BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

Dokumen Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Melawi BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Memorandum Program Sanitasi Tidore Kepulauan

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. MPS Kabupaten Pesawaran Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

POKJA AIR MINUM DAN SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN ARU

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Buru Selatan Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan 1.1. LATAR BELAKANG

Memorandum Program Sanitasi (MPS)

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,

BAB I PENDAHULUAN. Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan 1.1. LATAR BELAKANG

MOMERANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR. BAB I Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BOMBANA LATAR BELAKANG

BAB 4 Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi

BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI DI KAB. BULELENG

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang

BAB 5 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. MPS Kabupaten Kotawaringin Barat. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan. Memorandom Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Pelalawan Hal 1

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK PEMUTAKHIRAN 2016 POKJA SANITASI KOTA TOMOHON. of Sanitation (IYOS) pada tahun 2008, yang menghasilkan komitmen pemerintah dalam

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB 5 STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KABUPATEN PULAU TALIABU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

STRATEGI SANITASI KOTA. 1.1 Latar Belakang

Guna menghasilkan strategi sanitasi Kabupaten sebagaimana tersebut di

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1993 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

NOTULENSI PERTEMUAN AWAL PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH 11 APRIL 2013

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Pendahuluan 1. BAB I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEDOMAN WAWANCARA RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

Di dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi terdiri dari 5 Proses : Proses 1 : Internalisasi dan Penyamaan Persepsi (output Bab I) Proses 2 : Penyiapan Pr

BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI

Notulensi Kick of Meeting MPS Kota Sukabumi Jum at, 09 Mei 2014

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BINTAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG

Lampiran LEMBAR KESEPAKATAN PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) PEMERINTAH KABUPATEN PATI

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN ENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Landak 2014 BAB I PENDAHULUAN

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KABUPATEN CIAMIS BAB I

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 5 Tahun 2000 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

BAB II MEMRANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH

Penyusunan Rencana Kerja dan Pembagian Tugas Pokja Hasil rencana kerja terlampir,

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dokumen MPS yang disusun oleh Pokja Sanitasi Kota Tangerang ini merupakan tindak lanjut dari penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota (BPS) Tangerang. Program dan kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik sinkronisasi dan koordinasi pada tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Kementerian / Lembaga untuk periode Jangka Menengah. Dari sisi penganggaran, dokumen ini juga memuat rancangan dan komitmen pendanaan untuk implementasinya, baik komitmen alokasi penganggaran pada tingkat Kabupaten, Provinsi, Pusat maupun dari sumber pendanaan lainnya. Untuk sumber penganggaran dari sektor Pemerintah, keseluruhan komitmen dalam dokumen ini akan menjadi acuan dalam tindak lanjut melalui proses penganggaran formal tahunan. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain : Pemrograman telah mempertimbangkan komitmen bersama antara kemampuan APBD Pemda dan pendanaan Pemerintah Pusat maupun partisipasi dari sektor lain yang peduli sanitasi. Program dan Anggaran untuk 5 tahun ke depan sudah diketahui, sehingga perencanaan lebih optimal dan matang. Memorandum Program Investasi Kota merupakan rekapitulasi dari semua dokumen perencanaan sanitasi dan telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan Kota dari aspek teknis, biaya dan waktu. Memorandum Program Investasi ini dilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tanda tangan dari Bupati/Walikota/Gubernur selaku kepala daerah. Program Investasi Sektor Sanitasi ini telah disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan Kota untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan Kota. Dok. MPS Kota Tangerang 20151

Proses penyusunan rencana program investasi ini telah melalui aspek keterpaduan antara pengembangan wilayah/kawasan dengan pengembangan sektor bidang yang terkait kesanitasian, yang mencakup : Koordinasi Pengaturan, Integrasi Perencanaan, dan Sinkronisasi Program berdasarkan Skala Prioritas tertentu atau yang ditetapkan paling sesuai dalam rangka menjawab tantangan pembangunan. Memorandum Program ini dilengkapi dengan tabel-tabel rencana investasi program, rencana pelaksanaan periode sampai akhir 5 (lima) tahun ke depan, dan peta-peta pokok yang dapat menjelaskan arah pengembangan dan struktur ruang perkotaannya. 1.2. Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud : a. Tersusunnya dokumen rencana strategi dan komitmen pendanaan oleh pemerintah Kota Tangerang dan pihak terkait untuk rancangan implementasi pembangunan sektor sanitasi yang komprehensif untuk Jangka Menengah. Secara umum MPS ini secara spesifik bersifat sebagai Expenditure Plan yang merupakan rencana penganggaran khususnya untuk program pembangunan sektor sanitasi. b. Mendorong para stakeholders melaksanakan kebijakan pengembangan sanitasi yang lebih efektif, partisipatif, dan berkelanjutan. 1.2.2 Tujuan : a. MPS diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman penganggaran untuk implementasi pelaksanaan pembangunan sanitasi mulai tahun 5 Sanitasi Kota (SSK). b. Dapat memberikan gambaran tentang kebijakan pendanaan untuk implementasi pembangunan Sanitasi Kota Tangerang selama 5 (lima) tahun yaitu tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. c. Dipergunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Operasional tahapan pembangunan sanitasi. d. Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kota Tangerang Dok. MPS Kota Tangerang 20152

Gambar 1.1. Skema Proses Perencanaan PPSP 1.3. Wilayah Perencanaan 1.3.1. Gambaran Umum Sebelum meninjau lebih jauh mengenai kondisi sanitasi di Kota Tangerang, perlu dipaparkan terlebih dahulu mengenai gambaran umum wilayah Kota Tangerang. Secara geografis Kota Tangerang berada pada koordinat 6 0 6' 6 0 13' Lintang Selatan dan 6 0 6' 6 0 13' Bujur Timur. Adapun batasan administrasi Kota Tangerang terdiri dari : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluknaga, Kecamatan Kosambi dan Kecamatan Sepatan Timur (Kabupaten Tangerang) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Curug dan Kecamatan Kelapa Dua (Kabupaten Tangerang), serta Kecamatan Serpong Utara dan Kecamatan Pondok Aren (Kota Tangerang Selatan) Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Administrasi Jakarta Barat dan Kota Administrasi Jakarta Selatan (Provinsi DKI Jakarta) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pasar Kemis dan Kecamatan Cikupa (Kabupaten Tangerang) Dok. MPS Kota Tangerang 20153

Tahun 2013 populasi penduduk Kota Tangerang berjumlah1.982.183 jiwa. Dalam tiga tahun terakhir (2009-2013) populasi peduduk Kota Tangerang telah tumbuh dengan rata- rata pertumbuhan penduduk sebesar 3,28%. Diperkirakan, tahun 2019 jumlah penduduk Kota Tangerang akan meningkat sebesar 20,02% dari saat ini, yaitu menjadi 2.378.930 jiwa. Tingginya populasi penduduk tersebut mejadi tantangan tersendiri dalam penyediaan akses sanitasi dan air bersih yang layak bagi penduduk Kota Tangerang. Luas wilayah Kota Tangerang adalah ±16.455 ha (tidak termasuk Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta seluas ±1.969 ha). Secara Administratif Kota Tangerang terbagi dalam 13 kecamatan dan 104 kelurahan. Secara detail batas administrasi Kota Tangerang seperti gambar 1.1. Peta Administrasi Kota Tangerang. Kondisi Hidrologi Air Permukaan Wilayah Kota Tangerang berdasarkan satuan wilayah sungai dibagi ke dalam tiga Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu: DAS Cisadane, DAS Angke, dan DAS Cirarab. Sungai Cisadane memiliki panjang 15 km, lebar 100 m, dan tinggi 5,35 m, dengan debit air rata-rata 70 m 3 /detik. Kali Angke memiliki panjang 10 km, lebar 12 m, dan tinggi 5,50 m, dengan debit air rata-rata 18 m 3 /detik. Kali Cirarab memiliki panjang 4 km, lebar 11 m, dan tinggi 3,50 m, dengan debit air rata-rata 12 m 3 /detik. Selain sungai, di wilayah Kota Tangerang juga terdapat situ sebanyak 6 buah situ dengan luas total saat ini adalah 152,01 ha dan kedalaman antara 2,5-3,0 m. Kota Tangerang terdapat 3 (tiga) wilayah DAS yaitu DAS Cisadane,DAS Angke, dan DAS Cirarab. Ketiga DAS tersebut disajikan pada tabel1.1. Dok. MPS Kota Tangerang 20154

Tabel 1.1: Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kota Tangerang Nama DAS Luas (Ha) DAS Cisadane 106.350 DAS Angke 7.430 DAS Cirarab 16.100 Jumlah 129.880 Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka Tahun 2013 Air Tanah Masyarakat Kota Tangerang masih banyak yang memanfaatkan sumur gali dan sumur pompa dangkal sebagai sumber air bersih. Ketinggian muka air tanah rata-rata di wilayah Kota Tangerang berkisar antara 9-32 meter di bawah permukaan tanah setempat (m bmt). Luas wilayah Kecamatan di Kota Tangerang terdiri atas 13 Kecamatan, masing-masing kecamatan dengan komposisi jumlah kelurahan yang beragam. Untuk nama dan luas seluruh Kecamatan yang ada di Kota Tangerang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. No. Tabel 1.2 Nama, luas wilayah per-kecamatan dan jumlah kelurahan Kecamatan Jumlah Kelurahan Luas Wilayah Administrasi % Terhadap Total Luas (ha) Luas (ha) Terbangun % Terhadap Total 1 Ciledug 8 877 5,33 622 2 Larangan 8 940 5,71 852 3 Karang Tengah 7 1.047 6,36 634 4 Cipondoh 10 1.791 10,88 807 5 Pinang 11 2.159 13,12 811 6 Tangerang 8 1.579 9,60 822 7 Karawaci 16 1.348 8,19 893 8 Jatiuwung 6 1.441 8,76 498 9 Cibodas 6 961 5,84 518 10 Periuk 5 954 5,80 341 11 Batuceper 7 1.158 7,04 370 12 Neglasari 7 1.608 9,77 732 13 Benda* 5 592 3,60 697 Kota Tangerang 16.455 100,00 8.596 51,88 Sumber: RTRW Kota Tangerang Tahun 2012-2032. Keterangan: * Tidak termasuk luas Bandara Soekarno Hatta (1.969 ha). Dok. MPS Kota Tangerang 20155

Berdasarkan tabel 1.2 diatas, terlihat bahwa Kecamatan Pinang merupakan kecamatan dengan wilayah administrasi terluas, sekitar 13,12% dari total luas wilayah Kota Tangerang Sedangkan Kecamatan yang memiliki luas wilayah administrasi terkecil yaitu Kecamatan Benda, hanya meliputi 3,60% dari total luas wilayah Kota Tangerang. Demografi Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Tangerang pada akhir Tahun 2013 jumlah penduduk Kota Tangerang sebanyak 1.982.183jiwa. Pertumbuhan penduduk rata-rata Kota Tangerang dalam kurun waktu tahun 2009-2013 sebesar 3,28%. Kepadatan penduduk Kota Tangerang mengalami peningkatan dalam kurun waktu tahun 2009-2013, dari 101 jiwa/ha (2009) menjadi 121 jiwa/ha (2013). Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi saat ini adalah Kecamatan Larangan, yaitu 195 jiwa/ha (2013), sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Neglasari, yaitu 70 jiwa/ha (2013). Sejalan dengan kebijakan yang akan diambil pemerintah dalam membangun daerah juga memperhatikan jumlah penduduk, sebaran dan laju pertumbuhannya, untuk itu perlu dilakukan proyeksi jumlah penduduk untuk 5 tahun kedepan, dimulai dari tahun 2015 sampai dengan 2019 Dimana sebagai tahun dasar digunakan tahun 2013 proyeksi dilakukan untuk setiap kecamatan, dengan menggunakan angka laju pertumbuhan penduduk setiap kecamatan, dan untuk proyeksi penduduk Kota Tangerang didapat dari jumlah total setiap kecamatan. Pertumbuhan penduduk Kota Tangerang dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2009-2013) menunjukkan pola yang cenderung linier, dengan asumsi bahwa pertumbuhan penduduk Kota Tangerang untuk lima tahun mendatang juga masih berpola linier, maka metode yang digunakan untuk proyeksi penduduk Kota Tangerang tahun 2014-2019 adalah Metode Proyeksi Aritmatik. Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi, jumlah penduduk Kota Tangerang pada tahun 2019 bertambah sebesar 20,02% dari saat ini, yaitu menjadi 2.378.930 jiwa. Dok. MPS Kota Tangerang 20156

Tabel 1.3: Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 tahun terakhir Jumlah Penduduk(jiwa) Jumlah Rumah Tangga(KK) Kepadatan Penduduk(jiwa/ha) No. Kecamatan Tahun Tahun Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014 2015 2016 2017 2018 2019 1 Ciledug 177.631 185.831 194.032 202.232 210.433 218.633 43.913 45.940 47.967 49.994 52.022 54.049 203 212 222 231 240 250 2 Larangan 189.477 196.220 202.963 209.706 216.449 223.192 47.076 48.751 50.426 52.102 53.777 55.452 202 209 216 224 231 238 3 Karang Tengah 134.794 139.075 143.356 147.637 151.918 156.198 33.573 34.639 35.705 36.771 37.837 38.904 129 133 137 142 146 150 4 Cipondoh 271.916 287.017 302.118 317.218 332.319 347.420 66.564 70.261 73.957 77.654 81.350 85.047 152 161 169 178 186 194 5 Pinang 190.405 198.447 206.489 214.531 222.573 230.615 47.425 49.428 51.431 53.434 55.437 57.440 89 92 96 100 104 107 6 Tangerang 172.910 178.353 183.796 189.238 194.681 200.124 43.500 44.869 46.238 47.607 48.977 50.346 110 113 117 120 124 127 7 Karawaci 181.974 184.699 187.423 190.148 192.872 195.597 48.849 49.580 50.312 51.043 51.774 52.506 135 138 140 142 144 146 8 Jatiuwung 121.326 121.604 121.883 122.161 122.440 122.718 43.695 43.795 43.895 43.996 44.096 44.196 85 85 85 85 85 86 9 Cibodas 153.804 156.716 159.628 162.540 165.452 168.365 41.285 42.067 42.849 43.630 44.412 45.194 161 164 167 170 173 176 10 Periuk 143.834 147.588 151.342 155.096 158.850 162.604 41.381 42.461 43.541 44.621 45.701 46.781 151 155 159 163 167 171 11 Batuceper 99.965 102.394 104.822 107.251 109.680 112.108 26.977 27.632 28.288 28.943 29.598 30.254 87 89 91 93 95 97 12 Neglasari 114.604 117.486 120.369 123.251 126.134 129.016 27.420 28.110 28.799 29.489 30.179 30.868 72 74 75 77 79 81 13 Benda 95.673 99.006 102.340 105.673 109.007 112.340 25.077 25.951 26.825 27.698 28.572 29.446 162 168 173 179 185 190 Kota Tangerang 2.048.313 2.114.436 2.180.561 2.246.682 2.312.808 2.378.930 536.735 553.484 570.233 586.982 603.732 620.483 125 129 133 137 141 145 Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014. Dok. MPS Kota Tangerang 20157

1.3.2. Arah Pengembangan Kota Dalam rangka perencanaan spasial di Indonesia, Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan adanya dokumen rencana tata ruang yang terdiri dari rencana umum dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang terdiri dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dengan jangka waktu 20 tahun, Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) untuk jangka waktu 20 tahun, serta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK) untuk jangka waktu 20 tahun yang dikaji ulang setiap 5 tahunnya. Disamping rencana umum, diperlukan juga adanya rencana rinci yang terdiri dari rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional, rencana tata ruang kawasan strategis propinsi, serta rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis kota. Gambaran Rencana Tata Ruang Wilayah khususnya Rencana Lahan Permukiman di Kota Tangerang dapat dilihat pada Gambar 1.2 Untuk memenuhi amanat Undang-Undang tersebut diatas, Pemerintah Kota Tangerang menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang tahun 2010-2030 dengan Visi Terwujudnya Penataan ruang Wilayah yang Produktif,Seimbang dan Lestari bagi Kesejahteraan Masyarakat yang bertujuan untuk mewujudkan Kota Tangerang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Untuk mencapai visi tersebut, beberapa misi yang ditetapkan adalah: 1. Mewujudkan struktur ruang yang seimbang guna mendorong pertumbuhan wilayah sekaligus mengurangi kesenjangan antar wilayah; 2. Mewujudkan pola ruang yang selaras dan bekelanjutan; 3. Mewujudkan terciptanya kepastian hukum dalam kegiatan usaha sesuai rencana tata ruang serta mendorong peluang investasi produktif; 4. Mewujudkan penyediaan sarana dan pasarana untuk peningkatan kualitas SDM yang lebih produktif dan mandiri serta berdaya saing tinggi. Dok. MPS Kota Tangerang 20158

Gambar 1.1 Peta Administrasi Kota Tangerang Dok. MPS Kota Tangerang 2015-10

1.4. Methodologi 1.4.1 Methodologi Penyusunan Dokumen Metode penyusunan MPS adalah sebagai berikut: 1. Review SSK 2. Internalisasi 3. Konsultasi dengan Pokja Provinsi dan Satker terkait di provinsi. 4. Akses Sumber Pendanaan Non-Pemerintah 5. Pengawalan Program dan Kegiatan kedalam mekanisme penganggaran. Proses penyusunan MPS terdiri dari beberapa tahapan yang tidak dapat terlepas antara satu dengan lainnya, antara lain sebagai berikut: 1. Melakukan Review SSK khususnya untuk Kerangka Logis, Program, Kegiatan dan Penganggaran serta Prioritasi Program. 2. Melakukan konsultasi kepada SKPD terkait di Kota Tangerang 3. Melakukan konsultasi teknis kepada Pokja Provinsi dan Satker terkait. 4. Melakukan pertemuan dengan sumber-sumber alternatif non pemerintah ditingkat Kota Tangerang 5. Melakukan pengawalan kepada mekanisme panganggaran. 1.4.2 Sistimatika Penyajian Sistematika dokumen MPS terdiri dari 5 bab yaitu sebagai berikut: Bab pertama berisi pendahuluan yang menggambarkan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan MPS, metode penyusunan dan sistematika dokumen. Bab kedua menyajikan hasil review SSK yang menyangkut kondisi eksisting sanitasi, Prioritasi Program, kerangka logis. Bab ketiga berisi tentang rencana implementasi program dan kegiatan, perhitungan volume kebutuhan infrastruktur dan non infrastruktur. Bab keempat berisi tentang rencana kebutuhan biaya untuk implementasi dan sumber pendanaan bagi masing-masing kegiatan. Disamping itu dalam bab ini juga menguraikan rencana antisipasi bilamana terjadi funding gap. Bab kelima berisi inventarisasi status kesiapan dari masing-masing kegiatan, langkah-langkah dan tindak lanjut yang harus dilakukan bagi kegiatan yang belum memenuhi kriteria kesiapan dan rencana Monev. Dok. MPS Kota Tangerang 2015-11