BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

4.1. Letak dan Luas Wilayah

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

BAB II REALITAS BIOFISIK, SOSIAL-BUDAYA, EKONOMI DAN KELEMBAGAAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

Profil Kabupaten Aceh Singkil

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Perkembangan Ekonomi Makro

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

POTENSI EKONOMI DAERAH BAGI PEMBIAYAAN PERBANKAN DI KABUPATEN SIAK. Toti Indrawati dan Yusni Maulida Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS SEKTOR PERTANIAN. Biro Riset LMFEUI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

Profil Kabupaten Aceh Tamiang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

Profil Kabupaten Aceh Barat

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 -

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

ANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH DI KOTA BANJAR ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013

BAB II POTENSI DAN REALITAS

A. Realisasi Keuangan

S. Andy Cahyono dan Purwanto

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Malinau

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tabel 7.1 Luas Lahan Sawah Provinsi Jawa Barat Tahun (ha)

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

Hasil analisis produk unggulan daerah kota Bima dilakukan berdasarkan 10 kriteria seperti pada tabel berikut ini:

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pelalawankab.bps.go.id

PENDAHULUAN Latar Belakang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. utama. Industrialisisasi dimasa sekarang tidak dapat terlepas dari usaha dalam

SEKTOR-SEKTOR UNGGULAN PENOPANG PEREKONOMIAN BANGKA BELITUNG

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BOKS 2. A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

Transkripsi:

BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN 4.1 Analisis Sektor Unggulan di Kabupaten Banyuasin Sektor ekonomi unggulan (basis) merupakan sektor yang memiliki peranan dalam suatu perekonomian wilayah sehingga kemajuan dan kemunduran sektor ini akan mampu membawa pengaruh terhadap perekonomian wilayah tersebut. Teori basis ekonomi yang melandasi pemahaman terhadap sektor basis dalam pembangunan wilayah dipergunakan untuk mengetahui potensi atau peranan suatu sektor dala perekonomian wilayah dan efek yang ditimbulkannya (Richardson, 2002) Aktifitas-aktifitas pada sektor basis akan menghasilkan pendapatan basis, sedangkan aktifitas-aktifitas non basis akan menghasilkan pendapatan non basisi. Penjumlahan pendapatan basisi dan non basis merupakan pendapatan total dari daerah/ wilayah yang bersangkutan (Sukirno, 1986) Implikasi dari aktifitas sektor basis adalah dengan bertambahnya aktifitas sektor basis dalam suatu daerah maka akan menambah arus pendapatan ke dalam daerah tersebut, sehingga peningkatan pendapatan sebagai akibat peningkatan sektor basis tersebut akan mengakibatkan peningkatan barang dan jasa pada daerah itu. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 68

Richardson (2002), mengemukakan bahwa metode kuosien lokasi paling lazim digunakan dalam mengidentifikasi aktifitas basis dan non basis. Hal ini disebabkan karena metode ini mempunyai beberapa keabaikan, antara lain adalah: 1) modelnya sederhana, 2) memperlihatkan penjualan barang-barang antara, 3) dapat diterapkan untuk data historis guna melihat kecenderungan, 4) mudah diterapkan, dan 5) relatif murah dalam mengoperasikannya. Selain itu juga dapat dipergunakan dengan menggunakan data PDRB atau data produksi, maupun data tenaga kerja di wilayah kajian dari masing-masing sektor/subsektor yang dikaji. Melalui kajian ini dapat diketahui bahwa berdasarkan perbandingan antar sektor dan subsektor di daerah kajian terhadap perbedaan potensi berdasarkan struktur ekonomi yang ada di daerah kajian tersebut. Berikut ini hasil kajian sektor basis di Kabupaten Banyuasin tahun 2012 dengan menggunakan metode LQ: 4.1.1 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 Tinggi rendahnya tingkat kecukupan kebutuhan regional ditinjau dari nilai Location Quetiont (LQ) pada masing -masing sektor. Perekonomian Kabupaten Banyuasin mempunyai penopang utama di sektor primer. Nilai LQ sektor-sektor unggulan di Kabupaten Banyuasin memperlihatkan nilai yang tinggi. Beberapa sektor yang mempunyai nilai LQ diatas 1 (satu) memberikan gambaran bahwa sektor tersebut sebagai sektor utama dalam perekonomian Kabupaten Banyuasin 2013-2025 69

regional Kabupaten Banyuasin. Secara umum nilai LQ tersebut menggambarkan bahwa sektor yang dominan tersebut merupakan penopang utama dalam men-supply kebutuhan konsumsi output sektor tersebut terhadap permintaan regional. Gambar 4.1 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012* Sumber: BPS, data diolah Nilai LQ lebih besar dari 1 (satu) secara umum berarti bahwa output sektor-sektor tersebut selain dapat mencukupi kebutuhan sendiri juga mencukupi daerah luar Kabupaten Banyuasin. Jika ditinjau berdasarkan nilai ekonomi 9 (sembilan) sektor memperlihatkan bahwa nilai LQ tertinggi berada pada kisaran nilai 1 (satu). Terdapat 3 (tiga) sektor yang mempunyai nilai tinggi atau sebagai sektor basis. Sektor yang mempunyai nilai LQ terbesar Kabupaten Banyuasin 2013-2025 70

pada tahun 2012 adalah sektor pertanian yang sebesar 1,83. Hal ini berarti bahwa output sektor pertanian tersebut selain dapat mencukupi permintaan regional Kabupaten Banyuasin juga diekspor keluar wilayah Banyuasin. Sejalan dengan letak geografis Kabupaten Banyuasin, secara umum sebagian besar hasil pertanian di Kabupaten Banyuasin diekspor ke Kota Palembang. Selain sebagai pusat pertumbuhan di Sumatera Selatan, Kota Palembang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyuasin sehingga menjadi tujuan utama ekspor utama. Gambar 4.2 RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KAWASAN PENDUKUNG PELABUHAN TANJUNG API-API Kabupaten Banyuasin 2013-2025 71

Selanjutnya adalah sektor industri yang mempunyai nilai LQ mencapai 1,24. Sektor industri di Kabupaten Banyuasin cenderung maju seiring dengan perkembangan ekonomi regional. Letak geografis Kabupaten Banyuasin sebagai salah satu daerah penyangga Kota Palembang menempatkan Kabupaten Banyuasin sebagai salah satu tujuan investasi baru pada sektor industry. Selain hal itu faktor luas lahan yang masih besar serta keterbatasan luas Kota Palembang dalam pengembangan wilayah perindustrian sehingga menempatkan Kabupaten Banyuasin daerah utama pengembangan lokasi industri. Pembangunan infrastruktur jalan seperti daerah Tanjung api-api yang diusulkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) memberikan dampak pada tumbuh pesatnya sektor industri di daerah tersebut. (Gambar 4.2) Sektor unggulan yang mempunyai nilai LQ diatas 1 (satu) pada tahun 2012 berikutnya adalah sektor bangunan. Sektor bangunan mempunyai nilai lq sebesar 1,14. Secara umum perekonomian suatu daerah tidak terlepas dari perekonomian daerah sekitarnya. Perkembangan Kota Palembang yang mempunyai kecenderungan bersifat memencar memberikan imbas besar pada pertumbuhan sektor kontruksi di Kabupaten Banyuasin. Salah satu imbasnya yaitu supply tenaga kerja di sektor bangunan berasal dari Kabupaten Banyuasin. Sedangkan beberapa sektor merupakan sektor non basis diperlihatkan dengan nilai LQ kurang dari 1 (satu). Nilai LQ yang kurang dari 1 (satu) Kabupaten Banyuasin 2013-2025 72

memberikan gambaran bahwa output sektor tersebut masih kurang dalam memenuhi permintaan dalam daerah. Sehingga diperlukan impor dari daerah lainnya. Selain 3 (tiga) sektor utama di atas, nilai sektor-sektor lainnya masih kurang dari 1 (satu). Sektor-sektor tersebut adalah sektor perdagangan yang sebesar 0,96 yang berarti bahwa nilai output sektor perdagangan di Kabupaten Banyuasin masih kurang dalam memenuhi kebutuhan dalam regional. Output sektor perdagangan di Kabupaten Banyuasin pada umumnya ditopang dari Kota Palembang. Berikutnya sektor pertambangan yang sekitar 0,68. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian di Kabupaten Banyuasin. Walaupun berkontribusi cukup besar pada perekonomian regional akantetapi nilai LQ sektor tersebut masih kurang dari 1 (satu). Selanjutnya sektor jasa-jasa yang mempunyai nilai LQ sebesar 0,60. Pada sektor-sektor berikutnya mempunyai nilai LQ kurang dari 0,50. Secara umum semakin rendah nilai LQ suatu sektor maka tingkat ketergantungan output sektor tersebut pada daerah lain semakin tinggi. Nilai LQ terendah pada tahun 2012 di kabupaten Banyuasin adalah sektor listrik, gas, dan air bersih yang hanya sekitar 0,09. Hasil penghitungan statistik dan analisis dengan menggunakan metode LQ diatas, menunjukkan bahwa sektor basis atau unggulan di Kabupaten Banyuasin adalah sektor Pertanian, Sektor Industri dan Sektor Bangunan. Untuk mengetahui subsektor mana yang menjadi basis atau Kabupaten Banyuasin 2013-2025 73

unggulan di tiap sektor, berikut ini hasil analisis subsektor basis ditiap sektor dengan menggunakan metode LQ: 4.1.2 Location Quotient (LQ) Sektor Pertanian Kabupaten Banyuasin tahun 2008 2012 Perkembangan perekonomian suatu daerah dapat diperlihatkan dengan tren nilai LQ dalam kurun waktu tertentu. Sektor pertanian di Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu sektor penopang utama. Memiliki nilai tambah bruto terbesar dibandingkan sektor lainnya, menempatkan kontribusi sektor pertanian terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya. Secara umum kondisi sektor pertanian di Kabupaten Banyuasin disokong oleh ketersediaan lahan yang cukup luas. Sektor pertanian dibentuk oleh beberapa subsektor penting. Sub sektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Banyuasin memberikan dampak pada peran Kabupaten Banyuasin sebagai salah satu lumbung pangan Sumatera Selatan. Sebagai besar komoditi tanaman bahan makanan berasal dari produksi pertanian padi. Selain sektor tanaman bahan makanan, produksi subsektor perkebunan di Kabupaten Banyuasin tergolong besar. Komoditi utama perkebunan di Kabupaten Banyuasin adalah tanaman karet dan kelapa sawit. Bahkan beberapa perusahaan besar nasional pun mempunyai lahan perkebunan di Kabupaten Banyuasin. Sejalan dengan hal itu, 75 persen Kabupaten Banyuasin 2013-2025 74

wilayah Kabupaten Banyuasin berada pada aliran sungai, memberikan pengaruh pada besarnya potensi kegiatan subsektor perikanan di Kabupaten Banyuasin. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ter akhir yaitu dari tahun 2008 hingga 2012, nilai LQ sektor pertanian di Kabupaten Banyuasin tergolong fluktuatif. Nilai Lq sektor pertanian pada kurun waktu tersebut diatas nilai 1 (satu). Hal memperlihatkan bahwa nilai output sektor pertanian selain mampu memenuhi permintaan dalam regional juga daerah lainnya. Pada tahun 2008 nilai LQ sektor pertanian sebesar 1,77. Selanjutnya mengalami kenaikan Gambar 4.3 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Sektor Pertanian Tahun 2008-2012* Sumber: BPS, data diolah pada tahu 2009 yang menjadi 1,81, walaupun pada tahun berikutnya yaitu tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 1,74. Salah satu penyebab fluktuasi harga tersebut selain dipengaruhi oleh fluktuasi hasil produksi juga Kabupaten Banyuasin 2013-2025 75

dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditi pertanian. Semakin tinggi nilai produksi dari suatu sektor ekonomi maka berpengaruh pada peningkatan kontribusi sektor tersebut yang selanjutnya berpengaruh pada peningkatan nilai LQ, yang dengan asumsi kondisi ekonomi makro provinsi tetap. Pada tahun 2012 tercatat nilai LQ sektor pertanian tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ter akhir yaitu sebesar 1,83. Nilai tersebut lebih tinggi daripada tahun 2011 yang sebesar 1,79. Hal ini berarti bahwa pergerakan peningkatan produksi sektor pertanian pada tahun 2012 lebih cepat daripada pergerakan sektor pertanian secara agregat Sumatera Selatan. 4.1.3 Location Quotient (LQ) Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Banyuasin tahun 2008 2012 Selain berperan sebagai salah satu daerah lumbung pangan di Sumatera Selatan, Kabupaten Banyuasin juga merupakan daerah penyokong lumbung energi regional. Secara umum potensi pertambangan migas di Kabupaten Banyuasin relatif besar. Beberapa daerah di Kabupaten Banyuasin merupakan penghasil migas di Sumatera Selatan seperti di Kecamatan Pulau Rimau. Selain komoditi migas, beberapa daerah di Kabupaten Banyuasin merupakan penghasil batu bara di Sumatera Selatan. Secara umum sektor pertambangan dan penggalian dibentuk oleh 3 (tiga) Kabupaten Banyuasin 2013-2025 76

subsektor utama yaitu subsektor pertambangan migas, pertambangan non migas dan penggalian. Secara umum nilai LQ sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Banyuasin masih kurang dari 1 (satu). Hal ini berarti bahwa output sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Banyuasin masih tergantung dengan daerah lainnya. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir memperlihatkan bahwa nilai LQ sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Banyuasin cenderung tetap. Dalam kurun waktu tahun 2008 2012 tercatat nilai LQ terbesar pada tahun 2010 yaitu mencapai pada kisaran 0,70. Sedangkan pada periode tahun lainnya pada kisaran 0,68. Gambar 4.4 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun 2008-2012* Sumber: BPS, data diolah Kabupaten Banyuasin 2013-2025 77

Secara umum perekonomian sektor pertambangan dan penggalian mempunyai kecenderungan pada kegiatan padat modal. Sehingga pergerakan kegiatan sektor tersebut berkaitan erat pada tinggal penanaman modal. Sebagian besar kegiatan ekonomi sektor tersebut dikendalikan oleh perusahaan multi nasional. 4.1.4 Location Quotient (LQ) Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Banyuasin tahun 2008 2012 Secara umum sektor industri dibentuk oleh 2 (dua) subsektor utama yaitu subsektor industri migas dan sub sektor industri non migas. Sebagian besar perkembangan industry di Kabupaten Banyuasin pada sub sektor industry non migas, yaitu seperti industri makanan dan minuman, industri karet, industri CPO, hingga industri besi atau baja. Posisi geografis Kabupaten Banyuasin yang berada di sekitar ibukota provinsi memberikan dampak sebagai daerah penyangga perekonomian Kota Palembang. Selain hal itu juga didukung oleh luas wilayah yang cukup besar memberikan gambaran potensi pengembangan sektor industri di Kabupaten Banyuasin relatif besar. Potensi ekonomi sektor tersebut juga diperlihatkan dari nilai LQ pada sektor industri pengolahan. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir tercatat nilai LQ sektor industry pengolahan di Kabupaten Banyuasin berada pada kisaran diatas nilai 1 (satu). Hal ini berarti bahwa output sektor industri Kabupaten Banyuasin 2013-2025 78

di Kabupaten Banyuasin relatif tinggi, selain mampu mencukupi permintaan regional kabupaten juga dapat di ekspor di daerah lain. Dalam kurun waktu tahun 2008 2012 nilai LQ sektor industri pengolahan di Kabupaten Banyuasin mempunyai kecenderungan mengalami peningkatan. Peningkatan nilai LQ memberikan gambaran bahwa pergerakan sektor industry tersebut lebih cepat daripada pergerakan sektor industri secara agregat di Sumatera Selatan. Nilai terendah pada kurun waktu 2008 2012 yaitu pada tahun 2009 yaitu sebesar 1,15. Terjadinya krisis ekonomi global dunia memberikan dampak pada fluktuasi sektor industri tersebut. Hal ini disebabkan bahwa komoditi hasil industri di Kabupaten Banyuasin merupakan komoditi unggulan ekspor Sumatera Selatan khususnya karet dan CPO. Khusus industry pertanian tersebut potensi di Kabupaten Banyuasin relatif besar. Hal ini selain ketersediaan lahan pembangunan industri yang cukup besar juga ketersediaan bahan baku yang berasal dari dalam kabupaten yang juga besar. Industri yang berbasis industri pertanian mempunyai potensi yang relatif besar. Selain didukung oleh ketersediaan bahan baku pertanian yang berasal dari dalam regional Kabupaten Banyuasin juga didukung oleh ketersediaan tenaga kerja. Jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin yang merupakan masuk 5 (lima) besar sebagai daerah terbanyak penduduknya di Sumatera Selatan, menjadikan supply tenaga kerja yang relatif besar. Nilai LQ tahun 2012 sektor industri pengolahan di Kabupaten Banyuasin sebesar Kabupaten Banyuasin 2013-2025 79

1,24 atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar 1,25. Pergerakan nilai LQ tersebut sangat dipengaruhi oleh produktivitas kegiatan ekonomi serta pergerakan harga komoditi sektor industri. 4.1.5 Location Quotient (LQ) Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Kabupaten Banyuasin tahun 2008 2012 Sektor listrik, gas, dan air bersih merupakan salah satu sektor pembentuk sektor sekunder. Kontribusi sektor tersebut pada umumnya sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang merupakan konsumen terbesar komoditi sektor listrik, gas, dan air bersih. Walaupun pada beberapa daerah yang cenderung maju khususnya di negara-negara maju, pergerakan sektor listrik, gas, dan air bersih berkaitan erat dengan pergerakan kegiatan ekonomi di seluruh sektor atau tingkat investasi pada kegiatan ekonomi baru. Secara umum kegiatan ekonomi pada sektor listrik, gas dan air bersih masih mempunyai kontribusi yang relatif kecil dibandingkan dengan sektor lainnya. Persebaran wilayah Kabupaten Banyuasin yang relatif heterogen merupakan kendala utama dalam pemerataan pembangunan sektor listrik, gas dan air bersih. Sekitar 75 persen wilayah geografis Kabupaten Banyuasin berada pada aliran sungai, menjadikan hambatan dalam pemasangang infrastruktur Kabupaten Banyuasin 2013-2025 80

sektor tersebut. Hal tersebut tercermin pada nilai LQ sektor listrik, gas dan air bersih yang masih cenderng rendah yaitu kurang dari 1 (satu). Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2008 2012 memperlihatkan bahwa nilai LQ sektor listrik, gas dan air bersih berada pada kisaran 0,09 atau relatif jauh dari nilai 1 (satu). Dalam periode 5 (tahun) tersebut nilai LQ tertinggi pada tahun 2012 yang sebesar 0,090. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 0,087. Tren nilai LQ sektor listrik, gas, dan air bersih yaitu dari tahun 2009 hingga tahun 2012 mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 nilai LQ sektor tersebut sebesar 0,085 dan mengalami kenaikan pada tahun 2010 menjadi sebesar 0,086. Gambar 4.5 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Tahun 2008-2012* Sumber: BPS, data diolah Kabupaten Banyuasin 2013-2025 81

Secara umum nilai LQ sektor listrik, gas dan air bersih yang masih jauh dibawah nilai 1 (satu)menggambarkan bahwa pemenuhan permintaan komoditi sektor listrik, gas, dan air bersih di Kabupaten Banyuasin masih bergantung dari wilayah lainnya. Pola pembangunan infrastruktur listrik khususnya pembangkit listrik yang mempunyai sistem terpusat menjadi salah satu penyebab ketergantungan pemenuhan permintaan komoditi listrik tersebut. Sedangkan pada sisi kegiatan sub sektor gas kota, yaitu pembangunan infrastruktur tersebut masih terpusat di wilayah perkotaan. 4.1.6 Location Quotient (LQ) Sektor Bangunan (Kontruksi) Kabupaten Banyuasin tahun 2008 2012 Sebagai daerah pemekaran di Sumatera Selatan memberikan pengaruh pada pergerakan kegiatan ekonomi sektor bangunan. Secara umum kegiatan ekonomi sektor bangunan di Kabupaten Banyuasin sejalan dengan kegiatan ekonomi sektor lainnya, khususnya perkembangan investasi pada kegiatan penciptaan ekonomi baru seperti pembangunan infrastruktur jalan hingga pembangunan bangunan industri maupun perluasannya. Pembangunan ekonomi yang bersifat sentrifugal dari Kota Palembang memberikan dampak positif pada perkembangan sektor bangunan di Kabupaten Banyuasin. Secara geografis Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu daerah penyangga utama ekonomi Kota Palembang yang Kabupaten Banyuasin 2013-2025 82

merupakan pusat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan. Oleh karena itu terdapat pola pembangunan yang mulai mengarah pada pembangunan sekitar pusat pertumbuhan tersebut. Hal ini juga terjadi pada pola pembangunan perumahan yang mulai bergerak pada luar Kota palembang. Gambar 4.6 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Sektor Bangunan Tahun 2008-2012* Sumber: BPS, data diolah Pergerakan nilai LQ sektor bangunan di Kabupaten banyuasin cenderung mengalami penurunan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2008-2012. Tercatat pada tahun 2012 nilai LQ sektor bangunan tersebut sebesar 1,14. Nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelumnya yaitu tahun 2011 yang sebesar 1,10. Akan tetapi jika Kabupaten Banyuasin 2013-2025 83

dibandingkan dengan nilai LQ lima tahun sebelumnya tahun 2008 lebih tinggi yaitu sebesar 1,21. Secara umum tren penurunan nilai LQ sektor bangunan tersebut menggambarkan bahwa terjadi percepatan peningkatan kebutuhan komoditi sektor bangunan yang tidak sebanding dengan percepatan peningkatan kegiatan ekonomi sektor bangunan di Kabupaten Banyuasin dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Hal ini mem berikan gambaran bahwa potensi investasi pada sektor bangunan tersebut cukup besar. 4.1.7 Location Quotient (LQ) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Banyuasin tahun 2008 2012 Kabupaten Banyuasin terbagi atas 2 (dua) wilayah, yaitu wilayah perair an sungai dan wilayah daratan. Pada wilayah daratan, secara umum Kabupaten Banyuasin mempunyai potensi pengembangan sektor perdagangan yang cukup besar. Wilayah kabupaten Banyuasin dilalui oleh jalur lalu lintas yang relatif pada. Pergerakan manusia maupun barang pada jalur tersebut relatif tinggi sehingga menjadikan keunggulan Kabupaten Banyuasin dalam pengembangn sektor perdagangan, hotel dan restoran. Jalur lintas timur Sumatera merupakan salah satu jalur paling pada di Pulau Sumatera dalam lalu lintas barang maupun jasa. Nilai LQ sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kabupaten Banyuasin dalam periode waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2008 2012 masih kurang dari 1 (satu). Hal menggambarkan bahwa output sektor Kabupaten Banyuasin 2013-2025 84

perdagangan tersebut belum mampu mencukupi permintaan dalam regional Kabupaten B anyuasin. Secara umum kekurangan pemenuhan permintaan tersebut berasal dari wilayah lain. Pada tahun 2012 nilai LQ sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kabupaten Banyuasin sebesar 0,957 atau sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 0,956. Gambar 4.7 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Tahun 2008-2012* Sumber: BPS, data diolah 4.1.8 Location Quotient (LQ) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Banyuasin tahun 2008 2012 Sektor pengangkutan dan komunikasi dibentuk oleh 2 (dua) sub sektor utama yaitu sub sektor angkutan dan sub sektor komunikasi. Pada Kabupaten Banyuasin 2013-2025 85

perkembangannnya peran masing-masing sub sektor tersebut dalam pergerakan perekonomian regional berkaitan erat dengan pergerakan sektor lainnya. Selain hal itu juga dipengaruhi oleh pembangunan infrastruktur. Letak Kabupaten Banyuasin yang berada jalur lintas timur Sumatera memberikan keuntungan secara letak pada pengembangan sektor angkutan. Secara umum semakin maju pergerakan ekonomi suatu daerah maka semakin tinggi mobilitas manusia maupun barang sehingga dapat memicu percepatan pembangunan pada sektor pengangkutan dan komunikasi. Pada perkembangannya, nilai LQ sektor pengangkutan dan komunikasi di Kabupaten Banyuasin masing tergolong rendah yaitu masih pada kisaran 0,1. Hal ini memberikan gambaran bahwa mobiltas manusia maupun barang serta permintaan komoditi sub sektor komunikasi di Kabupaten Banyuasin sebagian besar berasal dari daerah lain. Pada tahun 2012 nilai LQ sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,132. Hal ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai LQ sektor tersebut pada tahun 2011 yang sebesar 0,129. Nilai LQ yang cenderung rendah tersebut menjadikan sektor pengangkutan dan komunikasi di Kabupaten Banyuasin merupakan sektor non basis. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 86

4.1.9 Location Quotient (LQ) Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Kabupaten Banyuasin tahun 2008 2012 Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan salah satu sektor pembentuk sektor tersier. Secara umum semakin maju suatu daerah dapat diindikasikan dari tingkat kemajuan pembangunan sektor tersier. Semakin maju suatu daerah ditandai pergerakan perekonomian regional yang dari sektor primer menuju sektor sekunder ataupun tersier. Gambar 4.9 Location Nilai LQ sektor Quotient keuangan (LQ) Kabupaten di Kabupaten Banyuasin Banyuasin Sektor masih Keuangan, relatif rendah Persewaan, dan Jasa Perusahaan Tahun 2008-2012* yaitu pada kisaran 0,2. Dalam kurun waktu tahun 2008 hingg tahun 2012 tercatat LQ sektor tersebut mengalami penurunan. Pada kurun waktur tersebut tertinggi pada tahun 2008 yang sebesar 0,212. Sedangkan pada kondisi tahun 2012 nilai LQ tersebut mengalami penurunan menjadi 0,201. Hal ini berarti bahwa percepatan pergerakan ekonomi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di Kabupaten Banyuasin cebderung lebih rendah dibandingkan dengan percepatan pergerakan sektor tersebut di Sumatera Selatan. Sumber: BPS, data diolah Nilai LQ sektor keuangan di Kabupaten Banyuasin masih relatif rendah yaitu pada kisaran 0,2. Dalam kurun waktu tahun 2008 hingg tahun 2012 tercatat LQ sektor tersebut mengalami penurunan. Pada kurun waktur tersebut tertinggi pada tagun 2008 yang sebesar 0,212. Sedangkan pada Kabupaten Banyuasin 2013-2025 87

kondisi tahun 2012 nilai LQ tersebut mengalami penurunan menjadi 0,201. Hal ini berarti bahwa percepatan pergerakan ekonomi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di Kabupaten Banyuasin cenderung lebih rendah dibandingkan dengan percepatan pergerakan sektor tersebut di Sumatera Selatan. 4.1.10 Location Quotient (LQ) Sektor Jasa-jasa di Kabupaten Banyuasin tahun 2008 2012 Sektor jasa-jasa merupakan salah satu pembentuk sektor tersier. Semakin tinggi peran sektor tersebut menggambarkan tingkat kemajuan ekonomi suatu daerah semakin maju. Sektor jasa-jasa pada umumnya digerakkan oleh kegiatan pemerintahan. Pada umumnya mesin utama penggerak sektor jasa-jasa berasal dari belanja pemerintah. Pada tahun 2012 memperlihatkan bahwa nilai LQ sektor jasa-jasa sebesar 0,60. Nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai LQ tahun sebelumnya yang sebesar 0,59. Jika dibandingkan dengan tahun 2008 nilai LQ sektor jasa-jasa hanya mengalami peningkatan sekitar 0,03 yaitu nilai LQ pada tahun 2008 sebesar 0,57. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 88

Gambar 4.10 Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuasin Jasa-jasa Tahun 2008-2012* Sumber: BPS, data diolah 4.2 Analisis Komoditi / Produk Unggulan Investasi di Kabupaten Banyuasin Berdasarkan analisis Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), diperoleh hasil jenis komoditi/produk/usaha yang menjadi unggulan investasi di setiap kecamatan sesuai dengan sektor ekonomi yang dikaji. Metode Perbandingan Eksponensial adalah metode yang digunakan untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan menggunakan beberapa kriteria (Marimin, 2004). Selengkapnya tentang hasil analisis berdasarkan Metode Perbandingan Eksponensial untuk masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Kabupaten Banyuasin 2013-2025 89

Banyuasin menunjukkan adanya komoditi, produk maupun jenis usaha (KPJU) yang bisa menjadi unggulan kecamatan sesuai dengan sektor ekonomi yang ada diuraikan sebagai berikut: 4.2.1. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Rantau Bayur Komoditi dan produk unggulan dapat menjadi andalan dalam mempromosikan suatu daerah. Komoditi dan produk unggulan juga akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya ke daerah tersebut. Untuk Kecamatan Rantau Bayur, sebenarnya hampir semua sektor mempunyai komoditi, produk maupun jenis unggulan. Mulai dari subsektor tanaan pangan sampai sektor jasa-jasa. Untuk sektor pertanian, masih dapat dikembangkan di Kecamatan Rantau Bayur karena ketersediaan lahan masih cukup memadai. Secara umum dalam arahan RTRW Kabupaten Banyuasin, Kecamatan Rantau Bayur memang diarahkan untuk pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Banyuasin, termasuk di dalamnya subsektor perkebunan yang membutuhkan lahan yang cukup luas. Selengkapnya tentang informasi komoditi, produk maupun jenis usaha unggulan di Kecamatan Rantau Bayur dapat dilihat dalam Tabel 4.1. sebagai berikut: Kabupaten Banyuasin 2013-2025 90

Tabel 4.1 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin Pangan Pariwisata No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 375 1 Pulau Gemampo - 2 Ubi kayu 1.154 2 Pulau Pejaye - 3 Ubi Jalar 211 3 - - 4 Kacang Tanah 31 4 - - 5 Kacang hijau 42 5 - - Buah-buahan (ton) Transportasi 1 Mangga 0,2 1 Bus Umum - 2 Jeruk 2,1 2 Bus Tak Umum - 3 Pepaya 0,3 3 Mobil Penumpang/Taxi - 4 Sawo 1 4 Truk Umum - 5 Durian 0,4 5 Truk Tak Umum - 6 Duku 0,5 6 Pick Up Tak Umum - 7 Jambu Biji 0,1 7 - - 8 Rambutan 0,3 8 - - 9 Pisang 3,7 9 - - Sayur-sayuran (ton) Pertambangan (ton) 1 Kacang Panjang 2 1 Batu bara 2.500.000.000 2 Cabe 6 2 - - 3 Tomat 2 3 - - 4 Terong 3 4 - - 5 Ketimun 2 5 - - 6 Buncis 12 6 - - Peternakan (ekor) Perikanan (ton) 1 Sapi 1.859 1 Perairan Umum 4.159,73 2 Kerbau 20 2 Budidaya Kolam 89,31 3 Kambing 3.309 3 Budidaya Keramba 77,8 4 Ayam Buras 58.360 4 - - 5 Itik 21.359 5 - - Perkebunan No Komoditi Produksi (ton) 1 Karet Rakyat 3.031 2 Kelapa (Kopra) Rakyat 662 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 Kabupaten Banyuasin 2013-2025 91

4.2.2. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Betung Wilayah Kecamatan Betung memiliki berbagai produk, komoditi dan jenis usaha unggulan investasi mulai dari sektor primer, sekunder bahkan tersier. Bahkan Kecamatan Betung merupakan wilayah yang dicadangkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin untuk pengembangan sektor pertanian dan perkebunan. Berbagai jenis komoditi, produk maupun jenis usaha yang dapat dikembangan di Kecamatan Betung untuk masing-masing sektor dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin Pangan Pariwisata No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 198 1 Tebenan Indah - 2 Ubi kayu 1.949 2 - - 3 Ubi Jalar 352 3 - - 4 Kacang Tanah 34 4 - - 5 Kacang hijau 10 5 - - Buah-buahan (ton) Transportasi 1 Nangka/ Cempedak 4 1 Bus Umum - 2 Jambu Biji 8,8 2 Bus Tak Umum - 3 Pepaya 37,8 3 Mobil Penumpang/Taxi - 4 Sawo 16,8 4 Truk Umum - 5 Jeruk 227 5 Truk Tak Umum - 6 Rambutan 200 6 Pick Up Tak Umum - 7 Pisang 196 7 - - Sayur-sayuran (ton) Peternakan (ekor) Kabupaten Banyuasin 2013-2025 92

1 Bayam 122 1 Sapi 4.192 2 Buncis 11 2 Kerbau 14 3 Terong 58 3 Kambing 1.913 4 Ketimun 96 4 Domba 523 5 Kangkung 154 5 Ayam Pedaging 90.000 6 Kacang Panjang 193,7 6 Ayam Buras 67.220 7 Cabe 164 7 Itik 5.832 8 Tomat 1 - - Perikanan (ton) Bangunan dan Kontruksi 1 Perairan Umum 516,82 1 - - 2 Budidaya Kolam 87,71 2 - - Perkebunan Perdagangan/Hotel/Restoran 1 Kelapa Sawit Rakyat 40314 1 Penginapan Tetes Embun - 2 Karet Rakyat 5426 2 Penginapan Ketemu Lagi - 3 Kelapa (Kopra) Rakyat 76 3 Penginapan Tetes Adly - Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 4.2.3. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Suak Tapeh Kecamatan Suak Tapeh merupakan wilayah pemekaran dari Kecamatan Betung, sehingga kondisinya hampir sama dengan kecamatan induknya. Kecamatan Suak Tapeh memiliki komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di setiap sektor. Beberapa komoditi, produk dan jenis usaha yang dapat dikembangkan di Kecamatan Suak Tapeh dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut: Kabupaten Banyuasin 2013-2025 93

Tabel 4.3 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin Peternakan (ekor) Transportasi No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Sapi 1.725 1 Bus Umum - 2 Kambing 42 2 Bus Tak Umum - 3 Ayam Pedaging 90.000 3 Mobil Penumpang/Taxi - 4 Ayam Buras 29.100 4 Truk Umum - 5 - - 5 Truk Tak Umum - 6 - - 6 Pick Up Tak Umum Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 4.2.4. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Pulau Rimau Kecamatan Pulau Rimau memiliki hampir seluruh sektor dengan komodit, produk dan jenis usah unggulan. Khusus sektor pertanian, masih dapat dikembangkan di Kecamatan Pulau Rimau karena ketersediaan lahan masih cukup memadai. Dalam arahan RTRW Pemerintahan Kabupaten Banyuasin, Kecamatan Pulau Rimau diarahkan untuk pengembangan sektor pertanian, termasuk subsektor perkebunan yang membutuhkan lahan yang cukup luas. Adapun komoditi, produk dan jenis usaha yang dapat dikembangkan sebagai unggulan investasi di Kecamatan Pulau Rimau ditampilkan dalam Tabel 4.4 sebagai berikut: Kabupaten Banyuasin 2013-2025 94

Tabel 4.4 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin Pangan Buah-buahan (ton) No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 686 1 Pisang 179,2 2 Ubi kayu 1.078 2 Nangka/ Cempedak 2,8 3 Ubi Jalar 48 3 Pepaya 0,2 4 Kacang Tanah 5 4 - - 5 Kacang hijau 81 5 - - Sayur-sayuran (ton) Transportasi 1 Kacang Panjang 22,3 1 Bus Umum - 2 Cabe 20 2 Bus Tak Umum - 3 Terong 38 3 Mobil Penumpang/Taxi - 4 Ketimun 67 4 Truk Umum - 5 Kangkung 3 5 Truk Tak Umum - 6 Bayam 3 6 Pick Up Tak Umum - 7 Buncis 10 7 - - Peternakan (ekor) Pertambangan (ton) 1 Sapi 1.647 1 Minyak Bumi 1.178.995 2 Kerbau 2 2 - - 3 Kambing 1.604 3 - - 4 Ayam Pedaging 40.000 5 - - 5 Ayam Buras 43.870 6 - - 6 Itik 12.693 7 - - Perikanan (ton) Perkebunan (ton) 1 Perairan Umum 366,46 1 Karet Rakyat 6.723 2 Budidaya Kolam 96,69 2 Kelapa Sawit Rakyat 18.323 3 Budidaya Tambak 262,49 3 Kelapa (Kopra) Rakyat 3.973 4 4 Kopi Rakyat 37 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 4.2.5. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Tungkal Ilir Kecamatan Tungkal Ilir memiliki komoditi, produk dan jenis usaha unggulan investasi yang dapat dikembangkan di sektor sekunder dan tersier (Tabel 4.5) sebagai berikut: Kabupaten Banyuasin 2013-2025 95

Tabel 4.5 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di KecamatanTungkal Ilir Kabupaten Banyuasin Pangan Buah-buahan (ton) No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 1.458 1 Nangka/ Cempedak 1.267,0 2 Ubi kayu 6.656 2 Pisang 17.390,0 3 Ubi Jalar 540 3 - - 4 Kacang Tanah 77 4 - - 5 Kacang Kedelai 128 5 - - Sayur-sayuran (ton) Transportasi 1 Kacang Panjang 8,9 1 Spead Boat Kecil - 2 Cabe 6 2 Spead Boat Besar - 3 Terong 11 3 Ketek - 4 Ketimun 9 4 Tongkang - 5 Kangkung 9 5 Jukung - 6 Bayam 8 6 Kapal Nelayan/Pompong - Peternakan (ekor) Perikanan (ton) 1 Sapi 1.325 1 Perairan Umum 77,89 2 Kerbau 55 2 Budidaya Kolam 75,75 3 Kambing 962 3 - - Domba 12 4 Babi 125 5 - - 5 Ayam Buras 58.360 6 - - 6 Itik 4.697 7 - - Perkebunan (ton) 1 Karet Rakyat 1.541 2 Kelapa Sawit Rakyat 7.344 3 Kelapa (Kopra) Rakyat 37 4 Kopi Rakyat 2 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 4.2.6. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Banyuasin III Kecamatan Banyuasin III merupakan ibukota dari Kabupaten Banyuasin, sehingga sektor sekunder dan tersier menjadi andalan di wilayah ini (Tabel 4.6) sebagai berikut: Kabupaten Banyuasin 2013-2025 96

Tabel 4.6 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Pangan Pariwisata No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 159 1 Bom Berlian - 2 Ubi kayu 2.338 2 Perkebunan Sawit PT.SMS - 3 Ubi Jalar 47 3 Tugu Marga Front Langkan - 4 Kacang Tanah 4 4 Pemancingan Putra Berlian - 5 5 Kolam Renang Delima - Buah-buahan (ton) Transportasi 1 Rambutan 91 1 Bus Umum - 2 Pisang 130,7 2 Bus Tak Umum - 3 Nangka/ Cempedak 13,7 3 Mobil Penumpang/Taxi - 4 Jambu Biji 34,2 4 Truk Umum - 5 Durian 75 5 Truk Tak Umum - 6 Duku 24 6 Pick Up Tak Umum - 7 Pepaya 36,5 7 - - 8 Sawo 95,7 8 - - 9 Mangga 75 9 - - Sayur-sayuran (ton) Peternakan (ekor) 1 Kacang Panjang 58 1 Sapi 3.440 2 Cabe 228 2 Kerbau 120 3 Terong 56 3 Kambing 984 4 Ketimun 30 4 Domba 416 5 Kangkung 45 5 Ayam Petelur 280.000 6 Bayam 50 6 Ayam Pedaging 1.080.000 7 Ayam Buras 85.360 8 Itik 1.501 Perikanan (ton) Perkebunan (ton) 1 Perairan Umum 368,82 1 Karet Rakyat 39.099 2 Budidaya Kolam 105,32 2 Kelapa Sawit Rakyat 513 3 3 Kelapa (Kopra) Rakyat 65 Perdagangan/Hotel/Restoran No Komoditi Produksi (ton) 1 Penginapan Sari Alam - 2 Rumah Makan Padang Sari Alam - Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 Kabupaten Banyuasin 2013-2025 97

4.2.7. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Sembawa Kecamatan Sembawa merupakan wilayah pemekaran dari Kecamatan Banyuasin III sehingga masih banyak data yang tergabung dengan kecamatan induk. Kondisi komoditi, produk dan jenis usaha di Kecamatan Sembawa juga hampir sama dengan kecamatan induknya, dimana semua sektor ekonomi menjadi unggulan investasi (Tabel 4.7). Tabel 4.7 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Peternakan (ekor) Pariwisata 1 Sapi 3.440 No Komoditi Produksi 2 Kerbau 120 1 SPP Sembawa - 3 Kambing 984 2 Perkebunan Karet PT.Melania - 4 Domba 416 3 Sriwijaya Agro Center/ Ex. Penas - 5 Ayam Buras 280.000 4 Pemancingan Putra Berlian - Perdagangan/Hotel/Restoran No Komoditi Produksi (ton) 1 Bus Umum - 2 Bus Tak Umum - 3 Mobil Penumpang/Taxi - 4 Truk Umum - 5 Truk Tak Umum - 6 Pick Up Tak Umum - Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 Kabupaten Banyuasin 2013-2025 98

4.2.8. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Talang Kelapa Perkembangan sektor-sektor ekonomi dan dinamikanya di Kecamatan Talang Kelapa sejalan dengan kondisi di Ibukota Kabupaten Banyuasin yaitu Kecamatan Banyuasin III. Kecamatan Talang Kelapa merupakan daerah buffer (penyanggah) dari Kota Paelmbang dan Kabupaten Banyuasin. Hal ini menyebabkan berkembangnya kawasan pemukiman penduduk di Kecamatan Talang Kelapa. Seiring berkembangnya kawasan pemukiman penduduk, sektor yang tumbuh dan berkembang di kawasan ini adalah sektor perdagangan dan jasa. Selain itu, untuk menunjang pembangunan pemukiman penduduk, sektor bangunan/ kontruksi terus mengalami pertumbuhan di wilayah ini. Bahkan sektor ini dapat terus meningkat sampai dengan 5 tahun kedepan. Selengkapnya tentang komoditi, produk dan jenis usaha unggulan investasi yabg di miliki oleh Kecamatan Talang kelapa berdasarkan sektor/ subsektor dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Pangan Pariwisata No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 159 1 Danau Tanah Mas - 2 Ubi kayu 2.338 2 Kolam Pemancingan - 3 Ubi Jalar 47 3 Danau Tempayan - 4 Kacang Tanah 4 4 - - Kabupaten Banyuasin 2013-2025 99

5 Kacang Hijau 5 - - Buah-buahan (ton) Transportasi 1 Pepaya 91 1 Bus Umum - 2 Sawo 130,7 2 Bus Tak Umum - 3 Durian 13,7 3 Mobil Penumpang/Taxi - 4 Jambu Biji 34,2 4 Truk Umum - 5 Rambutan 75 5 Truk Tak Umum - 6 Pisang 24 6 Pick Up Tak Umum - Sayur-sayuran (ton) Pertambangan 1 Kacang Panjang 58 1 Tanah Urug 3.440 2 Cabe 228 2 Pasir 120 3 Tomat 56 3 984 4 Terong 30 4 416 5 Kangkung 45 5 280.000 6 Bayam 50 6 1.080.000 7 Buncis 7 85.360 Peternakan (ekor) Listrik/Gas/Air Bersih 1 Sapi 3.440 1 - - 2 Kerbau 120 2 - - 3 Kambing 984 3 - - 4 Babi 280.000 4 - - 5 Ayam Petelur 1.080.000 5 - - 6 Ayam Pedaging 85.360 6 - - 7 Ayam Buras 1.501 7 - - 8 Itik 8 - - Perikanan (ton) Bangunan dan Konstruksi 1 Perairan Umum 368,82 1 - - 2 Budidaya Kolam 105,32 2 - - Perkebunan (ton) Industri 1 Karet Rakyat 39.099 1 Air Permukaan 2 Kelapa Sawit Rakyat 513 2 Air Bawah Tanah 3 Kelapa (Kopra) Rakyat 65 3 4 Kopi Rakyat 4 5 Kakao 5 Perdagangan/Hotel/Restoran No Komoditi Produksi (ton) 1 Penginapan Twin Star - 2 Penginapan Palapa Permai - 3 Rumah Makan Padang Palapa Permai - Kabupaten Banyuasin 2013-2025 100

4 Rumah Makan Padang Tiga Putra - Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 4.2.9. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Tanjung Lago Perkembangan semua sektor /sub sektor ekonomi di Kecamatan Tanjung Lago mengalami pergerakkan yang signifikan. Namun kedepan perkembangan sektor primer diperkirakan akan mengalami perlambatan seiring terbatasnya luas lahan pertanian yang ada di kecamatan ini. Selain itu dalam dokumen perencanaan Pemerintah Kabupaten Banyuasin, Kecamatan Tanjung Lago diperuntukkan sebagai pusat industri. Selengkapnya data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Tanjung Lago dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut: Tabel 4.9 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin Pangan Buah-buahan No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 5365 1 Jeruk - 2 Ubi kayu 1.896 2 Sawo - 3 Ubi Jalar 14 3 - - Sayur-sayuran (ton) Transportasi 1 Kacang Panjang 5,4 1 Bus Umum - 2 Cabe 6 2 Bus Tak Umum - 3 Terong 5 3 Mobil Penumpang/Taxi - 4 Ketimun 1 4 Truk Umum - 5 5 Truk Tak Umum - 6 6 Pick Up Tak Umum - Kabupaten Banyuasin 2013-2025 101

Peternakan (ekor) Perikanan (ton) 1 Sapi 926 1 Perikanan Laut 249,45 2 Kerbau 106 2 Perairan Umum 871,89 3 Kambing 1.170 3 Budidaya Kolam 322,27 4 Babi 125 4 Budidaya Tambak 1080,64 5 Ayam Pedaging 95.000 5 - - 6 Ayam Buras 64.330 6 - - 7 Itik 7.134 7 - - Perkebunan No Komoditi Produksi (ton) 1 Karet Rakyat 31 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 4.2.10. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Banyuasin I Perkembangan semua sektor /sub sektor ekonomi di Kecamatan Banyuasin I mengalami pergerakkan yang signifikan. Sektor Primer, sektor sekunder dan tersier terus mengalami pergerakan yang berarti di wilayah ini.selengakapnya data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Banyuasin I berdasarkan sektor yang ada dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin Pangan Pariwisata No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 8032 1 PT. Pertamina/ Sungai - 2 Ubi kayu 2.288 2 Gerong - 3 Ubi Jalar 335 3 - Kabupaten Banyuasin 2013-2025 102

4 Kacang Tanah 19 4 - - 5 Kacang Kedelai 33 5 6 Kacang Hijau 5 6 - - Buah-buahan (ton) Transportasi 1 Mangga 25,9 1 Bus Umum - 2 Jeruk 231 2 Bus Tak Umum - 3 Pepaya 7,5 3 Mobil Penumpang/Taxi - 4 Sawo 1,6 4 Truk Umum - 5 Durian 19,4 5 Truk Tak Umum - 6 Duku 2,9 6 Pick Up Tak Umum - 7 Nangka/Cempedak 73,6 8 Jambu Biji 47,9 9 Rambutan 172,8 10 Pisang 18,4 Sayur-sayuran (ton) Peternakan (ekor) 1 Kacang Panjang 420,4 1 Sapi 2.294 2 Cabe 877 2 Kerbau 19 3 Tomat 222 3 Kambing 2.119 4 Terong 344 4 Domba 183 5 Ketimun 326 5 Ayam Pedaging 80.000 6 Kangkung 42 6 Ayam Buras 43.950 7 Bayam 62 7 Itik 3.008 8 Buncis 107 8 Perikanan (ton) Perkebunan (ton) 1 Perairan Umum 88,76 1 Karet Rakyat 424 2 Budidaya Kolam 137,55 2 Kelapa Sawit Rakyat 315 3 Budidaya Keramba 5 3 Kelapa (Kopra) Rakyat 122 4 - - 4 Kopi Rakyat 59 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 4.2.11. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Rambutan Perkembangan sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier beserta sub sektornya dalam perekonomian di Kecamatan Rambutan terus berkembang seperti di kecamatan lainnya di Kabupaten Banyuasin. Kabupaten Banyuasin 2013-2025 103

Selengkapnya data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Rambutan di tampilkan pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin Pangan Buah-buahan No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 408 1 Mangga 76,8 2 Ubi kayu 879 2 Jeruk 40,2 3 Ubi Jalar 135 3 Pepaya 7,7 4 Kacang Tanah 20 4 Sawo 5,5 5 Kacang Hijau 50 5 Durian 80 6 Nangka/Cempedak 76,3 7 Jambu Biji 5,9 8 Rambutan 19 9 Pisang 75,4 Sayur-sayuran (ton) Transportasi 1 Kacang Panjang 9,2 1 Bus Umum - 2 Cabe 9 2 Bus Tak Umum - 3 Tomat 1 3 Mobil Penumpang/Taxi - 4 Terong 2 4 Truk Umum - 5 Ketimun 6 5 Truk Tak Umum - 6 Bayam 1 6 Pick Up Tak Umum - Peternakan (ekor) Perikanan (ton) 1 Sapi 2.735 1 Perairan Umum 866,29 2 Kerbau 1.269 2 Budidaya Kolam 421,72 3 Kambing 1.064 3 Budidaya Keramba 2,68 4 Domba 20 4 - - 5 Ayam Petelur 130.000 5 - - 6 Ayam Pedaging 1.710.000 6 - - 7 Ayam Buras 52.370 7 - - 8 Itik 12.833 Perkebunan No Komoditi Produksi (ton) 1 Karet Rakyat 2.738 2 Kelapa (Kopra) Rakyat 3.206 Kabupaten Banyuasin 2013-2025 104

3 Kopi Rakyat 16 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 4.2.12. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Muara Padang Kecamatan Muara Padang merupakan kecamatan perairan yang berada di Kabupaten Banyuasin, dimana seluruh sektor kegiatan ekonomi berjalan baik sektor sekunder maupun sektor tersier. Data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Muara Padang menurut sektor ekonomi selengkapnya ditampilkan pada Tabel 4.12 sebagai berikut: Tabel 4.12 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Muara Padang Kabupaten Banyuasin Pangan Buah-buahan No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 1249 1 Mangga 1 2 Ubi kayu 1.732 2 Jeruk 38,7 3 Kacang Hijau 12 3 Pepaya 9,7 4 4 Sawo 1,7 5 5 Durian 1,4 6 Duku 0,3 7 Nangka/Cempedak 30 8 Jambu Biji 12,6 9 Pisang 169,6 Sayur-sayuran (ton) Transportasi 1 Kacang Panjang 13,9 1 Spead Boat Kecil - 2 Cabe 18 2 Spead Boat Besar - Kabupaten Banyuasin 2013-2025 105

3 Terong 45 3 Ketek - 4 Ketimun 51 4 Tongkang - 5 Kangkung 68 5 Jukung - 6 Bayam 20 6 Kapal Nelayan/Pompong - 7 Buncis 5 Peternakan (ekor) Perikanan (ton) 1 Sapi 1.203 1 Perairan Umum 67,87 2 Kerbau 5 2 Budidaya Kolam 74,07 3 Kambing 1.368 3 Budidaya Tambak 499,88 4 Domba 205 4 - - 5 Ayam Pedaging 8.000 5 - - 6 Ayam Buras 41.930 6 - - 7 Itik 6.628 7 - - Perkebunan No Komoditi Produksi (ton) 1 Karet Rakyat 32 Kelapa Sawit Rakyat 183 2 Kelapa (Kopra) Rakyat 16.521 3 Kopi Rakyat 1.506 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 4.2.13. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Muara Sugihan Perkembangan sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier beserta sub sektornya dalam perekonomian di Kecamatan Muara Sugihan terus berkembang seperti di Kecamatan Muara Padang. Selengkapnya data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Muara Sugihan di tampilkan pada Tabel 4.13 sebagai berikut: Kabupaten Banyuasin 2013-2025 106

Tabel 4.13 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin Pangan Pariwisata No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 4549 1 Hutan Lindung Lebong - 2 Ubi kayu 916 2 Hitam - 3 Ubi Jalar 172 3 - - Buah-buahan Transportasi No Komoditi Produksi 1 Spead Boat Kecil - 1 Mangga 39 2 Spead Boat Besar - 2 Jeruk 74,5 3 Ketek - 3 Pepaya 2 4 Tongkang - 4 Sawo 131,7 5 Jukung - 5 Durian 39,5 6 Kapal Nelayan/Pompong - 6 Duku 5 7 Angkutan Barang Tug Boat 7 Nangka/Cempedak 308 - - 8 Jambu Biji 102 - - 9 Rambutan 16 - - 10 Pisang 251,4 - - Sayur-sayuran (ton) Peternakan (ekor) 1 Kacang Panjang 252,5 1 Sapi 207 2 Cabe 226 2 Kambing 2.565 3 Tomat 167 3 Domba 175 4 Terong 115 4 Ayam Buras 34.160 5 Ketimun 163 5 Itik 4.886 6 Kangkung 13 6 - - 7 Bayam 5 7 - - Komoditi Perkebunan(ton) Perikanan Laut 4109,22 1 Kelapa Sawit Rakyat 6 2 Perairan Umum 305,85 2 Kelapa (Kopra) Rakyat 1.512 3 Budidaya Tambak 3418,34 3 Kopi Rakyat 469 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 Kabupaten Banyuasin 2013-2025 107

4.2.14. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Makarti Jaya Perkembangan sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier beserta sub sektornya dalam perekonomian di Kecamatan Makarti Jaya terus berkembang seperti di Kecamatan Muara Padang dan Muara Sugihan. Selengkapnya data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Makarti Jaya di tampilkan pada Tabel 4.14 sebagai berikut: Tabel 4.14 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin Pangan Buah-buahan No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 144 1 Mangga 25 2 Ubi kayu 455 2 Jeruk 65,5 3 Ubi Jalar 13 3 Pepaya 2,2 4 Kacang Kedelai 33 4 Sawo 9,7 5 5 Durian 18,8 6 Nangka/Cempedak 19,6 7 Jambu Biji 11,5 8 Rambutan 2 9 Pisang 170 Sayur-sayuran (ton) Transportasi 1 Kacang Panjang 4,3 1 Spead Boat Kecil - 2 Cabe 5 2 Spead Boat Besar - 3 Terong 4 3 Ketek - 4 Tomat 4 4 Tongkang - 5 Ketimun 5 5 Jukung - 6 Kangkung 1 6 Kapal Nelayan/Pompong - 7 Bayam 1 7 - - Peternakan (ekor) Perikanan (ton) 1 Sapi 86 1 Perikanan Laut 9.727,13 2 Kerbau 7 2 Perairan Umum 235,71 3 Kambing 2.053 3 Budidaya Kolam 1533,18 Kabupaten Banyuasin 2013-2025 108

4 Domba 269 4 Budidaya Tambak 630,98 5 Babi 265 5 - - 6 Ayam Pedaging 5.000 6 - - 7 Ayam Buras 38.900 7 - - Itik 5.045 Perkebunan No Komoditi Produksi (ton) 1 Karet Rakyat 21 2 Kelapa Sawit Rakyat 9 3 Kelapa (Kopra) Rakyat 552 4 Kopi Rakyat 27 5 Kakao 1,2 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 4.2.15. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Air Saleh Perkembangan sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier beserta sub sektornya dalam perekonomian di Kecamatan Air Saleh terus berkembang seperti di Kecamatan perairan lainnya di wilayah Kabupaten Banyuasin. Selengkapnya data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Air Saleh di tampilkan pada Tabel 4.15 sebagai berikut: Tabel 4.15 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Air Saleh Kabupaten Banyuasin Pangan Buah-buahan No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 979 1 Mangga 3,8 2 Ubi kayu 1.740 2 Jeruk 7 3 Ubi Jalar 101 3 Pepaya 13,4 4 Kacang Tanah 3 4 Sawo 1,2 5 Kacang Kedelai 38 5 Durian 1,7 Kabupaten Banyuasin 2013-2025 109

6 Kacang Hijau 3 6 Nangka/Cempedak 14,3 7 - - 7 Jambu Biji 2,8 8 - - 8 Rambutan 105,2 9 - - 9 Pisang 168,6 Sayur-sayuran (ton) Transportasi 1 Kacang Panjang 64,2 1 Spead Boat Kecil - 2 Cabe 51 2 Spead Boat Besar - 3 Tomat 9 3 Ketek - 4 Terong 8 4 Tongkang - 5 Ketimun 24 5 Jukung - 6 Kangkung 10 6 Kapal Nelayan/Pompong - 7 Bayam 11 7 - - Peternakan (ekor) Perikanan (ton) 1 Sapi 125 1 Perairan Umum 33,96 2 Kambing 1.398 2 Budidaya Kolam 63,9 3 Domba 114 3 - - 4 Ayam Pedaging 25.000 4 - - 5 Ayam Buras 61.550 5 - - 6 Itik 4.084 6 - - Perkebunan No Komoditi Produksi (ton) 1 Karet Rakyat 9 3 Kelapa (Kopra) Rakyat 227 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 4.2.16. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Banyuasin II Perkembangan sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier beserta sub sektornya dalam perekonomian di Kecamatan Banyuasin III terus berkembang seperti di Kecamatan Air Saleh. Selengkapnya data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Banyuasin III di tampilkan pada Tabel 4.16 sebagai berikut: Kabupaten Banyuasin 2013-2025 110

Tabel 4.16 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin Pangan Pariwisata No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 375 1 Tugu Sejarah Silk Air - 2 Ubi kayu 705 Perkampungan Nelayan 2 Sugsang - 3 Ubi Jalar 1.140 3 Taman Nasional 4 Kacang Kedelai 77 Sembilang - Buah-buahan Transportasi 1 Jeruk 9,2 1 Tongkang - 2 Pepaya 0,1 2 Jukung - 3 Pisang 77,5 3 Kapal Nelayan/Pompong - 4 - - 4 Angkutan Barang Tug Boat - Sayur-sayuran (ton) Peternakan (ekor) 1 Kacang Panjang 2,40 1 Sapi 73 2 Cabe 6,00 2 Kambing 901 3 Terong 2,00 3 Ayam Buras 45.970 4 Ketimun 8,00 4 Itik 2.415 Perikanan Perkebunan(ton) 1 Perikanan Laut 24.085,09 1 Kelapa (Kopra) Rakyat 372 2 Perairan Umum 652,95 2 Kopi Rakyat 72 3 Budidaya Kolam 65,13 3 Kakao 1,1 4 Budidaya Tambak 2.969,78 4 - - Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 4.2.17. Komoditi/ Produk Unggulan di Kecamatan Muara Telang Perkembangan sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier beserta sub sektornya dalam perekonomian di Kecamatan Muara Telang terus berkembang seperti di Kecamatan perairan lainnya di wilayah Kabupaten Kabupaten Banyuasin 2013-2025 111

Banyuasin. Selengkapnya data komoditi, produk dan jenis usaha unggulan di Kecamatan Muara Telang di tampilkan pada Tabel 4.17 sebagai berikut: Tabel 4.17 Komoditi, Produk dan Jenis Unggulan Investasi di Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin Pangan Sayur-sayuran (ton) No Komoditi Produksi No Komoditi Produksi 1 Jagung 944 1 Kacang Panjang 112,6 2 Ubi kayu 4.635 2 Cabe 68,0 3 Ubi Jalar 156 3 Tomat 91,0 4 Kacang Kedelai 3 4 Terong 105,0 5 Kacang Hijau 12 5 Ketimun 109,0 6 - - 6 Kangkung 8,0 7 - - 7 Bayam 8,0 8 - - 8 Buncis 6,0 Peternakan (ekor) Transportasi 1 Sapi 224 1 Spead Boat Kecil - 2 Kerbau 4 2 Spead Boat Besar - 3 Kambing 2.183 3 Ketek - 4 Domba 72 4 Tongkang - 5 Babi 85 5 Jukung - 6 Ayam Pedaging 5.000 6 Kapal Nelayan/Pompong - 7 Ayam Buras 151.740 7 - - 8 Itik 40.783 8 - - Perikanan (ton) Perkebunan(ton) 1 Perairan Umum 25,36 1 Kelapa (Kopra) Rakyat 20.219,00 2 Perikanan Laut 109,53 2 Kakao 13,21 3 Budidaya Kolam 252,15 3 - - 4 Budidaya Tambak 1.641,11 4 - - Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2011 Kabupaten Banyuasin 2013-2025 112