PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE PADA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Oleh : Ela Susilawati, Elly Sukmasa, Nedin Badruzzam Program Studi Pendidik Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguru Ilmu Pendidik Universitas Paku ABSTRAK Penerap Model Pembelajar Kooperatif Picture And Picture Pada Pelajar Ilmu Pengetahu Alam Untuk Meningkatk Hasil Belajar Siswa kelas III B Sekolah Dasar Negeri Cigsa 01 Kecamat Gunungputri Kabupaten Bogor. Skripsi Program Studi Pendidik Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguru d Ilmu Pendidik Universitas Paku, Bogor, 2012. Peneliti ini merupak Peneliti Tindak Kelas (PTK), dilaksak secara kolaboratif d dua siklus. Tuju utama dalam peneliti ini adalah untuk meningkatk hasil belajar mata pelajar Ilmu Pengetahu Alam (IPA) pada siswa kelas III melalui penerap model pembelajar kooperatif Picture d Picture Subjek peneliti ini adalah siswa kelas III B Sekolah Dasar Negeri Cigsa 01 yg terdiri dari 40 siswa, deng komposisi perempu 21 siswa d laki-laki 19 siswa. Pelaksa peneliti ini dilakuk pada semester gjil tahun pelajar 2012/2013. Hasil peneliti menunjukk bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus pertama memperoleh nilai 51,25 deng persentase 25% sedgk siklus kedua memperoleh nilai 91,25 deng persentase 95% begitu pula deng hasil observasi perilaku siswa menunjukk adya peningkat pada keaktif, kerjasama, d motivasi deng memperoleh nilai pada siklus pertama yaitu 82,2, sedgk siklus kedua memperoleh nilai 88,7. Peneliti ini berkesimpul bahwa penerap model pembelajar kooperatif picture d picture dapat meningkatk hasil belajar mata pelajar ilmu pengetahu alam pada siswa kelas III B di Sekolah Dasar Negeri Cigsa 01 Kecamat Gunung Putri Kabupaten Bogor. Selain itu, penerap model pembelajar ini dapat meningkatk kualitas pelaksa pembelajar di kelas serta meningkatk keaktif, kerjasama, d motivasi siswa dalam proses pembelajar. kata kunci:hasil belajar, Picture d Picture, IPA 1
ABSTRACT Application of Cooperative Learning Model Picture And Picture In Natural Science Lessons To Improve Learning Outcomes s III B Elementary School Cigsa 01 District of South Bogor, Bogor. Thesis Program Study education of primary school teachers Faculty of Teacher Training d Education Paku University, Bogor, 2012. This research is Classroom Action Research (CAR), commissioned jointly d two cycles. The main purpose of this research is to increase the learning outcomes on the subjects of Natural Sciences in class III B through the implementation of cooperative learning model Picture d Picture The subjects are students of grade III B Elementary School Cigsa 01 which consists of 40 students, with composition of 21 female student d 19 male students. Implementation of this research is conducted in odd semester academic year 2012/2013. The results showed that the average value of learning outcomes in the first cycle with 51,25 with a percentage of 32,5% while scoring 91,25 second cycle with a percentage of 95% as well as the observation of the behavior of the students showed increase in the involvement, cooperation, d motivation to scored in the first cycle is 80, while scoring 88,7 second cycle. This study concluded that the implementation of cooperative learning model make a match c increase learning outcomes of natural science subjects in class III B Cigsa 01 Elementary School District of South Bogor, Bogor. In addition, the application of this learning model c increase the quality of learning in the classroom d increasing activeness, cooperation, d motivation in the learning process. Kata Kunci:, Picture d Picture, Sains Pendahulu Pendidik sebagai suatu sistem yg dinamis menuntut guru d untuk selalu meningkatk potensi yg ada agar dapat merealisasik proses pembelajar yg ideal dikelas. Berbagai cara dilakuk oleh guru, agar hasil yg dicapai sesuai deng tuju. Pembelajar merupak salah satu proses kegiat mendidik d melatih peserta didik deng menciptak adya keterlibat siswa belajar baik secara mental, maupun sosial. Pembelajar bersifat tidak memaksa ak-ak untuk memahami, memiliki segudg ilmu pengetahu. Pembelajar lebih bersifat pembiasa diri terhadap peserta didik, rasional d sistematis untuk mencari d menemuk ilmu pengetahu. Oleh karena itu deng pembelajar memberi kesempat pada siswa untuk berpikir, berkreasi, mengungkapk gagas atau pun pengalam dari luarnya 2
kedalam dunia proses belajar mereka. Mencapai tuju pendidik nasional dibutuhk kerja keras yg ikhlas. Artinya kerja keras yg dildasi ketulus dari dalam jiwa pelaku pendidik, dalam hal ini guru. Kerja keras yg dimaksud adalah segala daya d upaya guru pada saat menyampaik ilmu pengetahu pada peserta didik dari mulai persiap, pelaksa, d penilai. Oleh karena itu, pendidik wajib memahami bahwa pendidik adalah usaha sadar d terenca untuk mewujudk suasa belajar d proses pembelajar. Agar siswa secara aktif mengembgk potensi dirinya untuk memiliki kekuat spiritual keagama, pengendali diri, kepribadi, kecerdas, akhlak mulia, serta keterampil yg diperluk dirinya, masyarakat, bgsa, d negara sebagaima terdapat dari undg-undg RI Nomor 20 Tahun 2003 tentg Sistem Pendidik Nasional. Pembelajar Ilmu Pengetahu Alam di perluk pembelajar yg menyengk, yg melibatk siswa untuk aktif belajar, pembelajar yg tidak memberatk siswa untuk berpikir d membuat siswa bergembira d seng belajar seperti sedg melakuk permain yg disesuaik deng tingkat perkembg kognitifnya. Keada di sekolah menunjuk bahwa Ilmu Pengetahu Alam di kelas dirasak kualitasnya belum sesuai deng harap. Rendahnya kualitas pembelajar Ilmu Pembelajar Alam Sekolah Dasar ditujuk oleh rendahnya hasil belajar mata pelajar Ilmu Pengetahu Alam di kelas III Sekolah Dasar Negeri Cigsa 01 Bogor 35% dari 40 siswa yg mencapai Kriteria Ketuntas Minimal (KKM) sebesar 62. hal ini dimungkink oleh faktor-faktor penyebab sebagai berikut: kesulit yg dialami siswa dalam pengguna konsep dasar Ilmu Pengetahu Alam yg di pelajari di kelas, siswa mengggap mata pelajar yg sulit d model pembelajar, serta media yg digunak guru selalu monoton. Jika melihat suasa pembelajar Ilmu Pengetahu Alam di kelas III Sekolah Dasar Negeri Cigsa 01 Kecamat Gunungputri Bogor, pembelajar siswa yg dilakuk masih berorientasi pada pembelajar yg terlalu formal, Salah satu strategi pembaharu untuk meningkatk mutu pembelajar Ilmu Pengetahu Alam adalah melalui inovasi pembelajar yg sesuai deng kebutuh atau tuntut siswa. Deng memperlihatk konteks siswa, maka pembelajar Ilmu Pengetahu Alam di Sekolah Dasar dapat disesuaik deng tingkat kemampu mereka. Sebaiknya, jika pembelajar tersebut tidak berdasark pada konteks siswa, 3
maka pembelajar Ilmu Pengetahu Alam ak sulit di pahami d akibatnya tidak ak terjadi peningkat deng baik. Untuk memecahk masalah di atas peneliti menggunak model pembelajar yg membuat para peserta didik lebih seng d tusias mengikuti proses pembelajar, karena model pembelajar kooperatif picture d picture memiliki keunggul dalam gambarnya. Peneliti ini diharapk menjadi alternatif dalam pembelajar Ilmu Pengetahu Alam yg efektif, aktif, dinamik, kreatif, menyengk bagi guru terutama bagi peserta didik, dima aktivitas yg dilakuk ak lebih menyengk d bermakna. Setelah peneliti mempelajari faktor-faktor penyebab timbulnya masalah yg ada d seirirng diberlakuknya Kurikulum Tingkat Satu Pendidik (KTSP) diharapk guru dapat meningkatk hasil belajar siswa khususnya pada pelajar Ilmu Pengetahu Alam deng menggunak model pembelajar kooperatif picture d picture oleh karena itu penulis tertarik meneliti judul: Penerap Model Pembelajar Kooperatif Picture d Picture Pada Pelajar Ilmu Pengetahu Alam Untuk Meningkatk Hasil Belajar Siswa subjudul studi ini deng peneliti tindak kelas di kelas III Sekolah Dasar Negeri Cigsa 01 Kecamat Gunungputri Bogor. Berdasark latar belakg masalah di atas, penulis mengidentifikasi faktor-faktor penyebab tara lain: 1. Apakah pemaham siswa terhadap materi makhluk hidup masih rendah? 2. Apakah guru belum menerapk model pembelajar yg sesuai deng materi makhluk hidup atau karakteristik mata pelajar Ilmu Pengetahu Alam? 3. Apakah Kriteria Ketuntas Minimal (KKM) terlalu tinggi? 4. Apakah guru terlalu mementingk target kurikulum? 5. Apakah motivasi siswa rendah? Kaji Teoritik Belajar menurut sardim (2005: 50) adalah mencari, menemuk d melihat pokok permasalahnya. Belajar juga di deskripsik sebagai upaya memecahk persoal yg dihadapi. Hal ini membawa konsekuensi bahwa kegiat mengajar dalam proses pengajarnya juga harus menyediak kondisi problematic d guru pembimbingnya. Belajar menurut Asep Henry, dkk (2007: 2) adalah proses perubah perilaku tersebut dilakuk secara sadar d bersifat menetap, perubah prilaku tersebut perubah kognitif, afektif. Menurut Dimyati d Mudjiono (1999: 250-257) hasil belajar merupak hal yg dapat dipdg dari dua sisi yaitu: sisi peserta didik d dari 4
sisi guru. Berdasark teori-teori diatas dapat disintesisk proses perubah sikap. Wahya (1986) mengatak bahwa IPA adalah suatu kumpul pengetahu yg tersusun secara sistematik, d dalam penggunanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembgnya tidak hya ditdai oleh adya kumpul fakta, tetapi oleh adya metode ilmiah d sikap ilmiah. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yg ada di permuka bumi, di dalam perut bumi d di luar gkasa, baik yg dapat diamati deng indera maupun yg tidak dapat diamati deng indera. Oleh karena itu, dalam menjelask hakikat fisika, pengerti IPA dipahami terlebih dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealam adalah ilmu tentg dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda yg mati yg diamati (Kardi d Nur, 1994: 1) Menurut Abdullah (1998:18) IPA merupak pengetahu teoritis yg diperoleh atau disusun deng cara yg khas atau khusus, yaitu deng melakuk observasi, eksperimentasi, penyimpul, penyusun teori, eksperimentasi, observasi d demiki seterusnya kait mengkait tara cara yg satu deng cara yg lain. Berdasark teori diatas dapat disintesisk ilmu pengetahu alam mempelajari tentg alam, dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati. Menurut Nurhayati (2002: 25) menyatak bahwa pembelajar kooperatif adalah strategi pembelajar yg melibatk partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi, dalam system belajar kooperatif siswa belajar bekerjasama deng ggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki tggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri d membtu sesame ggota untuk belajar Menurut Roger d David Jahnson (Anita Lie, 2008: 31) mengatak bahwa tidak semua kerja kelompok bisa diggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yg maksimal, lima unsur model pembelajar kooperatif atau gotong royong ini harus diterapk: Saling ketergtung positif, Tggung jawab perseorg, Tatap muka, Komunikasi tar ggota, Evaluasi proses kelompok. Dari beberapa pendapat diatas model pembelajar adalah saling membtu dalam satu kelompok. METODE PENELITIAN Tuju dari peneliti ini adalah untuk mengetahui penerap model pembelajar kooperatif picture d picture dapat meningkatk hasil belajar siswa pada mata pelajar ilmu pengetahu alam tentg ciriciri makhluk hidup d kebutuh makhluk hidup. Sekolah Dasar Negeri Cigsa 01 Kecamat Gunung Putri Kabupaten Bogor kelas III B semester I tahun pelajar 2012/2013. 5
Peneliti dilaksak di Sekolah Dasar Negeri Cigsa 01 Kecamat Gunung Putri Kabupaten Bogor pada semester I tahun pelajar 2012/2013, yaitu pada bul September 2012. Subjek peneliti adalah siswa kelas III B Sekolah Dasar Negeri Cigsa 01 deng jumlah siswa 40 org terdiri dari 19 siswa laki-laki d 21 siswa perempu. adalah pengamat selama berlgsungnya kegiat pembelajar. Evaluasi/refleksi adalah kegiat mengulas/mengulg materi yg baru saja dipelajari. Berdasark hasil refleksi, kolaborator d guru menyimpulk apakah tindak yg dilakuk sudah dapat mencapai keberhasil dari seluruh indikator yg ditentuk atau belum. Desain Peneliti Gambar 1 Bag Siklus PTK modifikasi Depdiknas (2010) dari Model Kemmis d Taggart (1988) Refleksi Awal adalah kegiat mengulg atau memberik tes untuk mengetahui d mendapatk data awal sebelum peneliti. Perenca Tindak dimulai dari proses identifikasi masalah yg ak diteliti. Setelah diuji kelayak masalah yg ak diteliti, kemudi direncak tindak seljutnya. Pelaksa tindak yaitu kegiat melaksak apa yg sudah direncak dibtu oleh tim kolaborator sebagai observer d penilai proses pembelajar di kelas. Kemudi observasi TEMUAN PENELITIAN Temu peneliti dimulai pada prasiklus, kemudi diljutk ke siklus I d siklus II hingga mencapai nilai ketuntas hasil belajar. 1. Deskripsi Hasil Peneliti Tes Awal (Pra Siklus) Tabel 1 Ketuntas Hasil Belajar Tes Awal (Pra Siklus) N o Keterg Frekuen si Persenta se 1. Tuntas 4 10% 2. Belum 36 90% Tuntas Jumlah 40 100% Tabel 1 menunjukk bahwa yg mencapai ketuntas 6
belajar ada 4 org atau 10%, sedgk siswa yg belum tuntas berjumlah 36 org atau 90%. 2. Deskripsi Data Siklus I Tabel 2 Ketuntas Hasil Belajar siklus I Pertemu Pertama N o Keterg Frekuen si Persenta se 1. Tuntas 10 25% 2. Belum 30 75% Tuntas Jumlah 30 40 Dari tabel 2 dapat diketahui dari 40 siswa terdapat 30 siswa atau 75% yg sudah mencapai ketuntas dalam belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 62. Sedgk siswa yg memperoleh nilai di bawah KKM ada 10 siswa atau sebyak 25% Tabel 3 Ketuntas Hasil Belajar Siswa siklus I pertemu Kedua N Keterg Frekuen Persenta o si se 1. Tuntas 13 32,5% 2. Belum 27 67,5% Tuntas Jumlah 40 100% Tabel 4.23 menjelask bahwa dari 40 siswa terdapat 13 siswa atau 32,5% yg sudah mencapai ketuntas dalam belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 62. Sedgk siswa yg memperoleh nilai di bawah KKM sebyak 27 siswa atau 67,5%. 3. Deskripsi Siklus II Tabel 3 Ketuntas Hasil Belajar Siswa Siklus II N o Keter g Frekue nsi Persent ase 1. Tuntas 38 95% 2. Belum 2 5% Tuntas Jumlah 40 100% Tabel 4. menjelask bahwa dari 40 siswa terdapat 38 siswa atau 95% yg sudah mencapai ketuntas dalam belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 62. Sedgk siswa yg memperoleh nilai di bawah KKM sebyak 2 siswa atau 5%. PEMBAHASAN Hasil Peneliti dibahas pada setiap siklus, agar lebih jelas maka disajik dalam tabel di bawah ini. Tabel 5 Perbding Hasil Peneliti Siklus I d II Aspek yg diteliti Penilai Pelaksa Pembelajar Observasi perubah perilaku siswa Tes Hasil Belajar I Siklus II Kateg ori 82,2 90,7 A 80 88,7 A 32,5 95 A Makna Sgat Baik Sgat Baik Sgat Baik Berdasark tabel 4, maka dapat dijelask sebagai berikut: Nilai rata-rata pada siklus I pertemu ke-1 sebesar 51,25 d pertemu kedua 62,25, d jika dilihat dari ketuntas belajar Keterg Meningk at Meningk at Meningk at 7
belajar yg diperoleh siswa pada siswa siklus I secara keseluruh belum mencapai ketuntas. Masih byak siswa yg memperoleh nilai dibawah KKM. Pengelola pembelajar deng menerapk model pembelajar kooperatif Picture d Picture pada siklus I ini belum sepenuhnya dapat berjal baik. Pada pelaksa pembelajar di siklus I ini guru belum mampu mengkondisik siswa selama pembelajar berlgsung sehingga aktivitas belajar siswa belum maksimal, itu terjadi disaat perpindah kelompok belajar disertai deng kegaduh karena memperebutk tempat deng kelompok lain d saat diskusi berlgsung pun masih byak siswa dari setiap ggota kelompok yg tidak aktif dalam jalnya diskusi, ggota yg tidak aktif umumnya melakuk aktivitasnya sendiri seperti bercda d bergurau. Pada saat pelaksa pembelajar yg dilakuk guru pada siklus II, guru telah mampu mengelola pembelajar deng baik.siswa semakin memiliki motivasi yg tinggi, pada pelaksa pembelajar siklus II guru berusaha seoptimal mungkin dalam pengelola pembelajar untuk menumbuhk motivasi siswa.d guru pun sudah mampu mengkondisik siswa deng baik.usaha yg dilakuk guru pun memperoleh hasil yg diharapk, yaitu deng adya peningkat dari setiap siklusnya. KESIMPULAN Bahwa penerap model pembelajar kooperatif Picture d Picture pada pembelajar makhluk hidup d ciri-cirinya dapat meningkatk hasil belajar Ilmu Pengetahu Alam Kelas III B sekolah Dasar Negeri Cigsa 01 Kecamat Gunungputri Bogor pada semester I Tahun pelajar 2012/2013. Hal ini dapat dilihat pada setiap peningkat nilai hasil belajar. DAFTAR PUSTAKA Mudjiono, Dimyti. (2006). Belajar dalam Pembelajar. Jakarta: Rieneka Cipta Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Sardim. (1986). Interaksi d Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta PT Grafindo Trito. 2007. Model-Model Pembelajar Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Trito. 2009.Mendesain Model Pembelajar Inovatif-Progresif. Jakarta: Kenca Prenada media group Winataputra, Udin S, dkk. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. 8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Ela Susilawati lahir di Bogor 03 September 1989. Anak kedua dari pasg Bapak Bagol As d Ibu Enti. Saudara yg pertama yaitu bernama: Endg Sofy Hadi, d saudara yg ketiga yaitu bernama: Elis Yulii Mardi. Bertempat tinggal di Kampung Pabuar Wet RT 02 RW 17 Desa Cigsa Kecamat Gunung Putri Kabupaten Bogor. Pendidik formal yg ditempuh pertama di Sekolah Dasar Negeri Cigsa 01 pada tahun 1996 sampai 2002. Pendidik formal yg kedua di Sekolah Ljut Tingkat Pertama Negeri 03 Gunungputri pada tahun 2002 sampai 2005. Pendidik formal yg ketiga yaitu di Sekolah Menengah Kejuara Gesha Satria 3 Depok pada tahun 2005-2008, kemudi saya meljutk ke perguru tinggi di Universitas Paku Bogor di Fakultas Keguru d Ilmu Pendidik pada jurus Pendidik Guru Sekolah Dasar pada tahun 2008-2012. D sejak 2009 sampai deng sekarg peneliti mengemb tugas sebagai guru honorer di Sekolah Dasar Negeri Cigsa 01 Gunungputri Bogor. 9