Disampaikan oleh: Awan Sundiawan. pada BIMTEK Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme 9:26 PM

dokumen-dokumen yang mirip
Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH INDONESIA DI LUAR NEGERI (SILN) SECARA ONLINE

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL)

e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Outline Definisi E-learning Konsep e-learning

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Profil Sekolah Pelaksana Pusat Sumber Belajar

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?

e-learning: Belajar Kapan Saja, Dimana Saja

DAFTAR ISI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PUSAT SUMBER BELAJAR (PSB) SMA... 2

C. Tujuan. D. Profil Lulusan

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai itu semua maka kebijaksanaan pemerintah merupakan tombak utama dalam

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendahuluan. Buku Panduan WebCT 4.1 Untuk Pengajar. Definisi e-learning :

KONSEP PUSAT SUMBER BELAJAR SMA

Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3)

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KONSEP KLASIFIKASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN LUMUT DENGAN STRATEGI STAD

PENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN. R. Nety Rustikayanti

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: militer, ekonomi-bisnis, sosial, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

Chapter 01. UNTAD Webinar

PENGANTAR E-LEARNING DAN PENYIAPAN MATERI PEMBELAJARAN. Oleh: Herman Dwi Surjono, Ph.D.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Profesional : pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

1.Selalu menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. Indikator:

BAB I PENDAHULUA N. pernah tuntas dimanapun, termasuk di Negara yang sudah maju sekalipun.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju.

BAB I PENDAHULUAN. informasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan. sehingga Sumber Daya Manusia (SDM) yang diciptakan dapat berpartisipasi

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya dalam bidang teknologi yang merupakan alat bantu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2.1 Dasar Teori E-Learning

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013

M. Hamid Anwar, M. Phil.

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

JAUH PA D A P E R G U R UAN

Bab II Tinjauan Pustaka

Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

Nomor : 05/465/F-/III/2009 Jakarta, 10 Maret Perihal: Tata Cara Perkuliahan e-learning

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

Aplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa

Perjalanan Panjang Menuju Cyber University

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP

E-learning, Cermin Pendidikan Masa Kini: Siapkah kita? Oleh : Christina Wahyu Cahyani Senin, 13 Pebruari :46

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan

Kurikulum Berbasis TIK

Digital Library & Distance Learning Lab. Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

Direvisi oleh : Tgl Pembuatan : Juli 2008 Disetujui oleh : Tgl Revisi : November 2008 Jumlah hal : 5 (lima)

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA KUALITAS PENDIDIKAN DI ERA MODERN

D i s a m p a i k a n pada W o r k s o p A A

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

Transkripsi:

Disampaikan oleh: Awan Sundiawan pada BIMTEK Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme

9:26 Madiknas PM Kosgoro

Sumber: www.internetworldstat.com 2001-2012

Sumber: www.internetworldstat.com 2001-2012 9:26 Madiknas PM Kosgoro

Sumber: www.internetworldstat.com 2001-2012

90,0% 80,0% 70,0% 60,0% 50,0% 40,0% 30,0% 20,0% 10,0% 0,0% Apa yang dilakukan siswa ketika menggunakan perangkat mobile? Sumber: 2010 ECAR Student Study - Mobility

9:26 Madiknas PM Kosgoro

5. Kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional Guru Wajib Memiliki: 1. Kualifikasi Akademik 4. Jasmani dan rohani yang Sehat 3. Sertifikat Pendidik 2. Kompetensi

Bersifat holistik. KOMPETENSI GURU Pengertian: Merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan Dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri Jenis: 1.kompetensi pedagogik 2.Kompetensi kepribadian 3.kompetensi sosial 4.kompetensi profesional

1. Kompetensi Pedagogik: Kemampuan Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik 1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; 2) pemahaman terhadap peserta didik; 3) pengembangan kurikulum atau silabus; 4) perancangan pembelajaran; 5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; 6) pemanfaatan teknologi pembelajaran; 7) evaluasi hasil belajar; dan 8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian 1) beriman dan bertakwa; 2) berakhlak mulia; 3) arif dan bijaksana; 4) demokratis; 5) mantap; 6) berwibawa; 7) stabil; 8) dewasa; 9) jujur; 10) sportif; 11) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; 12) secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan 13) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

3. Kompetensi Sosial: Kemampuan Guru sebagai bagian dari Masyarakat 1) berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun; 2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; 3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik; 4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku; dan 5) menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

4. Kompetensi Profesional: Kemampuan Guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya 1) Penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan 2) Penguasaan konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

2005 2006 2007 2008 2009 2010 Direktorat Salah Pembinaan satu ketentuan SMA sejak yang tahun diatur 2005 dalam telah berusaha otonomi memfasilitasi pendidikan satuan adalah pendidikan pemerintah melalui mendorong Workshop pengembangan satuan bahan ajar pendidikan dan bahan untuk uji berbasis memenuhi TIK. Program kebutuhan ini difokuskan buku dan pada sumber peningkatan kemampuan belajar. pendidik Permasalahan dalam penyusunan utama dalam bahan pemenuhan ajar dan bahan uji berbasis kebutuhan TIK. sumber belajar adalah tidak semua satuan Hasil pendidikan dari kegiatan memiliki ini adalah kemampuan tersedianya untuk sejumlah mengembangkan pendidik yang mampu mengembangkan dan mendapatkan bahan ajar sumber dan bahan belajar uji sesuai serta tersusunnya kebutuhan. sejumlah bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK dalam bentuk materi presentasi untuk semua mata pelajaran.

2005 2006 2007 2008 2009 2010 Dimulai tahun 2005 hingga 2008, Direktorat Pembinaan SMA telah melakukan Salah pelatihan satu ketentuan atau pembinaan yang diatur terhadap dalam 2.698 otonomi pendidik SMA negeri pendidikan dan swasta dari adalah 331 pemerintah SMA/33 provinsi mendorong berkaitan satuan dengan pengembangan pendidikan untuk bahan memenuhi ajar dan bahan kebutuhan uji berbasis buku TIK. dan sumber Dari hasil belajar. pelatihan Permasalahan tersebut, tingkat utama kemampuan dalam pemenuhan yang beragam yaitu 25% kebutuhan mahir, 60% sumber terampil, belajar dan 15% adalah pemula. tidak semua satuan Keberlanjutan pendidikan program memiliki pelatihan kemampuan memberi untuk dampak mengembangkan positif, para peserta pelatihan dan mendapatkan dengan cepat menyebarkan sumber belajar dan sesuai mendiseminasikan kebutuhan. hasil pelatihannya. Mulai tahun 2008 Direktorat Pembinaan SMA memfasilitasi kemauan dan kemampuan pendidik dalam pengembangan bahan ajar dan bahan uji dengan membentuk website PSB-SMA.

2005 2006 2007 2008 2009 2010 Data yang ada hingga tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah bahan ajar yang sudah di-upload sebanyak 404 bahan ajar (16 matapelajaran) dari Salah satu ketentuan yang diatur dalam otonomi hasil telaah berdasarkan instrumen penilaian bahan ajar. pendidikan adalah pemerintah mendorong satuan Tahun 2012, Direktorat Pembinaan SMA menargetkan jumlah bahan ajar pendidikan untuk memenuhi kebutuhan buku dan sumber yang tersedia dalam PSB-SMA minimum bertambah 800 bahan ajar baru belajar. Permasalahan utama dalam pemenuhan menjadi +/- 1.200 bahan ajar. kebutuhan sumber belajar adalah tidak semua satuan Data lain menunjukkan bahwa jumlah pengunjung website www.psbpsma.org per 5 Januari 2012 tercatat sebanyak 4.174.259 pengunjung; pendidikan memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan mendapatkan sumber belajar sesuai kebutuhan. anggota 81.991; dan pengunjung per hari 3.234. Tahun 2011, Dit PSMA membantu 132 Sekolah Binaan dengan Bansos untuk SMA Pelaksana SKM-PBKL-PSB dan E-learning yang bertujuan untuk peningkatan kualitas SDM dalam penguasaan TIK.

Informasi online diskusi online MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI komunikasi online elearning video pembelajaran multimedia presentasi WAHANA BELAJAR media interaktif ulasan referensi penelitian MEDIA UNJUK KINERJA kisah pengalaman

Media Informasi dan Komunikasi (Alur Komunikasi) WEBSITE PSB TIM PENGELOLA Madiknas Kosgoro DINAS PENDIDIKAN STAKE HOLDER SEKOLAH PENANGGUNG JAWAB MATAPELAJARAN SEKOLAH PSB PENDIDIK PENDIDIK SISWA SISWA SEKOLAH MITRA/NON MITRA SEKOLAH MITRA/NON MITRA

Singh, et al. (2003:1) sebuah istilah yang meliputi berbagai macam alat dan proses, seperti pembelajaran berbasis web, pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual, dan kolaborasi digital. elearning mencakup juga penyampaian konten melalui Internet, intranet/extranet (LAN/WAN), audio dan video, penyiaran satelit, TV interaktif, CD-ROM dan lainnya. Zemsky dan Massy (2004: 5) pendidikan jarak jauh atau pendidikan yang disampaikan melalui Web.

Oblinger dan Hawkins (2005) elearning telah berubah wujud dari sepenuhnya pembelajaran online menjadi pemanfatan teknologi untuk menyampaikan beberapa atau semua materi pembelajaran tidak bergantung pada waktu dan tempat yang tetap. Siswa dapat berada di lingkungan sekitar, berpindah-pindah atau jarak jauh. Tim Laboratorium Digital Library and Distance Learning, Fasilkom UI (2011) elearning adalah integrasi TIK dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

elearning adalah pemanfaatan berbagai sumber belajar berbasis TIK untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran secara optimal yang berfungsi sebagai media informasi dan komunikasi, wahana belajar, dan media unjuk kinerja.

Infrastruktur e-learning : personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia (termasuk peralatan teleconference). Sistem dan aplikasi e-learning : sistem perangkat lunak yang memvirtualisasi proses belajar mengajar konvensional - manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian, sistem ujian dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar.

Konten e-learning : berbentuk multimedia -based content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau text-based content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Pelaku (actor) : guru yang mem-bimbing, siswa yang menerima bahan ajar, dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.

Purely online / blended learning (100 % online) Purely online adalah pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka dan proses pembelajaran dilakukan secara langsung melalui media elektronik yang tersedia. Blended learning adalah pembelajaran yang dilakukan dengan melakukan media elektronik dan diselingi dengan pertemuan tatap muka. Synchronous / asynchronous (pembelajaran setiap saat) baik langsung maupun tidak langsung) Synchronous adalah pembelajaran yang dilakukan pada saat yang bersamaan antara pengajar dan pembelajar, misalnya : chatting. asynchronous merupakan pembelajaran yang dilakukan pada saat yang tidak bersamaan antara pengajar dan pembelajar, misalnya : forum.

Grup disertai pembimbing / self-study Grup disertai pembimbing adalah komponen pembelajaran dimana anggota grup akan dibimbing oleh seorang pembimbing yang ahli (domain expert). Self-study adalah komponen pembelajaran dimana anggota grup tidak disertai dengan seorang pembimbing. Web based / computer based / video tape Web based / computer based / video tape merupakan media yang digunakan dalam proses pembelajaran baik oleh pengajar maupun pembelajar.

Same Place CO-LOCATED Different Place DISTANCE Same Time SYNCHRONOUS classroom Audio/Video conferencing (GDLN facilities) Chat (text, voice) Satellite delivery Online whiteboard Synchronous streaming Different Time ASYNCHRONOUS Learning Center Laboratory Library Email CD-ROM Discussion board WWW (JUITA UI) Video/audio tape Archived streamed

Environmental Setting silabus materi pembelajaran metode pembelajaran partisipan tugas metode evaluasi dll interface Learning Environment jaringan pengetahuan aktivitas aktivitas LMS Siswa Guru

Peningkatan kemampuan tenaga Pemenuhan infrastruktur Penyusunan sistem aplikasi, dan penyusunan konten Proyeksi penerapan e-learning di sekolah Pengembangan jaringan kerja antar instansi.

Penerapan sistem pembelajaran berbasis e-learning juga masih menghadapi permasalahan, diantaranya: Penerapan e-learning menuntut kesiapan institusi atas segala konsekuensinya. Institusi harus menyiapkan perangkat kebijakan dan peraturan untukpenerapan e-learning, termasuk biaya. Permasalahan pada pendidik bukan hanya terletak pada kesiapan untuk mengubah sistem pembelajaran konvesional ke e-learning. Instruktur harus siap untuk bekerja lebih keras karena harus mengelola dan memelihara e-learning. Masalah lainnya adalah kemampuan pemanfaatan ICT yang belum merata.

Siswa dituntut mampu memotivasi diri sendiri agar mau belajar mandiri (self-learning). Sedangkan, sebagian besar siswa di Indonesia memiliki motivasi belajar yang lebih banyak tergantung kepada instruktur. Kemampuan pemanfaatan ICT juga masih kendala, terutama pada siswa yang ada di daerah pelosok. Walaupun e-learning dapat menghemat banyak biaya, tetapi institusi harus mengeluarkan biaya investasi awal yang cukup besar untuk menerapkan e-learning. Biaya investasi ini dapat berupa biaya desain dan pembuatan program LMS, biaya pembuatan materi pelajaran, dan biaya lainnya seperti sosialisasi, pelatihan, promosi,dan lainnya.

Ada kemungkinan teknologi tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konflik teknologi, sehingga e-learning tidak berjalan dengan baik. Infrastruktur jaringan internet belum menjangkau seluruh wilayah di Indonesia, akibatnya belum semua orang atau wilayah dapat merasakan e-learning dengan internet. Walaupun e-learning menawarkan berbagai fungsi, ada sejumlah materi yang tidak dapat diajarkan melalui e- Learning. Belum memadainya perhatian dari berbagai pihak terhadap penerapan pembelajaran terbuka dan jarak jauh (Open and Distance Learning/ODL) melalui internet.

Kelebihan e-learning Bagi Pelajar Pelajar lebih fleksibel menyusun rencana dan waktu untuk kuliah sangat sesuai untuk orang-orang yang memiliki keterbatasan waktu Pelajar mempunyai kebebasan dan waktu yang cukup untuk mempelajari materi contoh: playback materi yang disampaikan) Fasilitas kolaborasi diskusi, kegiatan grup dapat terekam dan mudah diakses Personalisasi (student-centered) tracking materi (roadmap, bookmark, self-test), akses online hasil quiz/ujian

Kekurangan e-learning Bagi Pelajar Kultur dan kebiasaan pelajar di Indonesia. Pasif, kurang inisiatif, kurang bisa menuliskan konsep/diskusi. Belajar perlu diawasi Pelajar cenderung bermain apabila tidak ada guru. Kesadaran belajar mandiri dan kelompok, masih belum membudaya. 9:26 Madiknas PM Kosgoro

Mengajar: tidak terikat pada tempat/lokasi, jumlah peserta dapat lebih besar. Dapat memberikan dukungan materi yang luas: penyampaian (multimedia) maupun referensi, materi pendukung, link global dengan Internet (WWW). Dapat memberikan perhatian terhadap individu: monitor kemajuan setiap pelajar, terbuka komunikasi tanpa dibatasi waktu Mudah mengatur struktur matakuliah, tugas, ujian 9:26 Madiknas PM Kosgoro

Penyiapan materi belajar cenderung menyita waktu guru. Perlu menyediakan waktu ekstra untuk memantau kegiatan siswa pada sistem e-learning. Tidak semua guru merasa nyaman mengajar menggunakan TIK. 9:26 Madiknas PM Kosgoro

9:26 Madiknas PM Kosgoro Awan Sundiawan Ponsel:081323121022 Email: awan965@yahoo.com Blog: awan965.wordpress.com FB: Facebook.com/awan965 Twitter: @awan965