SHOULDER INJURY. Disusun oleh : : Arius Suwondo : 07/250602/KU/12185

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SHOULDER INJURY. Disusun oleh : : Arius Suwondo : 07/250602/KU/12185"

Transkripsi

1 SHOULDER INJURY NAMA NIM Disusun oleh : : Arius Suwondo : 07/250602/KU/12185 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai syarat dalam seleksi asisten anatomi yang berjudul SHOULDER INJURY dengan baik. Makalah ini bertujuan agar Penulis dapat lebih memahami mengenai struktur anatomi bahu dan kelainan anatomi yang mungkin terjadi. Di dalam makalah ini, tercantum struktur anatomi normal bahu, fungsi gerak normal bahu, dan berbagai jenis abnormalitas yang mungkin terjadi pada bahu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan Penulis pada khususnya. Yogyakarta, 3 Juni 2009 Arius Suwondo NIM. 07/250602/KU/

3 DAFTAR ISI Halaman Judul... Kata Pengantar... Daftar Isi... i ii iii I. Struktur Anatomi Normal Bahu... 1 Tulang dan Sendi... 1 Ligamen dan Tendo... 4 Otot... 4 Nervus... 5 Pembuluh Darah... 6 Bursa... 6 II. Cedera Bahu... 8 Dislokasi Bahu... 8 Fraktur Clavicula... 9 Fraktur Humerus... 9 Brachial Plexus Injuries Rotator Cuff Injury Daftar Pustaka

4 I. STRUKTUR ANATOMI NORMAL BAHU Bahu merupakan salah satu bagian terpenting dari tubuh. Sebagai bagian dari alat ekstremitas atas, bahu memiliki peranan penting karena fungsinya yang memiliki kebebasan gerak paling besar di antara sendi sendi tubuh yang lain. Sebelum membahas mengenai cedera dan abnormalitas pada bahu, sangat diperlukan pemahaman mengenai struktur anatomi normal pada bahu dan bagaimana cara kerja dari bahu. Bahu terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan terdalam bahu terdiri dari tulang dan sendi, lapisan berikutnya terdiri dari ligamen dan kapsul sendi, kemudian lapisan terakhir terdiri dari otot dan tendon. Dengan mempelajari struktur bahu dan bagaimana struktur struktur tersebut saling terhubung, kita bisa mengetahui bagaimana bahu bekerja, bagaimana bahu bisa mengalami cedera, dan bagaimana melakukan terapi pada bahu yang mengalami cedera. Struktur penting pembentuk bahu dapat dibagi menjadi beberapa kategori yaitu: tulang dan sendi ligamen dan tendon otot nervus pembuluh darah bursa TULANG DAN SENDI Tiga tulang utama penyusun bahu adalah humerus, scapula, dan clavicula. Scapula merupakan susunan kompleks dengan penempelan otot pada beberapa sisinya yang berfungsi untuk membantu gerakan dan stabilisasi dari bahu. Scapula berbentuk segitiga datar dan berada di posterolateral thorax, di posterior costa 2 costa 7. Clavicula merupakan salah satu tulang utama penyusun bahu, berbentuk S dengan dua pertiga medial cembung ke ventral dan sepertiga lateral cekung ke 4

5 ventral. Tulang ini merupakan komponen utama penghubung lengan atas dengan axial skeleton. Clavicula juga merupakan tempat penempelan beberapa otot penyusun bahu, yaitu m. pectoralis major, m. trapezius, m. sternoclaedomastoid, m. sternohyoid, m. subclavius. Humerus merupakan tulang terbesar pada ekstremitas atas. Humerus bersama dengan scapula dan clavicula merupakan penyusun utama bahu, tiga tulang ini akan saling terhubung membentuk sendi utama bahu. Bahu memiliki empat sendi utama, yaitu: Articulatio glenohumeral Sendi ini merupakan sendi utama dari bahu. Articulatio glenohumeral merupakan jenis sendi spheroid yang memiliki proporsi besar dalam gerakan bahu. Jenis sendi spheroid merupakan sendi multiaksial dengan tiga derajat kebebasan gerak yaitu fleksi ekstensi, abduksi adduksi, rotasi, dan sirkumduksi. Sendi ini tersusun dari bagian cavitas glenoidalis scapula dengan caput humeri yang kemudian disupport oleh cincin kartilago yang disebut labrum glenoidale. Articulatio acromioclavicular Articulatio acromioclavicular tersusun dari bagian lateral clavicula dengan bagian medial anterior acromium. Termasuk articulatio plana dengan sendi datar. Sendi ini merupakan struktur penting dalam transmisi beban pada ekstremitas atas dan bahu ke axial skeleton. Sendi ini merupakan jenis sendi plana dengan kebebasan gerak yang sangat terbatas. Geraknya ada 3 yaitu : sumbu sagital (angkat bahu), sumbu transversal (ayunkan bahu), sumbu longitudinal (bahu ditarik ke depan n belakang) Articulatio sternoclavicular Articulatio sternoclavicular tersusun dari facies sternalis clavicula, kartilago costa 1, dan bagian superolateral manubrium sterni. Articulatio sternoclavicular merupakan satu satunya sendi yang menghubungkan 5

6 ekstremitas atas dengan axial skeleton. Sendi ini berfungsi pada semua gerakan dari ekstremitas atas dan bergerak dalam berbagai arah, yaitu ventral, dorsal, kranial, dan kaudal. Articulatio scapulothoracic Sendi ini merupakan false joint yang tersusun dari scapula dengan costa thorac. Otot utama penyusun sendi ini adalah m. serratus anterior dan m. trapezius. Sendi ini memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas selama bahu bergerak. Kartilago articularis merupakan struktur penting yang melapisi permukaan tulang pada setiap sendi. Kartilago ini berfungsi mengabsorbsi beban dan memberi permukaan yang halus sehingga memudahkan tulang sendi untuk bergerak. Pada bahu, kartilago articularis melapisi permukaan dari caput humeri dan daerah cekungan pada cavitas glenoidalis scapula. LIGAMEN DAN TENDON 1. Struktur anatomi bahu I 6

7 Ligamen merupakan struktur yang menghubungkan tulang dengan tulang. Pada bahu terdapat beberapa ligamen penting, yaitu lig. coracoacromial, lig. coracohumeral, lig. tranversum humeral, dan lig. glenohumeral. Ligamen ligamen tersebut membentuk kapsul sendi pada articulatio glenohumeral yang menghubungkan humerus dengan cavitas glenoidalis. Selain pada articulatio glenohumeral, juga terdapat ligamen lain seperti lig. acromioclavicular, lig. coracoclavicular, lig. conoid, lig. trapezoid pada articulatio acromioclavicular dan lig. sternoclavicular, lig. interclavicular, lig. costoclavicular pada articulatio sternoclavicular. Selain ligamen, juga terdapat tendon yang merupakan struktur penghubungkan tulang dengan otot otot pada bahu. Ligamen dan tendon ini merupakan komponen utama untuk stabilisasi bahu dan mencegah terjadinya dislokasi. OTOT Selain sendi dan tulang, juga terdapat otot otot pada bahu. Otot otot ini bersama dengan tulang dan sendi bahu sangat berperan dalam melakukan berbagai gerakan pada bahu. Otot otot ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: otot ekstrinsik - otot ini berguna dalam stabilisasi dan gerakan aktif dari scapula. 1. m. trapezius 2. m. levator scapulae leher - vertical 3. m. rhomboid major dan m. rhomboid minor 4. m. serratus anterior membantu inspirasi 5. m. pectoralis minor otot intrinsik - otot ini menghubungkan scapula dan humerus 1. m. deltoid 2. m. teres major 7

8 3. Rotator Cuff ( otot otot ini berguna dalam stabilisasi sendi bahu dan gerakan gerakan rotasi pada bahu ) 1. m. supraspinatus 2. m. infraspinatus 3. m. teres minor 4. m. subscapularis rotasi internal NERVUS Inervasi pada ekstremitas atas berasal dari plexus brachialis yang berasal dari ramus anterior cervical 5-8 dan thoracal 1. Plexus ini kemudian dibagi berdasarkan letak percabangannya, yaitu: 1. Cabang cabang supraclavicular - n. subclavia berasal dari truncus superior dengan serabut saraf dari C5 dan C6. Nervus ini mempersarafi m. subclavius dan articulatio sternoclavicularis. - n. suprascapular berasal dari truncus superior dengan serabut saraf dari C5 dan C6. Nervus ini mempersarafi m. supraspinatus, m. infraspinatus, dan sendi sendi bahu. - n. dorsal scapular berasal dari R. anterior n. spinalis C5 dan C4. Nervus ini mempersarafi m. rhomboideus. 2. Cabang cabang infraclavicular - n. pectoralis lateralis berasal dari fasiculus lateralis dengan serabut saraf dari C5 C7. Nervus ini mempersarafi m. pectoralis major dan m. pectoralis minor. - n. pectoralis medial berasal dari fasiculus medialis dengan serabut saraf dari C8 T1. Nervus ini mempersarafi m. pectoralis minor dan sebagian m. pectoralis major. 8

9 - n. subscapularis superior berasal dari fasiculus posterior dengan serabut saraf dari C5 dan C6. Nervus ini mempersarafi bagian cranial m. subscapularis. - n. subscapularis inferior berasal dari fasiculus posterior dengan serabut saraf dari C5 dan C6. Nervus ini mempersarafi bagian kaudal m. subscapularis dan m. teres major. - n. axillaris berasal dari cabang terminal fasiculus posterior dengan serabut saraf dari C5 dan C6. Nervus ini mempersarafi m teres minor, m. deltoideus, dan sendi sendi bahu. PEMBULUH DARAH Vaskularisasi pada bagian ekstremitas atas berasal dari a. subclavia yang kemudian menjadi a. axillaris pada tepi lateral costa 1. Arteri axillaris dibagi menjadi tiga bagian oleh m. pectoralis minor, yaitu: 1. Di antara tepi lateral costa 1 dan tepi cranial m. pectoralis minor mempercabangakan a. thoracica superior 2. Di belakang m. pectoralis minor melepaskan dua cabang, yaitu a. thoraco acromialis dan a. thoracica lateralis 3. Di antara tepi kaudal m. pectoralis minor dan m. teres major mempercabangkan a. subscapularis, a. circumflexa anterior humeri, dan a. circumflexa posterior humeri. Kemudian lanjutan a. axillaris ini melintas di belakang m. pectoralis minor lanjut ke lengan atas sebagai a. brachialis BURSA Bursa merupakan struktur yang terdapat di antara bagian tubuh yang memiliki fungsi gerak. Struktur ini terdiri dari lapisan membran synovial di antara dua permukaan yang bergerak dengan kandungan cairan lubrikasi yang berguna untuk mengurangi gesekan pada saat sendi melakukan gerakan. Salah satu 9

10 struktur bursa penting pada bahu adalah lapisan di antara otot otot rotator cuff dan lapisan otot bahu bagian luar. 2. Struktur Anatomi bahu II 10

11 II. CEDERA BAHU Bahu merupakan bagian tubuh dengan kebebasan gerak paling besar di antara bagian tubuh yang lain, hal ini merupakan faktor resiko terjadinya cedera. Beberapa cedera bahu yang sering terjadi adalah sebagai berikut: DISLOKASI BAHU Dislokasi bahu merupakan cedera karena trauma tersering pada bahu. Ada beberapa kasus tersering dislokasi pada bahu, yaitu: Dislokasi Articulatio Glenohumeral Karena derajat kebebasan geraknya, articulatio glenhumeral memiliki resiko tinggi mengalami dislokasi karena trauma direct maupun indirect. Dislokasi biasa terjadi karena ekstensi dan eksorotasi humerus secara berlebihan., kemudian caput humeri terdorong ke depan, capsula articularis fibrosa dan labrum glenoidale tertarik lepas dari bagian depan cavitas glenoidalis bahu yang menyebabkan dislokasi anterior articulatio glenohumeralis. Dislokasi Articulatio Sternoclavicular Dislokasi articulatio sternoclavicular jarang terjadi karena sendi ini termasuk sendi kuat dengan kemampuan mentransmisikan beban yang diterima ke sepanjang tulang clavicula. Jika beban yang didapat melebihi kemampuan sendi ini, sering mengakibatkan fraktur clavicula, namun jarang mengakibatkan dislokasi articulatio sternoclavicular. Dislokasi Articulatio Acromioclavicular Meskipun ligamen coracoclavicular sangat kuat, namun articulatio acromioclavicular sendiri merupakan sendi yang lemah dan mudah cedera jika mendapat trauma. Saat ligamen coracoclavicular robek, bahu akan terpisah dengan clavicula dan terlihat jatuh karena berat dari ekstremitas atas. Pada dislokasi articulatio acromioclavicular tampak acromion lebih menjol dan clavicula bergeser ke superior. 11

12 Terapi dan penanganan pada cedera dislokasi bahu dibagi dalam dua tahap: 1. Istirahatkan bahu dan imobilisasi untuk melindungi bahu dari cedera lebih lanjut. Imobilisasi bahu dilakukan selama 5 7 hari, jika ada komplikasi seperti fraktur, imobilisasi dilakukan lebih lama sesuai tingkat keparahan. 2. Medical treatment dengan: Relokasi bahu oleh tenaga kesehatan profesional yang berpengalaman. Terapi medika mentosa dan Reposisi: -MUA[ManipulasiUnderGeneralAnastesi] -Hangin Arm Teknik -Hipocratic Methode -Kocher -Eksternal Rotasi Metode :traksi pada humerus distal kemudian ekternal rotasi formarm secara pelan-pelan.hentikan jika terjadinya nyeri Pemberian NSAID untuk mengurangi rasa nyeri dan inflamasi FRAKTUR CLAVICULA Clavicula merupakan salah satu tulang yang paling sering mengalami fraktur. Fraktur pada clavicula bisa terjadi secara indirect maupun direct karena trauma langsung pada bahu. Fraktur tersebut biasa terjadi pada titik terlemah clavicula, yaitu titik pertemuan bagian sepertiga lateral dan dua pertiga medial. Setelah terjadi fraktur, m. sternocleidomastoideus akan mengangkat bagian medial dari clavicula sehingga menunjukkan penonjolan. Selain itu, m. trapezius juga tidak mampu menahan bagian lateral dari clavicula sehingga bahu akan terlihat terjatuh. Namun, dengan adanya lig. coracoclavicular mencegah dislokasi articulatio acromioclavicular sehingga tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. FRAKTUR HUMERUS 12

13 Fraktur humerus paling sering terjadi pada orang lanjut usia dan penderita osteoporosis, biasanya karena terjatuh pada siku sewaktu lengan atas berada dalam posisi abduksi. Fraktur pada humerus paling sering terjadi pada collum chirurgicum humeri. Humerus merupakan tulang dengan banyak perlekatan saraf di sekitarnya, sehingga fraktur pada humerus dapat menyebabkan komplikasi jika terjadi kompresi terhadap nervus di sekitarnya seperti n. axillaris pada collum humeri, n. radialis pada sulcus radialis, n. ulnaris pada medial epicondylus, dan n. mediana pada bagian distal humerus. BRACHIAL PLEXUS INJURIES Cedera pada plexus brachialis akan mempengaruhi gerakan dan sensasi cutaneus pada ekstremitas atas. Cedera ini dapat di sebabkan karena gangguan pada regio lateral cervical maupun gangguan di regio axilla. Gejala dan tanda dari cedera plexus brachialis akan terlihat bermanifestasi sebagai paralysis dan anestesi. Cedera plexus brachialis dibagi menjadi: Cedera plexus brachialis bagian superior (Erb Duchenne Palsy) Cedera yang terjadi karena ex: jatuh terlempar dari motor, regangan berlebih pada bahu saat kelahiran bayi yang mengakibatkan kanaikan sudut antara leher bahu. Akibatnya bisa terjad paralysis pada otot yang di suplai, yaitu m. deltoid, m. bicep brachii, m. brachialis, dan m. brachiolradialis. Manifestasi klinis dari cedera plexus brachialis ini adalah penampakan adduksi bahu, medial rotasi tangan, dan ekstensi siku. Selain itu juga mengalami anesthesi pada bagian lateral bahu. Plexus brachialis neuritis akut Kelainan ini merupakan kelainan neurologis berupa inflamasi pada plexus brachialis yang biasa dikarenakan adanya infeksi traktus respiratorius atas, pemberian vaksin, dan non-spesifik trauma. Kelaianan ini biasa terjadi pada truncus superior dari plexus brachialis. Manifestasi klinisnya berupa nyeri pada bahu yang mulai terasa saat malam hari, otot terasa lemah, dan atrofi otot. 13

14 Kompresi fasciculus dari plexus brachialis Cedera ini biasanya dikarenakan hiperabduksi sampai di atas kepala sehingga terjadi kompresi pada proc. Coracoideus dan tendon m. pectoralis minor. Tanda tanda dari cedera ini bisa berupa nyeri, erithem, tangan terasa lemah, tingling, dan mati rasa. Cedera plexus brachialis bagian inferior (Klumpke Paralysis) Cedera ini merupakan cedera yang jarang terjadi. Biasanya cedera ini terjadi saat ekstremitas atas tertarik ke atas, misalnya ketika menggenggam sesuatu saat jatuh. ROTATOR CUFF INJURY Rotator cuff merupakan grup dari otot yang bekerja bersama pada articulatio glenohumeral berfungsi untuk stabilitas dan mengontrol gerakan rotasi. Cedera pada otot otot rotator cuff ini bisa disebabkan karena trauma pada tendon dari otot otot pembentuk rotator cuff, maupun pada otot ototnya. Otot yang paling sering mengalami cedera adalah m. suprasinatus. Inflamasi yang berulang ulang pada rotator cuff, terutama pada bagian tendon m. supraspinatus yang relatif avaskular merupakan penyebab tersering rasa nyeri dan robek pada tendon otot otot rotator cuff. Inflamasi ini bisa terjadi karena gerakan yang berulang ulang (seperti pada atlet baseball) maupun karena trauma akibat mengangkat beban yang terlalu berat. Untuk mengetahui kelainan pada otot otot rotator cuff bisa dilakukan beberapa tes, yaitu: Empty Can Test pasien dimnta mengangkat tangan ke depan dengan ibu jari menunjuk ke lantai (seperti memegang barang yang tidak nampak) kemudian menahan tangan dalam posisi tersebut saat tekanan diberikan pada tangan. Tes ini dilakukan untuk memeriksa tendon m. supraspinatus. 14

15 Drop Arm Test (Codman s Test) Menggerakkan tangan pasien ke arah samping (abduksi), kemudian menyuruh pasien menggerakkan tangan ke medial (adduksi). Jika pasien tidak bisa melakukan secara perlahan, atau jika pasien merasa nyeri, hal tersebut menunjukkan adanya cedera sobekan pada rotator cuff. Abrasion Sign Pasien diminta duduk dan mengangkat tangan ke sisi pemeriksa dengan siku menekuk. Pasien diminta menggerakkan tangan (rotasi) ke depan dan belakang. Jika terdengar bunyi (crepitus) kemungkinan terjadi inflamasi Neer s Sign Tangan pasien diangkat hingga di atas kepala Jika terasa sakit dan tidak nyaman, kemungkinan terjadi inflamasi m. supraspinatus dan tendon dari otot biscep Hawkins-Kennedy Test Tangan pasien di angkat hingga 90 di depan pasien, siku menekuk, kemudian di arahkan ke medial tubuh. Jika terasa nyeri, maka kemungkinan terjadi masalah pada m. supraspinatus. Terapi: arthroscopic techniques suture anchor 15

16 REFFERENSI Hall, Guyton Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran. Ganong Review of Medical Physiology 23th Edition. Philadelphia: McGraw Hill. Tortora, Gerrard J Human Anatomy and Physiology. Philadelphia: Wiley. Moore, K. L Clinical Oriented Anatomy 5th Edition. Philadelphia: Lippincott William and Willkins. Anderson MK, Hall SJ, Martin, M: Sports Injury Management, 2nd ed. Baltimore, Lippincott Williams & Wilkins, Anatomic Variation: Text, Atlas and World Literature. Baltimore, Urban & Schwarzenberg, Ger R, Abrahams P, Olson T: Essentials of Clinical Anatomy, 3rd ed. New York, Parthenon, Halpern BC: Shoulder injuries. In Birrer RB, O'Connor FG (eds): Sports Medicine for the Primary Care Physician, 3rd ed. Boca Raton, FL, CRC Press, Keegan JJ, Garrett FD: The segmental distribution of the cutaneous nerves in the limbs of man. Anat Rec 102:409, Salter RB: Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System, 3rd ed. Baltimore, Lippincott Williams & Wilkins, Fergusson MWJ (eds): Gray's Anatomy, 38th ed. Edinburgh, UK, Churchill Livingstone,

17 17

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR A. HUMERUS (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada bagian distal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tolak Peluru Tolak peluru termasuk nomor lempar dalam olahraga atletik yang memiliki kriteria tersendiri dari alat hingga lapangan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MUSCLE OF UPPER EXTREMITY DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OTOT-OTOT EKSTREMITAS SUPERIOR 1. Kelompok otot pada gelang bahu 2. Kelompok otot regio brachii (lengan atas)

Lebih terperinci

GANGGUAN MANSET ROTATOR SENDI BAHU Suatu tinjauan anatomik

GANGGUAN MANSET ROTATOR SENDI BAHU Suatu tinjauan anatomik GANGGUAN MANSET ROTATOR SENDI BAHU Suatu tinjauan anatomik George N. Tanudjaja Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: george_tanudjaja@yahoo.co.id Abstract:

Lebih terperinci

Teksbook reading. Tessa Rulianty (Hal 71-80)

Teksbook reading. Tessa Rulianty (Hal 71-80) Teksbook reading Tessa Rulianty (Hal 71-80) Tes ini sama dengan tes job dimana lengan diputar ke arah yang berlawanan. Jika terdapat nyeri dan pasien mengalami kesulitan mengatur posisi mengindikasikan

Lebih terperinci

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya 31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting antara tubuh dan otak. Sumsum tulang belakang membentang dari foramen magnum di mana ia kontinu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan,

Lebih terperinci

MOBILISASI SHOULDER GIRDLE

MOBILISASI SHOULDER GIRDLE MOBILISASI SHOULDER GIRDLE STIKES Katolik St Vinc a Paulo Surabaya Mobilisasi Shoulder Girdle 1 REVIEW ANATOMI Shoulder kompleks GH joint ST joint AC joint SC joint Mobilisasi Shoulder Girdle 2 Articular

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN FISIOTERAPI

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN FISIOTERAPI MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN FISIOTERAPI Namaa : Nim : Kelas : Kelompok : FAKULTAS FISIOTERAPI UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Bahu (Shoulder Joint) Tim Penyusun : Muh.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kulit di daerah bahu beruk ditutupi oleh rambut yang relatif panjang dan berwarna abu-abu kekuningan dengan bagian medial berwarna gelap. Morfologi tubuh beruk daerah bahu

Lebih terperinci

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya 31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya January 22, 2015 Tedi Mulyadi 0 Comment Saraf spinal Sistem saraf perifer terdiri dari saraf dan ganglia di luar otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi utama dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas-tugasnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. sendi bahu dan mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas-tugasnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. sendi bahu dan mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Dengan kondisi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kerangka Teoritis II.1.1 Defenisi Fraktur adalah hilangnya kontuinitas tulang, tulang rawan sendi dan tulang rawan epifise yang bersifat total maupun parsial. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Bahu (Shoulder Joint) Tim Penyusun :

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Bahu (Shoulder Joint) Tim Penyusun : MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Bahu (Shoulder Joint) Tim Penyusun : Muh. Irfan, SKM, S.Ft, M.Fis Wismanto, SSt.Ft, S.Ft, M. Fis Abdul Chalik Meidian,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO Disusun oleh : Arif Setiyawan J100100040 Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang

BAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang terbentuk antara ventral rami (akar) dari empat nervus cervical (C5-C8) dan nervus thoracal

Lebih terperinci

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Dislokasi Sendi Panggul Dislokasi sendi panggul banyak ditemukan di Indonesia akibat trauma dan sering dialami oleh anak-anak. Di Negara Eropa, Amerika dan Jepang, jenis dislokasi sendi panggul yang sering

Lebih terperinci

Kata Kunci: Olahraga panahan, cidera, dan pencegahan.

Kata Kunci: Olahraga panahan, cidera, dan pencegahan. 1 POTENSI CIDERA DALAM OLAHRAGA PANAHAN SERTA UPAYA PENCEGAHANNYA Komarudin Abstrak. Potensi cidera pada pemanah kebanyakan terjadi pada daerah bahu, pada saat lengan melakukan tarikan (drawing). Gerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Undang-Undang No. 23

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Undang-Undang No. 23 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislokasi sendi bahu sering ditemukan pada orang dewasa tetapi jarang pada anakanak. Penyebab tersering dislokasi sendi bahu ialah trauma dan sebagian besar dislokasi

Lebih terperinci

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA Fraktur tibia umumnya dikaitkan dengan fraktur tulang fibula, karena gaya ditransmisikan sepanjang membran interoseus fibula. Kulit dan jaringan subkutan sangat tipis pada bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Glenohumeral joint merupakan sendi joint yang paling luas gerakannya di tubuh kita. Glenohumeral joint termasuk sendi peluru dengan mangkok sendi yang sangat dangkal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, manusia dituntut untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan tersebut,

Lebih terperinci

Anatomi Fungsional Sendi Bahu (Shoulder Joint) Secara anatomi sendi bahu merupakan sendi peluru (ball and socket joint) yang terdiri atas bonggol

Anatomi Fungsional Sendi Bahu (Shoulder Joint) Secara anatomi sendi bahu merupakan sendi peluru (ball and socket joint) yang terdiri atas bonggol Anatomi Fungsional Sendi Bahu (Shoulder Joint) Secara anatomi sendi bahu merupakan sendi peluru (ball and socket joint) yang terdiri atas bonggol sendi dan mangkuk sendi, gambar 2. 2. Cavitas sendi bahu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG. Anggota gerak atas merupakan bagian dari anggota gerak yang cukup banyak di fungsikan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari, seperti membawa tas, menulis, mengangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu negara, seperti pada kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Siku (Elbow Joint)

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Siku (Elbow Joint) MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Siku (Elbow Joint) Tim Penyusun : Muh. Irfan, SKM, S.Ft, M.Fis Wismanto, SSt.Ft, S.Ft, M. Fis Abdul Chalik Meidian,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Nyeri bahu dapat berasal dari sendi itu sendiri, atau dari salah satu

Bab 1. Pendahuluan. Nyeri bahu dapat berasal dari sendi itu sendiri, atau dari salah satu Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah: Nyeri bahu adalah rasa sakit yang timbul di atau sekitar bahu. Nyeri bahu dapat berasal dari sendi itu sendiri, atau dari salah satu bagian otot, ligamen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih 1 BAB I PENDAHULUAN Pada tahun 1948 Prof. Dr. Soeharso mendidik tenaga kesehatan dalam rangka kerja besarnya memulihkan korban perang, dibangun Sekolah Perawat Fisioterapi. Semakin berkembangnya pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam melakukan aktivitasnya sehari hari manusia harus bergerak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam melakukan aktivitasnya sehari hari manusia harus bergerak, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melakukan aktivitasnya sehari hari manusia harus bergerak, karena gerak menentukan seberapa kemampuan manusia melakukan aktifitas fungsionalnya dan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Frozen shoulder biasanya terjadi pada dekade kelima atau keenam, jarang dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai pada wanita

Lebih terperinci

PRESENTASI KASUS MALUNION FRAKTUR HUMERUS DEXTRA 1/3 MIDDLE NEGLECTED

PRESENTASI KASUS MALUNION FRAKTUR HUMERUS DEXTRA 1/3 MIDDLE NEGLECTED PRESENTASI KASUS MALUNION FRAKTUR HUMERUS DEXTRA 1/3 MIDDLE NEGLECTED DISUSUN OLEH : ILHAM KAUTSAR NMP 08310153 PEMBIMBING : dr. H. Risa Indrawan, Sp.OT M.Kes dr. H. Arif Wibowo, Sp.OT PROGRAM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Republik Indonesia menetapkan kebijakan nasional mengenai pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia sehat 2010

Lebih terperinci

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot OTOT DAN SKELET Tujuan. Mengidentifikasi struktur otot. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi. Mengetahui macam-macam otot berdasarkan lokasi 4. Mengetahui macam-macam kerja otot yang menggerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk memajukan bangsa dan negara didukung oleh. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta faktor ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk memajukan bangsa dan negara didukung oleh. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta faktor ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam upaya untuk memajukan bangsa dan negara didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta faktor ekonomi mendorong manusia untuk dituntut mengikuti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORITIK A. OLAHRAGA BULUTANGKIS DAN FAKTOR RISIKO CEDERA A.1. Pengertian Olahraga Bulutangkis Bulutangkis merupakan salah satu permainan olahraga dengan menggunakan

Lebih terperinci

DISLOKASI SENDI PANGGUL

DISLOKASI SENDI PANGGUL DISLOKASI SENDI PANGGUL Pembimbing: Prof. dr. H. Hafas Hanafiah, Sp.B, Sp.OT(K), FICS Oleh: Leni Agnes Siagian (070100153) Rahila (070100129) Hilda Destuty (070100039) ILMU BEDAH ORTOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI

Lebih terperinci

Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan

Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan A. Otot Manusia Pada kegiatan belajar ini Anda akan mempelajari materi yang masih berkaitan dengan alat gerak. Bila tulang dikatakan sebagai alat gerak pasif maka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara anatomi, sendi glenohumeral dibentuk oleh fossa glenoidalis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara anatomi, sendi glenohumeral dibentuk oleh fossa glenoidalis BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Fungsional Secara anatomi, sendi glenohumeral dibentuk oleh fossa glenoidalis scapulae dan caput humeri. Fossa glenoidalis scapulae berperan sebagai mangkuk sendi glenohumeral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum dan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri.

BAB IV METODE PENELITIAN. Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu Fisiologi khususnya Fisiologi Olahraga, Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri. 4.2 Tempat dan

Lebih terperinci

Adalah suatu cedera pada seluruh atau sebagian dari pleksus brakhialis yang terjadi pada saat proses persalinan

Adalah suatu cedera pada seluruh atau sebagian dari pleksus brakhialis yang terjadi pada saat proses persalinan Ika Rosdiana Adalah suatu cedera pada seluruh atau sebagian dari pleksus brakhialis yang terjadi pada saat proses persalinan Cedera pada upper plexus brachial : Erb s palsy Cedera pada lower plexus brachial

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gangguan LGS Abduksi bahu pada Frozen Shoulder Pada frozen shoulder dimana gangguannya pada kapsul sendi maka salah satu gangguan lingkup gerak sendinya adalah abduksi terbatas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas sehari-hari tidak jarang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat melakukan aktivitas olahraga, mengangkat barang, mencuci, ataupun aktivitas

Lebih terperinci

Anamnesis Keluhan Nyeri Bahu

Anamnesis Keluhan Nyeri Bahu Anamnesis Keluhan Nyeri Bahu dr Rachmah Laksmi Ambardini FIK Universitas Negeri Yogyakarta Email: rachmah_la@uny.ac.id Tujuan Memahami anatomi sendi bahu Memahami bagaimana mengevaluasi keluhan nyeri bahu

Lebih terperinci

BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA. 2. Ligamen Sendi Temporomandibula. 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula

BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA. 2. Ligamen Sendi Temporomandibula. 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA Sendi adalah hubungan antara dua tulang. Sendi temporomandibula merupakan artikulasi antara tulang temporal dan mandibula, dimana sendi TMJ didukung oleh 3 : 1. Prosesus

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI TENDINITIS SUPRASPINATUS DEXTRA DI RS. AL. DR. RAMELAN SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI TENDINITIS SUPRASPINATUS DEXTRA DI RS. AL. DR. RAMELAN SURABAYA KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI TENDINITIS SUPRASPINATUS DEXTRA DI RS. AL. DR. RAMELAN SURABAYA Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perilaku hidup sehat, sehingga tuntunan masyarakat akan layanan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perilaku hidup sehat, sehingga tuntunan masyarakat akan layanan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari berbagai bidang sasaran pembangunan, salah satu yang penting dan perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Plexus Brachialis Injury adalah salah satu plexus saraf somatik yang

BAB I PENDAHULUAN. Plexus Brachialis Injury adalah salah satu plexus saraf somatik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Plexus Brachialis Injury adalah salah satu plexus saraf somatik yang mengatur persarafan motoris kehampir semua otot-otot ekstremits atas dan sebagaian besar kulit

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S )

CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S ) CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S ) N.Medianus dpt tertekan/terdesak swkt melalui bag.bawah retinakulum flexor menuju telapak tangan sebabkan G/sensorik sampai kelemahan ibu jari. Etiologi dan Patologi Terowongan

Lebih terperinci

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR Prof. DR. dr. Hj. Yanwirasti, PA BAGIAN ANATOMI Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Dibentuk oleh : - sacrum - coccygis - kedua os.coxae Fungsi : Panggul (pelvis)

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRACTURE CAPUT HUMERI DISERTAI DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRACTURE CAPUT HUMERI DISERTAI DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRACTURE CAPUT HUMERI DISERTAI DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : U. DIANA J 100 100 076 KARYA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Stroke Tungkai Stroke tungkai atau gerakan tungkai merupakan gerakan tungkai ke atas dan bawah secara bergantian dan terus menerus. Gerakan tungkai gaya

Lebih terperinci

Trauma Lahir. dr. R.A.Neilan Amroisa, M.Kes., Sp.S Tim Modul Tumbuh Kembang FK Unimal 2009

Trauma Lahir. dr. R.A.Neilan Amroisa, M.Kes., Sp.S Tim Modul Tumbuh Kembang FK Unimal 2009 Trauma Lahir dr. R.A.Neilan Amroisa, M.Kes., Sp.S Tim Modul Tumbuh Kembang FK Unimal 2009 Jenis trauma lahir 1. Trauma lahir pada kepala Ekstrakranial Intrakranial 2. Trauma Medulla Spinalis 3. Trauma

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2014 bertempat di Laboratorium Anatomi, Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BERBAGAI MACAM TES UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESTABILAN SENDI LUTUT. Oleh: Bambang Priyonoadi Jur. PKR-FIK-UNY

BERBAGAI MACAM TES UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESTABILAN SENDI LUTUT. Oleh: Bambang Priyonoadi Jur. PKR-FIK-UNY BERBAGAI MACAM TES UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESTABILAN SENDI LUTUT Oleh: Bambang Priyonoadi Jur. PKR-FIK-UNY Abstrak lutut mudah sekali terserang cedera traumatik. Persendian ini kurang mampu melawan kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis. Pemelihara kesehatan

Lebih terperinci

PENGANTAR ANATOMI & FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

PENGANTAR ANATOMI & FISIOLOGI TUBUH MANUSIA Pertemuan 1 PENGANTAR ANATOMI & FISIOLOGI TUBUH MANUSIA MK : Biomedik Dasar Program D3 Keperawatan Akper Pemkab Cianjur tahun 2015 assolzain@gmail.com nersfresh@gmail.com www.mediaperawat.wordpress.com

Lebih terperinci

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment Dislokasi Hips Posterior Mekanisme trauma Caput femur dipaksa keluar ke belakang acetabulum melalui suatu trauma yang dihantarkan pada diafisis femur dimana sendi panggul dalam posisi fleksi atau semifleksi.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu dan teknologi pada zaman modern ini sangat. perlu melakukan sesuatu yang terlalu membebankan tubuh dan anggota

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu dan teknologi pada zaman modern ini sangat. perlu melakukan sesuatu yang terlalu membebankan tubuh dan anggota 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi pada zaman modern ini sangat menunjang begitu banyak kemudahan bagi manusia dalam melakukan aktifitas gerak dan fungsionalnya. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar

acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar PEMBAHASAN Lokomosi pada MEP ditandai dengan perpindahan dari satu posisi ke posisi lainnya. Saat melakukan perpindahan, MEP mampu melakukan perpindahan baik secara quadrupedalism maupun bipedalism (Napier

Lebih terperinci

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) :

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) : Sindrom Kanalis Cubitalis (Cubital Tunnel Syndrome) Kesemutan atau baal biasanya terjadi di jari manis. Atau terjadi di wilayah saraf ulnaris. Gejalanya seperti sindrom ulnaris. Baal biasanya terjadi tidak

Lebih terperinci

PENAMBAHAN TEKNIK MANUAL THERAPY PADA LATIHAN PENDULAR CODMAN LEBIH MENINGKATKAN LINGKUP GERAK SENDI PADA SENDI GLENOHUMERAL PENDERITA FROZEN SHOULDER

PENAMBAHAN TEKNIK MANUAL THERAPY PADA LATIHAN PENDULAR CODMAN LEBIH MENINGKATKAN LINGKUP GERAK SENDI PADA SENDI GLENOHUMERAL PENDERITA FROZEN SHOULDER TESIS PENAMBAHAN TEKNIK MANUAL THERAPY PADA LATIHAN PENDULAR CODMAN LEBIH MENINGKATKAN LINGKUP GERAK SENDI PADA SENDI GLENOHUMERAL PENDERITA FROZEN SHOULDER JOHANES SURYA SALIM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh secara biologis maupun psikologis sehat, dalam arti bahwa tubuh dapat

BAB I PENDAHULUAN. tubuh secara biologis maupun psikologis sehat, dalam arti bahwa tubuh dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu keadaan bebas dari penyakit, baik penyakit fisik maupun penyakit mental dan juga bebas dari kecacatan, sehingga keadaan tubuh secara biologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga ikut mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering jumpai seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga ikut mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering jumpai seseorang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga ikut mempengaruhi perkembangan fisioterapi, dimana telah disebutkan dalam KEPMENKES 1363 tahun 2001 BAB 1, pasal 1 ayat

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN DENGAN BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN DENGAN BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN DENGAN BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Jurusan Fisioterapi

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN TERAPI LATIHAN DAN INFRA RED (IR) PADA KONDISI POST DISLOKASI SENDI ACROMIOCLAVICULAR DEXTRA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN TERAPI LATIHAN DAN INFRA RED (IR) PADA KONDISI POST DISLOKASI SENDI ACROMIOCLAVICULAR DEXTRA PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN TERAPI LATIHAN DAN INFRA RED (IR) PADA KONDISI POST DISLOKASI SENDI ACROMIOCLAVICULAR DEXTRA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Anatomi Vertebra. Gambar 1. Anatomi vertebra servikalis. 2

Anatomi Vertebra. Gambar 1. Anatomi vertebra servikalis. 2 Anatomi Vertebra Tulang belakang (vertebra) dibagi dalam dua bagian. Di bagian ventral terdiri atas korpus vertebra yang dibatasi satu sama lain oleh discus intervebra dan ditahan satu sama lain oleh ligamen

Lebih terperinci

ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM

ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM ADAPTASI LOKOMOSI BERLARI Melibatkan gerakan cyclic dan berulang anggota gerak (stride=satu siklus anggota gerak pada gait tertentu) Gait = satu kali

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Pergelangan dan Tangan (Wrist Joint and Hand)

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Pergelangan dan Tangan (Wrist Joint and Hand) MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Pergelangan dan Tangan (Wrist Joint and Hand) Tim Penyusun : Muh. Irfan, SKM, S.Ft, M.Fis Wismanto, SSt.Ft, S.Ft,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggota gerak pada manusia merupakan anggota gerak yang sangat penting sepanjang daur kehidupan manusia, baik anggota gerak atas maupun anggota gerak bawah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungannya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. optimal untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungannya. Hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai mahluk biopsikososial membutuhkan kondisi yang optimal untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Nyeri Bahu Akibat Frozen Shoulder

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Nyeri Bahu Akibat Frozen Shoulder BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Frozen Shoulder 2.1.1 Pengertian Nyeri Bahu Akibat Frozen Shoulder Frozen shoulder adalah suatu syndrom atau kondisi dengan keluhan nyeri dan keterbatsan gerak aktif dan pasif

Lebih terperinci

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Sendi ini dibentuk oleh kondilus mandibula

Lebih terperinci

Wan Rita Mardhiya, S. Ked

Wan Rita Mardhiya, S. Ked Author : Wan Rita Mardhiya, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UR http://www.yayanakhyar.co.nr PENDAHULUAN Fraktur femur mempunyai pengaruh sosial ekonomi

Lebih terperinci

Fisiologi Tulang (Humerus) 1. Anatomi Humerus

Fisiologi Tulang (Humerus) 1. Anatomi Humerus Fisiologi Tulang (Humerus) 1. Anatomi Humerus Humerus (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada

Lebih terperinci

ROM (Range Of Motion)

ROM (Range Of Motion) Catatan : tinggal cari gambar ROM (Range Of Motion) A. Pengertian Range Of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TENDINITIS BICIPITALIS SINISTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TENDINITIS BICIPITALIS SINISTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TENDINITIS BICIPITALIS SINISTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Oleh : AUGUST SAPTAHADY Z.P J100110066 Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2015 ANALISIS KINESIOLOGI TEKNIK CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2015 ANALISIS KINESIOLOGI TEKNIK CABANG OLAHRAGA PANAHAN ANALISIS KINESIOLOGI TEKNIK CABANG OLAHRAGA PANAHAN Kadek Dian Vanagosi, S.Pd., M.Pd. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi

Lebih terperinci

MAHASISWA AKADEMI FISIOTERAPI WIDYA HUSADA SEMARANG

MAHASISWA AKADEMI FISIOTERAPI WIDYA HUSADA SEMARANG TESIS PERBANDINGAN ANTARA KOMBINASI LATIHAN STABILISASI BAHU DAN TRAKSI HUMERUS KE INFERIOR DENGAN KOMBINASI LATIHAN FUNGSIONAL BAHU DAN TRAKSI HUMERUS KE INFERIOR DALAM MENURUNKAN DISABILITAS BAHU DAN

Lebih terperinci

DDH (Developmental Displacement of the Hip)-I

DDH (Developmental Displacement of the Hip)-I DDH (Developmental Displacement of the Hip)-I DDH juga diistilahkan sebagai Developmental Displasia of the hip. Dahulu, lebih populer dengan nama CDH (Congenital Dislocation of the Hip) atau yang dalam

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. Kode Mata Kuliah : IOF 219. Materi : Sendi

BAHAN AJAR. Kode Mata Kuliah : IOF 219. Materi : Sendi BAHAN AJAR Mata Kuliah : Kinesiologi Kode Mata Kuliah : IOF 219 Materi : Sendi A. Pengertian Sendi, Persambungan, atau artikulatio adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pertemuan antara dua atau

Lebih terperinci

CEDERA PADA EXTREMITAS SUPERIOR SUFITNI. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

CEDERA PADA EXTREMITAS SUPERIOR SUFITNI. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara CEDERA PADA EXTREMITAS SUPERIOR SUFITNI Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Cedera yang dapat terjadi pada extremitas superior adalah : 1. Cedera pada bahu 2. Cedera pada siku

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: frozen shoulder, traction oscillations, ultrasound, application kontraplanar SWD, ROM.

ABSTRACT. Keywords: frozen shoulder, traction oscillations, ultrasound, application kontraplanar SWD, ROM. Pengaruh Penambahan SWD Aplikasi Modifikasi Kontraplanar pada Intervensi Ultrasound dan Traksi Osilasi Shoulder Peningkatan Jumlah Range Of Motion (Rom) Shoulder Bidang Frontal dan Bidang Transversal Penderita

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN DISLOKASI

LAPORAN PENDAHULUAN DISLOKASI LAPORAN PENDAHULUAN DISLOKASI LANDASAN TEORI MEDIK 1. PENGERTIAN Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (brunner&suddarth). Keluarnya

Lebih terperinci

Carpal tunnel syndrome

Carpal tunnel syndrome Carpal tunnel syndrome I. Definisi Carpal tunnel syndrome adalah keadaan nervus medianus tertekan di daerah pergelangan tangan sehingga menimbulkan rasa nyeri, parestesia, dan kelelahan otot tangan. Tempat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ERB S PARALYSIS DEXTRA. DI RSUP Dr SARDJITO YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ERB S PARALYSIS DEXTRA. DI RSUP Dr SARDJITO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ERB S PARALYSIS DEXTRA DI RSUP Dr SARDJITO YOGYAKARTA Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan

Lebih terperinci

MODUL PENANGANAN PATAH TULANG DAN CEDERA SENDI

MODUL PENANGANAN PATAH TULANG DAN CEDERA SENDI MODUL PENANGANAN PATAH TULANG DAN CEDERA SENDI TIM BANTUAN MEDIS BEM IKM FKUI 1 PENDAHULUAN Patah tulang merupakan cedera yang sering terjadi pada kecelakaan baik itu kecelakaan kerja, rumah tangga, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu keadaan bebas dari penyakit, baik penyakit fisik maupun penyakit mental dan juga bebas dari kecacatan, sehingga keadaan tubuh secara biologis

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL SYNDROME DI RSUP. DR. SARDJITO-YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL SYNDROME DI RSUP. DR. SARDJITO-YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL SYNDROME DI RSUP. DR. SARDJITO-YOGYAKARTA Disusun oleh: DEWI FITRIANI J 100 090 060 Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

Lampiran 4. Penatalaksanaan Terapi Masase pada Cedera Bahu PANDUAN MASASE DAN TERAPI LATIHAN PADA CEDERA BAHU A. Panduan Massage 1. NO 1. Masase Frirage Pada Bahu Posisi Pronation Sendi Masase Keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (Direktorat bina

BAB I PENDAHULUAN. serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (Direktorat bina BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini kemampuan dan fisik yang prima mutlak harus dimiliki oleh setiap manusia, dimana dalam menjalankan aktivitas sehari-hari kita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangkan kesempatan atlet profesional mendapatkan sumber. olahraga non-kontak yang memerlukan lompatan, perubahan cepat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangkan kesempatan atlet profesional mendapatkan sumber. olahraga non-kontak yang memerlukan lompatan, perubahan cepat dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera olahraga merupakan momok yang sangat menakutkan bagi seorang atlet profesional, karena cedera akan membuat si atlet kehilangan waktu mengikuti latihan

Lebih terperinci

Lampiran 4 Jenis otot pada kelompok otot 1 (otot proksimal paha) No. Kelompok Otot Jenis Otot 1. Kelompok Otot 1 (Otot Proksimal Paha)

Lampiran 4 Jenis otot pada kelompok otot 1 (otot proksimal paha) No. Kelompok Otot Jenis Otot 1. Kelompok Otot 1 (Otot Proksimal Paha) 86 Lampiran 4 Jenis otot pada kelompok otot 1 (otot proksimal paha) No. Kelompok Otot Jenis Otot 1. Kelompok Otot 1 (Otot Proksimal Paha) M. tensor fascia latae M. biceps femoris M. gluteus medius M. vastus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Osteologi, Miologi, dan Arthrologi Leher Leher merupakan bagian dari tubuh manusia yang terletak di antara thorax dan caput. Leher termasuk ke dalam columna vertebrales. Batas

Lebih terperinci

dengan processus spinosus berfungsi sebagai tuas untuk otot-otot dan ligamenligamen

dengan processus spinosus berfungsi sebagai tuas untuk otot-otot dan ligamenligamen 6 ke lateral dan sedikit ke arah posterior dari hubungan lamina dan pedikel dan bersama dengan processus spinosus berfungsi sebagai tuas untuk otot-otot dan ligamenligamen yang menempel kepadanya. Processus

Lebih terperinci

Movement Of The Thorax : Pendekatan Kinesiologi

Movement Of The Thorax : Pendekatan Kinesiologi 38 Movement Of The Thorax : Pendekatan Kinesiologi 1 Hidayaturrahmi, 2 Reza Maulana 1 Bagian Anatomi Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 2 Bagian Anatomi Histologi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teoritis Penyebab frozen shoulder diduga merupakan respon auto immobilisasi terhadap hasil-hasil rusaknya jaringan lokal karena inflamasi pada membran sinovial dan

Lebih terperinci