PENYESUAIAN POLA DASAR SISTEM DANCKAERTS PADA WANITA BERTUBUH GEMUK PENDEK

dokumen-dokumen yang mirip
KESESUAIAN POLA CELANA SISTEM CHARMANT PADA WANITA DEWASA DENGAN BENTUK PANGGUL S. Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

KESESUAIAN POLA DASAR LUCIA MORS DE CASTRO PADA BENTUK TUBUH WANITA IDEAL RIRI AGUSTI

ANALISIS TINGKAT KENYAMANAN GAUN BERUKURAN L YANG DIBUAT MENGGUNAKAN POLA MEYNEKE DAN POLA SO-EN

PERSEPSI SISWI KELAS X TATA BUSANA TENTANG KOMPETENSI MEMBUAT POLA TEKNIK KONSTRUKSI DI SMKN 3 SUNGAI PENUH JULITA HARMAIDA

BAHAN PERKULIAHAN KONTRUKSI POLA BUSANA (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Dra. Marlina, M.Si Mila Karmila, S.Pd, M.Ds

TINGKAT KESULITAN PEMBUATAN GAUN PAS BADAN

MODIFIKASI POLA PADA TEKNIK PEMBUATAN BUSANA WANITA PAS BADAN

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 74-78

GamiS/Koko No.JST/TB/01 Revisi : Agustus 2014

MEMBUAT POLA BUSANA TINGKAT DASAR

LEMBARAN TUGAS, JOBSHEET DAN PANDUAN EVALUASI BELAJAR PRAKTIK KONSTRUKSI POLA BUSANA. Oleh: Dra. Haswita Syafri, M.Pd

ULANGAN HARIAN MAN YOGYAKARTA III TAHUN PELAJARAN 2014/2015. : Prakarya dan Kewirausahaan Kerajinan Tekstil

PERBEDAAN HASIL PEMBUATAN CELANA PANJANG WANITA YANG MENGGUNAKAN POLA SISTEM SOEKARNO DAN SISTEM PRAKTIS DENGAN UKURAN S, M, L

Kata Kunci: Keterampilan, Menjahit, Nilai, Konstruksi Busana

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Prakarya dan Kewirausahaan Kerajinan Tekstil

JOB-SHEET. A. Kompetensi: diharapkan mahasiswa dapat membuat bebe anak perempuan sesuai dengan disain

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI MENJAHIT DI JURUSAN DESAIN KRIA TEKSTIL (DKT) SMK NEGERI 4 PARIAMAN LENI MARTIN

ANALISIS POLA BUSANA Oleh: As-as Setiawati

Ebook 1. Dewasa (Model 1)

MEMILIH POLA BUSANA TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Fashion and Fashion Education Journal

MODUL DRAPING PERSIAPAN PEMBUATAN POLA DRAPING. Disusun oleh : Dra. Astuti, M.Pd NIP

PENGARUH PERBEDAAN JENIS BAHAN TEKSTIL LACE DAN BELEDU TERHADAP HASIL FITTING KEBAYA MENGGUNAKAN POLA SISTEM DRESSMAKING

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 67-73

Anneke Endang K Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET TAILORING. 1. Kompetensi Mampu membuat stelan jas wanita

ANALISIS PERBEDAAN FITTING FACTOR ANTARA POLA SONNY DAN POLA PRAKTIS PADA JAS WANITA

SEMINAR NASIONAL IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MEMBUAT POLA BUSANA WANITA PADA MAHASISWA JURUSAN PKK FT UNM

MODEL KERAH JAS, KERAH SETALI, KERAH FRILLS DAN JABOT SERTA CARA MEMBUAT POLANYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

MODUL KURSUS MENJAHIT TINGKAT DASAR

1. Buka program Modaris 2. Pilih File, aktifkan New. 3. Isi kotak dialog New model name: POLA ROK POLA BADAN

SILUET Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 48

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA. 1. Kompetensi Mampu membuat Jaket

Teknik Draping KATA PENGANTAR

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ANALISIS MODEL BUSANA

ANALISIS HASIL JAHITAN PANTALON DENGAN TEKNIK KONSTRUKSI POLA DI ATAS KAIN PADA WANITA BERTUBUH GEMUK PENDEK DI TANJUNG TAILOR MEDAN

ANALISIS PATTERN MAKING KEBAYA SISTEM CHUNG HWA UNTUK TUBUH BAGIAN ATAS BESAR. Rosita Carolina dan Mei Indah Jayanti *) ABSTRACT

HAMBATAN-HAMBATAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEMBUAT POLA (PATTERN MAKING) DENGAN TEKNIK KONSTRUKSI DI SMK NEGERI 1 IV ANGKEK KAB.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

APLIKASI POLA DASAR PAKAIAN SISTEM CHARMANT dan DANKAERTZ PADA BERBAGAI BENTUK TUBUH WANITA

Cara Menjahit Gamis Resleting Depan

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

KONSTRUKSI POLA BUSANA (BU 231)

PANDUAN MENJAHIT MODEL-012

STUDI PEMANFAATAN INTERNET DALAM PROSES PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL FT-UNP

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN HASIL KETEPATAN UKURAN BLUS LURIK ANTARA YANG MENGGUNAKAN TEKNIK RELAXING DAN TOLERANSI UKURAN

PELATIHAN PEMBUATAN BUSANA RUMAH MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BAGI IBU-IBU PKK DI DESA NGABETAN KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS 3 JURUSAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH SRI DEFI MUSTIKA

PEMILIHAN KONSTRUKSI POLA CULOTTE PADA BAHAN KATUN

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal

PANDUAN MENJAHIT MODEL-004

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan, dan saran disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

B. Indikator a. Identifikasi dan penggambaran aneka bentuk garis leher dan kerah b. Identifikasi dan Penggambaran macam-macam bentuk lengan dan rok

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI PRAKTIK MEMBUAT POLA DASAR SECARA DRAPING

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

MEMBUAT POLA DASAR SISTEM DRAPING

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KONSTRUKSI POLA BUSANA DI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BABY WRAP TUTORIAL Content:

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

Efektivitas Penggunaan Pola Kombinasi Dalam Pembuatan Busana Pesta Siswa Tata Busana SMK Syafi i Akrom Pekalongan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KUALITAS DAN DAYA TERIMA NAGASARI PADAT GIZI SEBAGAI MAKANAN ANAK BALITA

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

Ukur langsung di Workshop RJH * konfirmasi dahulu sebelum kunjungan

PEMBUATAN APLIKASI POLA DASAR PAKAIAN WANITA METODE SO-EN

PENGARUH JUMLAH LAPIS HEAD SLEEVE TERHADAP HASIL JADI CRATER SLEEVE PADA BLUS

100 SOAL TES PRESTASI BELAJAR

PENGARUH TINGGI KERUCUT TERHADAP HASIL JADI KERUCUT PADA CAPE

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN BELLBOY DENGAN KEPUASAN TAMU DI HOTEL ROCKY PLAZA PADANG FAPENTA WASISTO /2011

MOTIVASI MAHASISWA MENYELESAIKAN STUDI DI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode juga tergantung pada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain

PERBANDINGAN HASIL PEMBUATAN LENGAN DRAPERI MENGGUNAKAN POLA SISTEM DRAPING DAN SISTEM PRAKTIS

BAB III METODE PENELITIAN

PANDUAN MENJAHIT MODEL-001

e-journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan

PERBANDINGAN HASIL JADI VEST DENGAN KERAH SETALI ANTARA JENIS KETEBALAN LINING TAFFETA

PENGETAHUAN TENTANG KOSMETIKA PERAWATAN KULIT WAJAH DAN RIASAN PADA MAHASISWI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PADA PERUBAHAN FISIK PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP N 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

PENGARUH KETEBALAN KAIN TAFFETA TERHADAP HASIL JADI LENGAN BELIMBING (STARFRUIT SLEEVE) PADA BOLERO

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan yang lebih baik. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan halhal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH UKURAN PANJANG LAJUR TERHADAP HASIL JADI RUFFLE

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa terletak sepenuhnya ditangan anak didik dengan. kemampuannya mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Semi Tailoring merupakan salah satu teknik menjahit dimana

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

e-journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 53-59

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions

Transkripsi:

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kelemahan yang terdapat pada pola dasar sistem Danckaerts pada wanita bertubuh gemuk pendek, Cara memperbaiki kelemahan pola dasar sistem Danckaerts pada wanita bertubuh gemuk pendek dan penyesuaian pola dasar sistem Danckaerts pada wanita bertubuh gemuk pendek. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian terapan. Objek yang diteliti yaitu pola dasar sistem Danckaerts yang disesuaikan pada wanita bertubuh gemuk pendek. Dinilai oleh 5 orang panelis yang ahli dalam bidang pola. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner/angket memakai skala likert. Teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif yaitu berupa perhitungan rumus porsentase dan SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa Penyesuaian pola dasar sistem Danckaerts pada wanita bertubuh gemuk pendek diklasifikasikan kedalam kategori sangat sesuai dengan skor pencapaian responden sebesar 95%. Abstract The aim of research is to describe the weakness basic pattern of Danckaerts system on a short fat woman, how to fix the weaknesses of Danckaerts basic pattern system on a short fat woman and the adjustment one short fat woman. Then the kind of research is applied research. The object research is a basic pattern of Danckaerts system which it tailored to the short fat woman. The rated by 5 panelists the result who is experts in the field of pattern. The instrument used a questionnaire with Likert scale. Techique of analysis use descriptive statistics in the form of the calculation formula porsentase and SPSS. The results showed that the basic pattern adjustment Danckaerts system on a short fat woman is classified into categories is in accordance with the achievement scores by 95% of respondents. i iii

PENYESUAIAN POLA DASAR SISTEM DANCKAERTS PADA WANITA BERTUBUH GEMUK PENDEK Nursanti Hasanah 1, Yasnidawati 2, Weni Nelmira 3 Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FT Universitas Negeri Padang Abstract The aim of research is to describe the weakness basic pattern of Danckaerts system on a short fat woman, how to fix the weaknesses of Danckaerts basic pattern system on a short fat woman and the adjustment one short fat woman. Then the kind of research is applied research. The object research is a basic pattern of Danckaerts system which it tailored to the short fat woman. The rated by 5 panelists the result who is experts in the field of pattern. The instrument used a questionnaire with Likert scale. Techique of analysis use descriptive statistics in the form of the calculation formula porsentase and SPSS. The results showed that the basic pattern adjustment Danckaerts system on a short fat woman is classified into categories is in accordance with the achievement scores by 95% of respondents. Key words : Adjustment, basic pattern of Danckaerts system A. Pendahuluan Perkembangan peradaban manusia dan kemajuan teknologi, menjadikan busana tidak hanya sebagai penutup tubuh dan pelindung tubuh, tetapi juga memenuhi rasa keindahan dan kesopanan. Selain itu juga berfungsi untuk kenyamanan dan untuk menutupi kekurangan pada bagian tubuh. Untuk terwujudnya busana tersebut, maka diperlukan sebuah pola. Pola merupakan faktor penting dalam pembuatan busana, karena busana dapat dikatakan bagus jika letaknya pada badan tepat dan nyaman jika dikenakan. Menurut Porrie 1 Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga untuk Wisuda Periode Maret 2015. 2 Dosen Jurusan Kesejahteraan Keluarga FT-UNP. 1

Muliawan (1990), pola dalam bidang jahit maksudnya adalah potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat pakaian. Untuk mendapatkan pola dasar ada beberapa macam pola yang dapat digunakan dalam membuat busana, diantaranya ialah pola konstruksi dan pola standar. Pola kontruksi menurut Syafri (1999) adalah pola yang dibuat berdasarkan ukuran perorangan atau khusus dibuat untuk seseorang dan cara mengambil ukuran serta perhitungannya sesuai dengan sistem pola yang kita buat, Ada bermacam-macam sistem pola konstruksi, dimana nama pola tersebut sesuai dengan nama orang yang menciptakannya, seperti sistem pola Danckaerts, Charmant, J.H.C Meyneke, Aldrich, M.H Wancik dan lain-lain. (http://jahitschool.blogspot.com/). Setiap sistem pola memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Dari beberapa sistem pola dasar, salah satunya adalah pola dasar sistem Danckaerts. Pola dasar sistem Danckaerts adalah pola dasar yang berasal dari Belanda yang terdiri dari pola badan muka dan belakang, pola lengan dan pola rok. (Porrie Muliawan, 1990). Pola dasar sistem Danckaerts memiliki beberapa perbedaan dengan pola dasar sistem lainnya. Dilihat dari ukuran yang dibutuhkan, cara mengambil ukuran dan teknik pembuatan pola. ukuran yang dibutuhkan untuk pembuatan pola dasar badan sistem Danckaerts terdiri dari lingkar badan, lingkar pinggang, panjang dada, panjang punggung, lebar dada, lebar punggung, lebar bahu, lingkar panggul pertama, lingkar panggul kedua, 2

dan jarak panggul. Untuk pembuatan pola lengan membutuhkan ukuran panjang lengan, panjang sampai siku, panjang sampai pergelangan, lingkar siku, lingkar pergelangan, sedangkan untuk pembuatan pola rok membutuhkan ukuran lingkar pinggang, lingkar panggul pertama, lingkar panggul kedua, lingkar bawah, panjang depan, panjang sisi, dan panjang belakang. (Danckaerts, 1956). Ditinjau dari ukuran yang dibutuhkan untuk pembuatan pola dasar sistem Danckaerts terdapat perbedaan dengan ukuran yang dibutuhkan pada sistem pola lainnya. Perbedaan tersebut terdapat pada ukuran lingkar panggul pertama dan lingkar panggul kedua dan tidak menggunakan ukuran lingkar leher dan lingkar kerung lengan. Pada sistem pola lain, seperti sistem pola Aldrich ukuran lingkar leher dan ukuran lingkar kerung lengan sangat dibutuhkan untuk menentukan kedudukan lingkar leher dan kerung lengan suatu pakaian. Kedudukan lingkar leher dan lingkar kerung lengan mempengaruhi terhadap tingkat kenyamanan sipemakai. Dilihat dari pembuatan pola, pola dasar sistem Danckaerts tidak memakai kupnat muka, kupnat sisi, dan kupnat belakang. Pembuatan pola badan muka dan belakang menyatu, pola badan dan pola rok terpisah cara membuatnya. Pada pola badan pembuatan garis pinggang sama besar dengan garis badan sehingga bentuk pinggang tidak terbentuk. Pada garis tengah muka badan dan tengah belakang rok dibentuk miring. Turun bahu belakang lebih tinggi dari pada turun bahu depan. Selain dari itu pembuatan pola lengan berdasarkan ukuran lingkar badan. (Danckaerts, 1956). 3

Dilihat dari karakteristik yang dimiliki oleh pola dasar sistem Danckaerts, maka memungkinkan pola tersebut sesuai untuk wanita bertubuh gemuk, baik gemuk tinggi maupun gemuk pendek. Bentuk tubuhnya yang gemuk dan terdapat timbunan lemak pada badan, lingkar pinggang maupun lingkar panggul sehingga bentuk pinggangnya tidak terbentuk. Seperti yang dikemukakan oleh Barasi (2007) bahwa berat badan berlebih dan obesitas dapat didefinisikan sebagai akumulasi lemak tubuh secara berlebih. Selain dari itu pola dapat juga digunakan untuk wanita hamil maupun dalam pembuatan pakaian muslim. Karena bentuk tubuh wanita hamil pada bagian perut yang membesar, lingkar badan dan lingkar panggul juga bertambah. (Sukamto, 2004). Untuk mengetahui kesesuaian dan kelemahan pola tersebut pada wanita bertubuh gemuk pendek, maka dilakukan pengepasan atau fitting. Fitting bertujuan untuk mengetahui pas atau tidaknya suatu pakaian pada tubuh sipemakai. Seperti yang dikemukakan oleh Poespo (2000) mengatakan bahwa istilah fit (pas - sesuai), menunjukkan pada sempit dan longgarnya sebuah bentuk busana dalam hubungannya dengan orang yang memakainya. Apabila terjadi ketidaksesuaian maka harus dilakukan perbaikan pada pola. Sebelum membuat pola dasar terlebih dahulu dilakukan pengambilan ukuran, kemudian ukuran tersebut dijadikan sebagai ukuran dalam membuat pola. Setelah pola tersebut dibuat maka langkah selanjutnya adalah mencek pola apakah pola tersebut sudah sesuai dengan ukuran atau belum. Hal ini dilakukan 4

agar pola benar-benar tepat dan sesuai dengan ukuran, apabila terjadi ketidak sesuaian maka dilakukan perbaikan pada pola tersebut dengan cara fitting. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kelemahan yang terdapat pada pola dasar sistem Danckaerts pada wanita bertubuh gemuk pendek, memperbaiki kelemahan yang ada pada pola dasar sistem Danckaerts pada wanita bertubuh gemuk pendek setelah dilakukan fitting dan penyesuaian pola dasar sistem Danckaerts pada wanita bertubuh gemuk pendek. B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian terapan. Menurut Nawawi dan Martini (1996) mengatakan bahwa Penelitian terapan dilakukan untuk mengungkapkan keadaan yang sebenarnya (apa adanya) dari objek yang diselidiki agar mengungkapkan kekurangannya, yang akan menjadi dasar dalam menyusun langkah-langkah terbaik dan penyempurnaanya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner atau angket. Skala yang digunakan yaitu skala Likerts. Untuk melakukan uji coba instrumen menggunakan validitas logis dan validitas konstrak, sedangkan kontrol validasi dilakukan dengan cara dilakukan dengan bahan blacu, pengambilan ukuran sesuai dengan sistem pola, setiap langkah membuat pola dicek ketepatan ukuran, penilaian dilakukan dengan cara menyesuaikan uji coba pola dasar pada bentuk dan ukuran tubuh wanita gemuk pendek, penilaian dilakukan oleh tim penilai yang 5

ahli dalam bidang pola, pada tiap item yang sudah sangat sesuai (skor 4), penilaian tidak perlu lagi dilakukan untuk fitting selanjutnya. Teknik analisa data yang digunakan yaitu menggunakan analisa statistik deskriptif. Menurut Arikunto (2010) mengatakan bahwa statistik deskriptif merupakan statistik yang bertugas untuk mendeskripsikan atau memaparkan gejala hasil penelitian. Data diolah menggunakan bantuan program SPSS 16, kemudian data yang diperoleh dikelompokkan dalam 5 kategori standar penilaian yang dikemukakan oleh Arikunto (2010) yaitu: 81%-100% = Sangat Tinggi 61%-80% = Tinggi 41%-60% = Sedang 21%-40% = Rendah 0%-20% = Sangat Rendah C. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka temuan antara lain sesuai indikator kelemahan pola dasar sistem Danckaerts pada wanita bertubuh gemuk pendek terdapat pada fitting 1. Pada pola badan fitting 1 jawaban dari 5 orang panelis memiliki frekuensi sama, sebesar yaitu sebesar 20%, kemudian berdasarkan pola badan pada fitting 1 diklasifikasikan kedalam kategori sangat sesuai dengan skor pencapaian 6

responden sebesar 78,13%. Untuk pola lengan pada fitting 1 (40%) panelis memiliki total skor 7, kemudian berdasarkan pola lengan pada fitting 1 diklasifikasikan kedalam kategori sangat sesuai dan kurang sesuai dengan skor pencapaian responden sebesar 66,67%. Untuk pola rok pada fitting 1 (60%) panelis memiliki total skor 7, kemudian berdasarkan pola rok pada fitting 1 diklasifikasikan kedalam kategori sangat sesuai dengan skor pencapaian responden sebesar 43,75%. Cara memperbaiki kelemahan yang ada pada pola dasar sistem Danckaerts untuk wanita bertubuh gemuk pendek setelah dilakukan fitting, perbaikkan tersebut dilakukan dengan cara: untuk pola badan (garis bahu bagian depan dikurangi 2 cm, sisi pada lingkar badan dikurangi 0,5 cm dan lebar dada dikurangi 0,5 cm). Untuk pola lengan (lingkar kerung lengan dilonggarkan 0,5 cm, kerung lengan bagian belakang diturunkan 1 cm setelah itu kerung lengan dibentuk kembali). Kemudian untuk pola rok (Lingkar pinggang diberi kupnat muka dan belakang. Besar kupnat yaitu 3 cm. Mengurangi sisi pada panggul sebanyak 2 cm dan pada jarak panggul kedua diturunkan 1 cm. Penyesuaian pola dasar sistem Danckaerts pada wanita bertubuh gemuk pendek dilakukan setelah melaksanakan fitting kedua. Pola badan pada fitting 2 jawaban dari 5 orang panelis (40%) panelis memiliki total skor 30, kemudian berdasarkan pola badan pada fitting 2 diklasifikasikan kedalam kategori sangat sesuai dengan skor pencapaian responden sebesar 90,63. Untuk pola lengan pada fitting 2 (40%) panelis memiliki total skor 10 dan 12, 7

kemudian berdasarkan pola lengan pada fitting 2 diklasifikasikan kedalam kategori sangat sesuai dan kurang sesuai dengan skor pencapaian responden sebesar 91,67%. Sedangkan untuk pola rok pada fitting 2 (80%) panelis memiliki total skor 16, kemudian berdasarkan pola rok pada fitting 2 diklasifikasikan kedalam kategori sangat sesuai dengan skor pencapaian responden sebesar 93,75%. Berdasarkan hasil analisis data pada fitting kedua, maka penyesuaian pola dasar sistem Danckaerts pada wanita bertubuh gemuk pendek dapat dilakukan dengan cara: untuk pola badan (lingkar badan dilonggarkan 2 cm, lebar bahu ditambahkan 1 cm, lebar punggung ditambahkan 1 cm dan panjang punggung ditambahkan 1 cm). Untuk pola lengan (lingkar kerung lengan dilonggarkan 1 cm, garis tengah lengan diperbaiki dengan mengurangi lengkungan pada kerung lengan bagian belakang sebanyak 1 cm). Kemudian untuk pola rok (lingkar panggul dilonggarkan 0,5 cm). Hasil penyesuaian pola dasar sistem Danckaerts pada wanita bertubuh gemuk pendek dapat dilihat sebagai berikut. 8

Pola Dasar Badan Sistem Danckaerts Skala 1:4 Gambar 42: Pola dasar badan dengan sistem Danckaerts Sumber: Danckaerts (1956) Keterangan cara membuat pola dasar badan sistem Danckaerts: A-B = Mula-mula tarik garis datar A-B = ½ lingkar badan + 3 cm A-M o = Dari A tarik garis siku A-M o = ½ panjang dada. M o -M = Dari M o tarik garis siku M o -M = 1/10 A-B-2 cm. Dari M tarik garis serong melalui A ke D. M-D = Ukur M-D = seluruh panjang dada. M-M = M o -M+6,5 cm B-N= Tarik garis siku B-N = ½ panjang punggung. Dari N tarik sebuah garis tegak melalui B ke E. N-E= Ukur N-E =seluruh panjang punggung. N-N = 2,5 cm. M -S o = Tengah-tengah M -N =S o. M -S = M o -M+4,5 cm. A-C=1/2 A-B+2 cm. Hubungkan S o dan C. S o -T o = 1/10 A-B +2 cm. T o -X o = Dari T o ukur kebawah T o -X o = 1/3 panjang punggung.. X o -X = 1/10 A-B + 2cm (untuk orang yang punggungnya panjang tidak perlu tambahan). Hubungkan T o dan S. S-T = Ukur S-T = lebar bahu bagian depan. 9

M-O = Dari M ukur 5 cm kebawah O-P = Tarik garis O-P siku pada garis dada M-D. Ukur O-P = ½ lebar dada. Lukis kerung lengan bagian depan dari T melalui P ke X. N - s = Tarik garis N -s siku pada garis punggung N -E. N -s = M - s T o -t o = Dari T o ukur 1 cm keatas Hubungkan s dan t o. s-t =ukur s-t = lebar bahu bagian punggung. N-R = Dari N ukur 8 cm kebawah Tarik garis Q-R siku pada garis punggung N-E Q-R = Ukur Q-R =1/2 lebar punggung. Lukis kerung lengan bagian punggung dari t melalui Q ke X. D-X = A-C + 1 cm. D-X = ¼ lingkar pinggang +3 cm +2 cm (pola badan bagian depan) E-X = ¼ lingkar pinggang +3 cm -1 cm (untuk pola badan belakang) D-D = 1/10 lingkar pinggang 1,5 cm (pola badan bagian depan) E-E = 1/10 lingkar pinggang (pola badan bagian belakang) Hubungkan D, F dan E dengan garis melengkung seperti contoh: Pola Dasar Lengan Sistem Danckaerts Skala 1:4 Gambar 43: Pola dasar lengan sistem Danckaerts Sumber: Danckaerts (1956) 10

Keterangan cara membuat pola dasar lengan sistem Danckaerts: J o - K o = lukis garis datar J o - K o = 1/10 lingkar badan + 11 cm. Dari J o dan K o tarik garis-garis siku pada garis J o - K o kebawah. Dari K o ukur 3 cm kebawah Dari J o ukur J o -J = 2/3 J o -K o. Lukis kepala lengan dari K o melalui T o ke J. K-K = Dari K ukur K-K = panjang sampai siku. Tarik garis K -J siku pada garis K. P. Garis K -J itu disebut garis siku. K-P = Dari K ukur K-P = panjang sampai pergelangan + 1 cm. Dari P tarik garis siku kekiri. Garis ini disebut garis pergelangan. K -J = Dari k ukur K -J =1/2 lingkar siku + 1 cm. P-P = Dari P ukur P-P = K -J + 1 cm. Dari P-P = ½ lingkar pergelangan P -P = Dari P ukur 3 cm keatas. Hubungkan J. J dan J, lalu hubungkan P dan J. K o - X = X -X o = J-X o = hubungkan K o dan J, garis ini dibagi tiga. X o - X = Dari X o ukur 2 cm kebawah. Lukis kepala lengan dari K o melalui X ke J. Pola Dasar Rok Sistem Danckaerts Skala 1:4 Gambar 44: Pola dasar rok sistem Danckaerts Sumber: Danckaerts (1956) 11

D. Simpulan dan Saran Keterangan cara membuat pola dasar rok sistem Danckaerts : D-J = mula-mula tarik sebuah garis tegak D-J = panjang depan. D-G = dari D ukur kebawah D-G = jarak panggul pertama (14 cm). D-G = dari D ukur kebawah D-G = jarak panggul kedua. G -I = Tarik garis G - i siku pada garis D-J. Ukur G -i = ¼ lingkar panggul kedua + 1 cm i h = ukur i h = G - i. gunakanlah sebuah jangka, Ambil titik i sebagai pusat dan jarak i -h sebagai jari-jari, lukis sebuah lingkaran dari h keatas. J- L = Tarik garis J-L siku pada garis D-J. Ukur J-L = ¼ lingkar bawah Ukur L -K = J-L. Gunakanlah sebuah jangka. Ambil titik L sebagai pusat dan jarak L - K sebagai jari-jari, lukis sebuah lingkaran dari K keatas. Sekarang gunakan sebuah penggaris panjang dan tarik sebuah garis lurus menyinggung pada kedua lingkaran itu. H -E = dari i tarik sebuah garis siku pada garis E-K. Titik pertemuan ialah H. Dari H ukur keatas H -E = G -D. Dari E tarik garis siku pada E-K dan dari D juga tarik sebagai garis siku pada D-J. Titk pertemuan ialah F. D-F = ¼ lingkar pinggang +3 cm +2 cm (pola bagian depan) E-F = ¼ lingkar pinggang +3 cm -1 cm (pola bagian belakang) D-D = 1/10 lingkar pinggang-1.5 cm (pola bagian depan ) E-E = 1/10 lingkar pinggang (pola bagian belakang) Hubungkan D dan E, G dan H, G dan H, J dan K dengan garis garis agak melengkung seperti contoh. Hubungkan= L dan i Ukur D-G = F-I = E-H = Jarak panggul pertama. Ukur D-G = F-I =E-H = Jarak panggul kedua. Ukur D-J = F-L = E-K = panjang rok. Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka peneliti mengambil kesimpulan, pada indikator kelemahan pola dasar sistem Danckaerts pada wanita bertubuh gemuk pendek terdapat pada fitting 1, pada pola dasar badan fitting 1 diklasifikasikan kedalam kategori sangat sesuai dengan skor 12

pencapaian responden sebesar 78,13%. Pola dasar lengan diklasifikasikan kedalam kategori sangat sesuai dan kurang sesuai dengan skor pencapaian responden sebesar 66,67%. Sedangkan pola dasar rok diklasifikasikan kedalam kategori sangat sesuai dengan skor pencapaian responden sebesar 43,75%. Kelemahan tersebut terlihat pada pola badan: garis bahu bergeser kebelakang 2 cm, lingkar badan longgar 0,5 cm, lebar dada berlebih 0,5 cm. Pola lengan: lingkar kerung lengan sempit 0,5 cm, garis tengah lengan bergeser kedepan 2 cm, sedangkan pola rok : lingkar pinggang longgar 6 cm, lingkar panggul longgar 2 cm dan jarak panggul pertama naik 1 cm. Pola dasar sistem Danckaerts diperbaiki setelah dilaksanakan fitting. Cara memperbaiki pola tersebut yaitu pola badan: garis bahu bagian depan dikurangi 2 cm, lingkar badan dikurangi 0,5 cm, lebar dada dikurangi 0,5 cm. Pola lengan: lingkar kerung lengan badan diturunkan 0,5 cm dan pola lengan dilonggarkan 0,5 cm, kerung lengan bagian belakang diturunkan 1 cm, sedangkan pola rok: lingkar pinggang diberi kupnat besar kupnat 3 cm, lingkar panggul dikurangi 2 cm dan jarak panggul pertama diturunkan 1 cm. Penyesuaian pola Dasar sistem Danckaerts dilakukan setelah dilaksanakan fitting kedua. Hasil analisis data yang telah dilakukan pada fitting 2, untuk pola dasar badan diklasifikasikan kedalam kategori sangat sesuai dengan skor pencapaian responden sebesar 90,63%. Pola dasar lengan diklasifikasikan kedalam kategori sangat sesuai dan kurang sesuai dengan skor pencapaian responden sebesar 91,67%. Sedangkan pola dasar rok diklasifikasikan kedalam kategori sangat sesuai dengan skor pencapaian 13

responden sebesar 93,75%. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan cara: pola badan lingkar badan dilonggarkan 2 cm, lebar bahu ditambah 1 cm, lebar punggung ditambah 1 cm, panjang punggung ditambah 1 cm. Pola lengan lingkar kerung lengan dilonggarkan 1 cm, garis tengah lengan dikurangi 1 cm pada lengkungan kerung lengan bagian belakang, sedangkan pola rok lingkar panggul dilonggarkan 0,5 cm. Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: Peneliti yang akan melakukan penelitian eksperimen sebaiknya menggunakan bahan yang tidak mudah susut dalam melaksanakan penelitian. Karena untuk menghindari berkurangnya ukuran dalam tiap kali fitting. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya disaat penelitian agar dapat mengatur waktu penelitian, karena perubahan ukuran seseorang cenderung naik turun terutama pada wanita bertubuh gemuk. Hal tersebut untuk menghindari kesulitan bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian. Bagi penulis selanjutnya agar dapat melanjutkan penelitian pola dasar sistem Danckaerts pada wanita bertubuh gemuk tinggi. Untuk mengetahui penyesuaian pola tersebut pada wanita bertubuh gemuk tinggi. Diharapkan dosen yang mengajar pola dasar busana dapat menggunakan pola dasar sistem Danckaerts. Dalam memproduksi busana diperusahaan, sebaiknya praktisi busana menggunakan hasil penelitian pola dasar sistem Danckaerts ini. Catatan : artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing I Dra. Yasnidawati, M.Pd dan Pembimbing II Weni Nelmira, S.Pd, M.Pd T 14

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka cipta. Barasi, Mary E. 2007. At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga. Danckaerts. 1956. Buku Pelajaran Membuat Pola Dan Memotong Pakaian. Jakarta: Tjet. ke-2. t.ap. t.p. Haswita, Syafri. 1999. Kontruksi Pola Busana Wanita. Padang: Penerbit DIP Universitas Negeri padang. http://jahitschool.blogspot.com/.tanggal akses 28/4/2014 20.15 Porrie, Muliawan. 1990. Kontruksi Pola Busana Wanita. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia Nawawi, Hadari & Martini, Mimi. 1996. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Poespo, Goet. 2000. Teknik Menggambar Mode Busana: Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI ). Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. 2012. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Sukamto, Daryati. 2004. Busana Serasi untuk Perempuan Hamil. Jakarta: PT Kawan Pustaka. 15