KARAKTERISTIK PANTAI GUGUSAN PULAU PARI. Hadiwijaya L. Salim dan Ahmad *) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GEOLOGI PANTAI SERUNI DAERAH TAPPANJENG. pedataran menempati sekitar wilayah Tappanjeng dan Pantai Seruni. Berdasarkan

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

GEOMORFOLOGI BALI DAN NUSA TENGGARA

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL

POLA SPASIAL SEBARAN MATERIAL DASAR PERAIRAN DI TELUK BUNGUS, KOTA PADANG

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pesisir merupakan daratan pinggir laut yang berbatasan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

DINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir)

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Penyebab Perubahan Garis Pantai

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi)

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara administratif, daerah penelitian termasuk dalam wilayah Jawa Barat. Secara

TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemantauan perubahan profil pantai akibat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: Wikanti Asriningrum. C /PSL

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

PERUBAHAN DARATAN PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN PASCA TSUNAMI SECARA SPASIAL DAN TEMPORAL DI PANTAI PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS JAWA BARAT

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 1 PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum

KARAKTERISTIK TIPE DASAR DAN PEMANFAATAN PERAIRAN DI SEKITAR PULAU GANGGA, KABUPATEN MINUT. Wilhelmina Patty ABSTRACT

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 3.1 Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

POTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

TABEL 44 INDIKASI PROGRAM PENATAAN ATAU PENGEMBANGAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

I. PENDAHULUAN. Menurut Mahi (2001 a), sampai saat ini belum ada definisi wilayah pesisir yang

DINAMIKA PANTAI (Abrasi dan Sedimentasi) Makalah Gelombang Yudha Arie Wibowo

JENIS SEDIMEN PERMUKAAN DI EKOSISTEM TERUMBU KARANG PULAU GILI LABAK KABUPATEN SUMENEP

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Gambar 6. Peta Kabupaten Karawang

BAB II TINJAUAN UMUM

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

KAJIAN MORFODINAMIKA PESISIR KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH MULTI SPEKTRAL DAN MULTI WAKTU

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jawa yang rawan terhadap bencana abrasi dan gelombang pasang. Indeks rawan

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam agar terjamin keselamatan dan kenyamanannya. Beberapa bentuk

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

5 PEMBAHASAN. Landsat (citra sejenis)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,


BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu

berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik

Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam

Identifikasi Daerah Rawan Bencana di Pulau Wisata Saronde Kabupaten Gorontalo Utara

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EROSI MARIN SEBAGAI PENYEBAB KERUSAKAN LAHAN KEBUN DI KELURAHAN TAKOFI KOTA TERNATE

Bab 4 Hasil Dan Pembahasan

KERANGKA RAPERMEN TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BATAS SEMPADAN PANTAI

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 2

Gambar 3 Hidrostratigrafi cekungan airbumi Jakarta (Fachri M, Lambok MH dan Agus MR 2002)

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

TINJAUAN PUSTAKA. Status administrasi dan wilayah secara administrasi lokasi penelitian

Partisipasi Masyarakat dalam Rehabilitasi Mangrove di Beberapa Desa Pesisir Kabupaten Rembang: Tinjauan Berdasarkan Tahap Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STUDI TENTANG DINAMIKA MANGROVE KAWASAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN DATA PENGINDERAAN JAUH

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

Transkripsi:

KARAKTERISTIK PANTAI GUGUSAN PULAU PARI Hadiwijaya L. Salim dan Ahmad *) ABSTRAK Penelitian tentang karakter morfologi pantai pulau-pulau kecil dalam suatu unit gugusan Pulau Pari telah dilakukan pada Juni 2007. Pulau-pulau kecil tersebut adalah Pulau Pari, Pulau Kongsi, Pulau Tengah, Pulau Burung dan Pulau Tikus. Pengamatan lapang meliputi material penyusun pantai dan perairan pantai, land use/land cover daerah sekitar pantai, proses yang bekerja di sepanjang pantai. Data pengamatan dan pengukuran kemudian ditabulasi dan dispasialkan menjadi peta-peta karaktesitik pantai Gugus Pulau Pari. Overlay peta karakteristik dengan foto udara kemudian dilakukan untuk memperoleh gambaran umum Gugus Pulau Pari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kondisi pantai terdiri dari pantai berpasir putih, pantai bermangrove dan pantai berbatu. Beberapa proses yang bekerja sepanjang pantai adalah abrasi dan akresi. Hasil pengukuran tinggi abrasi daratan di Gugusan Kepulauan Pulau Pari menunjukkan adanya korelasi antara besar abrasi dan kerapatan mangrove. Pengaruh gelombang terhadap perubahan bentang alam pantai pada sisi pulau yang berada/menghadap di luar gugusan pulau pari sangat dominan. Kata Kunci : Morfologi pantai 1. Latar Belakang S ecara umum pulau-pulau di dunia dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu Pulau Benua, pulau vulkanik, pulau daratan rendah, pulau karang timbul, dan pulau atoll (Retrauban, 2002). Pulau Daratan Rendah (Low Islands), adalah pulau dimana ketinggian daratannya dari muka laut tidak besar. Pulau ini dapat berasal dari pulau-pulau vulkanik, maupun non-vulkanik. Pulaupulau dari tipe ini paling rawan terhadap bencana alam, seperti taufan atau tsunami. Karena pulau ini relatif datar dan rendah, maka massa air dari bencana alam yang datang ke pulau tersebut akan masuk jauh ke tengah pulau. Contoh pulau daratan rendah adalah Kepulauan Seribu di utara Teluk Jakarta. Meskipun demikian Kepulauan Seribu dapat juga dikatakan sebagai pulau atoll karena adanya pertumbuhan terumbu karang, ditengah gugusan terumbu karang *) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan REGION Volume V No. 1 Maret 2013 1

tersebut membentuk laguna. Gugus Pulau Pari adalah suatu wilayah yang berada di Teluk Jakarta. Terdiri dari Pulau Pari, Pulau Kongsi, Pulau Tengah, Pulau Burung, dan Pulau Tikus yang dikelilingi oleh terumbu karang atol. Kondisi perairan pada daerah diluar atol merupakan daerah perairan dalam sedangkan perairan di dalam atol merupakan daerah yang relatif landai dan pada beberapa tempat terdapat laguna (lagoon). Pembentukan daratan pulau-pulau dalam gugusan pulau Pari tidak terlepas dari pertumbuhan secara vertikal terumbu karang, akumulasi sedimen akibat proses rombakan terumbu karang dan abrasi pantai oleh gelombang, pengaruh arus susur pantai dan akibat campur tangan manusia sangat mempengaruhi pembentukan bentang alam pulau-pulau di dalam Gugusan Pulau Pari. Kondisi material penyusun daratan pulau yang terdapat di dalam Gugusan Pulau Pari adalah material lepas yang tidak terkonsolidasi, sehingga mudah mengalami erosi maupun abrasi. Proses erosi diduga terjadi di daerah dengan pengaruh ombak yang kuat, dalam hal ini adalah di bagian luar gugus Pulau Pari. Begitu juga sebaliknya, pengaruh gelombang tidak begitu besar di bagian dalam gugus Pulau Pari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pantai yang diakibatkan oleh pengaruh gelombang. 2. Metode Penelitian Waktu dan lokasi penelitian Pengambilan data dilakukan pada mulai tanggal 7-11 Juni 2007, lokasi penelitian di gugusan Pulau Pari, meliputi Pulau Pari, Pulau Kongsi, Pulau Tengah, Pulau Burung dan Pulau Tikus (Gambar.1). Secara geografis Gugus Pulau Pari terletak antara 05 50 LS hingga 05 53 LS dan 106 34 BT sampai 106 38 BT. Daerah ini terletak di Laut Jawa, tepatnya di sebelah Utara DKI Jakarta dan Tangerang. Secara administrasi Kepulauan Pari termasuk Kelurahan Pulau Tidung, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Propinsi DKI Jakarta. Pengambilan data Data yang diambil berupa pengambilan titik kontrol, melakukan pengamatan dan melakukan pengukuran. Pengambilan titik kontrol (GCP) dilakukan dengan persebaran lokasi GCP tersebar mewakili foto udara. Pengamatan meliputi material penyusun pantai dan perairan pantai, land use/land cover daerah sekitar pantai, proses yang bekerja di sepanjang pantai, seperti erosi, abrasi dan akresi. Pengukuran yang dilakukan meliputi lebar REGION Volume V No. 1 Maret 2013 2

pantai, kemiringan pantai dan besar abrasi disepanjang pantai. Gambar 1. Lokasi Penelitian Pengolahan data Data yang diperoleh adalah data Ground Control Point (GCP), data hasil pengamatan dan data hasil pengukuran karakteristik pantai. Titik-titik GCP kemudian digunakan untuk merektifikasi foto udara menggunakan software PCI Geomatica V.9.0. Data pengamatan dan pengukuran kemudian ditabulasi dan dispasialkan menjadi peta-peta karaktesitik pantai Gugus Pulau Pari. Analisis data Analisis yang dilakukan berupa overlay peta karakteristik hasil foto udara dengan data pengamatan dan pengukuran untuk memperoleh gambaran umum Gugus Pulau Pari. Hasil overlay kemudian dianalisis secara deskriptif. REGION Volume V No. 1 Maret 2013 3

3. Hasil dan Pembahasan Gambar 2. Alur Penelitian Karakteristik Pantai Gugus Pulau Pari adalah suatu wilayah yang secara geomorfologi dibentuk oleh proses-proses marin pada batuan induk sedimen dan batu gamping koral. Proses-proses ini menghasilkan bentuk-bentuk lahan yang cukup variatif. Proses abrasi dan sedimentasi sangat dominan pada sisi luar gugus, hal ini dapat dilihat sepanjang pantai pada sisi timur P. Pari, sisi selatan dan timur P. Tikus, sisi utara Pulau kongsi dan P. Tengah. Gelombang yang menuju pantai menghasilkan arus susur pantai yang membawa material hasil abrasi daratan dan diendapkan ke tempat lain. Sedangkan kondisi pantai yang berada di sebelah dalam gugusan pengaruh gelombang sangat kecil, proses yang dominan adalah pengendapan. Hal ini diperkuat dengan material dasar laut, pada perairan pantai yang berada di sisi luar gugusan pulau materialnya di dominasi oleh material pasir kerikilan, sedangkan perairan yang berada di dalam gugusan pulau material didominasi oleh sedimen berukuran lanau lempungan. Hasil pengamatan di lapangan, material penyusun daratan timbul adalah material berukuran lanauan lempungan, hal ini memili hubungan yang erat dengan energi gelombang yang bekerja. Lingkungan pengendapan pada REGION Volume V No. 1 Maret 2013 4

daerah tersebut adalah lingkungan yang mengindikasikan energi lingkungan pengendapan tenang dimana proses yang dominan yang bekerja adalah proses pengendapan. PULAU PARI Gambar 3. Kondisi energi gelombang dan arus susur pantai terhadap Pembentukan daratan baru (A) perairan sebelah barat P.Pari (dalam lagun), (B) perairan sebelah Timur Pulau Pari, (C) daratan yang terbentuk. Karakteristik Pantai dan Pesisir Daerah Penelitian Pulau Pari Pulau Pari merupakan pulau terbesar di dalam gugusan Pulau Pari memiliki luas 55,26 Ha, bentuk pulau memanjang Timur Laut Barat Daya. Landuse dan Land cover terdiri dari alang-alang penyebarannya sangat luas, menempati sisi utara, sisi barat dan sisi utara pulau. Daerah pemukiman menempati sisi tengah sepanjang pantai barat pulau dan terkonsentrasi sekitar dermaga pulau Pari, sisi barat merupakan daerah stasiun riset Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), hutan mangrove penyebaran sangat luas mulai dari sisi tengah pulau sepanjang sisi barat pulau. Topografi daratan pulau datar terdiri dari akumulasi sedimen pantai (rombakan terumbu karang). Di Pulau ini terdapat dua dermaga yang permanen, yaitu dermaga Pulau Pari yang terletak di sisi tengah sebelah timur dan dermaga LIPI yang terletak di ujung selatan pulau. REGION Volume V No. 1 Maret 2013 5

No Tinggi Abrasi (cm) 1 45 2 10 3 30 4 20 5 20 Gambar 3. Karakteristik Pantai Pulau Pari Panjang garis pantai adalah 8,5 km, karakteristik pantainya terdiri dari pantai berpasir (5,07 km), pantai berbatu (2,27 km) dan pantai mangrove (1,16 km). Pantai berpasir berwarna putih kecoklatan tersusun oleh material sedimen pasir bervariasi dari halus-sedang hingga kasar, tersusun material hasil pengendapan yang berasal dari hasil rombakan batu karang dan hasil erosi daratan akibat aktivitas gelombang. Kemiringan pantai bervariasi dari 4 hingga 8 dan lebar antara 3,5 hingga 8 meter. Tinggi abrasi bervariasi antara pantai utara dengan selatan. Pulau Kongsi Pulau Kongsi merupakan pulau yang terletak di dalam gugusan Pulau Pari, terletak sekitar 2 km di sebelah barat laut Pulau Pari. Pulau Kongsi memiliki luas sekitar 3,19 Ha berbentuk memanjang dari barat laut ke tenggara. Penggunaan lahan (landuse) sebagian besar terdiri dari hutan belukar yang tersebar di hampir bagian pulau kecuali di sekitar pantai utara dan pantai timur yang ditutupi oleh mangrove. Daerah permukiman terletak di sekitar pantai bagian tengah pulau terkonsentrasi di bagian barat derrnaga Pulau Kongsi. Terdapat Instalasi Riset Perikanan Teluk Pusat Riset Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan. Topografi daratan pulau adalah datar. REGION Volume V No. 1 Maret 2013 6

Panjang garis pantai adalah 1,02 km, karakteristik pantainya terdiri dari pantai bermangrove (806,94 m), pantai berpasir (148,84 m), dan pantai dengan penahan ombak sepanjang 62,1 m. Pantai berpasir memiliki warna dari putih kecokelatan hingga abu-abu putih kecokelatan, berukuran sedang dengan material pasir seragam. Lebar pantai bervariasi antara 3 hingga 4,5 meter dan kemiringan landai sekitar 4 hingga 8. Gambar 4. Karakteristik Pantai Pulau Kongsi Pulau Tengah Pulau Tengah terletak sekitar 1,5 km di sebelah barat Pulau Pari. Pulau Tengah memiliki luas sekitar 9,56 Ha berbentuk memanjang dari barat ke timur. Sebagian besar penggunaan lahan (landuse) nya adalah semak belukar, dan sebagian kecil hutan di bagian barat pulau. Hampir semua jenis pantai di Pulau Tengah bermangrove, kecuali sebagian kecil di bagian selatan dan di bagian barat-barat laut yang berpasir dan dijadikan tempat bersandarnya perahu. Pulau ini tidak dihuni. Topografi daratan pulau datar dengan panjang garis pantai 2,1 km. Karakteristik pantainya terdiri dari dari pantai bermangrove (1,82 km) dan pantai berpasir (287,66 m). Pasir pantai berwarna putih kecokelatan. Material pasir seragam berukuran sedang hingga sedang agak kasar, lebar pantai sekitar 3 meter dengan kemiringan landai sekitar 6. REGION Volume V No. 1 Maret 2013 7

Abrasi Stabil Gambar 5. Karakteristik Pantai Pulau Tengah Pulau Burung Pulau Burung terletak sekitar 2,3 km sebelah barat-barat daya Pulau Pari. Berbentuk memanjang dari utara ke selatan dengan luas sekitar 4,19 Ha. Penggunaan lahan (landuse)nya didominasi oleh mangrove dan sebagian cemara laut dibagian tengah pulau. Jenis pantai didominasi oleh pantai bermangrove, dan sebagian kecil pantai berpasir di bagian utara pulau. Terdapat dermaga di bagian utara pulau. Topografi daratan adalah datar. Garis pantai memiliki panjang sekitar 1,89 km dengan karakteristik dominan adalah pantai bermangrove (1,5 km) dan berpasir (387,05 m). Pantai berpasir berwarna putih kecokelatan dengan material pasir seragam, lebar antar 2 hingga 5 meter dan kemiringan landai sekitar 6. REGION Volume V No. 1 Maret 2013 8

Abrasi Stabil Gambar 6. Karakteristik Pantai Pulau Burung Pulau Tikus Pulau Tikus terletak sekitar 4,1 km sebelah barat Pulau Pari. Pulau Tikus merupakan pulau yang terletak paling barat di Gugus Pulau Pari. Berbentuk memanjang dari barat ke timur, memiliki luas sekitar 1,9 Ha. Penggunaan lahan dominan adalah cemara laut dan pinus, sebagian kecil semak belukar. Jenis pantai Pulau Tikus adalah pantai berpasir. Topografi daratan adalah datar. Pulau Tikus memiliki panjang garis pantai sekitar 794,95 m. Pantai Pulau Tikus berpasir berwarna putih kecokelatan dengan lebar 3,5 hingga 7 meter, memiliki kemiringan landai antara 8 hingga 10, material pasir seragam berukuran halus hingga sedang. REGION Volume V No. 1 Maret 2013 9

No Tinggi Abrasi (cm) 1 40 2 18 3 15 4 30 Gambar 7. Karakteristik Pantai Pulau Tikus 4. Kesimpulan Kondisi pantai terdiri dari pantai berpasir putih, pantai bermangrove dan pantai berbatu. Beberapa proses yang bekerja sepanjang pantai adalah abrasi dan akresi. Hasil pengukuran tinggi abrasi daratan di Gugusan Kepulauan Pulau Pari menunjukkan adanya korelasi antara besar abrasi dan kerapatan mangrove. Pengaruh gelombang terhadap perubahan bentang alam pantai pada sisi pulau yang berada/menghadap di luar gugusan pulau pari sangat dominan. Daftar pustaka Asriningrum, 2004. Studi Identifikasi Karakteristik Pulau Kecil Menggunakan Data Landsat Dengan Pendekatan Geomorfologi dan Penutupan Lahan: Studi Kasus Kepulauan Pari dan Kepulauan Belakangsedih. Makalah Pribadi Pengantar Ke Falsafah Sains, IPB-Bogor. Dahuri, R. J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Stepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT Paradya Paramita. Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan. Putinella, 2002. Permasalahan dan Dinamika Pantai Pada Daerah Wisata Pantai Baron dan Krakal. Laporan Praktek Lapangan. Yogyakarta. REGION Volume V No. 1 Maret 2013 10

Retraubun, A.S.W. 2002. Pulau-Pulau Kecil di Indonesia. Data dan Masalah Pengelolaan. Makalah Lokakarya dalam rangka Penetapan Luas Terumbu Karang, Panjang Pantai, dan Jumlah Pulau di Indonesia Berdasarkan Data Penginderaan Jauh. COREMAP. LIPI. Sutikno, 1993. Karakteristik Bentuk dan Geologi di Indonesia. Yogyakarta: Diklat PU Wil III. Dirjen Pengairan DPU. The jakarta Post, 2000. Seven islands in the Seribu chain to disappear REGION Volume V No. 1 Maret 2013 11