BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN. Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII

BAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

KONSELING KELOMPOK.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah TK Negeri Pembina Sipatana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan di SDN 71 Kota Timur Kota Gorontalo. Kelas yang dikenai tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di PAUD Kalimas Kecamatan Dulupi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo.

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kelompok A TK. anak di kelompok A TK ABA Payunga Kecamatan Batudaa.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada tahun ajaran Sekolah ini beralamatkan di Kecamatan Tapa. Sekolah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Tabongo Timur Kecamatan Tabongo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) yang

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Boalemo yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 12

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini diadakan di SDN 48 Hulonthalangi Kota

BAB III METODE PENELITIAN. memilih lokasi ini karena sekolah ini adalah tempat peneliti mengajar dan sesuai

BAB III METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 5 Tibawa Kecamatan Tibawa

BAB I PENDAHULUAN. diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Rusman (2012:4) mengemukakan proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Sekolah Dasar Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango. Sekolah ini terletak di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo, dilaksanakan dalam dua siklus diawali dengan kegiatan observasi

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

PENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan di kelas V SD Inpres Siduan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian. kecamatan Dungingi, dan merupakan sekolah terbesar yang ada di kelurahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada anak kelompok B di TK Kartini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Lion Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Latar Penelitian Dan Karakteristik Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia di sekolah ini sehingga lebih mudah untuk menerapkan tindakan kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI GORONTALO. Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. IV SDN 1 Dengi, Kab. Bolaang Mongondow Utara yang akan dilaksanakan selama 3

pemahaman siswa kelas III terhadap materi pengaruh energi panas dalam kehidupan ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Novi Wahyu Hidayati dan Hassana Nofari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Sumber Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Momalia

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. April sampai bulan Juni tahun pelajaran 2011/2012. SDN 5 Suwawa Tengah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Maka dalam melaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga. Alasan pemilihan tempat penelitian ini karena menurut peneliti bahwa lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. di SDN 2 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Siswa yang dikenai

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Penelitian Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan pada anak yang berjumlah 25 orang, yang terdiri dari 10 orang perempuan dan 15 orang laki-laki. 3.2 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada tiga variabel yang diamati yaitu: 1. Variabel Input Variabel input dalam penelitan ini adalah siswa, guru, dan sumber belajar yang digunakan, lingkungan pembelajaran serta alat alat pendukung lain. 2. Variabel Proses Variabel proses, merupakan proses kedua proses bimbingan kelompok. Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa, digunakan langkah-langkah pelaksanaan bimbingan kelompok yang didasarkan pada pendapat Hartinah (2009: 132) yang meliputi: a. Tahap I Pembentukan - Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling - Menjelaskan (a) cara-cara, dan (b) asas-asas kegiatan kelompok - Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri - Teknik khusus

- Permainan penghangatan atau pengakraban b. Tahap II Peralihan - Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya - Manawarkan atau mengamati apakah para menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga) - Membahas suasana yang terjadi - Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota jika perlu, kembali ke beberapa aspek tahap pertama (tahap pembentukan) c. Tahap III Kegiatan - Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah atau topik bahasan - Menetapkan salah satu masalah yang menjadi topik yang akan dibahas - Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan tuntas d. Tahap IV Pengakhiran - Pimpinan kelompok dan anggota kelompok menyimpulkan tentang topik yang dibahas - Pimpinan kelompok merefleksi kembali - Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri - Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan pesan kegiatan 3. Variabel Output Variabel output dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal yang berdasar pada pendapat Suranto (2011: 94-104), yakni: a. Kecakapan menyampaikan informasi

b. Kecakapan bertanya c. Ketrampilan berbicara 3.3 Tahapan tahapan Penelitian 3.3.1 Tahap Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap awal sebelum pelaksanaan penelitian. Adapun kegiatan yang dilakukan selama tahap persiapan ini meliputi: a. Menyusun Satuan Layanan bimbingan kelompok. b. Menyiapkan media atau alat yang akan digunakan pada layanan bimbingan kelompok. c. Menyiapkan skenario tentang pelaksanaan bimbingan kelompok. d. Melatih/mempersiapkan siswa dalam pelaksanaan bimbingan kelompok. e. Mempersiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk memperoleh data dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. 3.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, dengan tema pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Langkah-langkah pembelajaran pada setiap siklus, mengikuti langkahlangkah pelaksanaan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok diselenggarakan melalui empat tahap kegiatan, yaitu: a. Tahap pembentukan, yaitu tahapan untuk membentuk kerumunan sejumlah individu menjadi satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Tahap ini bertujuan:

1) Anggota memahami pengertian dan kegiatan kelompok dalam rangka bimbingan kelompok. 2) Tumbuhnya suasana kelompok. 3) Tumbuhnya minat anggota mengikuti kegiatan kelompok. 4) Tumbuhnya minat anggota saling mengenal, percaya, menerima, dan membantu diantara para anggota. 5) Tumbuhnya suasana bebas dan terbuka. 6) Di mulainya pembahasan tentang tingkah laku dan perasaan dalam kelompok. Adapun bentuk kegiatan yang di lakukan pada pembentukan ini adalah sebagai berikut: 1) Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan kelompok. 2) Menjelaskan (a) cara-cara, dan (b) asas-asas kegiatan kelompok 3) Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri. 4) Teknik khusus 5) Permainan, penghangatan/pengakraban. Adapun peranan pemimpin kelompok pada tahap pembentukan ini, dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Menampilkan doa untuk mengawali kegiatan 2) Menampilkan diri secara utuh dan terbuka. 3) Menampilkan penghormatan kepada orang lain, hangat, tulus, bersedia membantu dan penuh empati. 4) Sebagai contoh

b. Tahap peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok. Tahapan ini bertujuan: 1) Terbebaskannya anggota dari perasaan atau sikap enggan, ragu, malu, atau saling tidak percaya untuk memasuki tahap berikutnya. 2) Makin mantapnya suasana kelompok dan kebersamaan. 3) Makin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok. Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan pada tahap peralihan ini adalah sebagai berikut: 1) Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya. 2) Menawarkan sambil mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga). 3) Membahas suasana yang terjadi. 4) Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota. 5) Kalau perlu kembali ke beberapa aspek tahap pertama (tahap pembentukan). Adapun peranan pimpinan kelompok pada tahap peralihan ini, dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka. 2) Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaan atau permasalahan. 3) Mendorong dibahasnya suasana perasaan. 4) Membuka diri, sebagai contoh, dan penuh empati.

c. Tahap kegiatan, yaitu tahapan kegiatan inti untuk membahas topik-topik tertentu pada kegiatan bimbingan atau mengentaskan masalah pribadi anggota kelompok. Tahapan ini bertujuan: 1) Terungkapnya hanya secara bebas topik yang dirasakan, dipikirkan atau dialami anggota kelompok. 2) Terbatasnya topik secara dalam dan tuntas. 3) Ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan, baik yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan. Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan topik bahasan 2) Meningkatkan topik yang akan dibahas terdahulu 3) Anggota membahas secara mendalam dan tuntas 4) Kegiatan selingan Adapun peranan pimpinan kelompok pada tahap kegiatan ini dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Sebagai pengatur lalu lintas yang sabar dan terbuka. 2) Aktif, tetapi tidak banyak bicara. 3) Memberikan dorongan dan penguatan serta rasa empati. d. Tahap pengakhiran, yaitu tahap akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan selanjutnya. Tahapan ini bertujuan: 1) Terungkapnya kesan-kesan anggota kelompok pelaksanaan kegiatan. 2) Terungkapnya hasil kegiatan yang telah dicapai.

3) Terumusnya rencana kegiatan lebih lanjut. 4) Tetap dirasakannya hubungan kelompok dan rasa kebersamaan meskipun kegiatan diakhiri. berikut: Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan pada tahap pengakhiran ini sebagai 1) Pimpinan kelompok mengemukakan bahwa kegiatan segera diakahiri. 2) Pimpinan kelompok dan anggota kelompok mengemukakan kesan dah hasil kegiatan. 3) Membahas kegiatan lanjutan. 4) Mengemukakan pesan dan harapan. Adapun peranan pimpinan kelompok pada tahap pengakhiran ini dapat dilakukan sebagai berikut : 1) Tetap mengusahakan suasana hangat, bebas dan terbuka. 2) Memberikan pernyataan dan mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan anggota. 3) Memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut. 4) Penuh rasa persahabatan dan empati. 5) Memimpin doa dan mengakhiri kegiatan. 3.3.3 Tahap Observasi dan Evaluasi Pada kegiatan ini dilakukan proses pemantauan oleh guru mitra selaku observer terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Selanjutnya bersama guru mitra mengevaluasi hasil pemantauan yang dilakukan dan untuk evaluasi belajar dilakukan pada tahap akhir.

3.3.4 Tahap Analisis dan Refleksi Hasil analisis data pada setiap akhir siklus menjadi bahan refleksi diri. Jika masih terdapat kelemahan dalam proses pembelajaran yang berlangsung dari pelaksanaan siklus I ke siklus berikutnya, diadakan perbaikan-perbaikan atau penyempurnaan tindakan. Siklus ini terus berlanjut hingga penelitian mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah yang digunakan adalah observasi dengan mengacu pada variabel output. Teknik dokumentasi sebagai pelengkap. 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data untuk pengajuan hipotesis tindakan kelas ini dilaksanakan secara analisis presentase dengan memperlihatkan hasil hasil yang dilaksanakan siswa dengan menggunakan bimbingan kelompok melalui teknik diskusi yang dilaksanakan secara bertahap dan hasil berkesinambungan pada setiap kegiatan. Adapun penilaian yang dilakukan pada siklus I dan siklus II ditetapkan berdasarkan teori holistik (muslich 2010:138) bahwa skor total peserta didik diperoleh dengan cara menjumlahkan semua skor yang diperoleh pada setiap kriteria. Adapun kriteria yang digunakan adalah: Mampu (M) : nilai 3 Kurang mampu (KM) : nilai 2 Tidak mampu (TM) : nilai 1 Menurut arikunto (2013:387) bahwa apabila analisis datanya berupa persentase, proporsi maupun rasio, maka kesimpulan yang dapat diambil disesuaikan dengan permasalahannya, serta untuk menentukan standar kategori ditentukan oleh peneliti sendiri.