Negara dengan penduduk yang sangat majemuk. masyarakatnya, sebagai contohnya di Indonesia terdapat organisasi-organisasi

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran: Keputusan Kongres XIV GP Ansor Tahun 2011 No. 06/K-XIV/P5/ I/2011. PERATURAN DASAR DAN PERATURAN RUMAH TANGGA Surabaya, 16 Januari 2011

KHOLIDIN CH & FAHRUR ROZI ASWAJA NU CENTER BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. memiliki visi, misi dan tujuan yang berbeda. Organisasi adalah sebuah wadah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa. 1. Bentuk partisipasi anggota dan kader organisasi Gerakan Pemuda Ansor

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA DIKLATSAR BANSER TANGGAL 21 MARET 2014

sekretariat tim kartanu 2015 komplek ketintang regency no 17-19, telp surabaya jawa timur

BAB I PENDAHULUAN. Kaderisasi merupakan sebuah proses pencarian bakat atau pencarian sumber

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya harus diakui oleh konstitusi. Pengakuan tersebut harus harus tetap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sebuah Negara dibangun diatas dan dari desa, desa

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB V KESIMPULAN. menyebabkan beliau dihargai banyak ulama lain. Sejak usia muda, beliau belajar

BAB III PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN NU DI MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Pageruyung Kabupaten

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI,

ISLAM DI INDONESIA. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

BUPATI PADANG LAWAS BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WAKIL BUPATI PADANG LAWAS YANG SAYA HORMATI

PARTISIPASI ANGGOTA DAN KADER DALAM MEMBANGUN MODAL SOSIAL ORGANISASI GERAKAN PEMUDA ANSOR KECAMATAN PAGERUYUNG KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

PERATURAN ORGANISASI & PEDOMAN ADMINISTRASI NAHDLATUL ULAMA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA FESTIVAL JARAN KEPANG DALAM RANGKA HARLAH NU PAC KECAMATAN TENGARAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 02/KONBES-XVIII/VI/2012

BAB V PENUTUP. yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi. kehidupan serta sumber ajaran. Pada sisi ini, Muhammadiyah banyak

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

I. PENDAHULUAN. organisasi, baik itu organisasi resmi maupun organisasi sosial, berbagai

BAB I PENDAHULUAN. (Kementerian Pertanian, 2014). Sektor pertanian sangat penting dalam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1988), hlm Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru,

Manfaat Belajar Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa

BAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

ANGGARAN DASAR MUKADIMAH

Undang Undang No. 8 Tahun 1985 Tentang : Organisasi Kemasyarakatan

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNADAKSA

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 03/KONBES-XVIII/VI/2012

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1985 Tentang ORGANISASI KEMASYARAKATAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia sebagai salah satu Negara demokrasi. Pemilihan legislatif yang

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNANETRA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR65 TAHUN 2015 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN KARANG TARUNA 01 KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik sendiri dalam pelaksanaan pembangunan yang menuntut semua

RANCANGAN ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA NAHDLATUL ULAMA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. mobilisasi tidak mutlak, mobilisasi lebih dalam hal kampanye dan ideologi dalam

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pembangunan pedesaan sangat diperlukan untuk Indonesia karena

2015, No Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 4. Peraturan Kepala Arsip Nasi

BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT. dalam pesantren, pendidikan sangat berhubungan erat dengan

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Anggaran Rumah Tangga Tunas Indonesia Raya (TIDAR)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

TUGAS INI UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGENAI BAB I PENGANTAR MEMAHAMI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DIPERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. maka akan goncanglah keadaan masyarakat itu. diantara sifat beliau adalah benar, jujur, adil, dan dipercaya.

RAPAT KERJA CABANG MUSLIMAT NU KABUPATEN KULONPROGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA NOMOR : 03/BPM FIK UI/III/2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah salah satu partai yang berjaya pada masa

AMANAT TERTULIS PRESIDEN RI PADA PERINGATAN HARI BELA NEGARA Sabtu, 19 Desember 2015

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELANTIKAN PENGURUS MUSLIMAT NU ANAK CABANG KECAMATAN BERGAS MASA BHAKTI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM KERJA HIMATIKA FMIPA UNY 2017 HIMATIKA FMIPA UNY 2017

OLEH : LILIS SOLEHATI Y (KETUA BKWK DEKOPIN)

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNAGRAHITA

C. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Jika dirumuskan, adanya pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara dengan penduduk yang sangat majemuk. Kemajemukan Indonesia terlihat dari berbagai bidang kehidupan sosial masyarakatnya, sebagai contohnya di Indonesia terdapat organisasi-organisasi sosial yang jumlahnya sangat banyak. Bukti dari banyaknya organisasi yang ada di masyarakat kita adalah dalam hal organisasi sosial untuk wilayah Jawa Tengah saja menurut BPS Jawa Tengah pada tahun 2010 tercatat 1.302 organisasi sosial yang terdapat di seluruh kabupaten di provinsi Jawa Tengah (BPS Jateng. 2010). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2012 (http://kamusbahasaindonesia.org/organisasi), organisasi diartikan sebagai berikut; pertama organisasi adalah kesatuan (susunan dsb) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dsb) dalam perkumpulan dsb untuk tujuan tertentu; kedua, organisasi adalah kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Organisasi Kemasyarakatan dalam Pasal 1 UU No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Bab I (1), yang dimaksud dengan Organisasi Kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang 1

2 Maha Esa, untuk berperanserta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila Organisasi massa yang sekarang hangat di bicarakan adalah ormasormas Islam, karena pada saat ini ormas-ormas tersebut dihadapkan dengan berbagai masalah sosial yang ada. Hal ini menuntut organisasi-organisasi tersebut untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai yang dianutnya. Salah satu dari organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia adalah Nahdlatul Ulama (NU). NU sebagai organisasi massa yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy ari merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan yang diidentikkan dengan organisasi massa Islam tradisional. Dari awal berdirinya yaitu tahun 1926, NU tidak terlepas dari identitasnya sebagai kelompok massa Islam yang sangat mempertahankan budaya Islam yang diwarnai budaya asli Indonesia. Bahkan tidak berlebihan jika berdirinya NU pun disebut-sebut sebagai usaha yang sifatnya defensif atas identitasnya sebagai Islam yang tradisional. Alasan ini merupakan buntut panjang dari kelanjutan sejarah Islam di masa lalu baik sifatnya yang ke-indonesiaan maupun yang sifatnya international (Zamakhsyari, 2011:143-144) NU mempunyai tujuan untuk mensejahterakan para anggotanya pada khususnya dan semua masyarakat pada umumnya baik dari segi spiritual keagamaan maupun yang sifatnya sosial kemasyarakatan. NU sering dikenal sebagai organisasi yang mempunyai basis massa di wilayah pedesaan,

3 walaupun tidak sedikit pula yang ada di kota-kota khususnya di wilayah Jawa Timur. (Zamakhsyari, 2011:145). Di dalam perkembangannya untuk mencapai tujuan organisasi, NU mempunyai badan-badan otonom yang berada dibawahnya yaitu seperti organisasi anakan dari NU yang salah satunya adalah GP Ansor. Badan Otonom NU adalah badan di bawah NU yang berfungsi dalam melaksanakan tujuan dan kebijakan NU yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan beranggotkan perseorangan(gp Ansor Kab. Cirebon tersedia dalam http://nu-kabcirebon.blogspot.com/feeds/posts/default?alt=rss). Berikut ini adalah tabel badan-badan otonom yang berada di bawah naungan NU:

4 Tabel 1. Daftar Nama Badan Otonom Organisasi Nahdhatul Ulama No Badan Otonom Keterangan 1 2 Jam iyyah Ahli Thariqah AI Mu tabarah An-Nahdliyyah Jam iyyatul Qurra Wal Huffazh 3 Muslimat Nahdlatul Ulama 4 Fatayat Nahdlatul Ulama 5 6 7 8 9 Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) katan Pelajar Putri Nahdlalul Ulama l (IPPNU) Ikatan Sarjana Nahdlalul Ulama (ISNU) Serikat Buruh Muslimin Indonesia 10 Pagar Nusa pengikut tharekat yang mu tabar di lingkungan Nahdlatul Ulama serta membina dan mengembangkan seni hadrah kelompok Qori/Qoriah dan Hafizh Hafizhah Kelompok perempuan Nahdlatul Ulama Kelompok perempuan muda Nahdlatul Ulama pada anggota pemuda Nahdlatul Ulama Kelompok pelajar laki-iaki dan santri laki-iaki Kelompok pelajar perempuan dan santri perempuan kelompok sarjana dan kaum intelektual Kelompok yang beranggotakanburh, dengan fokus pada bidang kesejahteraan dan pengembangan ketenagakerjaan Kelompok pengembang seni bela diri Sumber: GP Ansor Kab. Cirebon tersedia dalam http://nukabcirebon.blogspot.com/feeds/posts/default?alt=rss

5 Berdirinya GP Ansor tidak jauh berbeda dengan berdirinya NU sebagai induk organisasinya, perkembangan sejarah mengenai berdirinya GP Ansor seperti yang dikemukakan oleh Hernoe R (2006 pada http://gpansor.org/profil/sejarah-berdirinya-ansor), GP Ansor dilahirkan sebagai akibat dari perbedaan pendapat antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan (organisasi keagamaan yang bergerak di bidang kepemudaan, pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader pada masa itu) KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis. Dua tahun setelah perpecahan itu, pada 1924 para pemuda yang mendukung KH Abdul Wahab (yang kemudian juga menjadi pendiri NU) membentuk wadah dengan nama Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air). Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO). GP Ansor hingga saat ini telah berkembang sedemikan rupa menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan, keislaman dan kebangsaan yang mempunyai massa yang besar. GP Ansor hingga saat ini telah berkembang memiliki 433 Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (Tingkat Provinsi) hingga ke tingkat desa (GP Ansor: 2006 tersedia dalam http://gp-ansor.org/profil/sejarah-berdirinya-ansor).

6 Terlepas dari pemaparan mengenai sejarah singkat tentang NU dan GP Ansor di atas, dalam konteks masyarakat pedesaan, pemanfaatan hubungan sosial atau sumber daya merupakan bagian penting dari strategi-strategi, kiatkiat dan cara dalam mempertahankan dan mengembangkan organisasi yang menjadi ladang perjuangan mereka. NU dan GP Ansor yang sebagian besar massanya berada di wilayah pedesaan, senantiasa dituntut untuk mampu menjalankan dan mendayagunakan sumberdaya yang dimiliki sesuai dengan karakteristik masyarakat pedesaan. Selain kemampuan untuk mendayagunakan sumberdaya yang dimilikinya, modal sosial merupakan faktor penting bagi sebuah organisasi seperti GP Ansor karena modal sosial merupakan wujud dari kemampuan masyararakat untuk bekerjasama guna mencapai tujuan bersama. Seperti yang dikemukakan Agus Supriyono dkk (2009: 2) yang mengutip dari Coleman yang menyatakan bahwa modal sosial dapat didefinisikan sebagai kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama, demi mencapai tujuan-tujuan bersama, di dalam berbagai kelompok dan organisasi. Bourdieu(John Field, 2010: 23) juga mengemukakan bahwa modal sosial merupakan jumlah sumber daya aktual maupun maya, yang berkumpul pada individu atau kelompok karena memiliki jaringan tahan lama berupa hubungan timbal balik perkenalan dan pengakuan yang sedikit banyak terinstitusionalkan. Modal sosial seperti ini yang dimiliki oleh GP Ansor merupakan titik tumpu yang penting dalam peranannya bagi sebuah kelompok sosial yang ada di pedesaan.

7 Kemudian bagian inti dari modal sosial adalah terletak padakerjasama yang diwarnai oleh suatu pola inter-relasi yang timbal balik dan saling menguntungkan serta dibangun diatas kepercayaan yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang positif dan kuat akan maksimal jika didukung oleh semangat proaktif,selanjutnya membuat jalinan hubungan diatas prinsip-prinsip sikap yang partisipatif, sikap yang saling memperhatikan, saling memberi dan menerima, saling percaya mempercayai, dan diperkuat oleh nilai-nilai dannorma-norma yang mendukungnya (Jousairi Hasbullah. 2006: 9). Maka dalam hal ini partisipasi merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai kerjasama dan membangun modal social yang baik untuk mencapai tujuan organisasi. Realita di lapangan menunjukkan bahwa organsasi GP Ansor yang merupakan badan otonom dari NU, di dalamnya muncul permasalahan tentang partisipasi anggota dalam berbagai kegiatan keorganisasian NU khususnya GP Ansor, yaitu terjadi penurunan partisipasi anggota GP Ansor dalam berbagai kegiatan keorganisasian. Hal ini disebabkan massa dari NU yang sering disebut sebagai kaum muslim tradisional sering mempengaruhi tindakan mereka dalam keorganisasian yang pasif.penurunan partisipasi anggota dalam kegiatan organisasi menjadi masalah besar dalam tubuh GP Ansor, karena hal tersebut bisa membuat kekompakan, dukungan serta semangat anggota pada organisasi yang semula menggema dalam semangat pemuda Islam yang tangguh menjadi lemah dan hilang. Hal tersebut sangat terlihat dalam observasi pra penelitian yang telah dilakukan.

8 Partisipasi anggota dalam organisasi GP Ansor merupakan salah satu dari unsur yang membangun modal sosial.usulan, masukan, dan kinerja menjadikan organisasi penuh dengan kemantapan dalam menjalankan semua kegiatannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Tanpa adanya partisipasi maka unsur modal sosial yang lain tidak akan mempunyai arti yang penting.seperti keterangan Jousairi Hasbullah dalam Jurnal yang disusun Inayah (2012) menjelaskan bahwa unsur-unsur modal sosial terdiri dari, partisipasi, resiprocity, trust, norma sosial, nilai sosial dan tindakan proaktif yang semuanya berkolaborasi dan memberikan efek efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan terkoordinasi. Itulah sebabnya mengapa partisipasi sebagai unsur pembangun modal sosial itu harus dijaga keberadaannya. Partisipasi merupakan sikap untuk selalu terlibat baik mental maupun emosional seseorang atau individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan kelompok serta tanggung jawab bersama (Siti Irene, 2011: 51). Bentuk kepedulian anggota GP Ansor yang terwujud dalam keikutsertaan dalam kegiatan organisasi merupakan sikap yang sangat diharapkan guna mencapai tujuan bersma. Sikap aktif dalam partisipasi seperti inilah yang merupakan bagian penting dari unsur modal sosial dalam sebuah organisasi. Situasi pada GP Ansor Pengurus Anak Cabang Kecamatan Pageruyung yang mengalami penurunan partisipasi anggotanya merupakan ancaman serius bagi eksistensi organisasi

9 karena partisipasi merupakan unsur yang penting dalam membangun modal sosial. Pada observasi prapenelitian di lapangan didapatkan informasi bahwa jumlah anggota yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan keorganisasian GP Ansor mengalami penurunan dalam beberapa periode kepengurusan terakhir. Sebagai buktinya adalah tingkat partisipasi anggota yang rendah dalam kegiatan yang diadakan organisasi serta bentuk kepengurusan yang terlihat seperti dikuasai oleh orang-orang tertentu yang terlihat aktif dalam organisasi dari tahun ketahun. GP Ansor Kecamatan Pageruyung sebagai bagian dari NU Kecamatan Pageruyung yang notabenya adalah ormas Islam yang diikuti sebagaian besar masyarakat Kecamatan Pageruyung sangat menarik untuk dikaji karena pada saat yang bersamaan masyarakat Pageruyung yang sebagian besar adalah warga yang beragama Islam ala NU (Islam yang beraqidah Ahlussunah wal Jamaah, yaitu Islam dengan teologi yang diajarkan oleh Abu Hasan Al Asyari dan Abu Mansur Al-Maturidi di bidang fiqih menganut madzhab 4, tasawuf menganut Imam Ghazali dan Abu Junaid Al Baghdadi. dan siyasah menganut Al-Mawardi) tidak diikuti dengan partisipasi mereka dalam kegiatan keorganisasian Islam NU. Kajian sosial mengenai organisasi massa Islam masih terbatas, maka pada penelitian ini peneliti mencoba mengkaji lebih dalam tentang bagaimana partisipasi dalam membangun modal sosial yang dimiliki oleh kelompok sosial dalam organisasi massa Islam, dapat membentuk kelompok sosial yang

10 mampu memberikan dukungan, loyalitas dan apresiasi terhadap organisasi yang diikuti sebagai organisasi terbaik dalam mencapai tujuannya, serta juga dapat menggali informasi tentang bagaimana dinamika anggota organisasi di tengah terjadinya krisis partisipasi keorganisasian di dalam sebuah organisasi massa yang dalam hal ini adalah GP Ansor. Berdasarkan uraian di atas fokus dari penelitian yang akan dilaksanakan yaitu mengenaiperan Partisipasi dalam Membangun Modal Sosial Organisasi Gerakan Pemuda Ansor NU Kecamatan Pageruyung Kabupaten Kendalyaitu studi pada GP Ansor di wilayah Kecamatan Pageruyung kab. Kendal. GP Ansor di wilayah Kecamatan Pageruyung merupakan salah satu bagian dari keluarga besar organisasi NU di Kecamatan Pageruyung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat di identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: a. Penurunan partisipasi anggota dalam berbagai kegiatan keorganisasian membawa permasalahan dalam organisasi tersebut. b. Jumlah anggota yang besar tidak diikuti dengan partisipasi yang tinggi. c. Basis massa GP Ansor yang sering disebut sebagai kaum muslim tradisional sering mempengaruhi tindakan mereka dalam keorganisasian yang pasif. d. Adanya indikasi kepengurusan organisasi GP Ansor hanya dipegang oleh orang-orang tertentu dari tahun ketahun

11 C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih spesifik sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang terarah pada aspek yang akan diteliti, maka penelitian ini difokuskan pada Partisipasi Anggota dan Kader dalam Membangun Modal Sosial Organisasi Gerakan Pemuda Ansor Nu Kecamatan Pageruyung Kabupaten Kendal D. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan bagian yang memiliki peranan penting dalam penelitian, karena merupakan motor penggerak untuk melakukan sebuah penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana bentuk partisipasi anggota dan kader dalam organisasi Gerakan Pemuda Ansor Nahdhatul Ulama Kecamatan Pageruyung? 2. Faktor apa yang mempengaruhi partisipasi anggota dan kader dalam membangun modal sosial organisasi GP Ansor Kecamatan Pageruyung? 3. Bagaimana peran partisipasi dalam membangun modal sosial organisasi GP Ansor NU Kecamatan Pageruyung? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan massalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah:

12 1. Untuk mengetahui bentuk partisipasi anggota dan kader Gerakan Pemuda Ansor NU Kecamatan Pageruyung. 2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota dan kader dalam membangun modal sosial organisasi GP Ansor Kecamatan Pageruyung. 3. Untuk menegetahui peran partisipasi dalam membangun modal sosial organisasi GP Ansor NU Kecamatan Pageruyung. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperolehdari hasil penelitian ini sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi mengenai modal sosial Gerakan Pemuda NU di wilayah perdesaan, khususnya pada Gerakan Pemuda Ansor NU Kecamatan Pageruyung b. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam dunia pendidikan dan pengembangan ilmu Sosiologi terutama mengenai kajian modal sosial dalam organisasi massa ataupun kelompok sosial. c. Dapat menjadi referensi dan informasi untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta

13 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah koleksi bacaan dan informasi sehingga dapat digunakan sebagai sarana dalam menambah wawsan yang lebih luas. b. Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk referensi dan sumber informasi mengenai modal sosial organisasi massa/ kelompok sosial. c. Bagi Peneliti 1) Penelitian ini dilaksanakan untuk menyelasaikan studi dan mendapatkan gelar sarjana (S1) pada program studi Pendidikan Sosiologi FIS UNY 2) Memberi bekal pengalaman untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku kuliah ke dalam karya nyata. 3) Dapat mengetahui modal sosial pada suatu organisasi massa yaitu Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Pageruyung Kabupaten Kendal. d. Bagi GP Ansor Pageruyung Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk referensi dan sumber informasi mengenai modal sosial organisasi massa GP Ansor sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijuakan selanjutnya.