PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM Oleh: ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 5 KUTOSARI TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 20. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

Kata kunci : Macromedia flash, sains teknologi masyarakat, IPA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia pada era global dan

PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD JURNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN. didik secara benar. dengan demikian, proses pembelajaran ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. pendidikan adalah agar anak tersebut bertambah pengetahuan dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) di Kelas III SDN Mire

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JUDUL : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ISU STRATEGI MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan membangun dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deana Zefania, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan bukan hanya belajar dari tidak tahu untuk menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

E.ISSN P.ISSN Vol.3 No.1 Edisi Januari 2018

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM Oleh: Erni Marliani 1, Sumardi 2, Elly Sukmanasa 3 ABSTRAK Penelitian ini dengan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK), dilaksanakan secara kolaboratif dan dua siklus. Pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan empat tahap pada setiap siklus dengan menggunakan modifikasi desain PTK model Depdiknas (2010), yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas VI melalui penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Cibeureum sebanyak 43 siswa dengan komposisi 21 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus pertama memperoleh nilai rata-rata 58,95 atau sekitar 33%, sedangkan pada siklus kedua memperoleh nilai rata-rata 86,74 atau sebesar 93% artinya terjadi peningkatan dan perbaikan hasil belajar siswa. Begitu pula dengan hasil observasi perilaku siswa menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa Kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Cibeureum. Selain itu, penerapan model pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi belajar, kerjasama, dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Kata Kunci: Hasil Belajar, IPA, Sains Teknologi Masyarakat 1 Mahasiswa program studi PGSD 2 Staf pengajar program studi PGSD 3 Staf pengajar program studi PGSD 1

A. Pendahuluan Tujuan Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3 bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada rumusan tersebut tujuan pendidikan menurut Undang-Undang memberikan kejelasan bagi penyelenggara pendidikan untuk semaksimal mungkin mewujudkan fungsi dan tujuan tersebut dalam proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan sasaran. Namun kenyataannya strategi belajar yang diterapkan pada umumnya masih menggunakan pembelajaran konvensional yang lebih menekankan pada tujuan yang ingin dicapai dari proses belajar dibandingkan bagaimana tahapan-tahapan dari proses belajar itu sendiri. ` Selama peneliti menjalankan tugas sebagai guru di Sekolah Dasar Negeri Cibeureum Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor khususnya di 2 kelas IV, masih banyak kekurangan dan tantangan yang harus peneliti hadapi dalam proses pembelajaran. Hal ini terbukti, dari hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diperoleh siswa masih sangat minim. Dari 43 jumlah siswa hanya 11 siswa atau 26 % dari jumlah siswa yang mencapai nilai antara 70-90, dan 74 % siswa mendapatkan nilai antara 0-60 yang mana masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu 70. Seiring perkembangan zaman Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dan teknologi terus berkembang sehubungan tuntutan kebutuhan masyarakat. Sains, teknologi, dan masyarakat memiliki keterkaitan yang sangat erat. Keterkaitan ketiga unsur tersebut merupakan dasar terwujudnya suatu model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Dalam penelitian ini peneliti bermaksud mengadakan penelitian di kelas IV SDN Cibeureum dalam penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dengan harapan dapat menjawab semua permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Maka dengan didorong dengan keinginan yang kuat, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam Siswa Kelas IV Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi faktorfaktor penyebab terjadinya masalah rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas VI di Sekolah Dasar Cibeureum. Adapun rumusan masalahnya : Apakah penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan hasil belajar IPA?. Beberapa ahli mengungkapkan teori mengenai hasil belajar diantaranya yaitu Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2009:1) Hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instant, namun bertahap (sequensial). Sudjana (2009:22) mengatakan Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia melakukan pengalaman belajarnya. Slameto (2010:4) Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui sesuatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Dari kajian teoretik diatas dapat disintesiskan bahwa hasil belajar keseluruhan pola perilaku siswa secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, maupun pengetahuan yang diperoleh siswa setelah proses belajar 3 mengajar dalam suatu periode tertentu berdasarkan pengalaman yang diperoleh siswa dan bersifat sequensial, melewati beberapa proses ataupun tahapan-tahapan. Mata pelajaran yang diteliti adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Trianto (2011:136) Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya. Alit Maryana dan Praginda (2009:23) Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sitematis dirumuskan secara umum, ditandai oleh penggunaan metode ilmiah dan munculnya sikap ilmiah. Berdasarkan kajian teoretik diatas dapat disintesiskan bahwa merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar tersusun secara sistematis. Bukan sekedar kumpulan fakta, konsep, teori, hukum, ataupun prinsip semata melainkan berupa penemuan. Oleh karena itu agar pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam lebih bermakna bagi siswa maka perlu disusun pembelajaran yang menggunakan metode, model, atau pun media yang tepat.

Untuk mencapai hasil belajar yang efektif maka diperlukan penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. Tampubolon, (2011:37) Pada dasarnya model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (Society Technology Science atau STS) merupakan model pembelajaran sains yang senantiasa mengaitkan sains, teknologi dan manfaatnya bagi masyarakat. Model pembelajaran ini dapat melatih kepekaan siswa dalam menilai dampak lingkungan sebagai akibat dari perkembangan sains dan teknologi. Karli dan Sriyuliariatiningsih (2002:28) Suatu ide yang baik bila isu yang tengah terjadi di masyarakat dijadikan topik dalam pembelajaran di kelas yang berpusat pada siswa. Model pembelajaran tersebut dikenal dengan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat berorientasi pada konstruktivisme. Carin dan Horsey dalam Indrawati (2010:26) Implikasi model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat meliputi empat sintaks pembelajaran, yaitu: 1. Tahap invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang dibahas. 2. Tahap eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk 4 menyelidiki dan menemukan konsep. 3. Tahap penjelasan dan solusi, saat siswa memberikan penjelasanpenjelasan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan guru. 4. Tahap pengambilan tindakan, siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan, berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran baik bagi individu maupun masyarakat yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Berdasarkan kajian teoretik diatas dapat disintesiskan bahwa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat merupakan suatu keterkaitan yang sangat erat dan saling ketergantungan satu sama lain. Model pembelajaran ini sebagai antisipasi kesenjangan antara sains dan teknologi yang semakin berkembang seiring kebutuhan masyarakat sebagai pengguna sains dan teknologi. B. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian dengan penerapan model pembelajaran

Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada siswa kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Cibeureum dengan jumlah siswa sebanyak 43 orang dan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013, tepatnya pada tanggal 26 September sampai tanggal 10 Oktober tahun 2012. Dalam penelitian ini dilaksanakan dua siklus. Siklus pertama terdapat dua kali pertemuan. Setelah siklus I selesai dan rata-rata hasil belajar siswa siklus I belum mencapai KKM, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II. Setelah siklus II selesai dan hasil belajar siswa mencapai KKM. Pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan empat tahap pada setiap siklus dengan menggunakan modifikasi desain PTK model Depdiknas (2010), yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Adapun penjelasan dari tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan (planning) merupakan kegiatan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 2. Pelaksanaan tindakan (acting) implementasi atau penerapan dari perencanaan tindakan yang telah dibuat berkolaborasi dengan teman sejawat atau disebut juga kolaborator untuk merekam fakta yang terjadi selama kegiatan berlangsung. 5 3. Observasi (observing) dilaksanakan oleh pengamat atau observer bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk merekam sejauh mana efektivitas pelaksanaan tindakan kelas dilakukan, selain itu untuk mengamati perilaku siswa. 4. Refleksi (reflecting) adalah adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi dengan kata lain refleksi adalah evaluasi. C. Temuan Penelitian Sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat hasil belajar siswa masih dibawah KKM, dan setelah penelitian dilakukan hasil belajar siswa meningkat. Gambar 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus pertama memperoleh nilai rata-rata 58,95 sedangkan pada siklus kedua memperoleh nilai rata-rata 86,74 artinya terjadi peningkatan dan perbaikan hasil belajar siswa.

Gambar 2. Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar pada siklus pertama adalah 33%, pada siklus kedua ketuntasan hasil belajar meningkat sebesar 93% hal ini menunjukkan adanya peningkatan dan perbaikan hasil belajar sebesar 60%. D. Pembahasan Sebelum dilakukan penelitian dengan penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Cibeureum masih di bawah KKM. Rata-rata hasil belajar siswa hanya 56,4 dengan persentase sebesar 26%. Setelah peneliti menerapkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Pada siklus I, rata-rata hasil belajar mencapai 58,95 dengan presentase 33% siswa yang dinyatakan tuntas belajar. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang ditetapkan yakni 70 serta indikator pencapaian sebesar 6 75% siswa mencapai nilai di atas KKM. Hal ini dikarenakan penggunaan media yang kurang maksimal, materi yang terlalu luas, kondisi siswa yang kurang kondusif. Sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II. Peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II dengan melakukan perbaikan dari hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II ini diperoleh nilai rata-rata 86,74 dengan persentase 93% siswa yang dinyatakan tuntas belajar. Hal ini pun menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa sudah di atas KKM yang ditetapkan, persentase siswa yang sudah mencapai KKM pun sudah di atas indikator pencapaian yang ditetapkan. Siswa pun menjadi lebih aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang guru ajukan dan semakin memahami arti bekerja sama. E. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Cibereum. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar pada siklus I dan II, peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat dari ratarata hasil belajar pada setiap siklus, yakni pada siklus I ratarata hasil belajar mencapai 58,95 dengan persentase 33% siswa yang dinyatakan tuntas belajar. Pada siklus II rata-rata hasil

belajar mencapai 86,74 dengan persentase 93% siswa dinyatakan tuntas belajar. F. DAFTAR PUSTAKA Alit Mariana, I Made. Praginda, Wandy. 2009. Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Wacana Prima. Tampubolon, Saur. 2011. Penyesuaian Materi Diktat Bimbingan Penulisan KaryaTulis Ilmiah Terhadap Buku Pedoman Penulisan Skripsi PGSD, Diktat. Bogor: PGSD FKIP. Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. BIODATA PENULIS Indrawati. 2010. Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Karli, Hilda. Sriyuliariatiningsih, Margaretha. 2002. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Bina Media Informasi. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Susilana, Rudi. Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: 7 ERNI MARLIANI, Lahir di Bogor pada tanggal 5 Februari 1990 anak kedua dari 8 bersaudara putri dari pasangan Bapak Abdul Majid dan Ibu Juaningsih. Terlahir dan besar di Cileungsi yang beralamat di Kp. Rawa Belut RT 01/06 Ds. Cileungsi Kidul Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. Pendidikan yang telah ditempuh : SD Negeri Rawa Endah Lulus pada tahun 2002. Melanjutkan pendidikan Tingkat Pertama, yaitu SMPN 1 Cileungsi lulus pada tahun 2005, kemudian melanjutkan kembali pendidikan

Tingkat Menengah Atas yaitu di SMA Budi Utomo Perak Jombang dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, melanjutkan tingkat perguruan tinggi di Universitas Pakuan (Unpak) sampai saat ini. 8