BAB VII PERANCANGAN PROGRAM Mardiasmo dan Makhfatih (2000) mengatakan bahwa potensi penerimaan daerah adalah kekuatan yang ada di suatu daerah untuk menghasilkan sejumlah penerimaan tertentu. Untuk melihat potensi penerimaan daerah dibutuhkan pengetahuan tentang perkembangan beberapa variabel-variabel yang dapat dikendalikan (yaitu variabel-variabel kebijakan dan kelembagaan) dan yang tidak dapat dikendalikan (yaitu variabel-variabel ekonomi yang dapat mempengaruhi kekuatan sumber-sumber penerimaan daerah). Dalam bab ini akan dirumuskan alternatif strategi peningkatan penerimaan daerah dari pajak dan retribusi daerah yang di dapatkan dari analisis faktor internal dan eksternal. Strategi dan Program Peningkatan Penerimaan Daerah dari sektor pajak 7.1. Strategi SO Mengoptimalkan Program Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Daerah Dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, dengan melakukan program intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah. Kegiatan intensifikasi dimaksudkan adalah upaya menghitung potensi seakurat mungkin, sehingga target yang dibuat mendekati potensi yang ada. Sedangkan ekstensifikasi adalah menggali sumber-sumber penerimaan baru baik pajak maupun retribusi yaitu dengan menjaring wajib pajak/retribusi baru. Intensifikasi pajak secara umum dapat dilakukan dengan memperbaiki pengelolaan internal organisasi pemungut pajak sehingga diharapkan akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemungutan pajak daerah. Program intensifikasi pajak dapat dilakukan dengan beberapa cara : 1. Analisis potensi pajak Relatif rendahnya kontribusi pajak daerah salah satunya karena belum tergalinya potensi riil pajak daerah. Tidak tergalinya potensi riil ini dikarenakan tidak diketahuinya potensi pajak daerah, yang menyebabkan kesalahan dalam penetapan target pajak ditetapkan dengan hanya melihat data historis dan menggunakan metode peramalan trend untuk menetapkan target
akan datang. Namun sesungguhnya potensi pajak daerah yang ada mungkin lebih dari target yang ditetapkan. Hal ini terjadi karena dalam melakukan perhitungan potensi riil pajak dilakukan dengan pendekatan lapangan langsung. Perhitungan yang lebih terinci di lapangan akan menggambarkan berapa besar potensi sesungguhnya pajak yang dapat diperoleh. Adanya data mengenai potensi riil pajak akan membantu pemerintah daerah dalam menetapkan target penerimaan yang lebih riil, sehingga efektivitas pemungutan pajak dapat diketahui. Kegiatan penggalian potensi perpajakan ini dilakukan melalui pembuatan mapping, profiling dan benchmarking Wajib Pajak (WP) penentu penerimaan dan penggalian secara sektoral, khususnya pada sektor-sektor yang sedang booming di Kota Bogor, yaitu sektor jasa, dalam hal ini hotel, restoran dan hiburan. 2. Penambahan sarana bagi pemungutan pajak daerah 3. Penambahan personil pengumpul pajak daerah Dalam melakukan intensifikasi pemerintah daerah harus menambah personil dan melakukan penertiban administrasi. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa petugas pengumpul pajak masih relative sedikit dibandingkan dengan cakupan wilayah tugasnya. Dengan penambahan personil ini diharapkan akan menambah efektivitas pemungutan pajak daerah. 4. Sosialisasi dan pemberian penyuluhan kepada masyarakat mengenai ketentuan pajak daerah Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjalankan kewajiban sebagai wajib pajak, mengharuskan pemerintah daerah dalam hal ini Dispenda Kota Bogor untuk melakukan sosialisasi pajak dengan penyuluhan kepada wajib pajak serta memberikan insentif kepada wajib pajak, bila memungkinkan dengan pemberian reward untuk pembayar pajak terbaik diberikan hadiah 1 persen dari hasil pungutan pajak. 5. Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pemungutan pajak daerah Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan melakukan pemeriksaan secara da dadakan dan berkala, memperbaiki proses pengawasan, menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak dan sanksi terhadap pihak fiskus serta meningkatkan pelayanan pembayaran pajak. Untuk mencegah kebocoran dan manipulasi
dalam pembayaran pajak dapat dilakukan cross check dengan laporan pajak mereka secara insidentil dan melakukan verifikasi di lapangan. 6. Peningkatan pengawasan dan pengendalian, baik pengendalian teknis pelaksanaan pemungutan pajak dengan sasaran menyempurnakan system dan prosedur pemungutan pajak, pelayanan yang cepat dan cermat kepada WP maupun pengendalian penatausahaan yang ditujukan pada kegiatan para pelaksana administrasi. Untuk mendukung fungsi pemerintahan diatas, maka merujuk pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, perlu disusun dokumen perencanaan lima tahunan dalam bentuk perencanaan strategis yang dalam hal ini dibuat untuk kurun waktu 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, strategis, program sesuai dengan tujuan dan fungsinya, secara lebih spesifik dan terukur serta dilengkapi dengan sasaran yang hendak dicapai. Merujuk pada Visi dan Misi Kota Bogor, maka Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor memiliki Visi : Lembaga Yang Amanah Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dari Visi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor memiliki makna bahwa : 1. Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor sebagai salah satu dinas/lembaga pada Pemerintah Kota Bogor diharapkan mampu memegang kepercayaan (amanah) dan tanggungjawab yang diberikan oleh Walikota dan masyarakat, hal ini tercermin dalam Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tanggal 24 Agustus 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah. 2. Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor sebagai penghimpun dan koordinator dalam pemungutan pajak/retribusi daerah serta pendapatan lainnya yang sah, penyusunan dan pengelolaan keuangan daerah, maka Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor harus mampu melayani dan bekerja secara profesional, di sisi lain sebagai perencana dan penggali Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam rangka peningkatan pendapatan daerah, harus mampu meningkatkan pendapatan daerah serta menggali potensi dari sektor jasa yang ada di Kota Bogor, sebagai upaya mewujudkan Kota Bogor sebagai kota jasa dengan penyelenggaraan pelayanan kepada wajib pajak dengan cepat, mudah dan transparan.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mencapai visi. Misi dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor antara lain adalah : Misi I : Meningkatkan profesionalisme aparatur lembaga di bidang pendapatan daerah. Misi ini mengandung makna bahwa pelaksanaan tugas pokok dan fungsi harus di dukung oleh kualitas sumber daya aparatur yang mampu dan menguasai bidang pendapatan daerah, serta jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan. Misi II : Meningkatkan koordinasi guna peningkatan pendapatan dari sektor jasa serta mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam memenuhi kewajiban pajak. Misi ini mengandung makna bahwa sebagai koordinator pendapatan daerah, maka Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor harus mampu melakukan koordinasi baik dengan instansi terkait maupun dengan dunia usaha, selain itu harus mampu menggali potensi wajib pajak di sektor jasa melalui penyelengaraan pelayanan yang cepat, mudah dan transparan. Misi III : Mengembangkan sistem manajemen pengelolaan keuangan daerah dalam rangka terciptanya akuntabilitas keuangan daerah. Misi ini mengandung makna bahwa Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor yang mempunyai kewenangan di bidang pengelolaan keuangan daerah di arahkan untuk mengembangkan sistem pengelolaan keuangan daerah yang menganut azas berimbang dan transparan, sehingga tercipta akuntabilitas keuangan daerah. Dalam periode 2010-2014, kebijakan umum perpajakan di Kota Bogor yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor lebih diarahkan untuk perluasan basis pajak, peningkatan pelayanan, pengurangan beban pajak, pemberian fasilitas pajak pada dunia usaha tanpa mengganggu pencapaian target penerimaan perpajakan. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Pusat terus melakukan langkah-langkah pembaharuan serta penyempurnaan kebijakan dan administrasi perpajakan (tax policy and administration reform). Hal ini harus mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah, dikarenakan peranan penerimaan
perpajakan dewasa ini menjadi begitu penting dalam menopang keberlangsungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 7.2. Strategi WO Mempersiapkan SDM yang memiliki kompetensi khusus di bidang perpajakan, berkoordinasi dengan KPP Pratama, Inspektorat Kota Bogor dan BKPP Meningkatkan koordinasi internal antar dinas terkait Untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang perpajakan, maka Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kota Bogor (BKPP) perlu membuat kualifikasi khusus dalam seleksi penerimaan CPNS di Kota Bogor, sehingga bisa menjaring pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang perpajakan, juga dalam penempatan sumber daya manusia di Pemerintahan Kota Bogor harus disesuaikan dengan latar belakang pendidikannya. Selain itu dapat mengadakan kerjasama dengan KPP Pratama Kota Bogor untuk mengadakan pelatihan-pelatihan perpajakan bagi para karyawan Dispenda Kota Bogor. Dalam rangka pengawasan reguler antar Dinas yang mengelola pajak dan retribusi, maka perlu lebih ditingkatkan koordinasi internal antar dinas tersebut, dibawah pengawasan dari Inspektorat Kota Bogor. 7.3. Strategi ST Meningkatkan pengawasan dan evaluasi kepada para Wajib Pajak Pembuatan peraturan daerah yang jelas dan berkekuatan hukum Pengawasan dan evaluasi kepada para Wajib Pajak (WP) harus dilakukan secara kontinu dan melakukan tindakan tegas terhadap para WP yang melanggar ketentuan peraturan daerah tentang pajak daerah. Hal ini perlu adanya kerjasama dengan Kantor Kesatuan Bangsa (Kesbang) Kota Bogor sebagai SKPD yang menaungi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat atau organisasi/lembaga di Kota Bogor dan juga bekerjasama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor. Untuk melakukan suatu kebijakan maka harus ada acuan peraturan daerah yang jelas dan berkekuatan hukum, karena itu perlu adanya kajian yang mendalam terhadap peraturan daerah yang berkaitan
dengan pajak dan retribusi daerah, dengan melibatkan lembaga legislatif yaitu DPRD Kota Bogor. 7.4. Strategi WT Memberikan kemudahan pelaksanaan pengurusan perizinan usaha, berkoordinasi dengan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Penanaman Modal (BPPT-PM) Salah satu tujuan pemerintahan daerah adalah untuk melayani masyarakatnya, salah satunya dengan memberikan kemudahan dalam proses perizinan usaha, maka Pemerintah Kota Bogor telah menetapkan bahwa untuk pelayanan perizinan dilaksanakan satu atap dan terpadu, yaitu dengan dibentuknya Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Penanaman Modal, yang telah mencakup kurang lebih 62 (enam puluh dua) perizinan. Beberapa langkah pembenahan yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor antara lain : program intensifikasi, melalui kegiatan : (i) mapping bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum potensi perpajakan dan keunggulan fiskal di wilayah masing-masing kantor/unit kerja yang digunakan sebagai petunjuk dan sarana analisis dalam rangka penggalian potensi penerimaan, pelayanan, dan pengawasan (ii) profiling wajib pajak bertujuan untuk menyajikan informasi fiskal Wajib Pajak (WP) secara individu, mengukur tingkat risiko dan kepatuhan WP, mengenal WP yang terdaftar di unit kerjanya, memonitor perkembangan usaha WP, dan melakukan pengawasan, penggalian potensi dan pelayanan yang lebih baik. Kegiatan profiling difokuskan pada pemantapan profile WP. (iii) benchmarking (iv) aktivasi wajib pajak nonfiler (v) pemantauan kepatuhan WP orang pribadi potensial (vi) pemanfaatan data pihak ketiga (vii) Optimalisasi Pemanfaatan Data Perpajakan (OPDP) adalah uji silang (datamatching) laporan satu Wajib Pajak dengan seluruh Wajib Pajak lainnya. Uji silang ini mencakup seluruh jenis pajak yang meliputi data
SPT, faktur pajak, bukti potong PPh, daftar pemegang saham, jumlah harta dan data pembayaran pajak, sehingga dapat diketahui keseluruhan potensi WP (uji potensi pajak daerah). Penggalian potensi WP tersebut dilakukan dengan himbauan, konseling dan pemeriksaan. program ekstensifikasi yang merupakan perluasan basis perpajakan (penambahan WP) dengan beberapa cara yaitu persiapan untuk penyesuaian dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2010 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, mulai pelaksanaan pemungutan pajak BPHTB dan pajak air tanah yang berlaku efektif pada tahun 2011 dan melaksanakan revisi tarif Pajak Penerangan Jalan yang masih dalam proses pembahasan di DPRD Kota Bogor. modernisasi pelayanan pajak merupakan wujud pelaksanaan good governance, dilakukan dengan strategi pelayanan prima, sekaligus pengawasan intensif kepada Wajib Pajak (WP). Program modernisasi ini antara lain dilaksanakan melalui: (i) reformasi struktur organisasi berdasarkan fungsi (ii) business process yang berorientasi pada pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi (iii) pembentukan data processing center (iv) pengembangan sumber daya manusia (v) pelaksanaan good governance (vi) perbaikan kelembagaan yang mengarah pada konsep one stop service