PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN KEDELAI

dokumen-dokumen yang mirip
PANEN DAN PENGELOLAAN PASCAPANEN KEDELAI

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

PANEN DAN PENGELOLAAN PASCAPANEN PADI

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

INFORMASI PRAKTIS PENANGANAN PASCAPANEN KEDELAI. OLeh Ir. I. Ketut Tastra, MS. Informasi Praktis Balitkabi No.:

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

II. MENEKAN KEHILANGAN HASIL

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

PENGOLAHAN BUAH LADA

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Dairi merupakan salah satu daerah

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

ALAT DAN MESIN PANEN PADI

II. TINJAUAN PUSTAKA Terminologi Pasca Panen Padi. A. Kualitas Fisik Gabah

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

Teti Estiasih THP - UB PENANGANAN PASCAPANEN HASIL PERTANIAN

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

TEKNOLOGI PASCA PANEN MKB 604/3 SKS (2-1)

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

I. PENDAHULUAN. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan

ALAT PEMISAH BIJI KAKAO SEDERHANA DITINJAU DARI SEGI KUALITAS DAN KAPASITAS HASIL

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Menurut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura (1999) tujuan. pemanenan padi adalah untuk mendapatkan gabah dari lapangan pada tingkat

Gambar di bawah ini memperlihatkan bentuk rumput laut segar yang baru dipanen (a. Gracillaria, b. Kappaphycus, c. Sargassum) Rumput laut segar

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon)

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot)

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau. Oleh : Rudi Iswanto Titik Sundari Didik Harnowo

TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa akan terdistribusi dengan jumlah, waktu, serta lokasi yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir

Cara Menanam Cabe di Polybag

PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Komoditas Bawang Merah

Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Diany Faila Sophia Hartatri 1)

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

SOAL PELATIHAN PENANGANAN PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Juwariyah BP3 K Garum. Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Saudara Anggap Paling Benar!

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

III.TATA CARA PENELITIAN

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :

Pertemuan ke-14. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

SISTEM KERING DAN SISTEM BASAH DALAM PROSESING BENIH KAPAS (Gossypium hirsutum L.)

TINJAUAN PUSTAKA A. GEBOT (PAPAN PERONTOK PADI)

SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM

PENANGANAN PASCA PANEN

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PASCA PANEN BAWANG MERAH

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan 1. Investor 2. Analisis 3. Masyarakat 4. Pemerintah

Transkripsi:

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PANEN DAN PASKA PANEN KEDELAI A. DEFINISI Mutu dan produksi kedelai sangat dipengaruhi oleh penanganan panen dan pasca panen. Penanganan panen dan pasca panen yang tidak tepat atau tidak memenuhi syarat mengakibatkan mutu yang rendah dan kehilangan hasil, sehingga produksi berkurang. Panen adalah suatu proses akhir dari tindakan manusia dalam hal budidaya tanaman dimana pertumbuhan tanaman biasanya akan terjadi perubahan secara fisiologis (contoh rasa, kandungan bahan kimia) dan morphologis (contoh warna, ukuran, bentuk). Penanganan Pascapanen adalah tahapan/rangkaian kegiatan yang dilakukan pada saat dan setelah panen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industri. B. TUJUAN Setelah berlatih peserta diharapkan dapat melaksanakan penanganan panen dan pasca panen yang diawali dengan menentukan waktu panen dan cara panen yang tepat sampai dengan kegiatan pascapanen (penjemuran brangkasan, perontokan, pembersihan dan sortasi, penjemuran biji, pengepakan, penyimpanan) kaitannya dengan mutu dan produksi. 1. Mempertahankan mutu kedele agar tetap baik. 2. Mendapatkan harga jual yang tinggi. 3. Agar petani mengetahui kegiatan pengangkutan,pengeringan,perontokan,pembersihan sampai penyimpanan. 4. Mengurangi susut tercecer, 5. Mendapatkan harga jual yang tinggi.

C. MANFAAT Peserta Diklat dapat melaksanakan kegiatan panen dan pasca panen sehingga dalam praktek budidaya tanaman kedelai pada pertanaman berikutnya dapat dilakukan dengan baik dan benar. D. METODE 1, cramah 2. Tanya Jawab 3. Sumbang saran 4. Diskusi 5.Praktek E. ALAT DAN BAHAN 1.Peralatan panen, arit, karung goni 2.Perlatan pascapanen : pedal treser/perontok F. TEMPAT Kelas dan Lapangan/ usaha agribisnis G. LANGKAH KEGIATAN NO TAHAPAN URAIAN KEGIATAN ALAT BANTU 1. Menentukan waktu panen a. Amati lahan pertanaman kedelai Catat dan dskusikan ciri-ciri tanaman kedelai siap panen di lahan yang telah disiapkan b. Sebagian besar/95 % daun rontok c. Polong 95 % menguning sampai kecoklatan bahkan mengering 2. Cara panen a. Melakukan panen secara hati hati b. Pemotongan batang dengan menggunakan sabit yang tajam c. Potong tanaman kedelai sedekat mungkin dengan

pangkal batang agar tidak ada polong yang tertinggal. d. Panen tanaman kedelai sebanyak 10 tanaman/kelompok Catat jenis dan kondisi alat panen yang digunakan serta hitung biji kedelai yang jatuh atau polong yang tertinggal? 3. Pengumpulan Hasil panen dikumpulkan de menggunakan alas karung/terpal 4. Pengangkutan Pengangkutan menggunakan wadah karung/dingkut agar tidak ada yang tercecer. 5. Pengeringan biji kedele di lantai jemur 1. Jemur kedele dilantai jemur ketebalan 10-15 cm 2. Memerlukan waktu 6,5 jam untuk menurunkan kadar air biji dari 15 % ke13 % 3. Lakukan pembalikan secara periodik 4. Lakukan penegcekan kadar air -Terpal -Karung -Karung -Dingkul 1. Lantai jemur, tikar 2. Alat pengecek kadar air. 6. Pengeringan Mekanis 1. Pastikan bahwa peralatan pada kondisi bersih 2. Pastikan bhw komponen. alat berfungsi 3. Pastikan bhw suhu tlh sesuai 4. Lakukan pengamatan suhu dan kadar.air setiap 2 jam 5. Lakukan pengamatan kadar air 6. Lakukan pembalikan setiap 2 jam. 1. Alat bantu drayer

7. Perontokan manual 1. Siapkan polong kedele 2. Polong dirontokan dengan digebot/mesin perontok 3. Tampung biji kedele ditempat yang bersih Benih pecah kurang. Kapasitas rendah (berkisar 10 20 kg/jam/orang) Berpeluang terjadinya penundaan Memungkinkan terjadinya kontaminasi cendawan Memungkinkan serangan hama, 8. Perontokan Mekanis 1. Siapkan berangkasan kedele 2. Siapkan mesin perontok 3. Hidupkan mesin perontok 4. Masukkan berangkasan kemesin perontok 5. Tampung biji hasil perontokan Kapasitas 1,4 ton berangkasan kedele/jam Kualitas hasil pipilan : 1. Biji pecah 0,20%, 2. kadar kotoran 0,20% 3. Biji tidak terpipil 0,10%.

9. Pembersihan 1. Siapkan biji yang akan di 2. Lakukan sortir 3. Lakukan pengkelasan ( grading) mutu I, II dan III Dilakukan setelah 2 hari pengeringan. Dilakukan secara manual (visual) Tujuan memisahkan biji kedele dari : 1. Biji yang berjamur. 2. Biji dengan biji warna lain. 3. Bijiyang tidak normal (kecil). Dilakukan setelah pengeringan untuk memisahkan dalam kelompok mutu I, II, atau III.

10. Sortasi biji secara manual 1. Siapkan biji kedele yang akan disortir 2. Siapkan alat sortir biji kedele 3. Lakukan penyortiran biji kedele 11. Sortasi biji dan grading secara mekanis 12. Sortasi biji dan grading secara mekanis 1. Siapkan biji kedele yang akan disortir 2. Siapkan mesin sortir 3. Lakukan penyortiran dan pengkelasan (grading) 4. Tampung hasil sortir sesuai 1. Siapkan biji kedele yang akan disortir 2. Siapkan mesin sortir 3. Lakukan penyortiran dan pengkelasan (grading) 4. Tampung hasil sortir sesuai ukuran Mempercepat proses sortasi Pada umumnya Biji kedele dapat dipisahkan dengan tiga macam Mempercepat proses sortasi Pada umumnya Biji kedele dapat dipisahkan dengan tiga macam 13. Penyimpanan Simpan kedele yang sudah dimasukan dalam karung Lantai diberi alat papan -Ditumpuk keatas Gudang penyimpanan

I. HASIL : Bagaimana hasil kerja Saudara dalam Panen dan pascapanen tanaman kedelai?. E. EVALUASI DIRI Dalam proses panen dan pascapanen, apakah saudara mengalami kesulitan? Beri tanda pada gambar berikut!!!.... bisa melakukan kegiatan panen dan pasca panen tanpa dibimbing bisa melakukan kegiatan panen dan pasca panen dengan dibimbing belum bisa melakukan kegiatan panen dan pasca panen

J. INFORMASI Pemanenan merupakan kegiatan yang sangat menentukan baik atau buruknya hasil serta berpengaruh terhadap tinggi atau rendahnya hasil, sehingga akan mempengaruhi pendapatan usahatani secara ekonomi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan adalah umur panen, waktu panen, dan cara pemanenan. Sedangkan Kegiatan pascapanen kedelai dimulai dari pemanenan, penanganan lanjutan (menjemur, merontok dan seterusnya sampai penyimpanan). Penanganan pascapanen juga merupakan kegiatan yang sangat penting karena penanganan pascapanen yang tidak benar dapat menyebabkan: terjadinya susut jumlah hasil, menurunkan mutu hasil panen secara cepat, dan menurunkan harga jual dan pendapatan petani. 1. Umur Panen Kematangan kedelai hingga siap dipanen sangat bergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Akan tetapi saat pemanenan juga bergantung kepada tujuan penggunaan. Berdasarkan varietasnya terdapat varietas umur pendek atau genjah yaitu kedelai yang sudah dapat mencapai umur panen kurang dari 80 hari, kedelai umur sedang yaitu dapat mencapai umur panen pada 80-85 hari, dan kedelai umur dalam yang mencapai umur panen lebih dari 86 hari. Ketinggian tempat mempengaruhi kematangan fisiologis. Pada daerah yang semakin tinggi dari permukaan laut pada umumnya kematangan fisiologis tertunda, sedangkan semakin rendah daerahnya akan semakin cepat mencapai kematangan fisiologis. Perbedaan umur panen antara daerah dataran tinggi dengan daerah dataran rendah sekitar 10-20 hari. Tujuan penanaman kedelai menentukan umur panen. Kedelai yang akan digunakan untuk bahan konsumsi dipanen pada umur 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipanen pada umur 100 110 hari. Dengan adanya berbagai varietas dan tujuan penanaman maka untuk mengetahui kedelai siap panen dapat dilihat dari ciri-cirinya agar panen dapat dilakukan pada saat yang tepat.

Adapun kedelai yang sudah matang secara fisiologis, cirinya adalah sebagian besar daun (90-95%) sudah menguning kecoklatan lalu gugur, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit. Batang-batangnya sudah kering, demikian juga buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Kedelai yang sudah siap dipanen Pemanenan kedelai yang terlalu awal yakni stadium belum cukup umurnya atau polongnya masih hijau dapat mengakibatkan kuantitas dan kualitas produksi menurun. Selain itu, pemanenan yang terlalu awal dapat menyebabkan polong mudah busuk, bercendawan, dan berkeriput sehingga mutu bijinya kurang baik. Jika biji dipergunakan untuk benih akan rendah daya kecambahnya. Pemanenan yang tertunda, pada musim kemarau, menyebabkan polongnya akan semakin tua, kering, pecah, dan biji keluar jatuh sebelum panen dan selama panen sehingga banyak kehilangan hasil Gambar Biji kedelai dan menurunkan produktivitasnya. Kehilangan hasil dapat terjadi di kebun Disamping itu, kehilangan hasil dapat terjadi karena tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya. Sedangkan penundaan panen, jika musim hujan, akan menyebabkan banyak biji yang membusuk ditumbuhi cendawan.

2. Cara dan Waktu Panen Pemananen dilakukan dengan menggunakan sabit bergerigi atau sabit biasa. Penggunaan sabit bergerigi lebih efisien. Untuk seluas 100 m², dengan sabit bergerigi membutuhkan waktu 40 menit, sedangkan sabit biasa 60 menit. Pangkal batang dan akar tanaman kedelai tetap ditinggalkan dalam tanah karena mengandung rhizobium sebagai sumber nitrogen dan penyubur tanah. Pemotongan harus dilakukan dengan hari-hati karena Kedelai saat dipanen kedelai yang sudah tua mudah rontok. Hasil pemotongan dalam bentuk brangkasan harus Dari tempat pengumpulan ini, selanjutnya hasil panen diangkut ke tempat penjemuran dengan alat bantu karung atau bakul.pemanenan kedelai sebaiknya dilakukan pada pagi hari pada saat cuaca cerah, dan kedelai masih agak segar sehingga tidak mudah pecah. Pemanenan yang dilakukan pada saat hujan menyebabkan biji dapat rusak setelah dilakukan pengumpulan dan penumpukan. 3. Taksasi Hasil Menaksir hasil dilakukan dengan teknik ubinan atau sampel. Kegunaan ubinan adalah untuk menentukan rata-rata hasil hektar. Petak ubinan dibuat dengan cara sebagai berikut: a. Buat garis diagonal di lahan. b. Tentukan 3 tempat di tengah-tengah diagonal. c. Buat tata letak bujursangkar di tempat tadi dengan ukuran 2,5 x 2,5 m. d. Gunakan tali, ajir, dan meteran untuk menetapkan tanda lokasi ubinan. Dari petak ubinan seluas 6,25 m² tersebut, misalnya diperoleh hasil biji kedelai 1,2 kg. Maka, ditaksir produksinya adalah 1,92 ton per hektar.

4. Pengeringan Brangkasan Tujuan pengeringan adalah untuk mengeluarkan sebagian air dari biji sampai batas aman untuk disimpan atau memudahkan penanganan selanjutnya. Penjemuran dilakukan sesegera mungkin. Brangkasan tidak boleh ditumpuk sebab dapat menimbulkan panas yang akan berakibat kepada menurunnya kualitas biji, terutama biji untuk keperluan benih. Tata laksana pengeringan dapat dilakukan sebagai berikut : a.penjemuran Penjemuran dilakukan di bawah terik matahari dengan cara dihamparkan di atas lantai semen atau menggunakan alas dari anyaman bambu, tikar atau Penjemuran dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Brangkasan kedelai dihamparkan di atas alas setebal 25 cm, atau sedapat mungkin didirikan. Dengan didirikan pengeringan dapat lebih merata. 2) Lakukan pembalikan brangkasan, terutama jika brangkasan dihamparkan. 3) Lakukan penjemuran sampai kadar air biji ± 17% yang ditandai dengan polong sangat mudah pecah bila ditekan dengan jari. Penjemuran pada cuaca baik memerlukan waktu sekitar 1-2 jam Pengeringan brangkasan kedelai jangan sampai terlambat atau tertunda karena dapat menimbulkan kerusakan hasil. Lama penundaan pengeringan 2 hari dapat menyebabkan kerusakan kedelai hingga 32%, sedangkan penundaan 3, 4, dan 5 hari, masing-masing dapat menyebabkan kerusakan hasil kedelai sebesar 35%, 48%, dan 48,6%

b. Pengeringan Buatan Pengeringan buatan dilakukan pada saat panenan bertepatan dengan musim hujan. Hal ini perlu dilakukan karena brangkasan yang dipanen harus segera dilakukan agar tidak mengalami penurunan kualitas. Pengeringan buatan dilakukan dengan mesin pengering dengan suhu maksimun 60 ºC Brangkasan diikat ditempatkan secara teratur pada rak pengeringan yang terbuat dari bambu dengan posisi terbalik. Panas yang dihasilkan dari tungku sekam akan mengalir melalui pipa udara yang berada di bawak rak karena adanya hembusan dari kipas (blower) sehingga menghasilkan udara panas yang langsung masuk ke rak-rak bambu. 5. Perontokan Biji Perontokkan biji kedelai yang tidak tepat dapat menyebabkan kehilangan hasil yang tinggi. Perontokan yang dilakukan pada tingkat kadar air masih tinggi menyebabkan banyaknya biji yang rusak atau pecah. Sedangkan keterlambatan perontokan dapat menyebabkan polong menjadi basah kembali sehingga menyulitkan pembijian atau pengupasan. Perontokan biji kedelai dari polongnya dapat dilakukan secara tradisional, dengan pedal theser, dan dengan mesin.

a.perontokan secara tradisional Kadar air biji kedelai untuk dirontokkan secara tradisional adalah 12-13 % Perontokkan dengan cara tradisional dilakukan dengan cara memukul- mukul tumpukan brangkasan, dengan menggunakan gebuk yang terbuat dari kayu atau pelepah kelapa sampai batang kedelai dan kulit polong hancur. Selanjutnya batang dan kulit polong dipisahkan dari biji- biji dengan cara ditampi menggunakan nyiru atau tampah. Biji yang busuk, cacat, kerikil dan tanah harus dibuang. Kelemahan perontokan secara tradisional adalah, antara lain, kehilangan hasil tinggi, mutu fisik biji menjadi rendah, banyak biji yang patah dan rusak, tenaga kerja yang digunakan banyak, memerlukan waktu yang lama dan biaya tinggi. Besarnya kehilangan hasil dengan cara perontokkan tradisional dapat mencapai 8 %. Tingkat produktivitas tenaga kerja sekitar 10 kg biji bersih per jam per orang. Dengan demikian, pada tingkat hasil kedelai 1 ton per hektar dibutuhkan tenaga kerja perontok sebanyak 20 orang. Dengan cara tradisional, biji utuh yang diperoleh dari hasil perontokkan adalah 69,99%. c. Perontokan dengan Pedal Perontok kedelai dengan pedal dapat dilakukan dengan pedal injak atau dengan pedal kontinyu. Dengan pedal memberikan hasil lebih baik jika dibandingkan secara tradisional, baik ditinjau dari kapasitas kerja maupun mutu fisik biji. Kapasitas kerja perontok pedal injak adalah 11,6 kg per jam per orang dan perontok pedal kontinyu adalah 11 kg per jam per orang. Dengan menggunakan perontok pedal injak kehilangan hasil mencapai 16,32% dan biji utuh 80,9 %. Sedangkan menggunakan pedal kontinyu kehilangan hasil mencapai 17,14 % dan biji utuh 81,9 %.

d. Perontokan dengan mesin Power Thresser Perontokan kedelai dengan Power Threser dilakukan pada kadar air biji 14-15% dan dengan kecepatan putar silider 600-700 rpm Perontokan dengan mesin dapat mempertahankan mutu kedelai, kehilangan hasil lebih rendah, tenaga kerja yang diperlukan sedikit, menghemat waktu, hemat biaya, dan dapat meningkatkan produktivitas. Kapasitas mesin perontok kedelai bervariasi dari yang rendah (17,42 kg/jam) sampai dengan yang tinggi (80,40 kg/jam). Dengan menggunakan mesin perontokan 80,40 kg/jam/orang akan menghasilkan biji utuh 98 % atau biji rusak 2 %, dan persentase kotoran 6,5 %. Cara penggunaannya adalah sebagai berikut: a. Siram dengan air terlebih dulu brangkasan kedelai yang sudah dikeringkan. Tujuannya untuk mencegah biji-biji pada saat dirintok tidak pecah. b. Siapkan ember penampung biji kedelai dan letakkan di bawah saluran pengeluaran. c. Masukkan brangkasan kedelai dalam corong penampungan. d. Hidupkan mesin, maka kedelai akan terkupan dan biji kedelai akan keluar melalui saluran pengeluaran. Biji yang diperoleh selanjutnya dibersihkan dengan ditampi atau menggunakan kipas (blower). Pembersihan ini dimaksudkan untuk memisahkan kotoran yang berupa sisa-sisa kulit polong, batang, daun, dan kotoran-kotoran lain yang ringan. Untuk kotoran berupa tanah kerikil yang tidak terpisah dari biji harus dibuang.

6. Pengeringan Biji Biji yang sudah dirontokkan harus dikeringkan. Pengeringan dilakukan hingga mencapai kadar air 9% jika untuk keperluan benih. Pengeringan dilakukan di bawah terik matahari dengan cara sebagai berikut : a. Hamparkan biji kedelai di atas tikar atau plastik b. Atur jarak untuk menghindari percampuran fisik antar jenis biji, terutama jika untuk keperluan benih. c. Lakukan pembalikan secara periodik agar kering merata, dan jika suhu melebihi 40 ºC tutup atau angkat ke gudang untuk menghindari kerusakan akibat terlalu panas. d. Keringkan biji hingga kadar air 10% dan biji dari kotoran lain dan terus dikeringkan hingga mencapai kadar 9% untuk mendapatkan biji yang baik untuk disimpan. 7. Pengemasan Biji kedelai yang telah kering dengan kadar air dibawah 10 % dapat dikemas. Pengemasan dilakukan dengan karung koni, kantong plastik, kaleng, karung plastik. Pengemasan biji dapat dilakukan secara sendiri dalam satu macam kantong, misalnya hanya menggunakan karung goni atau kantong plastik saja. Berdasarkan penelitian, biji kedelai yang disimpan pada kadar air 9% lebih baik dibandingkan dengan kadar air lebih dari 10%. Pengemasan dengan menggunakan karung goni yang di dalamnya dilapisi plastik ternyata lebih baik jika dibandingkan dengan karung goni atau kantong plastik saja. Pengemasan dengan karung goni berlapis plastik dapat menekan kerusakan dan mempertahankan kadar air awal selama enam bulan penyimpanan dalam suhu kamar.

Pengemasan kedelai dengan karung goni, karung plastik atau kantong plastik saja pada umumnya dilakukan jika kedelai segera akan dijual. Cara mengemas biji dengan satu kantong atau adalah sebagai berikut: biji kedelai dimasukkan ke dalam kantong sebanyak 20-50 kg kemudian kantong ditutup dengan sistim rapat udara, dijahit atau diikat kuat. Apabila menggunakan kantong rangkap goni dan plastik, caranya adalah: biji dimasukkan kantong plastik Polyetilen terlebih dahulu sebanyak 50 kg, kemudian ditutup dengan sitim rapat udara. Selanjutnya kantong plastik yang sudah diisi dimasukkan ke dalam karung goni kemudian dijahit rapat. 8. Penyimpanan Penyimpanan merupakan kegiatan yang penting terutama dalam upaya mengawetkan dan menjaga mutu hasil. Dalam penyimpanan biji kedelai beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: tempat penyimpanan, suhu, kelembaban, keadaan biji ( kadar air dan kebersihan biji ), dan tata cara penyusunan. Tempat penyimpanan dapat dilakukan dalam ruangan yang berlantai semen. Biji kedelai yang sudah dikemas disimpan di ruangan tersebut dengan beralaskan kayu. Hindarkan kemasan biji bersentuhan langsung dengan lantai atau dinding untuk mengindari agar tidak mempengaruhi kelembaban biji. Suhu ruangan yang baik untuk penyimpanan biji kedelai adalah suhu 18-20 ºC dan kelembaban sekitar 55 %. Kondisi suhu dan kelembaban ini dapat mempertahankan daya simpan biji kedelai dapat mencapai satu tahun lebih dengan daya kecambah di atas 85 %. Biji kedelai yang disimpan harus berkadar air di bawah 10 %. Dengan kadar air seperti ini biji dapat terhindar dari cendawan dan hama gudang.

Biji kedelai yang disimpan lama kadar airnya dapat meningkat melebihi kadar air awal. Jika kadar air mencapai 14 % biji mudah terserang hama bubuk kedelai (Bluchus sp). Hama tersebut berupa kumbang kecil berwarna hitam yang memakan biji kedelai. Oleh karena itu, untuk menjaga kadar air dilakukan penjemuran secara periodik tiga bulan sekali, sedangkan untuk mengendalikan hama gudang dapat digunakan fungisida, pembersihan gudang, dan biji yang rusak segera di gudang. SELAMAT MENIKMATI VIDIO PANEN DAN PENGELOLAAN PASCA PANEN KEDELAI