Teksbook reading. Tessa Rulianty (Hal 71-80)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan tugas-tugasnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. sendi bahu dan mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional.

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN FISIOTERAPI

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Bahu (Shoulder Joint) Tim Penyusun :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

Bab 1. Pendahuluan. Nyeri bahu dapat berasal dari sendi itu sendiri, atau dari salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. dan perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

2.1 Definisi 2.2 Anatomi dan Fisiologi

BAB l PENDAHULUAN. gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas atau

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam memasuki era globalisasi, khususnya di bidang kesehatan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999).

ROM (Range Of Motion)

dengan processus spinosus berfungsi sebagai tuas untuk otot-otot dan ligamenligamen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN PADA LEHER ( ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dewasa ini meliputi seluruh aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI DENGAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN LATIHAN PENDULUM

Kata Kunci: Olahraga panahan, cidera, dan pencegahan.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Menurut WHO Sehat

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

Anamnesis Keluhan Nyeri Bahu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu dan teknologi pada zaman modern ini sangat. perlu melakukan sesuatu yang terlalu membebankan tubuh dan anggota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. fungsional. Banyak faktor yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas

Carpal tunnel syndrome

ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGIS PAYUDARA PADA PROSES LAKTASI

CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S )

ROM (Range Of Motion)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB I PENDAHULUAN. integrasi penuh dari sistem tubuh. Munculnya beberapa keluhan juga sering

MOBILISASI SHOULDER GIRDLE

Blanko Kuisioner Neck Disability Index (NDI)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk memajukan bangsa dan negara didukung oleh. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta faktor ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

SHOULDER INJURY. Disusun oleh : : Arius Suwondo : 07/250602/KU/12185

BAB I PENDAHULUAN. mungkin juga timbul secara perlahan-lahan tanpa tanda-tanda atau riwayat

MAHASISWA AKADEMI FISIOTERAPI WIDYA HUSADA SEMARANG

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENDINITIS SUPRASPINATUS DEXTRA DI RSUD SRAGEN

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

Secara anatomi ada 7 sendi yang kita dapatkan pada gelang bahu, yaitu: 2, 3

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,7% hingga 66,7%. Keluhan tentang keluhan bahu juga sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam melakukan aktivitasnya sehari hari manusia harus bergerak,

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Siku (Elbow Joint)

(Assessment of The Ear)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. umum dijumpai diusia tua. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Keluhan yang sering dijumpai pada pekerja biasanya adalah musculosceletal

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (Direktorat bina

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. optimal untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungannya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk hidup, salah satu ciri makhluk hidup. dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

transvesre friction dan continues Short Wave Diathermy dengan kelompok perlakuan II dengan penerapan terapi US dan pulse Short Wave Diathermy.

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

PEMERIKSAAN FISIK SYARAF

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

CEDERA PADA EXTREMITAS SUPERIOR SUFITNI. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

ANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG

KEJADIAN NYERI BAHU PADA OLAHRAGAWAN BULUTANGKIS PUTRA DI PERSATUAN BULUTANGKIS TAMA TARAMAN YOGYAKARTA

ERGONOMI PENGGUNAAN KOMPUTER Ergonomi:

masukan sensoris pada sendi. Penelitian lain menjelaskan mengenai persarafan melalui dorsal rami dari akar saraf spinal L5-S4.

LAPORAN PENDAHULUAN (KONTRAKTUR)

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALatihan Soal 3.2

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI TENDINITIS SUPRASPINATUS DEXTRA DI RS. AL. DR. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. bertambah cenderung lebih cepat (Bandiyah, 2009). tujuh tulang (vertebra) dengan bantalan lunak (cakram) antara masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

BAB I PENDAHULUAN. robek pada ligamen,atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. tubuh secara biologis maupun psikologis sehat, dalam arti bahwa tubuh dapat

BAB I PENDAHULUAN. seperti HNP, spondyloarthrosis, disc migration maupun patologi fungsional

GANGGUAN MANSET ROTATOR SENDI BAHU Suatu tinjauan anatomik


BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

BERBAGAI MACAM TES UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESTABILAN SENDI LUTUT. Oleh: Bambang Priyonoadi Jur. PKR-FIK-UNY

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Lama Duduk Sebelum Istirahat Dalam Berkendara

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

PERTEMUAN 1 s/d 3 MENGINJAK AIR

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

BAB I PENDAHULUAN. otot, perubahan postur, sedemikian rupa sehingga mengakibatkan penekanan atau

Pemeriksaan Leopold. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perilaku hidup sehat, sehingga tuntunan masyarakat akan layanan

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

Transkripsi:

Teksbook reading Tessa Rulianty (Hal 71-80) Tes ini sama dengan tes job dimana lengan diputar ke arah yang berlawanan. Jika terdapat nyeri dan pasien mengalami kesulitan mengatur posisi mengindikasikan adanya gangguan pada subskapularis atau setidaknya pada bagian superior. Karena di samping subscapularis, pectoralis mayor dan latissimus dorsi juga berkontribusi terhadap gerakan putaran dalam, tes ini tidak terlalu spesifik, terutama pada gambaran patologi otot-otot ini. Tes Subskapularis Prosedur : tes ini memiliki efek berlawanan terhadap infraspinatus. Dimana siku pasien berada disamping tetapi tidak menyentuh tubuh, pemeriksa menilai putaran luar pasif pada kedua lengan dan putaran dalam aktif pada sendi glenohumeral melawan tahanan. Penilaian: Peningkatan putaran luar pasif dibandingkan dengan sisi kontralateral menunjukkan adanya ruptur subscapularis (rotator internal). Namun kemungkinan yang terjadi hanya berupa robekan kecil yang melibatkan bagian otot superior. Adanya peningkatan putaran luar biasanya terjadi karena subscapularis yang tidak aktif bukan dikarenakan ada robekan.

Manifestasi patologis subskapularis berupa nyeri dan kelemahan saat melakukan putaran dalam. Jika nyeri yang dirasakan hanya sedikit dan mengakibatkan penurunan kekuatan di asumsikan terjadi robekan. Jika nyeri yang dirasakan lebih berat, tidak bisa langsung dibedakan apakah hal tersebut terjadi akibat adanya robekan atau jenis patologi lainnya. Tes spesifik lanjutan untuk subskapularis adalah putaran dalam aktif lengan yang diletakkan di belakang punggung. Lengan ditekan menjauhi lumbal posterior (uji lift-off) dengan siku fleksi 90. Putaran internal pasif, gabungan glenohumeral, skapula, dan gerakan dada, dapat diukur dengan prosesus spinosus lumbalis dan thoracic spine yang dapat dicapai dengan ibu jari pasien Lift-Off Test Prosedur : dengan melakukan rotasi internal lengan lalu pasien meletakkan punggung tangan pada punggung dan berusaha mengangkat tangan melawan tahanan dari pemeriksa. Penilaian : pasien dengan robekan subskapularis tidak dapat melakukan tes ini

Infraspinatus Test Prosedur : Tes ini dapat dilakukan dalam posisi duduk atau berdiri. Tes ini membandingkan kedua sisi tubuh yang terbaik. Lengan pasien dalam posisi menggantung santai dengan siku fleksi 90 tetapi tidak sampai menyentuh tubuh. Pemeriksa meletakakkan telapak tangannya pada punggung tangan pasien dan meminta pasien melakukan putaran luar pada kedua lengan bawah dan menahan tahanan yang diberikan oleh tangan pemeriksa. Penilaian : nyeri atau kelemahan pada saat rotasi eksterna mengindikasikan adanya gangguan dari infraspinatus ( rotator eksternal). Robekan pada infraspinatus biasanya hanya menimbulkan sedikit nyeri, kelemahan saat melakukan rotasi menunjukkan adanya kerusakan pada otot tersebut. Tes ini juga bisa dilakukan dengan lengan yang di abduksi 90 dan difleksikan 30 untuk menyingkirkan keterlibatan deltoid pada gerakan ini.

Tes Teres Prosedur: pasien dalam posisi duduk dan rileks. Pemeriksa menilai posisi tangan pasien dari belakang. Penilaian : Teres mayor merupakan rotator interna. Jika terjadi kontraktur, maka telapak tangan yang mengalami gangguan akan terlihat lebih condong kebelakang jika dibandingkan sisi lainnya. kontraktur dari teres mayor dapat diketahui ketika pasien berdiri dengan posisi rileks. Kelemahan dari rotator cuff atau lesi pleksus brakhialis juga menimbulkan manifestasi posisi tangan yang tidak simetris. Tes Supraspinatus non spesifik Prosedur : pasien duduk dengan tangan abduksi 90 dan tangan pemeriksa pada lengan bawah pasien. Kemudian pemeriksa meminta pasien untuk terus melakukan gerakan abduksi melawan tahanan yang diberikan pemeriksa.

Penilaian : Kelemahan pada gerakan abduksi atau adanya nyeri mengindikasikan adanya kelainan dari tendon suprapinatus Tes Drop Arm Prosedur : pasien dalam posisi duduk dan pemeriksa melakukan gerakan abduksi pasif pada pasien kemudian pasien melebarkan tangannya hingga kira-kira 120. Kemudian, pasien diminta untuk menahan tangannya pada posisi tersebut tanpa penyangga lalu diturunkan secara perlahan. Penilaian : Kelemahan ketika mempertahankan posisi lengan dengan atau tanpa nyeri atau secara tiba-tiba menjatuhkan lengan menunjukkan lesi pada rotator cuff. Kebanyakan penyebabnya adalah adanya defek pada supraspinatus. Pada pseudoparalisis, pasien tidak bisa mengangkat lengan yang memiliki gangguan. Secara umum hal ini merupakan tanda adanya gangguan pada rotator cuff Tanda Ludington Prosedur : pasien dalam posisi duduk kemudian diminta untuk meletakkan tangan dibelakang leher. Penilaian : jika pasien melakukan gerakan kompensasi atau dapat meletakkan tangan dibelakang leher dengan bantuan, dan adanya keterbatasan saat melakukan putaran luar dan abduksi mengindikasikan adanya robekan pada rotator cuff. Tes gores Apley Procedure: pasien dalam posisi duduk diminta untuk menyentuh sudut kontralateral medial superior skapula dengan menggunakan jari telunjuk.

Penilaian : nyeri yang timbul pada rotator cuff dan kegagalan mencapai skapula karena keterbatasan gerak pada putaran luar dan abduksi mengindikasikan adanya kelainan pada rotator cuff ( lemungkinan besar adanya keterlibatan suprapinatus). Harus dipertimbangkan diagnosis banding osteoarthritis pada glenohumeral dan sendi acromioclavikula serta fibrosis kapsular Painful Arc Prosedur : lengan berada disisi tubuh kemudian secara pasif dan aktif melakukan gerakan abduksi dari gerakan istirahat Penilaian : nyeri yang terjadi saat abduksi antara 70 dan 120 (Fig.80b) merupakan tanda adanya lesi pada tendon supraspinatus yang mengakibatkan pergeseran antara greater tuberkel dari humerus dan gerakan akromion (pergeseran subakromial). Berbeda dengan nyeri arkus yang ditimbulkan kelainan pada sendi acromiklavikula, dimana nyeri hanya terjadi pada abduksi 140 180 Fig. 80c; lihat juga Fig.84). Pasien biasanya tidak mengeluhkan nyeri saat lebih dari 120. Pada evaluasi batasan gerak aktif dan pasif, pasien sering menghindari arkus nyeri dengan lengan melakukan gerakan putaran luar ketika melakukan abduksi. Hal ini mengakibatkan meningkatnya jarak antara akromion dan tendon rotator cuff untuk menghindari tumbukan pada kisaran antara 70 dan 120. Selain lengkap atau tidak lengkapnya robekan pada rotator cuff, pembengkakan dan inflamasi sebagai akibat dari bursitis atau kelainan dari sudut akromion yang mengarah pada pergeseran dengan arkus nyeri seperti pada osteoarthritis pada sendi akromioklavikula

Tanda Neer Impingement Prosedur : pemeriksa menahan skapula dengan satu tangan dan tangan lainnya pada lengan pasien dan memberi sentakan kedepan, keatas, ke samping mengarah ke skapula. Penilaian : jika terjadi impingement syndrome, konstriksi subakromial, mengenai daerah yang sakit melawan sudut anteroinferior dari akromion akan menimbulkan nyeri berat saat bergerak.

Tanda Hawkins Impingement Prosedur : pemeriksa menahan skapula dengan salah satu tangannya dan tangan lainnya melakukan gerakan adduksi 90 pada lengan pasien kearah depan, difleksikan dan dilakukan putaran dalam ( menggerakkan kearah kontralateral dari sisi tubuh) Penilaian : jika terjadi Impingement syndrome, tendon supraspinatus akan terjepit dibawahnya atau melawan ligamen coracoacromial yang akan menimbulkan nyeri hebat saat bergerak. Selain itu tendon supraspinatus juga mengenai prosessus corakoid. Pada tes job impingement, fleksi kedepan dan sedikit adduksi lengan memaksa terjadinya putaran dalam. Hal ini menimbulkan nyeri khas impingement pain. Tes Injeksi Neer Impingement Prosedur : rongga subacromial di infiltrasi dengan anesthesi Penilaian : tes ini memungkinkan pemeriksa untuk menentukan apakah subacromial impingement adalah penyebab dari nyeri arkus. Nyeri arkus yang menghilang atau membaik setelah injeksi disebabkan oleh perubahan ruang subacromial, seperti bursitis atau aktivasi defek rotator cuff.

Sendi Acromioclavicular Ujung acromial dari artikulasio klavikula dengan akromion. Ligamen acromioclavicula memperkuat kapsula dari sendi ini. Secara fungsional, artikulasio ialah bola dan kantung sendi yang batas geraknya kurang dari sendi sternoklavikula. Ligamen kuat lainnya menggabungkan skapula dan klavikula yaitu ligamen coracoklavikula. Muncul dari prosesus coracoid dan memasuki bagian inferior klavikula. Perubahan arthritis pada sendi akromioclavikula menimbulkan nyeri dan penyempitan rongga subakromial. Selain nyeri yang timbul saat bergerak dan nyeri pada saat palpasi pada sendi acromioclavikula, pada palpasi sering di dapatkan penebalan tulang articulasio Hal 59

Paragraf 2 Saat ini, teknologi canggih untuk mendiagnosa seperti ultrasound, magnetic resonance imaging (MRI), computed axial tomography (CAT), CT arthrography, dan lain-lain mempermudah dan memungkinkan diagnosa yang lebih tepat pada keluhan masalah bahu dibandingkan dengan sebelumnya. Pemeriksaan dengan teknologi canggih ini dapat menyingkirkan istilah umum "humeroscapular periarthritis "kedalam sejarah ilmu kedokteran. Namun, dalam penilaian diagnostik keluhan bahu, anamnesis dan fisik Pemeriksaan harus dilakukan terlebih dahulu sebelum menggunaan teknik pemeriksaan spesifik, yang sebagian besar akan melibatkan penggunaan peralatan khusus.