BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

dokumen-dokumen yang mirip
Supervisi KBM Kurikulum 2013

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Reproduksi Manusia.

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik

E-JURNAL OLEH: WANDA PRATAMA NIM

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

BAB III METODE PENELITIAN. kedalaman data yang dapat diperoleh (Maryati dan Suryawati, 2007:105).

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan classroom action

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

Mubashiroh et al., Penerapan...

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Komparasi Penerapan Strategi Learning By Questioning dengan Pertanyaan Literal dan Inferensial terhadap Keterampilan Berpikir Kritis

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan istilah classroom action

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN MEDIA PHYSICROUND PADA MATERI CAHAYA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DITA TRICANDRIA NINGSIH MUGIADI HERMAN TARIGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan merupakan pendeskripsian yang

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII MTS AR-RAHMAN NGLABAN JOMBANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMAN 1 BANDARLAMPUNG. Oleh

Elsa Camelia 1, Edrizon 1

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3, pp September 2013

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI LUAS PERMUKAAN PRISMA DAN LIMAS DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang

Economic Education Analysis Journal

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMAN 1 BANDARLAMPUNG. Oleh

PENGEMBANGAN KIT PEMBELAJARAN DENGAN LKS MENGGUNAKAN LANGKAH 5M UNTUK PEMBELAJARAN BIOLOGI SISTEM REGULASI MANUSIA KELAS XI SMAN 1 PAKEL TULUNGAGUNG

Kelayakan Perangkat Pembelajaran Berorientasi PBI dan Pendidikan Karakter pada Materi Daur Ulang Limbah

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

SAMPAH. , Winarsih 2 ) dan Martini 3) Abstrak. Abstract. and the positive UAN PENDAHULU. aktif. mengajar. yang. yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:


BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI STRATEGI QUESTION STUDENTS HAVE DI KELAS IV SDN 03 DURIAN TINGGI KABUPATEN 50 KOTA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA. Mayangku Serungke S.

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

Transkripsi:

PENERAPAN LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS X SMAN 1 WONOAYU SIDOARJO Erlin Nur Wahyuni Program studi S1 Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya Gedung C3 Lt. 2 Jalan Ketintang, Surabaya 60231 email: erlin_12p2_18@yahoo.co.id vita Kartika Indah dan Sunu Kuntjoro Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya Gedung C3 Lt. 2 Jalan Ketintang, Surabaya 60231 email: kartikanovi@rocketmail.com Abstrak Lembar Kerja Siswa materi pencemaran lingkungan yang digunakan di SMAN 1 Wonoayu Sidoarjo adalah LKS konvensional yaitu LKS yang hanya berisikan ringkasan materi dan soal kognitif saja. Akan tetapi tuntutan dari kurikulum 2013, yaitu pendekatan ilmiah yang meliputi mengamamti, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan (5M). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menerapkan LKS yang dapat menjawab tuntutan dari kurikumum 2013 yaitu LKS Berbasis Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pencemaran Lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran guru, aktivitas dan respons siswa terhadap proses pembelajaran, serta mendeskripsikan hasil belajar siswa. Penelitian ini adalah penelitian pre-ekspeimen dengan rancangan one shot case study. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran amat dengan persentase sebesar 92%, aktivitas siswa yang mencerminkan pembelajaran penemuan terbimbing terlaksana amat dengan presentase 91%, ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 82,17%, dan respon siswa terhadap pembelajaran penemuan terbimbing sangat positif dengan presentase 95,4%. Kata kunci : Penelitian penerapan, LKS penemuan terbimbing, hasil belajar, pencemaran lingkungan Abstract Student worksheet on material environmental pollution, on SMAN 1 Wonoayu, Sidoarjo still use conventional students worksheet, the conventional, that only worksheet which include summary material and cognitive test. But the demands of the curriculum 2013 namely scientific approach which include observing, asking, trying, thinking, and communicating. Based on it, this research apply student worksheet can answer to demands of the curriculum 2013 namely guided discovery student worksheet for improving student learning result in environmental pollution material grade X of SMAN 1 Wonoayu Sidoarjo. This study aims to describe the teacher, learning activities and student response to the learning process, as well as describe the learning outcomes of students. This research is research pre-ekspeiment with one shot design case study. The result showed that learning conducted by the teacher was very good with presentase about 92%, student activities reflect the guided discovery learning were caried out, cognitive learning students achievement in classical as big as 82,17%, and students respons to the guided discovery learning were very positive with presentase about 95,4%. Keywords : Research implementation, guided discovery worksheets, student learning achievement, environmental pollution PENDAHULUAN Penerapan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan kurikulum kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Proses pembelajaran kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang dalam pembelajaran meliputi mengamamti, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013). Hal ini terlihat pada kompetensi dasar pada kurikulum 2013, kompetensi dasar (KD) yang dicapai adalah, KD Erlin Nur Wahyuni, dkk: Penerapan LKS Berbasis Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar 594

3.10: Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan-perubahan tersebut bagi kehidupan, dan 4.10: Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan. Kompetensi tersebut tercakup pada materi pelajaran Biologi kelas X semester genap di SMA pada Materi Pencemaran Lingkungan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMAN 1 Wonoayu Sidoarjo, diketahui bahwa LKS yang digunakan merupakan jenis LKS konvensional yaitu LKS yang hanya berisikan ringkasan materi dan soal kognitif saja. Akan tetapi tuntutan dari kurikulum 2013 tidak hanya melatihkan ranah pengetahuan kognitif saja melainkan ranah sikap dan keterampilan juga harus dilatihkan, sehingga LKS yang beredar tersebut kurang tepat untuk menjawab tuntutan dari kurikulum 2013. Berdasarkan hal tersebut di atas, LKS yang dapat menjawab tuntutan dari kurikumum 2013 yaitu Lembar Kerja Siswa Berbasis Penemuan Terbimbing. Lembar Kerja Siswa tersebut sesuai dengan kurikulum 2013, karena dalam proses pembelajaran menyentuh empat ranah, yaitu spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Keterampilan yang dilatihkan dalam LKS ini adalah keterampilan proses yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan yang dapat dilakukan dengan melakukan penyelidikan ilmiah, sehingga dapat melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, dan inovatif dan afektif (Kemendikbud, 2013). Sejalan dengan permasalah yang ada, maka diterapkan LKS Berbasis Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pencemaran Lingkungan Kelas X SMAN 1 Wonoayu Sidoarjo yang mengadaptasi dari LKS yang telah dikembangkan oleh Fitriyah (2013). Lembar Kerja Siswa berbasis penemuan terbimbing mengorientasikan siswa pada suatu masalah untuk dipecahkan siswa itu sendiri secara mandiri dengan bimbingan guru melalui suatu kegiatan penemuan atau penyelidikan sehingga menuntut peran aktif siswa dalam menemukan konsep dan memecahkan suatu masalah (Suhana & Hanafiah, 2009). Tahap-tahap kegiatan pembelajaran penemuan terbimbing adalah kegiatan penyajian suatu masalah yang dapat merangsang siswa untuk menyelidiki masalah dan menemukan konsep-konsep yang mendasari masalah tersebut, kemudian kegiatan pengumpulan data secara relevan seperti melakukan pengamatan tentang pencemaran lingkungan, kegiatan diskusi untuk mengkaitkan hasil pengamatan Pencemaran Lingkungan dengan pengetahuan yang sebelumnya, sehingga siswa dapat membuktikan jawaban terhadap masalah yang disajikan dan akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan. Selain itu LKS berbasis penemuan terbimbing memuat pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa untuk menemukan sebuah konsep Pencemaran Lingkungan (Djamarah, dkk., 2006). Pembelajaran menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing memiliki beberapa keunggulan yaitu: Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan, menanamkan sikap mencari-temukan, mendukung kemampuan problem solving siswa, memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dan materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya. Hasil penelitian tentang pengembangan LKS berbasis penemuan terbimbing, yaitu penelitian Fitriyah (2013) pada materi pencemaran lingkungan yang diketahui presentase siswa merespons positif sebesar 92%. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk: Mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran guru dalam menggunakan LKS Penemuan Terbimbing, mendeskripsikan aktivitas dan respons siswa terhadap proses pembelajaran, serta mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah penerapan LKS berbasis penemuan terbimbing. METODE Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimen dengan rancangan one shot case study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei di kelas X IPA-1 SMAN 1 Wonoayu Sidoarjo dengan 36 siswa. Penelitian ini menggunakan tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis data. Metode analisis data terdiri dari analisis keterlaksanaan pengolahan pembelajaran, aktivitas siswa, hasil belajar, dan respons siswa. Kemampuan keterlaksanaan pengolahan pembelajaran dikatakan apabila menperoleh persentase sebesar 61-80%. Aktivitas siswa dikatakan memiliki kategori apabila memperoleh persentase sebesar 2,51 3,25%. Siswa dikatakan tuntas apabila nilai melebehi SKM yaitu 75, dan respons siswa dikatakan positif apabila siswa ya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh selama penelitian antara lain sebagai berikut: 1. Data Keterlaksanaan Pengolahan Pembelajaran Pengamatan terhadap keterlaksanaan pembelajaran dilakukan oleh 1 orang pengamat, yaitu 1 guru bidang studi biologi SMAN 1 Wonoayu Erlin Nur Wahyuni, dkk: Penerapan LKS Berbasis Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar 595

Sidoarjo. Data keterlaksanaan pembelajaran ditunjukkan pada tabel 1berikut. Tabel 1. Hasil Keterlaksanaan Pengelolaan Pembelajaran Rata-rata nilai pada Aspek yang Diamati pertemuan ke- 1 2 3 Kegiatan Pendahuluan 1. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dipelajari dengan pengalaman siswa atau pembelajaran sebelumnya. 2. Menyampaikan manfaat materi pembelajaran. 3. Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan tema. 0 1 1 4. Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai oleh siswa 5. Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi Kegiatan Inti Penguasaan Materi 1. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran. 2. Menfasilitasi kegiatan yang memuat komponen penemuan terbimbing (guided discovery) 3. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek, dan kehidupan 0 1 1 nyata. 4. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. 5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. 6. Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 7. Menguasai kelas 8. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual. 9. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect). 10. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang 0 1 1 direncanakan. 11. Memfasilitasi siswa untuk mengamati. 12. Memberikan pertanyaan 13. Memancing siswa untuk bertanya. 14. Memfasilitasi siswa untuk mencoba. 15. Memfasilitasi siswa untuk menganalisis. 16. Memberikan pertanyaan siswa untuk menalar (proses berpikir yang logis dan sistematis). 17. Menyajikan kegiatan siswa untuk berkomunikasi. 18. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui interaksi guru, siswa, sumber belajar. 19. Merespon positif partisipasi siswa. 20. Menunjukkan sikap terbuka terhadap Aspek yang Diamati respon siswa. 21. Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme siswa dalam belajar. Rata-rata nilai pada pertemuan ke- 1 2 3 Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran 1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran. 2. Menghasilkan pesan yang menarik. 3. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran. 0 0 1 4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran. Penutup 1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. 2. Memberikan tes lisan atau tulisan 0 0 0 3. Mengumpulkan hasil kerja sebagai hasil dari kegiatan praktikum 4. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan. Jumlah 29 32 33 Rata-rata 85% 94% 97% Amat Amat Amat Kriteria Baik Baik Baik Berdasarkan Tabel 1, hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran diketahui bahwa saat guru melatihkan keterampilan-keterampilan merumuskan masalah atau pertanyaan, merumuskan hipotesis, menentukan variabel, merancang percobaan, mengumpulkan data dan menganalisis data atau menalar, dapat terlaksana dengan. Keterampilan-keterampilan tersebut merupakan keterampilan proses yang dilatihkan pada pembelajaran penemuan terbimbing sehingga dapat melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif (Kemendikbud, 2013). Hal ini dikarenakan inti dari model pembelajaran penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan keaktifan siswa yang lebih besar, berorientasi pada proses, untuk menemukan sendiri informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan instruksional yang berorientasi pada proses dan hasil secara bersama-sama (Nur, 2012). Berdasarkan hal di atas, diketahui bahwa keterlaksanaan pengelolaan pembelajaran mengalami peningkatan di setiap pertemuan. Rata-rata hasil pengamatan pada pertemuan I, II, dan III yaitu sebesar 85%, 94%, 97% dan secara keseluruhan persentase yang diperoleh sebesar 92% dengan kriteria amat. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS penemuan terbimbing semakin meningkat di setiap pertemuan, karena guru sudah mulai terbiasa dengan kegiatan pembelajaran tersebut. 2. Data Aktivitas Siswa Penilaian aktivitas siswa dilakukan oleh 5 orang pengamat yaitu 5 mahasiswa biologi FMIPA Unesa. Data hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran secara keseluruhan dari hari pertemuan Erlin Nur Wahyuni, dkk: Penerapan LKS Berbasis Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar 596

pertama sampai pertemuan ketiga dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 2. Data aktivitas keterampilan proses siswa secara keseluruhan dengan LKS Penemuan Terbimbing Aspek yang diamati 1. Observasi/mengamati untuk menemukan masalah 2. Merumuskan masalah/pertanyaan 3. Merumuskan hipotesis Skor rata-rata pertemuan Skor maksim Rata-rata persentase Kriteria 1 2 3 -al (%) 31 34,5 34,75 36 93 Amat 29 33,5 34,25 36 90 Amat 28 34 35,5 36 90 Amat 4. Menentukan variabel 28,75 34,25 34,75 36 90 Amat 5. Merancang percobaan 31,75 33,75 34 36 92 Amat 6. Melaksanakan percobaan/mengumpu lkan data 7. Menganalisis data/menalar 28,75 33 36 36 91 Amat 27,25 31,5 36 36 88 Amat 8. Membuat simpulan 27,25 34,5 36 36 91 Amat 9. Mengkomunikasikan 32,5 34 35 36 94 Amat Rata-rata keseluruhan 91 Amat Adapun hasil analisis aktivitas siswa aspek keterampilan proses yang terintegrasi dalam pembelajaran penemuan terbimbing yang meliputi mengamati untuk menemukan masalah, membuat pertanyaan, melaksanakan percobaan, menalar, dan mengkomunikasikan disajikan pada grafik berikut. Persentase (%) Perkembangan Keterampilan Diagram 1 Diagram Batang Aktivitas Keterampilan Proses Siswa 120 100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Aspek Keterampilan yang Dinilai Keterangan grafik 1 : Mengamati 4 : Menalar 2 : Membuat pertanyaan 5 : Mengkomunikasikan 3 : Mencoba Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 2 dan Diagram 1, menunjukkan bahwa terjadi perbedaan penilaian pengamat terhadap aktivitas siswa di setiap pertemuannya. Hal ini terjadi karena perbedaan kemampuan setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi persentase rata-rata kelas setiap pertemuan mengalami peningkatan. Peningkatan persentase aktivitas proses siswa dapat dilihat pada semua aspek keterampilan proses siswa yang diamati. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kingsley dalam Sudjana (2011), bahwa siswa mengalami suatu proses belajar dengan melalui keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan. Rata-rata persentase aktivitas keterampilan proses siswa dengan menggunakan LKS penemuan terbimbing (guided discovery) pada aspek mengamati/observasi untuk menemukan masalah adalah 93%, kemudian aspek menanya atau merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, dan menentukan variabel memperoleh 90%. Aspek berikutnya yaitu merancang percobaan memperoleh 92%, aspek melaksanakan percobaan atau mengumpulkan data memperoleh 91%, aspek selanjutnya yaitu aspek menganalisis data memperoleh persentase 88%, aspek membuat simpulan 91%, dan aspek yang terakhir yaitu mengkomunikasikan memperoleh aspek sebesar 94%. Secara keseluruhan aktivitas keterampilan siswa mendapat kriteria amat dengan persentase sebesar 91%. 3. Data Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa yang diperoleh dalam penelitian ini akan dibandingkan dengan Standart Ketuntasan Belajar (SKM) yang ditentukan oleh SMA Negeri 1 Wonoayu Sidoarjo yaitu 75. Data tes tulis hasil belajar siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada Diagram 2 berikut. Diagram 2. Ketuntasan hasil belajar siswa kelas X IPA-1 8,33% 91,67% Tuntas Tidak Tuntas Berdasarkan data pada diagram 2 menunjukkan bahwa persentase nilai ketuntasan hasil belajar secara klasikal adalah sebesar 82,17%, dengan jumlah siswa yang tuntas sebesar 91,67% dan siswa yang tidak tuntas sebesar 8,33%. Hasil ketuntasan individual siswa tersebut ditunjang dengan hasil ketercapaian tujuan Erlin Nur Wahyuni, dkk: Penerapan LKS Berbasis Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar 597

pembelajaran pada materi pencemaran lingkungan dengan menganalisis skor jawaban soal siswa berdasarkan rubrik penilaian yang telah dibuat peneliti. Data hasil ketercapaian tujuan pembelajaran disajikan dalam Tabel berikut. Tabel 3. Analisis Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Hasil Belajar Aspek Kognitif Tujuan Pembelajaran Soal Siswa Menjawab Benar % siswa 1 Dengan diberikan gambar kerusakan lingkungan, siswa dapat mendeskripsikan pengertian pencemaran lingkungan 1 32 88,9 Persentase rata-rata ketercapaian tujuan pembelajaran 88,9 2 Dengan diberikan gambar siswa dapat menyebutkan minimal 3 macam-macam pencemaran lingkungan 3 24 66,7 Persentase rata-rata ketercapaian tujuan pembelajaran 66,7 3 Dengan diberikan gambar siswa dapat menganalisis minimal 3 dampak dari pencemaran udara 6 33 91,7 5 34 94,4 8 29 80,6 13 26 72,2 Persentase rata-rata ketercapaian tujuan pembelajaran 84,7 4 Dengan diberikan gambar 4 36 100 7 19 52,8 siswa dapat menganalisis 11 34 94,4 minimal 3 dampak dari pencemaran air 14 33 91,7 Persentase rata-rata ketercapaian tujuan pembelajaran 84,7 5 Dengan diberikan gambar siswa dapat menganalisis minimal 3 dampak dari pencemaran tanah 2 34 94,4 12 33 91,7 Persentase rata-rata ketercapaian tujuan pembelajaran 93 6 Dengan diberikan gambar siswa dapat menjelaskan minimal 3 upaya pencegahan pencemaran udara 15 36 100 Persentase rata-rata ketercapaian tujuan pembelajaran 100 7 Dengan diberikan gambar 9 32 91,7 siswa dapat menjelaskan minimal 3 upaya pencegahan pencemaran air 15 36 100 Persentase rata-rata ketercapaian tujuan pembelajaran 95,8 8 Dengan diberikan gambar siswa dapat menjelaskan minimal 3 upaya pencegahan pencemaran tanah 10 31 86,1 15 36 100 Persentase rata-rata ketercapaian tujuan pembelajaran 93 Tabel 4. Analisis Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Hasil Belajar Aspek Keterampilan Proses Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan kegiatan percobaan, siswa dapat membuat Soal 1 Siswa Menjawab Benar siswa % 25 69,4 laporan secara tertulis terkait hasil 2 32 88,9 percobaan 3 36 100 4 35 97,2 5 35 97,2 Persentase rata-rata ketercapaian tujuan pembelajaran 90 Keterangan KP : Keterampilan Proses Hasil analisis ketuntasan belajar siswa berdasarkan tujuan pembelajaran secara keseluruhan dapat dikatakan tuntas dalam pembelajaran, karena lebih dari 71% siswa dalam kelas X IPA 1 mendapatkan nilai diatas SKM. Ketuntasan belajar siswa juga dapat dijadikan indikator bahwa penerapan LKS berbasis penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan siswa lebih memahami suatu konsep karena siswa dituntut untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajarannya sendiri secara mandiri maupun berkelompok. Pernyataan ini sesuai dengan Suhana & Hanafiah (2009), yang menyatakan bahwa Lembar Kerja Siswa berbasis penemuan terbimbing menuntut peran aktif siswa dalam menemukan konsep dan memecahkan suatu masalahnya sehingga dapat mengarahkan siswa untuk membangun sebuah konsep secara mandiri dan siswa akan memperoleh pengalaman yang berharga. 4. Data Respons Siswa Respons siswa diperoleh dengan memberikan angket pada siswa setelah 3 kali mengikuti kegiatan pembelajaran. Angket respons siswa diberikan kepada 36 siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Wonoayu Sidoarjo. Adapun hasil penyebaran angket respons siswa terhadap siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Wonoayu Sidoarjo dapat dilihat pada diagram batang yang disajikan berikut. Tabel 5 Data respons siswa terhadap pembelajaran menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing Pernyataan 1. LKS berbasis guided discovery menarik 2. Bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dipahami 3. Kalimat dalam LKS mudah dimengerti 4. Tujuan pembelajaran dalam LKS ditulis dengan jelas 5. Kegiatan mengamati/observasi untuk menemukan masalah dalam LKS guided discovery mudah dipahami 6. Siswa dapat dengan mudah merumuskan masalah/ membuat pertanyaan dalam LKS guided discovery 7. Siswa dapat dengan mudah merumuskan hipotesis dalam LKS guided discovery 8. Siswa dapat merancang percobaan dalam LKS guided Ketercapaian Persentase Ya Tidak (%) 36 0 100 34 2 94,4 33 3 91,7 36 0 100 35 1 97,2 34 2 94,4 36 0 100 35 1 97,2 Erlin Nur Wahyuni, dkk: Penerapan LKS Berbasis Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar 598

Pernyataan Ketercapaian Ya Tidak Persentase (%) discovery 9. Siswa dapat melakukan 34 2 94,4 percobaan dengan mudah 10. Siswa dapat mengumpulkan 34 2 94,4 data dalam LKS guided discovery, dengan mudah 11. Siswa dapat mengolah data 33 3 91,7 dalam LKS guided discovery dengan mudah mudah 12. Siswa dapat menarik simpulan 36 0 100 dalam LKS guided discovery dengan mudah 13. LKS membantu kalian lebih 36 0 100 aktif dalam mengerti pelajaran 14. LKS membantu pemahaman 36 0 100 konsep kalian tentang materi pelajaran 15. Langkah-langkah kegiatan 34 2 94,4 dalam LKS sudah dilaksanakan 16. Alokasi waktu yang disediakan 26 10 72,2 cukup untuk mengerjakan LKS 17. Pertanyaan-pertanyaan dalam 36 0 100 LKS mudah dimengerti Jumlah 548 28 1622 Rata-rata 32,2 1,6 95,4 Bedasarkan Tabel 5 hasil respons siswa terhadap perlakuan yang telah diterapkan menunjukkan bahwa dari 36 siswa, rata-rata siswa menjawab respons positif ya sebesar 32,2 dan rata-rata siswa menjawab respons negatif tidak sebesar 1,6 dengan persentase siswa yang menjawab ya sebesar 95,4% yang dikarenakan kualitas pelaksanaan pembelajaran yang amat yang mana karena guru membimbing siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan kemudian melaksanakan kegiatan dalam pembelajaran secara berkelompok membuat siswa dapat menyelesaikan hal-hal yang sulit secara bersama-sama dan dapat meningkatkan hasil belajar dengan secara individual maupun berkelompok. Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan oleh Markaban dalam Nur (2012), yang menyatakan bahwa kelebihan dari pembelajaran menggunukan LKS penemuan terbimbing merupakan pembelajaran yang dapat membuat siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan, menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap mencari-temukan, memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa indonesia yang dan benar, dan materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing pada materi pencemaran lingkungan dapat terlaksana amat dengan persentase sebesar 92%. Aktivitas siswa secara keseluruhan memperoleh persentase sebesar 91% dengan kriteria amat pada setiap pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing. Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal adalah sebesar 82,17%. Siswa memberikan respon sangat positif dengan persentase 95,4% terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Saran Hasil dari pembelajaran menggunakan LKS Penemuan Terbimbing ini mendapatkan nilai yang amat, dari segi keterlaksanaan pembelajarn, aktivitas siswa, hasil belajar, maupun respon siswa, sehingga penggunaan LKS Penemuan Terbimbing ini hendaknya dapat diterapkan pada materi lain. Hal ini didasarkan pada minat siswa yang cukup tinggi dengan pembelajaran ini. Siswa hendaknya lebih sering dilatih keterampilan ilmiah agar mereka terbiasa memecahkan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran menggunakan LKS Penemuan Terbimbing, hendaknya alokasi waktu dipertimbangkan se-nya agar pelaksanaan praktikum dapat berjalan dengan lancar. Ucapan Terima Kasih Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Tarzan Purnomo, M.Si., Dra. Herlina Fitrihidayati, M.Si., Ulfi Faiza, S.Pd., M.Si., Drs. Digdo Santoso, M.Pd., Wiwin Sugiharti, S.Pd., dan seluruh pihak yang membantu penulis dalam penelitian. DAFTAR RUJUKAN Djamarah, Syaiful Bahri, Zain, dan Aswin. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fitriyah, B. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Pada Materi Pemcemaran Lingkungan Untuk Kelas X. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya: Unesa University Press Kemendikbud. 2013. Implementasi Kurikulum 2013 Tentang Konsep Pendekatan Ilmiah atau Scientific Approach. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nur, F. 2012. Pengaruh Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Terhadap Prestasi Belajar Dan Kemampuan Representasi Matematika Siswa, (Online), (http://eprints.uny.ac.id/9362/3/bab %202% 20%200530124406 0.pdf, diakses pada tanggal 07 Desember 2013). Erlin Nur Wahyuni, dkk: Penerapan LKS Berbasis Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar 599

Sudjana, Nana. 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Suhana, Cucu dan Nanang Hanafiah. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama Erlin Nur Wahyuni, dkk: Penerapan LKS Berbasis Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar 600