PENCAPAIAN TEBAL PERKERASAN JALAN KAKU ANTARA BEBAN AKTUAL DAN STANDAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

PENGARUH BEBAN BERLEBIH TERHADAP TEBAL PERKERASAN KAKU METODE DEPKIMPRASWIL 2003

KOMPARASI HASIL PERENCANAAN RIGID PAVEMENT MENGGUNAKAN METODE AASHTO '93 DAN METODE Pd T PADA RUAS JALAN W. J. LALAMENTIK KOTA KUPANG

PERENCANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA RIGID PAVEMENT (PERKERASAN KAKU)

Dwi Sulistyo 1 Jenni Kusumaningrum 2

BAB III METODE PERENCANAAN START

PERBANDINGAN HASIL PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN TIPE PERKERASAN KAKU ANTARA METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkerasan kaku (rigid pavement) atau perkerasan beton semen adalah perkerasan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data yang digunakan untuk analisa tugas akhir ini diperoleh dari PT. Wijaya

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE

Kata-kata Kunci: Perkerasan kaku, overloading, esa (gandar standard setara), umur perkerasan.

Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993

Evaluasi Struktural Perkerasan Kaku Menggunakan Metoda AASHTO 1993 dan Metoda AUSTROADS 2011 Studi Kasus : Jalan Cakung-Cilincing

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. cara membandingkan hasil perhitungan manual dengan hasil perhitungan

PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN BAB I PENDAHULUAN

Wita Meutia Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil S1 Fakultas Teknik Universitas Riau Tel , Pekanbaru Riau,

PERENCANAAN JALAN DENGAN PERKERASAN KAKU MENGGUNAKAN METODE ANALISA KOMPONEN BINA MARGA (STUDI KASUS : KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG)

SEMINAR NASIONAL HAKI Tiara Convention Hall, Medan Mei 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan khusus yang mempunyai kualitas yang lebih baik dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa lapis perkerasan dari bahan-bahan yang diproses, dimana

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA

BAB 3 METODOLOGI. a. Peninjauan pustaka yang akan digunakan sebagai acuan penulisan dan

PENGARUH NILAI CBR TANAH DASAR DAN MUTU BETON TERHADAP TEBAL PELAT PERKERASAN KAKU METODE BINA MARGA

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN LINGKAR MAJALAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2002

Studi Perencanaan Tebal Lapis Tambah Di Atas Perkerasan Kaku

PERBANDINGAN PERENCANAAN PERKERASAN KAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

Bab III Metodologi Penelitian

ANALISIS PERHITUNGAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN

EVALUASI UMUR LAYAN JALAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN BEBAN BERLEBIH DI RUAS JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI ACEH

Analisis Desain Perkerasan Kaku Berdasarkan AASHTO Rigid Pavement ARI SURYAWAN (hal. 213)

PENGARUH BEBAN BERLEBIH TRUK BATUBARA TERHADAP UMUR SISA DAN UMUR RENCANA PERKERASAN LENTUR ABSTRAK

ANALISA BEBAN KENDARAAN TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN JALAN DAN UMUR SISA

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk berdampak pada. perkembangan wilayah permukiman dan industri di daerah perkotaan, maka

ANALISA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU/RIGID PAVEMENT PADA PROYEK REKONSTRUKSI JALAN SOEKARNO HATTA TEBING TINGGI

Perkerasan kaku Beton semen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PENGARUH MUATAN BERLEBIH TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN

TUGAS AKHIR ALTERNATIF PENINGKATAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN METODE PERKERASAN LENTUR DAN KAKU DI JL. HR. RASUNA SAID KOTA TANGERANG.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015

EVALUASI BEBAN KENDARAAN TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN DAN UMUR SISA JALAN (STUDI KASUS : PPT. SIMPANG NIBUNG DAN PPT. MERAPI SUMATERA SELATAN)

AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS DAMPAK BEBAN OVERLOADING KENDARAAN BERAT ANGKUTAN BARANG TERHADAP UMUR RENCANA DAN BIAYA KERUGIAN PENANGANAN JALAN

ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPISAN PERKERASAN KAKU DENGAN METODE SNI Pd T PADA PROYEK PELEBARAN JALAN BATAS KOTA MEDAN TEMBUNG LUBUK PAKAM

PERENCANAAN PELAPISAN TAMBAH PADA PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) BERDASARKAN METODE BINA MARGA 2002 DAN AASTHO 1993 PADA RUAS

MUHAMMAD ALKHAIRI NIM:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA RUAS JALAN TOL KARANGANYAR - SOLO NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

ANALISIS TEBAL LAPIS TAMBAHAN (OVERLAY) PADA PERKERASAN KAKU (RIGID PA VEMENT) DENGAN PROGRAM ELCON DAN METODE ASPHALT INSTITUTE TESIS

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

ANALISIS TEBAL LAPIS TAMBAH DAN UMUR SISA PERKERASAN AKIBAT BEBAN BERLEBIH KENDARAAN (STUDI KASUS RUAS JALAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT)

PERENCANAAN JALAN RING ROAD BARAT PEREMPATAN CILACAP DENGAN MENGGUNAKAN BETON

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FLEXIBLE PAVEMENT DAN RIGID PAVEMENT. Oleh : Dwi Sri Wiyanti

Bab III Metodologi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KELAS JALAN, MUATAN SUMBU TERBERAT, DAN PERMASALAHAN BEBAN LEBIH KENDARAAN

PERENCANAAN TEBAL LAPIS PERKERASAN KAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2003 DAN METODE BEAM ON ELASTIC FOUNDATION

BAB II STUDI PUSTAKA. sarana perhubungan untuk distribusi barang dan jasa. Sistem jaringan ini diatur

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : RATNA FITRIANA NIM : D

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. dalam perencanaan jalan, perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang dapat

Memperoleh. oleh STUDI PROGRAM MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

ANALISA PERBANDINGAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU ANTARA METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE BINA MARGA 1983 TUGAS AKHIR

Studi Penanganan Ruas Jalan Bulu Batas Kota Tuban Provinsi Jawa Timur Menggunakan Data FWD dan Data Mata Garuda

TINJAUAN ULANG PERHITUNGAN PERENCANAAN TEBALPERKERASAN KAKU(RIGID PAVEMENT) PROYEK

Dosen Program Studi Teknik Sipil D-3 Fakultas Teknik Universitas riau

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PROYEK JALAN

BAB IV ANALISA KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN BETON. genangan air laut karena pasang dengan ketinggian sekitar 30 cm. Hal ini mungkin

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

Perbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Bina Marga 2011 Dengan Metode Jabatan Kerja Raya Malaysia 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban

BIAYA PRESERVASI JALAN AKIBAT TRUK DENGAN BEBAN BERLEBIH DI JALAN PESISIR TIMUR PROVINSI ACEH

Bab V Analisa Data. Analisis Kumulatif ESAL

ANALISA KERUSAKAN DAN DESAIN PERBAIKAN OUTER RING-ROAD KOTA MADIUN

STUDI PERBANDINGAN PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU JALAN BARU PADA PROYEK JALAN SURAMADU SISI MADURA

STUDI PENGARUH PENGAMBILAN ANGKA EKIVALEN BEBAN KENDARAAN PADA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN FLEKSIBEL DI JALAN MANADO BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan, terutama pada saat melakukan pengereman dan berhenti. Kendaraan

PERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA RUAS JALAN BATAS KOTA PADANG SIMPANG HARU

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. : 1 jalur, 2 arah, 2 lajur, tak terbagi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI. sehingga akan menghasilkan biaya konstruksi dan perawatan perkerasan lentur.

Perbandingan antara Konstruksi Perkerasan Lentur dengan Perkerasan Kaku pada Proyek Pembangunan Ruas Jalan Kapten Darmo Sugondo Gresik.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Metode Analisa Komponen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KERUSAKAN STRUKTUR PERKERASAN DAN TANAH DASAR PADA RUAS JALAN SEMEN NGLUWAR KABUPATEN MAGELANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian B. Rumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. negara (Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, 2009).

Perbandingan Perencanaan Tebal Lapis Tambah Metode Bina Marga 1983 dan Bina Marga 2011

VARIAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) BERDASARKAN FAKTOR KESERAGAMAN (FK) PADA JALAN KELAKAP TUJUH DUMAI-RIAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

Perbandingan Konstruksi Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisis Ekonominya pada Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Mojoagung

PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PERKERASAN DAN UMUR JALAN

KOMPARASI PERENCANAAN OVERLAY DENGAN METODE BINA MARGA SKBI 1987, AASHTO

Transkripsi:

139, Inovtek, Volume 3, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 139-24 PENCAPAIAN TEBAL PERKERASAN JALAN KAKU ANTARA BEBAN AKTUAL DAN STANDAR Muhammad Idham Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sungai Alam Bengkalis 28751 Email : idham@polbeng.ac.id Abstrak Perencanaan tebal lapis perkerasan kaku dengan menggunakan metode Bina Marga 2003 dengan memberikan penambahan beban muatan lebih (overloading) pada kendaraan yang ada, sehingga akan diketahui rencana tebal lapis perkerasan jalan antara lalulintas harian rata-rata dengan beban standar dan aktual. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan daya dukung tanah sebesar 5 % menujukkan tebal sebesar 17 cm dengan menggunakan metode Bina Marga 2003 dengan kondisi normal dan 20 cm untuk kondisi overload. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan nilai CBR antara beban standard dan aktual diperoleh tebal pelat yang berbeda dengan umur pelayanan yang berbeda yaitu 3,05 tahun dari 20 tahun rencana untuk beban bermuatan lebih. Kata kunci : beban muatan lebih, Bina Marga 2003, CBR Abstract The plan of thickness rigid pavement by using Bina Marga 2003 methode with provide additional overload on a vehicle, therefore will be knowing the plan of pavement thickness layer between the annual average daily traffic with standard and actual load. Based on the research by using 5 % CBR showed that as big as 17 cm by using Bina Marga 2003 methode with the normal condition and 20 cm with the overload condition. It shows that based on CBR with the standar and actual load is got difference on thick of plate by the service age as long as 3,05 years from 20 years design life for overload. Key Words: overload, Bina Marga 2003, CBR Pendahuluan Konstruksi jalan raya sebagai sarana transportasi adalah merupakan unsur yang sangat penting dalam usaha meningkatkan kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraannya, hal ini dapat dilihat dari pengertian transportasi yaitu pergerakan/perpindahan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Dengan terjadinya pergerakan maka akan memunculkan sarana transportasi yang digunakan. Bertambahnya jumlah sarana (kendaraan) yang ada menuntut untuk berkembangnya ilmu pengetahuan para ahli dalam menangani dua masalah besar yang terjadi dalam bdang rekayasa jalan raya. Hal ini dapat dicontohkan dengan meningkatnya prilaku pengemudi kendaraan yang dapat menyebabkan meningkatnya kecelakaan lalulintas (Nanang dan Idham, 2010). Pada dasarnya perencanaan konstruksi ja-lan didasarkan atas perkiraan beban lalu- lintas yang melewatinya, yaitu beban per roda kendaraan dan jumlah roda kendaraan. Beban kumulatif lalulintas tersebut menjadi masukan untuk memperhitungkan kekuatan pada tiap lapis konstruksi jalan, sehingga secara teoritis masa layanan jalan dapat diperhitungkan. Menurut metode pangkat empat (fourt factor method), penambahan beban per roda kendaraan mengakibatkan tingkat kerusakan sebesar pangkat empat rasio antara beban nyata yang bekerja dan beban standar. Artinya, penambahan beban tersebut akan sangat mempengaruhi umur layanan jalan yang jauh lebih pendek karena faktor pangkat empat tersebut serta kerusakan dini dengan segera dapat terjadi apabila beban lalulintas melebihi standar rencana (Idham, 2012). Kebijakan untuk memperkecil pelanggaran muatan berlebih dengan tujuan agar konstruksi jalan relatif sesuai dengan umur rencana (masa layanan), dengan biaya pe-

140, Inovtek, Volume 3, Nomor 2, November 2013, hlm. 140-144 meliharaan sesuai rencana dapat dilakukan dengan cara mengefisienkan dana yang digunakan dengan cara pelaksanaan perubahan konstruksi perkerasan jalan atau perubahan sumbu kendaraan. Melihat kondisi di atas menunjukkan bahwa dalam perencanaan perkerasan jalan yang selalu direncakana dan diaplikasikan di lapangan menunjukkan bahwa beban kendaraan yang digunakan dalam pembangunan konstruksi jalan adalah dengan menggunakan beban standar padahal yang melintasi jalan tersebut adalah beban bermuatan lebih (overloading), sehingga jalan akan rusak sebelum masa layanan terjadi. Jikapembangunan dilaksanakan berdasarkan beban yang melintasi ataupun beban maksimum yang lewat maka kerusakana jalan akibat beban muatan lebih kendaraan dapat diminimalisasikan. TINJAUAN PUSTAKA Perkerasan kaku merupakan perkerasan yang menggunakan bahan ikat semen portland, pelat beton atau tanpa tulangan di atas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah (Sidharta, 1997). Gunarta (2006) menyatakan bahwa kerusakan jaringan jalan di Indonesia baik nasional maupun propinsi selain dari kerusakan akibat struktur dan geometri juga diakibat oleh adanya pelanggaran muatan lebih (overloading). Secara rasional muatan lebih telah menjadi isu nasional yang perlu ditangani. Dampak negatif yang ditimbulkan secara ekonomi sangat nyata baik bagi penyelenggara sistem angkutan maupun pembina jalan. Penyelenggaraan ketentuan muatan dijalankan dengan asumsi operator membutuhkan biaya guna menutupi besarnya biaya transportasi yang harus ditanggung baik yang langsung maupun biayabiaya tidak langsung. Hasil studi yang dilakukan menunjukkan bahwa kerugian akibat beban muatan lebih sangat besar, meskipun dari hasil studi tersebut tidak memasukkan faktor-faktor seperti lingkungan dan kerugian biaya operasi kendaraan, akan tetapi dari studi ini menunjukkan bahwa kerugian dari segi kerusakan jalan sangat besar. Perkerasan Jalan Kaku Pada konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) tanah dasar tidaklah terlalu berperan terhadap kekuatan struktur perkerasan. Hal ini disebabkan karena perkerasan kaku memiliki modulus elastisitas yang tinggi, sehingga penyebaran beban ke lapis tanah dasar cukup luas, pada perkerasan kaku daya dukung perkerasan terutama diperoleh dari pelat beton. Sifat daya dukung dan keseragaman tanah dasar sangat mempengaruhi keawetan dan kekuatan perkerasan kaku (Suryawan, 2005). Tabel 1. Kriteria Nilai CBR Tanah Dasar RST MR CBR Poor 3.000 2 Fair 7.500 5 Good 10.000 10 Sumber : AASHTO, 1986 Beban Lebih Kerusakan jaringan jalan di Indonesia baik nasional maupun propinsi selain akibat dari struktur dan geometri juga diakibatkan oleh adanya pelanggaran beban lebih (overload) (Idham, 2008). Sidharta (1997) menyatakan bahwa untuk memperkecil terjadinya tegangan (r) adalah dengan cara mempertebal lapisan, memakai lapisan yang lebih baik, mengurangi beban. Perencanaan Tebal Perkerasan Prosedur perencanaan perkerasan beton didasarkan atas dua model kerusakan, yaitu : 1. Retak fatique (lelah) tarik lentur pada pelat 2. Erosi pada pondasi bawah atau tanah dasar yang diakibatkan oleh lendutan berulang pada sambungan dan tempat retak yang direncanakan. Tebal pelat beton yang dipilih dan total fatique serta kerusakan erosi dihitung berdasarkan komposisi lalulintas selama umur rencana.

Pencapaian Tebal Perkerasan Jalan..141 METODE PENELITIAN Survei dan Pengumpulan Data 1. Survei lalulintas 2. Survey perkerasan jalan 3. Survey kondisi jalan 4. Survey geometric inventory 5. Survey geologi dan geoteknik 6. Survey hidrologi Adapun kerangka kerja dalam penelitian ini mengacu kepada skema yang telah dibuat yaitu : Gambar 1. Skema Perencanaan Perkerasan kaku metode Bina Marga Tahapan dalam penelitian ini akan dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu di analisis dengan menggunakan kondisi normal dan aktual. Pada tahapan penelitian ini data-data utama yang dikumpulkan meliputi data lalulintas dan beban normal dan overloading. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan karena pada ruas jalan tingkat kerusakan jalan cukup parah dan tidak adanya alternatif jalan lain untuk pergerakan kendaraan pengangkut barang selain pada jalan tersebut dan pada ruas jalan yang diteliti melintasi jembatan timbang Balai Raja-Duri.

142, Inovtek, Volume 3, Nomor 2, November 2013, hlm. 142-144 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Lalulintas Untuk analisis data dengan faktor partumbuhan kendaraan berat di Provinsi Riau se- besar 4,8% data GRFD dan dengan jumlah kendaraan niaga bersumbu 3 dan 4 sebesar 147.185 kendaraan per tahun Berdasarkan pengolahan data lalulintas dapat dilihat pada ESAL kendaraan seperti pada tabel berikut: Tabel 2. Pembagian Kendaraan (Standar) No Jumlah MST Max Pembagian MST per sumbu (kg) (kg) S-1 S-2 S-3 S-4 1 Truk 3 24.000 6.000 9.000 9.000-2 Truk 4 33.000 6.000 7.000 10.000 10.000 Tabel 3. Nilai ESAL Kendaraan (Standar) Pembagian MST per sumbu Total No Jumlah S-1 S-2 S-3 S-4 ESAL 1 Truk 3 0,2923 2,0362-2,3285 2 Truk 4 0,2923 0,5415 0,5415 3,9373 Tabel 4. Pembagian Kendaraan (Overload) No Jumlah MST Max Pembagian MST per sumbu (kg) (kg) S-1 S-2 S-3 S-4 1 Truk 3 38.400 9.600 14.400 14.400-2 Truk 4 52.800 9.600 11.200 16.000 16.000 Pembahasan Kondisi Standar Tabel 5. Nilai ESAL Kendaraan (Overload) Pembagian MST per sumbu Total No Jumlah S-1 S-2 S-3 S-4 ESAL 1 Truk 3 1,9157 13,3477-15,2604 2 Truk 4 1,9157 0,5415 20,3394 25,8041 Tabel 6. Repetisi yang terjadi tiap beban sumbu Jenis Beban Jumlah Proporsi Beban Proporsi JSKN Rencana Repetisi yang terjadi STRT 6 147,185 0,63 0,66 31,53 x 10 3 130 x 10 3 7 88,311 0,38 0,66 31,53 x 10 3 78 x 10 3 Total 235,496 1,00 STdRG 18 58,874 0,60 0,08 31,53 x 10 3 10,1 x 10 3 20 88,311 1,00 0,08 31,53 x 10 3 15,1 x 10 3 Total 147.185 1,00

Pencapaian Tebal Perkerasan Jalan..143 Tabel 7. Tegangan Setara dan Tegangan Erosi (Standar) Tebal Slab CBR Efektif Tegangan Setara Tegangan Erosi (mm) (%) STRT STdRG STRT STdRG 180 10 1,23 1,66 2,35 3,07 180 14 1,21 1,60 2,35 3,05 180 15 1,2 1,59 2,35 3,05 Sumber : Data olahan (2013) Untuk analisa fatik dan analisa erosi didapat nilai fatik sebesar 98,94 % < 100% dan analisa erosi 7,04 % < 100 %, sehingga tebal plat 180mm dapat digunakan. Kondisi Beban Muatan Lebih Tabel 8. Tegangan Setara dan Tegangan Erosi (Overload) Tebal Slab CBR Efektif Tegangan Setara Tegangan Erosi (mm) (%) STRT STdRG STRT STdRG 240 10 0,79 1,18 1,98 2,74 240 14 0,77 1,14 1,98 2,72 240 15 0,77 1,13 1,98 2,72 Sumber : Data olahan (2013) Berdasarkan table 8 dengan tebal slab coba-coba (trial and error) maka untuk analisa fatik dan analisa erosi didapat nilai fatik sebesar 56,653 % < 100% dan analisa erosi 15,577 % < 100 %, sehingga tebal plat dengan kondisi overload beban kendaraan (keniakan 60%) dapat dipakai tebal plat 240 mm. Umur Pelayanan Jalan Umur pelayanan yaitu umur rencana jalan sebelum jalan mengalami kerusakan dan di- mulai sejak jalan mulai digunakan. Jika dengan menggunakan perhitungan damage factor (DF) maka diketahui sebagai berikut: AE normal kendaraan 3 sumbu= Jumlah kendaraan x DF normal = 58,874 x 2,3285 = 137,088 AE normal kendaraan 4 sumbu= Jumlah kendaraan x DF normal = 88,311 x 3,9374 = 484,716 Total AE Normal = 484,804 AE overload kendaraan 3 sumbu AE normal kendaraan 4 sumbu = Jumlah kendaraan x DF normal = 58,874 x 15,2604 = 898,441 = Jumlah kendaraan x DF normal = 88,311 x 25,8041 = 2.278,786 Total AE overload = 2.177,227

144, Inovtek, Volume 3, Nomor 2, November 2013, hlm. 144-144 Dari hasil perhitungan di pembahasan menunjukkan bahwa jika dengan kondisi standar saja umur layanan jalan mencapai 16,95 tahun sedangkan kondisi overload 3,05 tahun dari masa umur layanan. KESIMPULAN Berdasarkan penilaian terhadap angka CBR menujukkan bahwa perencanaan dengan menggunakan beban kendaraan standar akan menghasilkan tebal plat setebal 180 mm sedangkan dengan kondisi bermuatan lebih (overload) setebal 240 mm. Jika dilakukan perencanaan tebal plat dengan kondisi standar sedangkan yang melintasi adalah kendaraan bermuatan lebih maka umur rencana jalan menjadi 3,05 tahun dari 20 tahun umur rencana jalan. DAFTAR PUSTAKA Idham, M (2008) Analisis Penanganan Beban Muatan Lebih Jalan Lintas Timur Sumatera Propinsi Riau, Tesis, Magister Sistem dan Teknik Transportasi (MSTT), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Idham, M (2012) Analisis Dampak serta Penanganan Beban Muatan Lebih Kendaraan Berat di Propinsi Riau, Jurnal Inovtek Polbeng, 2 (1), 87 96. Juanda, N., dan Idham, M (2010) Audit Keselamatan Jalan, Tinjauan dari Segi Geometri Jalan, Skripsi, Sekolah Ting-gi Teknologi Dumai (SSTD), Dumai, Riau. Ramadanis, L., dan Idham, M (2010) Perbandingan Perkerasan Kaku dengan Metode Bina Marga 2003 dan AA- SHTO 1993, Skripsi, Sekolah Tinggi Teknologi Dumai, Dumai, Riau. Gunarta, IGW, S., 2007, Understanding truck Overloading Behaviour And Its Control : A Review Of Previous Studie, Jurnal Balitbang PU, Dinas PU Kimpraswil, Kabupaten Bone, Gorontalo.