BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tujuan pembangunan tersebut. Untuk mencapai pembangunan itu maka pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Pembangun Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

PERPAJAKAN (SEBUAH PENGANTAR) Disampaikan oleh: Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang masih terus

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber penerimaan yang paling potensial di Indonesia.

Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh. untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. rakyat pada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pelaksanaan praktek kerja lapangan mandiri ( PKLM ) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan (daya pikul) masing-masing yang dapat dipaksakan untuk membiayai

BAB II LANDASAN TEORI. dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja nyata guna memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Politik Universitas Sumatera Utara. Karena sifatnya untuk memberikan dan belajar keahlian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tengah menggalakkan pembangunan disegala aspek kehidupan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tugas Akhir. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. mengenai lingkungan kerja dan kegiatan-kegiatan suatu perkantoran khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. politik,perlu disadari pula bahwa mutu pendidikan bagi pelajar harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Negara dalam menjalankan tugas rutin dan pembangunan Nasional

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. belum satu satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di

Perpajakan. Aryo Prasetyo, S.Kom., MMSI Vokasi Akuntansi UI, STIE Dewantara, IBI K-57. (Sesi 1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai terobosan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. anggaran dana yang besar. Dana tersebut diperoleh dari penerimaan dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dianggap mampu mencerminkan kerjasama nasional. Dalam hal pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. selalu melakukan pembangunan guna kemajuan bangsa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. besar pula dalam menjalankan fungsi kenegaraannya.sebagai Negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Sebagaimana tujuan dari negara Indonesia juga dapat sama-sama kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) salah satu kota terbesar di Indonesia, tidak luput dari keikutsertaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) PKLM adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pajak mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut sudut pandang yang

Sama seperti pajak, namun terdapat imbalan (kontra-prestasi) secara langsung yang dapat dirasakan oleh pembayar retribusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Penggalian potensi penerimaan dalam negeri akan terus ditingkatkan

Dasar-dasar Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan PKLM adalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengatur keseimbangan kehidupan perekonomian dan pemanfaatan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk menjembatani antara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Praktek Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu proses yang harus dilewati dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. Demi mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan negara dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada pembangunan di masing-masing daerah. Terutama kota Medan yang

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) hak Negara dan hak warga Negara pembayar pajak. Hak Negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. peranan penting dan vital dalam kebijaksanaan fiskal, baik negara maju maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

PENGANTAR PERPAJAKAN. Pengantar Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk

ekonomi K-13 PERPAJAKAN K e l a s A. PENGERTIAN PAJAK Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya rencana penerimaan negara yang berasal dari pajak sebagai sumber utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di Indonesia akhir-akhir

DASAR DASAR PERPAJAKAN. ARUMEGA ZAREFAR, SE.,M.Ak.,Akt.,CA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Sebagai mahluk hidup dan juga sosial manusia memerlukan fasilitas-fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. suatu usaha yang telah disusun dengan kurikulum dengan syarat-syarat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan Negara tidak dapat dilaksanakan. Diantara sekian banyak pajak yang dipungut oleh Pemerintah salah satunya adalah pajak penghasilan. Pajak penghasilan ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen Keuangan. Pajak penghasilan merupakan sumber penerimaan Negara yang pemungutannya berazaskan peradilan dengan arti bahwa adanya kesamaan dan pemerataan beban pajak yang harus dibayar oleh masyarakat yang telah memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak. Sesuai dengan system self assessment maka Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi (KP2KP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), kemudian dengan kesadaran si Wajib Pajak tersebut melaporkan pajak penghasilannya dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan atau Masa. 1

2 Pemerintah juga sudah sering mengadakan penyuluhan mengenai pelaporan SPT tersebut agar masyarakat yang merupakan Wajib Pajak dengan kesadarannya melaporkan SPT pajak penghasilannya. Namun, masih banyak masyarakat yang merupakan Wajib Pajak yang tidak melaporkan SPT-nya, khususnya SPT Masa ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan. Dengan Latar Belakang tersebut penulis tertarik untuk membuat sebuah laporan dengan judul : Tingkat Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat B. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM) 1. Tujuan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan PKLM adalah: 1.1 Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak Masa (SPT Masa) di KPP Medan Barat; 1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Masa-nya di KPP Pratama Medan Barat; 1.3 Untuk mengetahui tindakan-tindakan yang dilakukan oleh KPP Pratama Medan Barat terhadap Wajib Pajak yang tidak mempunyai kepatuhan dalam melaporkan SPT Masa-nya.

3 2. Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Praktek kerja lapangan mandiri bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya adalah : 2.1. Bagi Mahasiswa a. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang perpajakan; b. Dapat meningkatkan kedisiplinan dan profesionalitas serta rasa tanggung jawab yang akan dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja; c. Mendorong mahasiswa untuk lebih mengembangkan kemampuan berfikir serta menerapkan teori-teori yang telah diperoleh di perkuliahan. 2.2. Bagi Program Studi Diploma Administrasi Perpajakan USU a. Mempererat hubungan kerjasama Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Instansi Pemerintah khususnya KPP Pratama Medan Barat; b. Mempromosikan sumber daya manusia khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara; c. Mendapat masukan dan saran perbaikan kurikulum yang berlaku di Program Studi Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

4 2.3. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat a. Membina hubungan baik dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik ; b. Dapat mempromosikan citra KPP Pratama Medan Barat kepada masyarakat; c. Dengan dilaksanakan praktik kerja lapangan mandiri, mahasiswa dapat memberikan kritik dan saran untuk memperbaiki sistem pelayanan di KPP Pratama Medan Barat. C. Uraian Teoritis 1. Defenisi Pajak Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan No.16 Tahun 2009, pajak adalah konstribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Para ahli dalam bidang perpajakan memberikan pengertian yang berbeda-beda tentang pengertian pajak. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontrapretasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan dapat digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut S.I. Djajadiningrat:

5 Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan penerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum. Dari defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur : 1.1 pajak dapat dipaksakan pemungutannya; 1.2 membayar pajak tidak mendapatkan kontrapretasi/timbal balik secara langsung; 1.3 pajak dipungut oleh Negara, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah; 1.4 pajak dipergunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara. 2. Pengelompokan Pajak 2.1 Menurut Golongannya a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, misalnya Pajak Penghasilan (PPh). b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, misalnya Pajak Pertambahan nilai (PPN).

6 2.2 Menurut Sifatnya a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjek pajak, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak, misalnya Pajak Penghasilan (PPh). b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak, misalnya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). 2.3 Menurut Lembaga Pemungutannya a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, misalnya PPh, PPnBM, PBB, dan Bea Materai. b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas: Pajak Provinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, dll. 3. Fungsi Pajak Pajak mempunyai fungsi sebagai berikut: 3.1 Fungsi Budgeter (Sumber Keuangan Negara)

7 Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaranpengeluarannya. 3.2 Fungsi Regularend (Pengatur) untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. 4. Syarat Pemungutan Pajak Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut : 4.1 Adil Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-undang dan pelaksaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-undangan pajak diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan wajib pajak. 4.2 Yuridis Pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23A hal ini memberikan jaminan hukum yang menyatakan keadilan, baik bagi Negara maupun warganya. 4.3 Ekonomis Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi perdagangan sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat. 4.4 Finansial Biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutan.

8 4.5 Sederhana Sistem pemungutan pajak yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. 5. Asas Pemungutan Pajak 5.1 Asal Domisili (Asas tempat tinggal) Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri. 5.2 Asas Sumber Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak. 5.3 Asas Kebangsaan Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. 6. Sistem Pemungutan Pajak 6.1 Official assessment system yaitu suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak terutang oleh wajib pajak. 6.2 Self assessment system yaitu suatu system pemungutan pajak yang member wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. 6.3 With Holding Sytem

9 yaitu suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. 7. Jenis SPT (Surat Pemberitahuan) Dalam pasal 3 ayat 1, pajak dilaporkan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT), SPT adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk : 7.1 Melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak; 7.2 Melaporkan objek pajak dan/atau bukan objek pajak; 7.3 Melaporkan harta dan kewajiban. Terdapat 2 macam SPT yaitu : a. Surat Pemberitahuan (SPT) Masa : SPT untuk suatu masa pajak (dilaporkan setiap tanggal 20 setelah saat terutangnya pajak atau masa pajak berakhir). b. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan : SPT untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak, dilaporkan paling lambat akhir bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dan paling lambat akhir bulan keempat setelah tahun pajak berakhir untuk Wajib Pajak Badan. 8. Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Masa Tingkat kepatuhan pelaporan SPT Masa adalah persentasi dari sejumlah wajib pajak yang memenuhi kewajibannya melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) nya.

10 Adapun tingkat kepatuhan dibutuhkan agar Kantor Pelayanan Pajak tahu seberapa besar pencapaian target pertahunnya dan juga untuk mengetahui wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagai objek pajak khususnya dalam melaporkan SPT Masanya Untuk itu Kantor Pelayanan Pajak harus mengetahui seberapa banyak wajib pajak yang terdaftar di KPP-nya dan seberapa banyak yang patuh terhadap kewajibannya untuk melaporkan SPT Masa-nya. Sehingga KPP tahu seberapa banyak persentasi kepatuhan dan cara-cara menyiasati jika terdapat wajib pajak yang tidak patuh. Jika diketahui persentasi tingkat kepatuhan pelaporan SPT Masanya lebih tinggi, maka Kantor Pelayanan Pajak berhasil dalam menjalankan programnya untuk meningkatkan pendapatan negara, dan jika tingkat pelaporan SPT Masanya rendah, maka Kantor Pelayanan Pajak harus mencari siasat lain untuk meningkatkan pendapatan negara. D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Yang menjadi ruang lingkup penulis dalam Laporan Kerja Lapangan Mandiri adalah : 1. Wajib Pajak berusaha menghindari dari kewajibannya dan tidak mempunyai kesadaran untuk melaporkan SPT Masa-nya. 2. Wajib Pajak tidak mematuhi dan mentaati secara teratur dan disiplin dalam melaporkan SPT PPh Masa-nya.

11 E. Metode Praktik kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Untuk memperoleh dan mengumpulkan data dan informasi sesuai metode yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Tahap persiapan Pada tahap ini, penulis melakukan persiapan yang dimulai dari pengajuan judul dan menentukan tempat Praktik kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dan mencari, mengumpulkan bahan untuk pembuatan proposal dan melakukan konsultasi dengan dosen yang bersangkutan. 2. Studi Literatur Pada tahap ini, penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber pustaka, seperti undang-undang perpajakan, buku-buku dan peraturan yang membahas tentang perpajakan 3. Observasi Lapangan Pada bagian ini, penulis melakukan observasi lapangan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat untuk mengamati bagaimana tingkat kepatuhan pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Orang Pribadi. 4. Pengumpulan Data Merupakan kegiatan pengumpulan data serta informasi yang berkenaan dengan judul. Adapun data-data yaag digunakan ada dua jenis yaitu : 4.1 Data primer

12 yaitu merupakan pegumpulan data yang langsung diambil dan berasal dari objek bersangkutan (KPP Pratama Medan Barat). 4.2 Data sekunder yaitu merupakan pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data bukubuku atau undang-undang perpajakan. 5. Analisa dan Evaluasi Setelah data yang diperlukan telah terkumpul secara lengkap, penulis melakukan analisa dan evaluasi sehingga mencapai suatu tujuan. F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam PKLM ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : 1. Wawancara (Interview) Dengan cara melakukan komunikasi dan tanya jawab langsung terhadap pihak KPP Pratama Medan Barat yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi bagi penyusunan laporan ini. 2. Daftar observasi Yaitu dengn melakukan pengamatan langsung ke lapangan pada KPP Medan Barat terhadap struktur organisasi KPP itu sendiri. 3. Daftar dokumentasi Yaitu dengan mengumpulkan data dari buku-buku, peraturan daerah, undangundang perpajakan serta sumber lainnya.

13 G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun yang menjadi sistematika dalam laporan PKLM ini terdiri dari : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini, penulis membahas tentang latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode pengumpulan data PKLM dan sistematika penulisan laporan PKLM. BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI Dalam bab ini penulis membahas tentang sejarah, struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, tugas dan kegiatan yang dilakukan Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, kode etik pegawai, kewajiban dan larangan pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat. BAB III :GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI Dalam bab ini penulis membahas tentang pengertian umum perpajakan tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama Medan Barat. BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI Dalam bab ini penulis membahas tentang tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT masa, faktor-faktor penyebab rendahnya tingkat kesadaran wajib pajak, serta usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak KPP Pratama dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT.

14 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisi kesimpulan atas pembahasan dan saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan khususnya KPP Pratama Medan Barat dan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas ilmu Sosial dan Politik. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN