BAB VI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KSPS-BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) DINAR BAROKAH JUMAPOLO KARANGANYAR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

STRATEGI PENGUATAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) SEBAGAI REFLEKSI PEMBELAJARAN KRISIS EKONOMI INDONESIA

PENDAHULUAN. penulisan. Pada latar belakang dibahas mengenai isu-isu yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

I. PENDAHULUAN. peranan sangat strategis dalam struktur perekonomian nasional. Karena

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB III TINJAUAN TEORI. A. Defenisi Usaha Mikro kecil menengah (UMKM) maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja. UKM dianggap penyelamat

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

HAMBATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN MYRNA SUKMARATRI ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi adalah sektor UKM (Usaha Kecil Menengah). saat ini para pelaku UKM masih kesulitan dalam mengakses modal.

P E N D A H U L U A N

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Profil UMKM Sepatu dan Sandal di Kecamatan Medan Denaiˏ Kota Medan

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan devisa nasional

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lokal dan proses produksi sederhana yang produknya dijual secara lokal telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AKMENIKA UPY, Volume 2, 2008 PERAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DALAM KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN. P.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

Kegiatan Diskusi Rutin 3 Bulanan, OLEH : AMELIA HAYATI, SSI.,MT. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DEFINISI USAHA MIKRO UU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENTINGNYA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang terus meningkat. negeri. Untuk menopang perekonomian suatu negara, UMKM memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan membutuhkan dana yang relatif besar. Dana yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. besar mengalami kebangkrutan dan memberikan beban berat bagi negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara yang berkesinambungan

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu menumbuhkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Hai ini mengingat wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tukar tereskalasi menjadi krisis multi dimensi yang dimulai akhir tahun 1997.

(Damanik dan Sasongko. 2003). dimana TR adalah total penerimaan dan C adalah total biaya. TR didapat dari P x Q

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah kita ketahui sebelumnya, krisis ekonomi pernah

BAB I PENDAHULUAN. jatuhnya perekonomian nasional. Sehingga banyak usaha-usaha berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan unit usaha adalah untuk membantu UMKM dalam. menjadi dua kelompok yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan

MAKALAH KEGIATAN PPM. Meningkatkan Akses Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Melalui Penyusunan Laporan Keuangan

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan sampai hari ini. Terdapat pertentangan antara kekayaan alam yang

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

I. PENDAHULUAN. makmur yang merata materil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. banyak sumber dana dalam membiayai berbagai pengeluaran negara. Pada era Orde

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah),

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan konglomerasi di dalam mengatasi krisis ekonomi yang efek dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang saat ini menghadapi banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BRANCHLESS BANKING UNTUK MENINGKATKAN FINANCIAL INCLUSION: Mendorong Akses Perbankan untuk Lebih Pro-Poor

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. industri mikro, industri kecil, home industry, home production, dan lain

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang, sebagian besar perekonomiannya ditopang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

(UKM) APAAN TU????

SISTEM EKONOMI PANCASILA:

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab secara moral mensejahterahkan mahluk sosial lainnya oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan pada kondisi ekonomi yang kurang baik. UMK menjadi sektor

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN memiliki tujuan yang mulia yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

Pengaruh Kondisi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Terhadap Pembayaran Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sebagai penyelaras kegiatan ekonomi pada masa-masa yang akan

Transkripsi:

BAB VI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

TANTANGAN PEREKONOMIAN NASIONAL INTERNAL EKSTERNAL Yaitu, masalah-masalah yang muncul dari dalam negeri (faktor domestik), antara lain : krisis multidimensi yang berkepanjangan Otonomi daerah yang belum sempurna aplikasinya Isu-isu disintegrasi bangsa Yaitu, masalah-masalah yang mempengaruhi secara tidak langsung yang datang dari luar negara, seperti : Globalisasi yang tidak dapat dihindari Isu-isu perdagangan bebas

Beberapa hal penting yang menjadi pelajaran dari krisis ekonomi (1998) yang lalu : 1. Pembangunan ekonomi yang tidak berbasis pada kekuatan sendiri, tetapi bertumpu pada utang & impor. Hal ini sangat rentan terhadap perubahan faktor eksternal dan membawa dalam krisis yang berkepanjangan. 2. Pendekatan yang serba sentralistik, seragam, dan hanya berpusat pada pemerintah. Hal ini tidak menghasilkan struktur sosial ekonomi yang memiliki pondasi yang kokoh, tetapi justru menghasilkan struktur sosial ekonomi yang didominasi usaha skala besar dengan kinerja yang rapuh.

Dari pelajaran diatas, maka harus dibuat rancangan strategi dan kebijakan pembangunan yang komprehensif dan jangka menengah jauh. Salah satu bentuk aktualisasi tersebut dengan muncul wacana pembangunan atau pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)

DEFINISI UMKM

Menteri Negara Koperasi & UKM : UMKM adalah: Usaha kecil termasuk usaha mikro merupakan suatu badan usaha milik warga negara Indonesia, baik perseorangan maupun berbadan hukum yang memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan sebanyak-banyaknya Rp.200 Juta atau mempunyai hasil penjualan rata-rata pertahun Rp. 1 Milyar dan usaha tersebut berdiri sendiri.

Usaha Kecil & Mikro : Milik Individu (WNI) Berbadan Hukum Kekayaan bersih maksimal Rp.200 Juta Hasil penjualan (nilai omzet) rata-rata Rp. 1 Milyar pertahunnya.

USAHA MENENGAH: Adalah badan usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 Juta Rp. 10 Milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Klasifikasi Usaha dilihat dari Nilai Kekayaannya : NILAI KEKAYAAN USAHA KECIL & MIKRO USAHA MENENGAH USAHA BESAR Maksimal Rp. 200 Juta Rp. 200 Juta Rp. 10 Milyar Diatas Rp. 10 Milyar

BIRO PUSAT STATISTIK (BPS) Usaha kecil adalah perusahaan (baik yang berbadan hukum atau tidak) yang mempunyai tenaga kerja 5-9 orang termasuk pemilik usaha atau pengusaha.

Klasifikasi Usaha dilihat dari Jumlah Tenaga Kerjanya: JUMLAH TENAGA KERJA USAHA KECIL & MIKRO : 1 4 Orang USAHA MENENGAH : 20 99 Orang USAHA BESAR : Diatas 99 Orang

Departemen Industri & Perdagangan: (UU No.9 Tahun 1995 ) Usaha Kecil merupakan bagian dari industri dan dagang kecil yang merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun satu badan, bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 Juta dan mempunyai nilai penjualan Rp. 1 Milyar atau kurang pertahunnya.

CONTOH-CONTOH UMKM: Petani tunalahan Nelayan tanpa perahu Industri kecil (skala rumah tangga) Usaha kerajinan tangan Pedagang kecil/asongan Pengecer koran, dan seterusnya.

Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh UMKM, antara lain: MASALAH INTERNAL: 1) Rendahnya profesionalisme tenaga pengolah usaha UMKM 2) Keterbatasan modal dan askes terhadap pasar dan perbankan 3) Kemampuan penguasaan teknologi yang masih kurang

MASALAH EKSTERNAL: 1) Iklim usaha yang kurang menguntungkan bagi pengembangan usaha kecil, 2) Kebijakan pemerintah yang belum berjalan sebagaimana diharapkan, 3) Kurangnya dukungan, 4) Masih kurangnya pembinaan, bimbingan manajemen, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

UMKM sebagai sebuah Organisasi ekonomi/bisnis memiliki ciri spesifik: Struktur ekonomi organisasi sangat sederhana Mempunyai karakter khas Tanpa elaborasi Tanpa staf yang berlebihan Pembagian kerja yang lentur Memiliki hirarki manajemen yang kecil Sedikit aktivitas yang diformalkan

Sangat sedikit yang menggunakan proses perencanaan Jarang memberikan pelatihan terhadap karyawan Jumlah karyawan sedikit Pengusaha sulit membedakan aset pribadi dan aset perusahaan Sistem akuntansi kurang baik (biasanya bahkan tidak memiliki pembukuan)

Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Sektor Industri untuk berkembang : 1. Poor Decesion making ability, yakni lemahnya kemampuan dalam mengambil keputusan. 2. Management imcompetence, yakni ketidakmampuan manajemen. 3. Lack of experience, yakni kurang berpengalaman 4. Poor financial control, yaitu lemahnya pengawasan terhadap keuangan.

5. Deterioration of working capital, yakni kemerosotan posisi modal kerja, 6. Declining sales, artinya sering menemukan penurunan pada volume penjualan. 7. Declining profit, yaitu buruknya manajemen mendorong terjadinya penurunan laba atau keuntungan. 8. Icreasing debt, sebaliknya hutang terus meningkat.

Kendala-kendala lain yang mempengaruhi Sulitnya Pengembangan UMKM adalah adanya pemikiran-pemikiran atau mitos yang salah kaprah, antara lain: 1) Mitos akan adanya kecenderungan pemikiran bahwa alokasi sumberdaya pembangunan diprioritaskan menurut dimensi rasional lebih penting daripada dimensi moral, dimensi material lebih pada dimensi institusional, dan dimensi ekonomi lebih penting daripada dimensi sosialnya

2) Mitos bahwa pendekatan pembangunan yang berasal dari atas (top-down) lebih mudah dan lebih baik daripada pembangunan dengan pendekatan dari bawah (bottom-up) yang berasal dari aspirasi pembangunan ditingkat grassroot. 3) Mitos bahwa pembangunan masyarakat lebih membutuhkan bantuan material (fisik) daripada bantuan keterampilan teknis dan manajerial 4) Mitos bahwa pengetahuan dan teknologi impor selalu lebih baik daripada teknologi tradisional.

5) Mitos bahwa kelembagaan lokal cenderung tidak efesien (bahkan tidak efektif) serta menghambat proses pemberdayaan masyarakat itu sendiri. 6) Mitos bahwa masyarakat di lapisan bawah tidak tahu akan apa yang diperlukan dan bagaimana memperbaiki nasibnya, 7) Mitos bahwa berbagai kemiskinan yang terjadi merupakan akibat ketidakmampuan, kebodohan, dan kemalasan orang miskin sendiri.

8) Mitos bahwa efesiensi merupakan tujuan utama pembangunan dan tujuan dari alokasi sumberdaya-sumber daya masyarakat. 9) Mitos bahwa sektor pertanian dan pedesaan merupakan sektor yang inferior, tradisional, kurang produktif, dan memiliki masa pengembalian investasi yang panjang sehingga tidak perlu diprioritaskan pengembangannya. 10)Mitos keseimbangan dalam akses dan kepemilikan sumber daya pembangunan, merupakan syarat penting untuk melakukan perubahan.