BAB VII PERANCANGAN PROGRAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BOGOR

Bab 3. Penjelasan Mengenai Ketentuan Sunset Policy Berdasarkan Pasal 37A Undang-Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

PROFILE DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009.

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pengaruh ektensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak dalam meningkatkan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penerimaan pajak daerah dan pendapatan asli daerah di Kota Metro selalu

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam rangka mewujudkan tujuan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan. rangka pelaksanaan pembangunan yang bertanggung jawab.

TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS PELAYANAN PAJAK PEMERINTAH KOTA BANDUNG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Secara keseluruhan penerapan retribusi daerah DKI Jakarta pada tahun 2008-

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BAB I PENDAHULUAN. daerah masalah perimbangan keuangan pusat dan daerah merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. b. Isu Strategis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dari data yang penulis Analisa maka dapat disimpulkan Peran Pemda Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. innovator dan stabilisator pembangunan. Dalam pelaksanaan tugas tugas

DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikeluarkannya Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

WALIKOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI

BAB III PEMERINTAH KABUPATEN BERAU

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti jalan, jembatan, rumah sakit. Pemberlakuan undang-undang tentang

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

TERM OF REFERENCE ( TOR ) / KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENELITIAN POTENSI PAD SEKTOR PERUSAHAAN DAERAH DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bukan lagi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1,019 trilyun atau sebesar 79% ( berasal dari

PERUMUSAN STRATEGI. Kekuatan ( Strength )

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang dipungut oleh pemeritah

BAB IV GAMBARAN UMUM Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah pusat dan

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2017

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali. menjadi Dinas Penghasilan Daerah Tingkat II Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Deskripsi Umum Ruang Lingkup Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016

BAB I. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Pemasukan dari pajak diharapkan terus meningkat salah satunya dengan membuat

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini peranan pajak sebagai tulang punggung penerimaan dalam

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk

BAB II PROFIL INSTANSI. 2.1Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pelaksanaan pembangunan nasional. Keberhasilan suatu

BAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun

V. SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumber daya yang. perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.

Kabupaten Pulau Morotai Cukup Baik.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Pangkalan Kerinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

STUDI DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN PERDA BARU TENTANG PAJAK ATAS PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET KABUPATEN TULANG BAWANG

RENCANA AKSI INSPEKTORAT KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Dinas Pendapatan dan. Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta

WALIKOTA TASIKMALAYA

Transkripsi:

BAB VII PERANCANGAN PROGRAM Mardiasmo dan Makhfatih (2000) mengatakan bahwa potensi penerimaan daerah adalah kekuatan yang ada di suatu daerah untuk menghasilkan sejumlah penerimaan tertentu. Untuk melihat potensi penerimaan daerah dibutuhkan pengetahuan tentang perkembangan beberapa variabel-variabel yang dapat dikendalikan (yaitu variabel-variabel kebijakan dan kelembagaan) dan yang tidak dapat dikendalikan (yaitu variabel-variabel ekonomi yang dapat mempengaruhi kekuatan sumber-sumber penerimaan daerah). Dalam bab ini akan dirumuskan alternatif strategi peningkatan penerimaan daerah dari pajak dan retribusi daerah yang di dapatkan dari analisis faktor internal dan eksternal. Strategi dan Program Peningkatan Penerimaan Daerah dari sektor pajak 7.1. Strategi SO Mengoptimalkan Program Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Daerah Dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, dengan melakukan program intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah. Kegiatan intensifikasi dimaksudkan adalah upaya menghitung potensi seakurat mungkin, sehingga target yang dibuat mendekati potensi yang ada. Sedangkan ekstensifikasi adalah menggali sumber-sumber penerimaan baru baik pajak maupun retribusi yaitu dengan menjaring wajib pajak/retribusi baru. Intensifikasi pajak secara umum dapat dilakukan dengan memperbaiki pengelolaan internal organisasi pemungut pajak sehingga diharapkan akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemungutan pajak daerah. Program intensifikasi pajak dapat dilakukan dengan beberapa cara : 1. Analisis potensi pajak Relatif rendahnya kontribusi pajak daerah salah satunya karena belum tergalinya potensi riil pajak daerah. Tidak tergalinya potensi riil ini dikarenakan tidak diketahuinya potensi pajak daerah, yang menyebabkan kesalahan dalam penetapan target pajak ditetapkan dengan hanya melihat data historis dan menggunakan metode peramalan trend untuk menetapkan target

akan datang. Namun sesungguhnya potensi pajak daerah yang ada mungkin lebih dari target yang ditetapkan. Hal ini terjadi karena dalam melakukan perhitungan potensi riil pajak dilakukan dengan pendekatan lapangan langsung. Perhitungan yang lebih terinci di lapangan akan menggambarkan berapa besar potensi sesungguhnya pajak yang dapat diperoleh. Adanya data mengenai potensi riil pajak akan membantu pemerintah daerah dalam menetapkan target penerimaan yang lebih riil, sehingga efektivitas pemungutan pajak dapat diketahui. Kegiatan penggalian potensi perpajakan ini dilakukan melalui pembuatan mapping, profiling dan benchmarking Wajib Pajak (WP) penentu penerimaan dan penggalian secara sektoral, khususnya pada sektor-sektor yang sedang booming di Kota Bogor, yaitu sektor jasa, dalam hal ini hotel, restoran dan hiburan. 2. Penambahan sarana bagi pemungutan pajak daerah 3. Penambahan personil pengumpul pajak daerah Dalam melakukan intensifikasi pemerintah daerah harus menambah personil dan melakukan penertiban administrasi. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa petugas pengumpul pajak masih relative sedikit dibandingkan dengan cakupan wilayah tugasnya. Dengan penambahan personil ini diharapkan akan menambah efektivitas pemungutan pajak daerah. 4. Sosialisasi dan pemberian penyuluhan kepada masyarakat mengenai ketentuan pajak daerah Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjalankan kewajiban sebagai wajib pajak, mengharuskan pemerintah daerah dalam hal ini Dispenda Kota Bogor untuk melakukan sosialisasi pajak dengan penyuluhan kepada wajib pajak serta memberikan insentif kepada wajib pajak, bila memungkinkan dengan pemberian reward untuk pembayar pajak terbaik diberikan hadiah 1 persen dari hasil pungutan pajak. 5. Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pemungutan pajak daerah Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan melakukan pemeriksaan secara da dadakan dan berkala, memperbaiki proses pengawasan, menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak dan sanksi terhadap pihak fiskus serta meningkatkan pelayanan pembayaran pajak. Untuk mencegah kebocoran dan manipulasi

dalam pembayaran pajak dapat dilakukan cross check dengan laporan pajak mereka secara insidentil dan melakukan verifikasi di lapangan. 6. Peningkatan pengawasan dan pengendalian, baik pengendalian teknis pelaksanaan pemungutan pajak dengan sasaran menyempurnakan system dan prosedur pemungutan pajak, pelayanan yang cepat dan cermat kepada WP maupun pengendalian penatausahaan yang ditujukan pada kegiatan para pelaksana administrasi. Untuk mendukung fungsi pemerintahan diatas, maka merujuk pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, perlu disusun dokumen perencanaan lima tahunan dalam bentuk perencanaan strategis yang dalam hal ini dibuat untuk kurun waktu 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, strategis, program sesuai dengan tujuan dan fungsinya, secara lebih spesifik dan terukur serta dilengkapi dengan sasaran yang hendak dicapai. Merujuk pada Visi dan Misi Kota Bogor, maka Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor memiliki Visi : Lembaga Yang Amanah Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dari Visi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor memiliki makna bahwa : 1. Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor sebagai salah satu dinas/lembaga pada Pemerintah Kota Bogor diharapkan mampu memegang kepercayaan (amanah) dan tanggungjawab yang diberikan oleh Walikota dan masyarakat, hal ini tercermin dalam Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tanggal 24 Agustus 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah. 2. Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor sebagai penghimpun dan koordinator dalam pemungutan pajak/retribusi daerah serta pendapatan lainnya yang sah, penyusunan dan pengelolaan keuangan daerah, maka Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor harus mampu melayani dan bekerja secara profesional, di sisi lain sebagai perencana dan penggali Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam rangka peningkatan pendapatan daerah, harus mampu meningkatkan pendapatan daerah serta menggali potensi dari sektor jasa yang ada di Kota Bogor, sebagai upaya mewujudkan Kota Bogor sebagai kota jasa dengan penyelenggaraan pelayanan kepada wajib pajak dengan cepat, mudah dan transparan.

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mencapai visi. Misi dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor antara lain adalah : Misi I : Meningkatkan profesionalisme aparatur lembaga di bidang pendapatan daerah. Misi ini mengandung makna bahwa pelaksanaan tugas pokok dan fungsi harus di dukung oleh kualitas sumber daya aparatur yang mampu dan menguasai bidang pendapatan daerah, serta jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan. Misi II : Meningkatkan koordinasi guna peningkatan pendapatan dari sektor jasa serta mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam memenuhi kewajiban pajak. Misi ini mengandung makna bahwa sebagai koordinator pendapatan daerah, maka Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor harus mampu melakukan koordinasi baik dengan instansi terkait maupun dengan dunia usaha, selain itu harus mampu menggali potensi wajib pajak di sektor jasa melalui penyelengaraan pelayanan yang cepat, mudah dan transparan. Misi III : Mengembangkan sistem manajemen pengelolaan keuangan daerah dalam rangka terciptanya akuntabilitas keuangan daerah. Misi ini mengandung makna bahwa Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor yang mempunyai kewenangan di bidang pengelolaan keuangan daerah di arahkan untuk mengembangkan sistem pengelolaan keuangan daerah yang menganut azas berimbang dan transparan, sehingga tercipta akuntabilitas keuangan daerah. Dalam periode 2010-2014, kebijakan umum perpajakan di Kota Bogor yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor lebih diarahkan untuk perluasan basis pajak, peningkatan pelayanan, pengurangan beban pajak, pemberian fasilitas pajak pada dunia usaha tanpa mengganggu pencapaian target penerimaan perpajakan. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Pusat terus melakukan langkah-langkah pembaharuan serta penyempurnaan kebijakan dan administrasi perpajakan (tax policy and administration reform). Hal ini harus mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah, dikarenakan peranan penerimaan

perpajakan dewasa ini menjadi begitu penting dalam menopang keberlangsungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 7.2. Strategi WO Mempersiapkan SDM yang memiliki kompetensi khusus di bidang perpajakan, berkoordinasi dengan KPP Pratama, Inspektorat Kota Bogor dan BKPP Meningkatkan koordinasi internal antar dinas terkait Untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang perpajakan, maka Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kota Bogor (BKPP) perlu membuat kualifikasi khusus dalam seleksi penerimaan CPNS di Kota Bogor, sehingga bisa menjaring pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang perpajakan, juga dalam penempatan sumber daya manusia di Pemerintahan Kota Bogor harus disesuaikan dengan latar belakang pendidikannya. Selain itu dapat mengadakan kerjasama dengan KPP Pratama Kota Bogor untuk mengadakan pelatihan-pelatihan perpajakan bagi para karyawan Dispenda Kota Bogor. Dalam rangka pengawasan reguler antar Dinas yang mengelola pajak dan retribusi, maka perlu lebih ditingkatkan koordinasi internal antar dinas tersebut, dibawah pengawasan dari Inspektorat Kota Bogor. 7.3. Strategi ST Meningkatkan pengawasan dan evaluasi kepada para Wajib Pajak Pembuatan peraturan daerah yang jelas dan berkekuatan hukum Pengawasan dan evaluasi kepada para Wajib Pajak (WP) harus dilakukan secara kontinu dan melakukan tindakan tegas terhadap para WP yang melanggar ketentuan peraturan daerah tentang pajak daerah. Hal ini perlu adanya kerjasama dengan Kantor Kesatuan Bangsa (Kesbang) Kota Bogor sebagai SKPD yang menaungi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat atau organisasi/lembaga di Kota Bogor dan juga bekerjasama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor. Untuk melakukan suatu kebijakan maka harus ada acuan peraturan daerah yang jelas dan berkekuatan hukum, karena itu perlu adanya kajian yang mendalam terhadap peraturan daerah yang berkaitan

dengan pajak dan retribusi daerah, dengan melibatkan lembaga legislatif yaitu DPRD Kota Bogor. 7.4. Strategi WT Memberikan kemudahan pelaksanaan pengurusan perizinan usaha, berkoordinasi dengan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Penanaman Modal (BPPT-PM) Salah satu tujuan pemerintahan daerah adalah untuk melayani masyarakatnya, salah satunya dengan memberikan kemudahan dalam proses perizinan usaha, maka Pemerintah Kota Bogor telah menetapkan bahwa untuk pelayanan perizinan dilaksanakan satu atap dan terpadu, yaitu dengan dibentuknya Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Penanaman Modal, yang telah mencakup kurang lebih 62 (enam puluh dua) perizinan. Beberapa langkah pembenahan yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor antara lain : program intensifikasi, melalui kegiatan : (i) mapping bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum potensi perpajakan dan keunggulan fiskal di wilayah masing-masing kantor/unit kerja yang digunakan sebagai petunjuk dan sarana analisis dalam rangka penggalian potensi penerimaan, pelayanan, dan pengawasan (ii) profiling wajib pajak bertujuan untuk menyajikan informasi fiskal Wajib Pajak (WP) secara individu, mengukur tingkat risiko dan kepatuhan WP, mengenal WP yang terdaftar di unit kerjanya, memonitor perkembangan usaha WP, dan melakukan pengawasan, penggalian potensi dan pelayanan yang lebih baik. Kegiatan profiling difokuskan pada pemantapan profile WP. (iii) benchmarking (iv) aktivasi wajib pajak nonfiler (v) pemantauan kepatuhan WP orang pribadi potensial (vi) pemanfaatan data pihak ketiga (vii) Optimalisasi Pemanfaatan Data Perpajakan (OPDP) adalah uji silang (datamatching) laporan satu Wajib Pajak dengan seluruh Wajib Pajak lainnya. Uji silang ini mencakup seluruh jenis pajak yang meliputi data

SPT, faktur pajak, bukti potong PPh, daftar pemegang saham, jumlah harta dan data pembayaran pajak, sehingga dapat diketahui keseluruhan potensi WP (uji potensi pajak daerah). Penggalian potensi WP tersebut dilakukan dengan himbauan, konseling dan pemeriksaan. program ekstensifikasi yang merupakan perluasan basis perpajakan (penambahan WP) dengan beberapa cara yaitu persiapan untuk penyesuaian dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2010 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, mulai pelaksanaan pemungutan pajak BPHTB dan pajak air tanah yang berlaku efektif pada tahun 2011 dan melaksanakan revisi tarif Pajak Penerangan Jalan yang masih dalam proses pembahasan di DPRD Kota Bogor. modernisasi pelayanan pajak merupakan wujud pelaksanaan good governance, dilakukan dengan strategi pelayanan prima, sekaligus pengawasan intensif kepada Wajib Pajak (WP). Program modernisasi ini antara lain dilaksanakan melalui: (i) reformasi struktur organisasi berdasarkan fungsi (ii) business process yang berorientasi pada pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi (iii) pembentukan data processing center (iv) pengembangan sumber daya manusia (v) pelaksanaan good governance (vi) perbaikan kelembagaan yang mengarah pada konsep one stop service