BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang

BAB I PENDAHULUAN. Waktu hidup adalah waktu terjadinya suatu peristiwa. Peristiwa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperhatikan adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai suatu event

terdefinisi. Oleh karena itu, estimasi resiko kematian pasien dapat diperoleh berdasarkan nilai hazard ratio. Model hazard proporsional parametrik

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulisan skripsi. Teori penunjang tersebut adalah: Regresi logistik, analisis survival,

BAB III PEMBAHASAN. extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian di dunia teknologi, khususnya bidang industri dan medis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Halaman. viii

BAB III LANDASAN TEORI. analisis kesintasan bertujuan menaksir probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan,

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III ESTIMASI BIAYA GARANSI TV. Pada bab ini akan dibahas tahapan-tahapan yang dilakukan untuk

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

BAB III REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR)

Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang tema yang diambil dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan berperan penting dalam memajukan

PERLUASAN REGRESI COX DENGAN PENAMBAHAN PEUBAH TERIKAT-WAKTU

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR PENGARUH LAMA PROSES PELAYANAN IMB (IZIN

BAB I PENDAHULUAN. tinjauan pustaka dan sistematika penulisan Tesis yaitu sebagai berikut.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

REGRESI LOG-LOGISTIK UNTUK DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE I. oleh NANDA HIDAYATI M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Survival

BAB IV KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 64

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah suatu indikator terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E

BAB I PENDAHULUAN. Cure rate models merupakan model survival yang memuat cured fraction dan

KAJIAN DATA KETAHANAN HIDUP TERSENSOR TIPE I BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL DAN SIX SIGMA. Victoria Dwi Murti 1, Sudarno 2, Suparti 3

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

Regresi Cox pada Survei Kompleks (Studi Kasus: Lama Pemberian ASI)

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI LOG-LOGISTIK ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN. ii Bagaimana rata-rata atau nilai tengah dibuat oleh Stimulan eksternal.

SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI. Abstract

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI TERBATAS DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel

RESIDUAL COX-SNELL DALAM MENENTUKAN MODEL TERBAIK DALAM ANALISIS SURVIVAL

Model Survival Nonparametrik Pada Data Rawat Inap Pasien Diare di Puskesmas Indralaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan pengertian tentang distribusi Weibull, maximum

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Penerapan Model Frailty Weibull-Eksponensial pada Data Tabel Mortalitas Indonesia Tahun 1999

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan

TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains HASNARIKA NIM /2007

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LANDASAN TEORI. Dalam proses penelitian pendugaan parameter dari suatu distribusi diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI COX PROPORTIONAL HAZARD MODEL PARAMETRIK PADA ANALISIS SURVIVAL (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Internasional Batam)

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman Online di:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Distribusi Weibull Power Series

Keywords: Stratified Cox, Cox Proportional Hazard, MPLE, Haemorrhagic Stroke, Recurrent Events

TINJAUAN PUSTAKA. Distribusi Weibull adalah distribusi yang paling banyak digunakan untuk waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Kleinbaum dan Klein, 2005). Persson (2002) mengatakan data sintasan adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan waktu, mulai dari awal sampai terjadinya suatu peristiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. namun adakalanya angka-angka tersebut semata-mata dikumpulkan tanpa maksud atau

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat

MODEL REGRESI PROBIT BIVARIAT

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio

Transkripsi:

BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU 3.1 Model Regresi Cox Proportional Hazard dengan Variabel Terikat oleh Waktu Model regresi Cox proportional hazard secara umum memuat satu atau lebih variabel prediktor bebas oleh waktu yang digunakan untuk memprediksi status dari variabel responnya. Sehingga model regresi Cox proportional hazard dapat dituliskan sebagai berikut: h, =h exp 3.1.1 Model perluasan regresi Cox proportional hazard merupakan model yang melibatkan variabel prediktor bebas oleh waktu dan variabel prediktor terikat oleh waktu. Seperti halnya model regresi Cox proportional hazard, perluasan model ini memuat fungsi baseline hazard (h 0 ) dikalikan dengan fungsi eksponensial. Dalam model perluasan regresi Cox proportional hazard, fungsi eksponensial memuat variabel prediktor bebas oleh waktu yang dinotasikan dengan dan variabel prediktor terikat oleh waktu dinotasikan dengan. Model perluasan regresi Cox proportional hazard ditunjukkan sebagai berikut: h, =h exp + 3.1.2 24

25 Atau secara umum, model perluasan regresi Cox proportional hazard hanya memuat satu atau lebih variabel prediktor terikat oleh waktu yang dinotasikan dengan sehingga model perluasannya dapat dituliskan sebagai berikut: h, =h exp 3.1.3 dimana h 0 = fungsi baseline hazard. = variabel prediktor bebas oleh waktu pada saat ke-i. = kumpulan dari variabel prediktor terikat oleh waktu pada saat ke-i. 1, 2,,1, 1, 2,,2. = fungsi waktu untuk variabel prediktor terikat oleh waktu ke-i. dengan i = 1, 2, 3.2 Rasio Hazard untuk Model Perluasan Regresi Cox Proportional Hazard Bagian utama dari model ini adalah asumsi proportional hazard yang tidak terpenuhi ketika dalam penggunaan model perluasan regresi Cox proportional hazard dengan penambahan variabel terikat oleh waktu. Rasio hazard (HR) dalam model perluasan ini dideskripsikan sebagai rasio laju kegagalan pada saat t dari spesifikasi dua kelompok variabel prediktor. Dinotasikan dua kelompok variabel prediktor yaitu dan sehingga rasio hazard untuk model perluasan regresi Cox proportional hazard adalah sebagai berikut: =

26 = [ ] [ ] 1 2 =exp + =1 =1 3.2.1 Pada umumnya, rumusan rasio hazard melibatkan perbedaan nilai pada variabel terikat oleh waktu pada saat t sehingga rasio hazard memuat fungsi waktu. Dalam rasio hazard pada model perluasan regresi Cox proportional hazard, nilai koefisien akan berbeda-beda pada setiap variabel terikat oleh waktu dan koefisien direpresentasikan sebagai pengaruh keseluruhan dari hubungan antara variabel-variabel terikat oleh waktu dengan mempertimbangkan semua waktu pada variabel yang digunakan dalam pengamatan. Contoh model perluasan regresi Cox proportional hazard dengan variabel terikat oleh waktu adalah sebagai berikut: h, =h exp[ + ] dengan = 1 0 maka rasio hazardnya adalah =,, = h exp [ 1 + 1 ] h exp [ 0 + 0 ] =exp 1 0 + 1 0 =exp+

27 Dalam rumusan rasio hazard, apabila nilai >0 maka rasio hazard akan naik bersamaan dengan naiknya waktu yang mengakibatkan rasio hazard tidak konstan dan asumsi proportional hazard tidak terpenuhi untuk model perluasan ini. 3.3 Pendugaan Parameter Penentuan taksiran regresi dan pengujian koefisien dalam model perluasan regresi Cox proportional hazard dapat diestimasi dengan menggunakan prosedur maksimum likelihood. Asumsi dasar dalam pembentukan fungsi likelihood adalah waktu hidup dan waktu penyensoran saling independen. Efek kovariat ditaksir melalui vektor regresi tanpa membuat suatu asumsi tentang fungsional dari baseline hazard dengan memaksimumkan fungsi kemungkinannya (likelihood function). Metode kemungkinan maksimum digunakan untuk menaksir yang dapat memaksimumkan peluang yang diperoleh dari waktu kegagalan yang diamati. Metoda kemungkinan maksimum marginal akan menghasilkan harga taksiran vektor regresi yang sama. Oleh karena itu, penggunaan pendekatan kemungkinan maksimum akan digunakan untuk menaksir dalam model regresi Cox proportional hazard dengan penambahan variabel terikat oleh waktu. Misalkan 1,, adalah waktu peristiwa kematian dari data kegagalan berpasangan dan tidak dilakukan sensor, r adalah banyaknya waktu kegagalan. adalah waktu kematian pada saat ke-j. Diberikan pula adalah kovariat ke-j yang berhubungan dengan individu yang memiliki waktu ketahanan. adalah

28 himpunan dari semua individu yang masih berada di bawah pengamatan pada waktu sebelum. Kemudian untuk setiap j, penaksir kemungkinan maksimum untuk kovariat dihasilkan melalui persamaan: = Probabilitas individu yang mati dengan kovariat saat diberikan satu individu mati di saat. =P individu mati dengan saat 1 individu mati di saat = P individu mati dengan saat individu di P satu individu mati saat = h.exp h.exp = exp exp 3.3.1 sehingga fungsi maksimum likelihood dapat dinotasikan sebagai berikut: = = exp exp 3.3.2 Pada umumnya vektor regresi dapat ditaksir dengan memaksimalkan fungsi likelihood yang diperoleh dengan mempertimbangkan laju kegagalan yang terjadi antar waktu kegagalan. Dalam menaksir nilai-nilai 爠 yang memaksimumkan fungsi dapat digunakan prinsip teorema dasar kalkulus yaitu dengan cara menentukan turunan pertama dan kedua dari terhadap masing-masing. Untuk lebih mempermudah penentuan turunan dari dapat

29 diambil bentuk logaritma dari sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut. = exp 3.3.3 Maka turunan pertama dari log adalah = log = =1 3.3.4 dimana =. Turunan kedua dari log adalah matriks I yang merupakan matriks informasi Fisher yang terdiri dari: = 2 = =1 3.3.5 Dimana =. Nilai-nilai dapat diperoleh dengan memaksimalkan yang dipecahkan dengan menggunakan metode Newton-Raphson (Lawless, 2003). Langkah-langkah yang dapat ditempuh agar dapat menggunakan metode Newton- Raphson adalah sebagai berikut: 1. Tentukan nilai awal taksiran parameter dalam model, 0. 2. Tentukan vektor skor statistik ( ) dan matriks informasi (. Dalam hal ini, vektor statistik merupakan turunan pertama dari fungsi log-likelihood

30 terhadap parameter-parameternya atau =. Sedangkan matriks informasi merupakan turunan kedua dari fungsi log-likelihood terhadap parameter-parameternya atau =. 3. Untuk iterasi ke-m hitung: +1 = 1, untuk =0,1,2, 4. Apabila selisih mutlak antara dengan +1 mendekati nol maka proses iterasi berhenti. Tetapi jika +1>0,0001, maka ulangi langkah ke-2 dan langkah ke-3 sampai memperoleh +1 0,0001. Aplikasi dari metode diatas telah tersedia dalam sejumlah software diantaranya SPSS, SPIDA, SAS, dan S-PLUS. Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan software SPSS versi 16.0 dalam konteks survival analysis melalui model cox with time dependent covariates. 3.4 Pengujian Hipotesis 3.4.1 Pengujian Variabel Bebas oleh Waktu 3.4.1.1 Pengujian Signifikansi Parameter Uji signifikansi parameter ini dikenal dengan uji rasio likelihood. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi Cox proportional hazard cocok dengan data secara signifikan atau tidak (keberartian model). Perumusan hipotesis untuk uji rasio likelihood adalah sebagai berikut: H 0 : 1 = 2 = = =0

31 H 1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku (paling sedikit satu parameter berbeda secara signifikan dengan nol) Kriteria uji: Tolak 0 jika 2 = 2 0 2 2 = 2 Dengan derajat kebebasan adalah selisih banyaknya parameter antara model sekarang dengan model sebelumnya dan taraf kepercayaan yang diinginkan yaitu sebesar 95% sehingga taksiran untuk dapat dihitung. 3.4.1.2 Pengujian Keberartian Koefisien Untuk uji keberartian koefisien regresi digunakan uji Wald dimana dengan pengujian ini variabel bebas dapat dikeluarkan dari model ketika efeknya tidak signifikan. Perumusan hipotesis untuk uji Wald adalah sebagai berikut: H 0 : = =0 H 1 : 0 dengan i = 1, 2,, p Kriteria uji: Tolak 0 jika 2 = = Dengan derajat kebebasan adalah 1. 3.4.2 Pengujian Variabel Terikat oleh Waktu Sama halnya seperti pengujian variabel bebas oleh waktu, pengujian signifikansi parameter dan keberartian koefisien pada variabel terikat oleh waktu

32 juga menggunakan uji rasio likelihood. Berikut adalah uraian metode pengujiannya. 3.4.2.1 Pengujian Signifikansi Parameter berikut: Perumusan hipotesis untuk uji signifikansi parameter adalah sebagai H 0 : 1 = 2 = = =0 H 1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku (paling sedikit satu parameter berbeda secara signifikan dengan nol) Kriteria uji: Tolak 0 jika 2 = 2 0 2 2 = 2 Taraf kepercayaan yang diinginkan yaitu sebesar 95% sehingga taksiran untuk dapat diperoleh. 3.4.2.2 Pengujian Keberartian Koefisien Perumusan hipotesis untuk uji Wald adalah sebagai berikut: H 0 : = =0 H 1 : 0 dengan i = 1, 2,, p Kriteria uji: Tolak 0 jika 2 = = Dengan derajat kebebasan adalah 1.

33 3.5 Penentuan Nilai Baseline Hazard Baseline hazard dapat dikatakan sebagai nilai hazard jika kovariatkovariat yang ada dianggap tidak memberikan pengaruhnya terhadap bentuk ketahanan. Nilai baseline hazard memperlihatkan bentuk laju waktu ketahanan masa hidup suatu individu apabila semua pengaruh-pengaruh dari semua kovariat dianggap nol. Terdapat dua cara perhitungan yang dapat digunakan untuk menaksir model nilai baseline hazard h 0 (Permana, 1999) yaitu sebagai berikut. 1. Penggunaan asumsi dari distribusi parametrik. 2. Tidak ditentukannya asumsi khusus untuk bentuk distribusi. Cara kedua ini lebih banyak digunakan karena untuk menentukan distribusi khusus dari laju kegagalan yang dipengaruhi oleh kovariat-kovariat sering kali membingungkan. Alasan lainnya dikarenakan pendekatan kedua ini lebih sering digunakan karena bentuknya lebih umum. Apabila taksiran dari vektor regresi telah diperoleh maka nilai baseline hazard dan fungsi baseline hazard kumulatif dapat dihitung (Lawless, 2003) melalui persamaan sebagai berikut. 1. Baseline hazard. h 0 = (3.4.1) 2. Fungsi baseline hazard kumulatif. 0 = : < (3.4.2)