PENGENALAN DAN PEMANFAATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Dr. Djunjunan No.133 Bandung 40173

Tujuan. Peserta memahami syarat-syarat pemilihan lokasi SPAS dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pemantauan data hidrologi DAS

Pengukuran dan Pengolahan Data Komponen Iklim di Makassar

4.2. Sistem Penerima Data Stasiun Cuaca HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Teknologi Ponsel Struktur Menu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu misalnya bencana

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi Penelitian Pengumpulan Bahan Penelitian. Dalam penelitian ini bahan atau materi dikumpulkan melalui :

ANALISA VALIDASI PERALATAN METEOROLOGI KONVENSIONAL DAN DIGITAL DI STASIUN METEOROLOGI SAM RATULANGI oleh

Gambar 17. Tampilan Web Field Server

BAB 2 DATA METEOROLOGI

Temperatur dan Kelembaban Relatif Udara Outdoor

PENGKAJIAN IRIGASI MODERN DENGAN OTOMATISASI IRIGASI TERPUTUS (INTERMITTENT)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang

Kontribusi Parameter Iklim Untuk Peringatan Dini Serangan Wereng Batang Coklat (WBC)

1. Tekanan Udara 2. Radiasi Surya 3. Lama Penyinaran 4. Suhu Udara 5. Kelembaban Udara 6. Curah Hujan 7. Angin 8. Evapotranspirasi Potensial

JARINGAN PENGAMATAN HIDROLOGI

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) KALENDER TANAM TERPADU

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

III. BAHAN DAN METODE

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Penelitian

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB IV PEMBAHASAN.

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Gambar Bab 1. Pendahuluan... 5

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

RANCANG BANGUN SENSOR SUHU TANAH DAN KELEMBABAN UDARA

PERANCANGAN SISTEM AKUSISI DATA PADA MINI MARITIME WEATHER STATION. Oleh: Edi Yulianto. Pembimbing : Ir.Syamsul Arifin, MT Imam Abadi, ST.

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Gambar Bab 1. Pendahuluan... 5

BAB II LANDASAN TEORITIS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SELISIH RERATA RADIASI MATAHARI BULANAN MUSIM PANAS DAN HUJAN HASIL OBSERVASI TAHUN 2015 DI BALAILAPAN PASURUAN

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

sebagainya, termasuk dalam proses pembentukan tanah (klimat soil) yaitu tanah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Sistem pertanian tanaman sayuran di Indonesia masih dibudidayakan dilahan

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. kondisi iklim yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Greenhouse atau yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Hidrometeorologi. Pertemuan ke I

DATA METEOROLOGI. 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari

Sistem Monitoring Tinggi Muka Air Sungai Terpasang di seluruh Kaltim dengan Pusat Monitor di Samarinda menggunakan komunikasi satelit RTU LOGGER

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan

I. PENDAHULUAN. Sebagai contoh adalah musim hujan di Indonesia yang kedatangannya selalu

Sistem Informasi Intensitas Hujan Berdasarkan Radar Cuaca di Jawa Timur (SimonRain Jatim)

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.15 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015)

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan April 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2012 KATA PENGANTAR

Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan di Kota Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CV. ARMOYO KREASI MANDIRI

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab 3 Metode Perancangan Model

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Hujan Ekstrim Berdasarkan Parameter Angin dan Uap Air di Kototabang Sumatera Barat Tia Nuraya a, Andi Ihwan a*,apriansyah b

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN

Web SCADA untuk Mengendalikan Miniatur Pintu Air

Pasal 4 Pengaksesan Data MKG dilakukan untuk memperoleh Data MKG.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

Gambar 8 Proses pengambilan data 1 pixel dari kumpulan citra 3B42 TRMM harian

Aplikasi Klimatologi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Januari 2015 di Jurusan

ANALISIS POTENSI ENERGI MATAHARI DI KALIMANTAN BARAT

VIII. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

STUDI TENTANG KOMPARASI DATA TEKANAN UDARA PADA BAROMETER DIGITAL DAN AUTOMATIC WEATHER SISTEM (AWOS) DI STASIUN METEOROLOGI HASANUDDIN MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sensor dengan output toggle adalah sensor yang memiliki output biner dalam bentuk pulsa.

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN

: Pengadaan Sistem Monitoring Agroklimat Otomatis (AAWS)

SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PARAMETER LINGKUNGAN MIKRO PADA RUMAH KACA (GREENHOUSE) BERBASIS INTERNET OLEH ANJAR RINALDI F

SIMULASI KEANDALAN WADUK (HKPU 2007)

Bulan Basah (BB) : Bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm (jumlah curah hujan bulanan melebihi angka evaporasi).

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Sistem Monitoring pada Panel Surya Menggunakan Data logger Berbasis ATmega 328 dan Real Time Clock DS1307

BAB III DATA DAN METODOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. METODOLOGI. Penelitian tentang Kinerja OTT PS 1 Sebagai Alat Pengukur Pasang Surut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS ANGIN DANAU DI DAS LARONA, SULAWESI SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGAMATAN CUACA DAN PENGELOLAAN DATA IKLIM MELALUI AUTOMATIC WEATHER STATION (AWS) TELEMETRI UNTUK PEMANTAUAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PERKEBUNAN BBP2TP SURABAYA - Latitude 7 34'2.85"S dan longitude 112 19'54.48"E Effendi Wibowo, SP (POPT Ahli Pertama) Masalah utama dalam produksi tanaman adalah iklim dan cuaca yang saat ini tidak beraturan. Kondisi ini mengakibatkan mutu hasil pertanian yang diperoleh kurang memuaskan bahkan gagal dikarenakan tidak adanya pemahaman yang baik dalam mempelajari karakteriktik iklim dan perubahan cuaca yang ekstrim akibat dari pemanasan global yang terjadi. Oleh karena itu pendekatan yang efektif adalah dengan menyesuaikan sistem usahatani dengan kondisi iklim setempat mengingat kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terbatas. Penyesuaian dapat dilakukan dengan menganalisis dan mengintrepetasi data iklim dan cuaca yang ada. Pada dasarnya iklim dan cuaca mempunyai hubungan yang saling terkait satu dengan lainnya. Analisis data iklim dan cuaca harus secara kompeherensif dan berkelanjutan karena iklim dan cuaca merupakan sistem yang selalu dapat berubah. Cuaca dan iklim sama-sama mengacu pada keadaan atmosfer pada suatu tempat dan waktu tertentu. Cuaca dan iklim berbeda dalam rentang waktu dan luas tempat. Cuaca didefinisikan sebagai keadaan atmosfer pada daerah dan waktu tertentu. Iklim adalah keadaan atmosfer pada daerah yang lebih luas dalam kurun waktu yang panjang. Dengan kata lain iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode waktu yang panjang dan daerah yang lebih luas. Untuk mengetahui cuaca di suatu tempat maka dapat diukur langsung keadaan cuaca di tempat tersebut. Namun, untuk mengetahui iklimnya kita memerlukan rekaman data keadaan atmosfer di tempat tersebut puluhan tahun yang lalu. Alat-alat ini harus tahan setiap waktu terhadap pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. Stasiun cuaca otomatis Telemetri disebut juga automatic weather station (AWS) adalah stasiun yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (BALITKLIMAT) Bogor - Indonesia yang memiliki kemampuan untuk merekam data cuaca secara digital dalam format waktu jam-jaman. Data cuaca dari masing-masing sensor dicatat dalam memori data logger dan selanjutnya dikirim secara periodik melalui SMS ke pusat pengolahan data. Alat ini dilengkapi

dengan accu kering yang tenaganya dapat dipertahankan dengan memanfaatkan energi matahari melalui panel solar. Stasiun AWS telemetri dapat merekam 6 jenis parameter cuaca melalui sensor-sensornya yaitu : curah hujan, suhu udara (Minimum, Maksimum, Rata-rata), kelembaban udara (Minimum, Maksimum, Rata-rata), radiasi matahari, kecepatan angin, dan arah angin. Karakteristik sensorsensor AWS Telemetri dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik sensor AWS Telemetri Paremeter Resolusi Akurasi Ketelitian Satuan Curah hujan 0.2 4% 0 9999 mm Suhu udara 0.1 0.5 oc -40 65 O C Kelembaban udara 1 4% 0 100 % Radisi Surya 1 5% 0 1800 W/m2 Kecepatan angin 0.1 5% 1 67 m/s Arah angin 1 4% 0 360 Derajad Stasiun AWS-TELEMETRI yang terpasang di lapangan dilengkapi dengan kotak pelindung, tiang sensor, pagar pengaman, besi penangkal petir, kaca panel solar dan data logger. Stasiun AWS Telemetri dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. AWS TELEMETRI

Untuk pengelolaan data iklim dari stasiun AWS Telemetri dikembangkan menu perangkat lunak khusus sebagai pusat pengendali data yang disebut CIMDAV. Diagram Sistem monitoring cuaca telemetri (CIMDAV) disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram 3ector monitoring cuaca telemetri (CIMDAV). CIMDAV terbagi dalam empat bagian menu, yaitu (1) Data Monitoring, (2) Stasiun Monitoring, (3) Komunikasi SMS, dan (4) History. Menu Stasiun Monitoring terbagi kedalam dua sub-menu, yaitu (2.1) Data Stasiun, dan (2.2) Data Pengguna. Pemanggilan Data Database yang tersimpan pada Sistem Monitoring Stasiun Cuaca Otomatis Telemetri (CIMDAV) dapat ditampilkan kembali dalam bentuk 3ecto dan grafik. Tahapan untuk menampilkan kembali data dari salah satu stasiun AWS Telemetri adalah sebagai berikut: 1. Pilih kode stasiun yang akan ditampilkan datanya 2. Pilih rentang waktu yang diinginkan (tanggal awal dan akhir data) 3. Pada kotak paruh waktu klik lamanya 4. Pada kotak unit klik km 5. Untuk memanggil data klik tombol Query Data Penyusunan Data Tabular Informasi iklim yang ditransfer dari software CIMDAV ke format excel adalah data jam-jaman (Gambar 15). Pada baris pertama berisi informasi stasiun antara lain : Kode stasiun, Lokasi Stasiun, Fungsi Stasiun, Tanggal Start data, Tanggal Stop data. Pada baris berikutnya adalah informasi tipe stasiun yaitu tipe sensor DAVIS, dan informasi satuan parameter iklim (lihat Tabel 1). Setiap kolom berisi informasi parameter iklim, Selanjutnya data jam-jaman diolah menjadi data harian. Pada umumnya parameter suhu dan kelembaban udara harian dilihat nilai minimum, maksimum dan rata-rata harian, parameter curah hujan dan radiasi matahari dilihat jumlah nilai hariannya. Dan parameter kecepatan angin dilihat rata-rata hariannya.

Suhu maksimum harian dilihat dari nilai suhu tertinggi antara jam 06.00 18.00, suhu minimum dilihat dari nilai suhu terendah antara jam 18.00 06.00, dan suhu rata-rata dihitung dari total suhu selama satu hari (jumlah suhu dari jam 00.00 24.00) dibagi 24 jam. Kelembaban maksimum harian dilihat dari nilai kelembaban tertinggi antara jam 18.00 06.00, kelembaban minimum harian dilihat dari nilai kelembaban terendah antara jam 06.00 18.00, dan kelembaban rata-rata dihitung dari total kelembaban selama satu hari (jumlah kelembaban dari jam 00.00 24.00) dibagi 24 jam. Manfaat informasi iklim di 4ector pertanian dan perkebunan sebagai berikut: Mengetahui karateristik dan pola iklim setempat, Mendapatkan gambaran kebutuhan dan ketersediaan air bagi tanaman, mendapatkan gambaran pola dan kalender tanam, Mendapatkan gambaran wilayah potensi bencana (kekeringan, banjir OPT) dan penanganannya, Membantu dalam pemilihan varietas yang sesuai dan kebutuhan benihnya, Membantu memilih teknologi pengeloalaan air yang tepat, Membantu dalam teknologi pemupukan, dll. DAFTAR PUSTAKA Budiman, B. 2007. Pengembangan perangkat keras utuk deteksi cemaran bahan industri. Workshop Peringatan Dini Banjir, Agustus 2007. Badan Penelitian dan Pengkajian Teknologi (BPPT) Balitklimat. 2010. Pengembangan aws dan awlr telemetri, Laporan akhir.