%) 4. Gambaran kebiasaan mandi pada pelajar SD Alkhairaat 01 yaitu kebiasaan baik sebanyak 77 pelajar (100%), sedangkan yang kebiasaan tidak baik tidak ada (0%). 5. Persentase kejadian kecacingan pada pelajar SD Alkhairaat 01 adalah 0%. Saran 1. Pertahankan kebiasaan-kebiasaan yang baik dari setiap siswa, khususnya mengenai higiene perorangan pada siswa. 2. Pihak sekolah diharapkan bisa bekerja sama dengan Puskesmas Wenang untuk mengadakan Promkes (Promosi Kesehatan) kepada masyarakat khususnya pada siswa Sekolah Dasar agar dapat menambah pengetahuan mereka tentang Kecacingan untuk mempertahankan 7
tidak adanya penyakit kecacingan pada siswa. 3. Orang tua siswa perlu memonitoring aktifitas anak dengan cara pemeriksaan rutin di puskesmas dan memberikan obat cacing kepada anak setiap enam bulan, untuk mencegah penyakit cacing atau penyakit infeksi lainnya. DAFTAR PUSTAKA Dareda. K, 2011, Hubungan Antara Higiene Perorangan dengan Infestasi Cacing Usus Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 199 Manado, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado, (online), http://idimanado.org/ (diakses 31 Januari 2013) Dachi. A. R, 2005, Hubungan Perilaku Anak Sekolah Dasar No. 174593 Hotaguan Terhadap Infeksi Cacing Perut di Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir, Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia, Vol. 1, No. 2 Isro in, L, dan Andarmoyo, S. 2012. Personal Hygiene Konsep, Proses, dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Jalaluddin. 2009. Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, Tesis, Medan, Universitas Sumatera Utara Mayasari. T. 2011. Hubungan Antara Higiene Perorangan dengan Infestasi Cacing Pada Murid Sekolah Dasar Di Desa Teling Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa, Tesis, Manado, Universitas Sam Ratulangi Texanto. H. A, 2008, Hubungan Antara Status Higiene Individu Dengan Angka Kejadian Soil Transmitte Helminthes di SDN 03 Pringapus, kabuaten semarang, Jawa Tengah, Jurnal Universitas Diponegoro, vol. 2, no. 5, Maret 2008 WHO, 2012. Soil-transmitted helminth infections (online) http://www.who.int/ mediacentre/factsheets/fs366/en/ diakses tanggal 5 Februari 2013. Winita. R, Mulyanti, dan Astuti. H, 2012, Upaya Pemberantasan Kecacingan Di Sekolah Dasar, Makara, Kesehatan, vol. 16, no. 2, Desember 2012 Zukhardy. R. 2008. Hubungan Higiene perorangan siswa dengan infeksi kecacingan anak SD Negeri di 8
Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, Tesis, Medan, Universitas Sumatera Utara. 9