BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF AMALGAMASI BINTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m, DENGAN n 3 DAN m 1

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF KEMBANG API F n,2 DAN F n,3 DENGAN n 2

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

GRAF-GRAF BERORDE n DENGANN BILANGAN KROMATIK LOKASI n - 1 SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH YOGI DARVIN AGUNG BP:

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF HUTAN LINIER H t

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf.

GRAF AMALGAMASI POHON BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini

RAINBOW CONNECTION PADA GRAF k-connected UNTUK k = 1 ATAU 2

DIMENSI PARTISI DARI GRAF ULAT

KLASIFIKASI GRAF PETERSEN BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ATAU LIMA

Bilangan Ramsey untuk Graf Bintang Genap Terhadap Roda Genap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Graf

BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF TAK TERHUBUNG DARI GRAF BINTANG GANDA DAN SUBDIVISINYA. (Skripsi) Oleh SITI NURAZIZAH

BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF POHON DAN KARAKTERISASI GRAF DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3 DISERTASI ASMIATI

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

BILANGAN RAMSEY UNTUK GRAF BINTANG S n DAN GRAF RODA W m

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

GRAF RAMSEY (K 1,2, C 4 )-MINIMAL DENGAN DIAMETER 2

Mizan Ahmad, Tri Atmojo Kusmayadi Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret. 1.

RAINBOW CONNECTION PADA BEBERAPA GRAF

BATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3

BILANGAN STRONG RAINBOW CONNECTION UNTUK GRAF RODA DAN GRAF KUBIK

BILANGAN RAINBOW CONNECTION UNTUK BEBERAPA GRAF THORN

BILANGAN KROMATIK GRAF HASIL AMALGAMASI DUA BUAH GRAF TERHUBUNG

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF

Bilangan Kromatik Lokasi n Amalgamasi Bintang yang dihubungkan oleh suatu Lintasan

BILANGAN TERHUBUNG TITIK PELANGI UNTUK GRAF THE RAINBOW VERTEX CONNECTION NUMBER OF STAR

BILANGAN STRONG RAINBOW CONNECTION UNTUK GRAF GARIS, GRAF MIDDLE DAN GRAF TOTAL

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF SIKLUS DENGAN BANYAK TITIK GENAP

DIMENSI PARTISI DARI GRAF LOLLIPOP, GRAF GENERALIZED JAHANGIR, DAN GRAF C n 2 K m

BILANGAN TERHUBUNG PELANGI PADA GRAF HASIL AMALGAMASI GRAF PEMBAGI NOL ATAS RING KOMUTATIF

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

PELABELAN TOTAL AJAIB PADA GABUNGAN GRAF BINTANG DAN BEBERAPA GRAF SEGITIGA

INJEKSI TOTAL AJAIB PADA GABUNGAN GRAF K 1,s DAN GRAF mk 3 UNTUK m GENAP

BILANGAN AJAIB MAKSIMUM DAN MINIMUM PADA GRAF SIKLUS GANJIL

PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 )

DIMENSI METRIK PENGEMBANGAN GRAF KINCIR POLA K 1 + mk 3

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos BASIS FOR DETERMINING THE WHEEL GRAPH

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA HASIL OPERASI CARTESIAN PRODUCT TERHADAP GRAF LINGKARAN DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP DENGAN GRAF LINTASAN

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

BAB II LANDASAN TEORI

SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL

Konstruksi Pelabelan- Pada Line Digraph dari Graf Lingkaran Berarah dengan Dua Tali Busur

DIMENSI PARTISI PADA TIGA HASIL OPERASI GRAF CYCLE DENGAN GRAF PATH

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB PADA GRAF BINTANG

RAINBOW CONNECTION PADA GRAF DENGAN KONEKTIFITAS 1

Bilangan Ramsey untuk Graf Gabungan

DIMENSI METRIK PADA BEBERAPA KELAS GRAF

PELABELAN TOTAL (a, d)-titik ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF PETERSEN YANG DIPERUMUM P (n, 3) DENGAN n GANJIL, n 7

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK KOMBINASI DUA GRAF LINTASAN P 3 DAN P 4

NILAI EKSAK BILANGAN DOMINASI COMPLEMENTARY TREE TERHUBUNG-3 PADA GRAF CYCLE, GRAF LENGKAP DAN GRAF WHEEL. Jl.Prof. H.Soedarto,SH, Tembalang, Semarang

Pelabelan -Anti Ajaib dan -Anti Ajaib untuk Graf Tangga. -Antimagic and -Antimagic Labeling for Ladder Graph

PELABELAN L(2,1) PADA OPERASI BEBERAPA KELAS GRAF

DIMENSI METRIK DARI (K n P m ) K 1

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri

PELABELAN TOTAL SISI ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF

BILANGAN DOMINASI DAN BILANGAN KEBEBASAN GRAF BIPARTIT KUBIK. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang

BILANGAN RADIO PADA GRAF GEAR. Ambar Puspasari 1, Bambang Irawanto 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

KAITAN SPEKTRUM KETETANGGAAN DARI GRAF SEKAWAN

GRAF AJAIB TOTAL. Kata Kunci: total magic labeling, vertex magic, edge magic

Bilangan Kromatik Dominasi pada Graf-Graf Hasil Operasi Korona

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF BUKU SEGIEMPAT, GRAF KIPAS, DAN GRAF TRIBUN

PAM 271 PENGANTAR TEORI GRAF

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF RODA W n

. Nilai total ketakteraturan titik graf. Graf Hasil Kali Comb Dan C 5 Dengan Bilangan Ganjil

Abstract

Nilai Ketakteraturan Total dari Graf Hasil Kali Comb dan

On r-dynamic Coloring of Operation Product of Cycle and Path Graphs

ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH

II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan V(G) menyatakan

Bilangan Ramsey untuk Kombinasi Bintang dan Beberapa Graf Tertentu

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

Dimensi Metrik dan Dimensi Partisi dari Famili Graf Tangga

DIMENSI METRIK DAN DIAMETER DARI GRAF ULAT C m, n

BILANGAN KROMATIK LOKASI PADA GRAF KNESER. ( Skripsi ) Oleh. Muhammad Haidir Alam

PEWARNAAN PADA GRAF BINTANG SIERPINSKI. Siti Khabibah Departemen Matematika, FSM Undip

DIMENSI PARTISI PADA GRAF C m K n, GRAF C m [P n ],

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos THE TOTAL VERTEH IRREGURARY STRENGTH OF HONEYCOMB GRAPH

KAJIAN KELAS GRAF YANG MEMPUNYAI DIMENSI PARTISI n 1 DAN PENENTUAN DIMENSI PARTISI PADA K n {e 1, e 2 }

Pewarnaan Titik Pada Operasi Graf Sikel dengan Graf Lintasan

Konsep Dasar dan Tinjauan Pustaka

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi-anti AJAIB PADA GRAF BINTANG

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf

SYARAT AGAR SUATU GRAF DIKATAKAN BUKAN GRAF AJAIB TOTAL

ABSTRAK ABSTRACT

BATAS ATAS BILANGAN DOMINASI LOKASI METRIK DARI GRAF HASIL OPERASI KORONA

Transkripsi:

Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 1 Hal. 6 13 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF AMALGAMASI BINTANG FADHILAH SYAMSI Program Studi Matematika, Pascasarjana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Kampus UNAND Limau Manis Padang, Indonesia, Abstract. Let G = (V, E) be a connected graph and c a coloring of G. For i = 1, 2,..., k, we define the color classes C i as the set of vertices receiving color i. The color code c Π (v) of a vertex v V (G) is the k-vector (d(v, C 1 ), d(v, C 2 ),..., d(v, C k )), where d(v, C i ) is the distance between v and C i. If all vertices of G have distinct color codes, then c is called a locating-coloring of G. The locating-coloring number of graph G, denoted by χ L (G), is the smallest positive integer k such that G has a locating coloring with k color. Let K 1,ni be star, where n i is the number of leaves of each star K 1,ni. We define the vertex amalgamation of star, denoted by S k,(n1,...,n k ), as a graph obtained from stars K 1,ni by identifying one arbitrary leaf from each star. We define the edge amalgamation of star, denoted by Sk,(n, as a graph obtained by uniting an edge of each star. 1,...,n k ) If n i = m for each i, then we denoted the vertex amalgamation of star as S k,m and the edge amalgamation of star as Sk,m. In this paper we discuss the locating coloring of S k,(n1,...,n k ) and Sk,(n 1,...,n k ). Kata Kunci: Amalgamation of star, locating-chromatic number 1. Pendahuluan Misalkan c adalah suatu pewarnaan titik pada graf G dengan menggunakan warnawarna 1, 2,..., k untuk suatu bilangan bulat positif k. Secara ekivalen, c merupakan suatu partisi Π dari V (G) ke dalam kelas-kelas warna yang saling bebas C 1, C 2,..., C k, dimana titik-titik pada C i diberi warna i, 1 i k. Kode warna c Π (v) dari suatu titik v V (G) didefinisikan sebagai k-vektor: c Π (v) = (d(v, C 1 ), d(v, C 2 ),..., d(v, C k )) dimana d(v, C i ) = min{d(v, x) x C i untuk 1 i k. Jika setiap titik di G memiliki kode warna yang berbeda terhadap partisi Π, maka c disebut pewarnaan lokasi. Kajian tentang pewarnaan lokasi adalah suatu kajian yang cukup baru dalam bidang teori graf. Konsep pewarnaan lokasi pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk. [6] pada tahun 2002 dengan menentukan bilangan kromatik lokasi dari beberapa kelas graf sebagai berikut. Untuk graf lintasan P n dengan n 3 diperoleh χ L (P n ) = 3. Untuk graf siklus diperoleh dua hasil yaitu untuk n ganjil berlaku χ L (C n ) = 3 dan untuk n genap berlaku χ L (C n ) = 4. Selanjutnya, juga diperoleh χ L (G) untuk graf multipartit lengkap dan dua graf bintang. Pada tahun 2003 Chartrand dkk. [7] membuktikan bahwa bilangan kromatik lokasi untuk graf G dengan orde 6

Bilangan Kromatik Lokasi untuk Graf Amalgamasi Bintang 7 n yang memuat graf multipartit lengkap berorde n 1 sebagai subgraf induksinya, berada pada selang [ (n+1) 2, n]. Karena masih sedikit bilangan kromatik lokasi yang diketahui, maka topik pewarnaan lokasi menarik untuk dikaji lebih lanjut. Misalkan terdapat k buah graf bintang K 1,ni, n i 1, untuk setiap i = 1, 2,..., k dengan k, n i adalah bilangan bulat. Graf amalgamasi titik bintang, S k,(n1,n 2,...,n k ), dengan k 2, adalah graf yang diperoleh dengan mengidentifikasi sebuah daun dari setiap bintang. Titik hasil identifikasi disebut pusat amalgamasi, dinotasikan x. Titik yang berjarak satu dari pusat amalgamasi disebut titik tengah, dinotasikan l i, i = 1, 2,..., k dan titik daun ke-j dari titik tengah l i adalah l ij, j = 1, 2,..., m 1. Jika n i = m dengan m 1 untuk semua i, graf amalgamasi titik dari bintang dinotasikan sebagai S k,m. Graf amalgamasi sisi bintang, Sk,(n 1,n 2,...,n k ), untuk k 2, adalah graf yang diperoleh dengan menyatukan sebuah sisi dari setiap graf K 1,ni. Jika n i = m, m 1 untuk semua i, amalgamasi sisi dari k graf bintang K 1,m dinotasikan sebagai Sk,m. Gambar 1. (a) k buah Graf Bintang K 1,ni, (b) S k,(n1,n 2,...,n k ) Gambar 2. (a) k Buah Graf Bintang K 1,ni, (b) S k,(n 1,n 2,...,n k ) Suatu graf bintang K 1,n mempunyai bilangan kromatik lokasi n + 1 karena semua titik harus mempunyai kode warna yang berbeda. Jika K 1,m K 1,n maka χ L (K 1,m ) χ L (K 1,n ). Pada tulisan ini, akan dikaji sifat kemonotonan dari bilangan kromatik lokasi untuk graf amalgamasi bintang. Misalkan terdapat suatu amalgamasi dari k graf bintang K 1,m, dinotasikan dengan S k,m. Akan ditentukan syarat cukup untuk suatu subgraf terhubung H S k,m sehingga dipenuhi

8 Fadhilah Syamsi χ L (H) χ L (S k,m ). Teorema dan akibat dari Chartrand dkk. (2002) [6] berikut digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada penelitian ini. Teorema 1.1. [5] Misal c adalah suatu pewarnaan lokasi pada graf terhubung G. Jika u dan v adalah dua titik pada graf G sedemikian sehingga d(u, w) = d(v, w) untuk setiap w V (G) \ {u, v, maka c(u) c(v). Dalam hal khusus, jika u dan v adalah titik-titik yang tidak bertetangga di G sedemikian sehingga N(u) = N(v), maka c(u) c(v). Bukti. Misalkan c adalah suatu pewarnaan lokasi pada graf terhubung G dan misalkan Π = (C 1, C 2,..., C k ) adalah partisi dari titik-titik G ke dalam kelas warna C i. Untuk suatu titik u, v V (G), andaikan c(u) = c(v) sedemikian sehingga titik u dan v berada dalam kelas warna yang sama, misal C i dari Π. Akibatnya, d(u, C i ) = d(v, C i ) = 0. Karena d(u, w) = d(v, w) untuk setiap w V (G)\{u, v maka d(u, C j ) = d(v, C j ) untuk setiap j i, 1 j k. Akibatnya, c Π (u) = c Π (v) sehingga c bukan pewarnaan lokasi. Dengan demikian, c(u) c(v). Akibat 1.2. [5] Jika G adalah suatu graf terhubung yang memuat suatu titik yang bertetangga dengan k daun di G, maka χ L (G) k + 1. Bukti. Misalkan v adalah suatu titik yang bertetangga dengan k daun x 1, x 2,..., x k di G. Dari Teorema 1.1 setiap pewarnaan lokasi dari G mempunyai warna berbeda untuk setiap x i, i = 1, 2,..., k. Karena v bertetangga dengan semua x i, maka v harus mempunyai warna yang berbeda dengan semua daun x i. Akibatnya, χ L (G) k +1. 2. Bilangan Kromatik Lokasi untuk Graf Amalgamasi Titik Bintang Pada [1], Asmiati, Assiyatun, dan Baskoro memberikan nilai bilangan kromatik lokasi untuk graf amalgamasi titik bintang. Pada bagian ini, penulis akan mengkaji kembali bilangan kromatik lokasi untuk graf amalgamasi titik bintang. Lema 2.1. [1] Misalkan c adalah pewarnaan dari S k,m menggunakan paling sedikit m warna dengan k, m 2. Pewarnaan c adalah pewarnaan lokasi jika dan hanya jika c(l i ) = c(l n ), i n mengakibatkan {c(l ij ) j = 1, 2,..., m 1 dan {c(l nj ) j = 1, 2,..., m 1 adalah dua himpunan yang berbeda. Bukti. Misalkan P = {c(l ij ) j = 1, 2,..., m 1 dan Q = {c(l nj ) j = 1, 2,..., m 1. Misalkan c adalah suatu pewarnaan lokasi dari S k,m, k 2 dan m 2 menggunakan paling sedikit m warna dan c(l i ) = c(l n ) untuk beberapa i n. Misalkan Π adalah partisi dari V (G) ke dalam kelas warna dengan Π m. Andaikan P = Q. Karena d(l i, u) = d(l n, u) untuk setiap u V \ {{l ij j = 1, 2,..., m 1 {l nj j = 1, 2,..., m 1 maka kode warna dari l i dan l n akan sama. Hal ini kontradiksi dengan pengandaian bahwa c adalah pewarnaan lokasi. Dengan demikian P Q. Selanjutnya, perhatikan bahwa c(l i ) = c(l n ), i n. Karena P Q, terdapat warna

Bilangan Kromatik Lokasi untuk Graf Amalgamasi Bintang 9 y dan warna z sedemikian sehingga (y P, y Q) dan (z P, z Q). Akan ditunjukkan bahwa kode warna untuk setiap v V (S k,m ) adalah tunggal, yaitu sebagai berikut. (1) Akan diperiksa kode warna dari titik-titik tengah yang mempunyai warna yang sama. Berdasarkan ilustrasi di atas, diperoleh bahwa: Gambar 3. Graf S k,m dengan P Q Jika c(x) = y maka Jika c(x) = z maka c Π (l i ) = (..., {{ 1,..., 2 atau {{ 3,...) ordinat ke-y ordinat ke-z c Π (l n ) = (..., { 1 {,..., { 1 {,...) c Π (l i ) = (..., {{ 1,..., {{ 1,...) ordinat ke-y ordinat ke-z c Π (l n ) = (..., { 2 atau 3 {,..., { 1 {,...) Jika c(x) selain y dan z maka c Π (l i ) = (..., {{ 1,..., 2 atau {{ 3,...) ordinat ke-y ordinat ke-z c Π (l n ) = (..., { 2 atau 3 {,..., { 1 {,...) Dengan demikian, kode warna berbeda di ordinat ke-y atau ordinat ke-z. Akibatnya, c Π (l i ) c Π (l n ). (2) Akan diperiksa kode warna dari daun-daun yang mempunyai warna yang sama. Jika c(l kl ) = c(l rs ), untuk beberapa l k l r, akan ditunjukkan bahwa c Π (l kl ) c Π (l rs ). Perhatikan dua kasus: Kasus 1. Jika c(l k ) = c(l r ) maka berdasarkan premis Lema 2.1 diperoleh P Q. Jadi, c Π (l kl ) c Π (l rs ). Kasus 2. Misalkan c(l k ) = t 1 dan c(l r ) = t 2, dengan t 1 t 2. Maka c Π (l kl ) c Π (l rs ) karena kode warna berbeda paling sedikit di ordinat ke-t 1 dan ordinat ke-t 2, yaitu c Π (l kl ) = (..., {{ 1,..., 2, 3 atau 4 {{,...)

10 Fadhilah Syamsi ordinat ke-t 1 ordinat ke-t 2 c Π (l rs ) = (..., { 2, 3, atau 4 {,..., { 1 {,...) (3) Akan diperiksa kode warna dari titik tengah dan daun yang mempunyai warna yang sama. Jika c(l i ) = c(l nj ), l i l n maka c Π (l i ) memuat paling sedikit dua komponen dengan nilai 1, sedangkan c Π (l nj ) memuat tepat satu komponen dengan nilai 1, yaitu c Π (l i ) = (..., 1 {{,..., 1 {{,...) ordinat ke-c(x) ordinat ke-c(l ij ) c Π (l nj ) = (..., 1 {{,...) ordinat ke-c(l n ) Dengan demikian c Π (l i ) c Π (l nj ). (4) Akan diperiksa kode warna dari titik pusat amalgamasi dan daun yang mempunyai warna yang sama. Misal c(x) = c(l ij ). Karena k 2, maka kode warna dari c Π (x) memuat paling sedikit dua komponen dengan nilai 1, sedangkan c Π (l ij ) memuat tepat satu komponen dengan nilai 1, yaitu c Π (x) = (..., 1 {{,..., 1 {{,...) ordinat ke-c(l i ) ordinat ke-c(l n ) c Π (l ij ) = (..., 1 {{,...) ordinat ke-c(l i ) Dengan demikian c Π (x) c Π (l ij ). Dari semua kasus di atas, dapat dilihat bahwa kode warna untuk setiap titik di S k,m adalah tunggal. Dengan demikian c adalah pewarnaan lokasi. Lema 2.2. [1] Misal c adalah pewarnaan lokasi dari S k,m menggunakan m + a warna dan H(a) = (m + a 1) ( ) m 1, a 0, maka k H(a). Bukti. Misal c adalah pewarnaan lokasi dari S k,m menggunakan m + a warna. Untuk suatu titik tetap i, misal c(l i ) warna dari titik tengah l i, maka banyak kombinasi warna yang digunakan oleh {l ij j = 1, 2,..., m 1 adalah ( ) m 1. Karena satu warna digunakan untuk titik pusat amalgamasi x, maka terdapat (m + a 1) warna untuk l i, untuk setiap i = 1, 2,..., k. Dari Lema 2.1, diperoleh nilai maksimum dari k adalah (m + a 1) ( ) m 1 = H(a). Jadi, k H(a). Teorema berikut memberikan nilai bilangan kromatik lokasi untuk graf amalgamasi titik bintang. Teorema 2.3. Diberikan bilangan bulat a 0, k 2, m 3. Jika H(a) = (m +

Bilangan Kromatik Lokasi untuk Graf Amalgamasi Bintang 11 a 1) ( ) m 1, maka χ L (S k,m ) = { m ; untuk 2 k H(0), m 3 m + a ; untuk H(a 1) < k H(a), a 1. Bukti. Pertama-tama akan dicari batas bawah dan batas atas dari χ L (S k,m ) untuk 2 k H(0) = m 1. (1) Batas bawah dari χ L (S k,m ). Dari Akibat 1.2, setiap titik l i bertetangga dengan (m 1) daun, untuk i = 1, 2,..., k. Dengan demikian χ L (S k,m ) m. (2) Batas atas dari χ L (S k,m ). Misalkan c adalah pewarnaan dari V (S k,m ) menggunakan m warna. Tanpa mengurangi keumuman, misal c(x) = 1 dan c(l i ) = i + 1 untuk i = 1, 2,..., k. Karena daun-daun harus mempunyai kode warna yang berbeda, maka daundaun {l ij j = 1, 2,..., m 1 diberi warna oleh {1, 2,..., m \ {i + 1 untuk sebarang i. Maka, berdasarkan Lema 2.1, c adalah pewarnaan lokasi. Dengan demikian χ L (S k,m ) m. Selanjutnya, akan dicari batas bawah dan batas atas untuk H(a 1) < k H(a), a 1, yaitu sebagai berikut. (1) Batas bawah dari χ L (S k,m ). Karena k > H(a 1), maka berdasarkan Lema 2.2 χ L (S k,m ) m + a. Pada sisi lain, jika k > H(a) maka berdasarkan Lema 2.2, χ L (S k,m ) m + a + 1. Dengan demikian, χ L (S k,m ) m + a jika H(a 1) < k < H(a). (2) Batas atas dari χ L (S k,m ). Misalkan c(x) = 1 dan warna dari titik tengah l i adalah 2, 3,..., m + a. Karena H(a 1) < k H(a), a 1 maka banyak titik tengah yang mempunyai warna t yang sama tidak lebih dari ( ) m 1, untuk sebarang t. Akibatnya, jika c(l i ) = c(l n ), i n dapat diatur {c(l ij ) j = 1, 2,..., m 1 = {c(l nj ) j = 1, 2,..., m 1. Berdasarkan Lema 2.1, c adalah pewarnaan lokasi pada S k,m. Jadi, χ L (S k,m ) m + a untuk H(a 1) < k H(a). Teorema berikut menjelaskan tentang sifat kemonotonan dari bilangan kromatik lokasi graf amalgamasi titik bintang. Teorema 2.4. [1] Jika 2 k m 1, maka χ L (G) χ L (S k,m ) untuk setiap G S k,m dan G K 1,m. Misalkan S k,(n1,n 2,...,n k ) S k,m. Definisikan A = {i n i = 1. Untuk k m, batasi subgraf dari S k,m yang memenuhi sifat kemonotonan. Teorema 2.5. [1] Jika k m dan A χ L (S k,m ) 1 maka χ L (S k,(n1,n 2,...,n k )) χ L (S k,m ).

12 Fadhilah Syamsi 3. Bilangan Kromatik Lokasi untuk Graf Amalgamasi Sisi Bintang Selain membahas kembali bilangan kromatik lokasi untuk graf amalgamasi titik bintang, yang merujuk makalah [2], penulis memberikan kontribusi pada bilangan kromatik lokasi untuk graf amalgamasi sisi bintang yang dibahas pada bagian ini. Teorema 3.1. Jika terdapat bilangan bulat k, m 2, maka χ L (S k,m) = k(m 1) + 2. Bukti. Diberikan k buah graf K 1,m. Graf amalgamasi sisi bintang dari graf K 1,m adalah S k,m dengan titik pusat v. Banyak daun dari graf S k,m adalah V (S k,m) \ v = k (m 1) + 1 i=1 = k(m 1) + 1. Karena v bertetangga dengan k(m 1)+1 daun, maka berdasarkan Teorema 1.1 titik v mempunyai warna yang berbeda dengan setiap daun S k,m. Akibatnya, χ L(S k,m ) = k(m 1) + 2. Teorema 3.2. Jika terdapat bilangan bulat k, n i 2, maka k χ L (Sk,(n 1,n 2,...,n k ) ) = (n i ) (k 2). Bukti. Diberikan k buah graf K 1,ni dengan n i 2. Graf amalgamasi sisi dari graf K 1,ni adalah Sk,(n 1,n 2,...,n k ) dengan titik pusat v. Banyak daun dari graf Sk,(n 1,n 2,...,n k ) adalah i=1 k V (Sk,(n 1,n 2,...,n k ) ) \ v = (n i 1) + 1 i=1 = [(n 1 1) + (n 2 1) +... + (n k 1)] + 1 = (n 1 + n 2 +... + n k ) k + 1 k = (n i ) (k 1). i=1 Karena v bertetangga dengan k i=1 (n i) (k 1) daun, maka berdasarkan Teorema 1.1 titik v mempunyai warna yang berbeda dengan setiap daun S k,(n 1,n 2,...,n k ). Akibatnya, χ L (S k,(n 1,n 2,...,n k ) ) = k i=1 (n i) (k 2). Daftar Pustaka [1] Asmiati, H. Assiyatun, dan E.T. Baskoro. 2011. Locating-chromatic number of amalgamation of stars. ITB J. Sci. no.1. 43:1-8. [2] Bondy, J. A dan U. S. R Murty. 2008. Graph Theory. Springer. United States. [3] Budayasa, Ketut. 2007. Teori Graf dan Aplikasinya. Universitas Negeri Surabaya.

Bilangan Kromatik Lokasi untuk Graf Amalgamasi Bintang 13 [4] Chartrand, G. dan P. Zhang. 2005. Introduction to Graph Theory. McGraw-Hill. Boston. [5] Chartrand, G., dkk. 2002. The locating-chromatic number of a graph. Bull. Inst. Combin. Appl. 36:89-101. [6] Chartrand, G., dkk. 2003. Graph of order n with locating-chromatic number n 1. Discrete Math. 269:65-79. [7] Hartsfield, N. dan G. Ringel. 1994. Pearls in Graph Theory: A Comprehensive Introduction, Revised and Augmented. Academic Press, San Diego.