Analisis Risiko K3 Pada Proses Produksi Gula Dengan Pendekatan FMEA

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 2, Oktober 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI

PENDAHULUAN. Apabila sumber daya manusia dikelola dengan baik dan benar maka akan bernilai

USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS)

Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (Studi kasus PT.

Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Proses Produksi PT. Abadi Adimulia

INTEGRASI METODE FMEA DAN TOPSIS UNTUK MENGANALISIS RISIKO KECELAKAAN PADA PROSES FRAME AND FORK WELDING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia)

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menghasilkan suatu barang. Pentingnya masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat yang merupakan kota besar

BAB V ANALISA HASIL. perbaikan. Usulan perbaikan terhadap proses produksi JK-6050 dapat dilihat pada. Tabel 5. 1 Urutan Risk Priority Number

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata Satu. Oleh: Nama : LEONARD NANDA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi yang terus berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan harus

Pembimbing : Bpk. Ir Arie Indartono MT Bpk. Projek Priyongo SL ST MT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pekerja seperti yang tercantum dalam UU No.13 Tahun 2003 pasal 86 ayat 1

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

Menerapkan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (MKLH)

Analisis Prioritas Kecelakaan Kerja dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis di PT. PAL Indonesia (Persero)

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dari proses produksi terkadang mengandung potensi bahaya yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. cara mengurangi biaya yang dianggap kurang penting dikeluarkan

Perumusan Masalah : Tujuan Batasan dan Asumsi LANDASAN TEORI Pengertian Risiko Pengendalian Risiko

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik

IDENTIFIKASI RISIKO PADA BOILER COAL FIRING SYSTEM FASILITAS PEMBANGKIT PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau

BAB I. Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MINIMASI KETERLAMBATAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESSMENT DAN FISHBONE DIAGRAM

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. petani, sehingga Indonesia dikenal sebagai negara agraris.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR...

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI)

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Melalui produktivitas, perusahaan dapat pula mengetahui. melakukan peningkatan produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu sumber daya penting bagi perusahaan selain modal dan

1. Joko Supono, 2. Lestari

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA

BAB I Pendahuluan I-1

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

IDENTIFIKASI RISIKO DAN PENGALOKASIAN BIAYA PENANGANAN RISIKO DENGAN SIMULASI MONTE CARLO PADA BOILER DAN PERALATAN BANTU PLTU SUMBAGSEL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI BAGIAN PRODUKSI

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. pencegahan dan pengawasan dalam melakukan berbagai hal. berkaitan dengan pekerjaan. Mangkunegara (2011:161), Keselamatan kerja

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Perencanaan Kontrol Kecelakaan Kerja Menuju Zero Accident Pada Industri Pabrik Gula NBH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

ANALISIS RISIKO KUALITAS PRODUK PADA PROSES PRODUKSI SEMEN DI PT SEMEN GRESIK PABRIK TUBAN I

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan pada periode berikutnya. Jika tidak dilakukan penentuan. solusi terbaik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

ANALISIS PENYEBAB LOSSES

PENGENDALIAN BAHAYA KERJA DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS PADA PENERIMAAN AFVAL LOKAL BAGIAN WAREHOUSE DI PT. ST

MANAJEMEN RESIKO KERUSAKAN DI UNIT PENGEMASAN PT. SEMEN INDONESIA, Tbk, PABRIK TUBAN

ANALISIS K3 (KESEHATAN KESELAMATAN KERJA ) DI BAGIAN PROSES PRODUKSI KERTAS INDUSTRI DI PT. DASECTA. Oleh :

BAB III. FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh: LIBER SIBARANI NIM:

BAB I PENDAHULUAN. mengimpor dari luar negeri. Hal ini berujung pada upaya-upaya peningkatan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan.

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh : GIO FANDRI TARIGAN NIM.

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak terpisahakan dari keberhasilannya, sadar akan pentingnya

Transkripsi:

Analisis Risiko K3 Pada Proses Produksi Gula Dengan Pendekatan FMEA Evi Yuliawati, ST., MT Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl. Arief Rachman Hakim No. 100 Surabaya Telepon (031) 5945043 ekst 847 E-mail : evi_y_widodo@yahoo.com Abstrak Risiko kecelakaan kerja bisa saja terjadi pada semua level pekerjaan, baik itu pekerjaan yang bersifat fisik maupun non-fisik. Secara umum sasaran utama dari kecelakaan kerja adalah karyawan/operator. Setiap kecelakaan yang terjadi selalu menimbulkan kerugian seperti jumlah jam kerja yang hilang, produktivitas menurun dan menurunnya keuntungan perusahaan. Untuk itu dibutuhkan pengelolaan sumber daya manusia yang baik agar risiko-risiko kecelakaan kerja tersebut tidak terlalu besar. Pada penelitian ini dilakukan analisis risiko K3 pada proses produksi Pabrik Gula yang terletak di wilayah Jawa Timur. Langkah awal adalah mengidentifikasi potensi penyebab risiko K3 yang berkaitan dengan kecelakaan kerja yang seringkali terjadi pada proses produksi. Setelah itu dilakukan penilaian terhadap risiko yang muncul tersebut, dan kemudian akan dicari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya risiko tersebut. Jumlah tenga kerja yang terlibat pada masa giling tahun 2011 berjumlah sekitar 1000 orang, 44% mengenyam pendidikan hanya sampai tingkat Sekolah Dasar, dan 31% usianya diatas 50 tahun. Pada penelitian ini teridentifikasi risiko K3yang berkaitan dengan proses produksi, yaitu kualitas produk kurang, kecelakaan kerja dan output produk terbatas. Dan berdasarkan perhitungan nilai RPN diperoleh risiko dominan adalah risiko kecelakaan kerja, dengan nilai 265. Kemudian Ishikawa Diagram digunakan untuk mengidentifkasi faktor yang menyebabkan munculnya risiko kecelakaan kerja. Faktor penyebab itu dikategorikan dalam 5 faktor yaitu karena faktor tenaga kerja (man), mesin (machine), bahan baku (material), metode (method) dan lingkungan (environment). Sebagai langkah terakhir dalam penelitian ini adalah memberikan saran perbaikan. Ada tiga hal yaitu meningkatkan kesadaran kepada pekerja tentang pentingnya K3, melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat K3 yang minimal disyaratkan yaitu masker dan sarung tangan dan modifikasi peralatan untuk meningkatkan produktivitas kerja. Kata Kunci : K3, Kecelakaan Kerja, Analisis Risiko, Ishikawa Diagram Pendahuluan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di tempat kerja adalah upaya untuk mewujudkan suasana dan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat untuk para pekerja. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi baik barang dan jasa. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja mengingat risiko bahayanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang lebih maju dan mutakhir. Namun sampai saat ini masih banyak perusahaan yang mengabaikan masalah K3, sehingga terjadinya risiko kecelakaan kerja pada pekerjaan tidak bisa dihindari. Secara umum sasaran utama dari kecelakaan kerja adalah karyawan/operator. Setiap kecelakaan yang terjadi selalu menimbulkan kerugian seperti jumlah jam kerja yang hilang, produktivitas menurun dan menurunnya keuntungan perusahaan. PG. Watoetoelis adalah salah satu unit usaha yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara X (Persero). Produk yang dihasilkan berupa gula pasir, tetes, ampas serta blotong (berupa limbah). Gula yang dihasilkan adalah gula kristal putih atau yang dikenal sebagai gula SHS. Gula SHS yang dihasilkan memiliki standart ICUMSA, yaitu: warna 150, kadar air 0,01%, pol 99,8%, ukuran butiran 1,1 mm. Tetes yang dihasilkan

dijual ke pabrik MSG antara lain Ajinomoto, Sasa, Miwon. Selain itu juga dijual ke pabrik alkohol. Ampas yang dihasilkan biasanya digunakan untuk bahan bakar sedangkan blotong digunakan untuk pupuk dan bahan bakar. Bahan baku pembuatan gula tersebut adalah tebu rakyat Indonesia (TRI) dan juga tebu sendiri yang ditanam pada lahan yang disewa dari masyarakat setempat. Perusahaan perlu mengetahui dan memahami kategori risiko serta kondisi yang mendorong risiko [2]. Menurut [4] identifikasi risiko adalah tahap yang penting dalam proses manajemen risiko dan mereka mereferensikan framework Knowlegde Based System (KBS) untuk memudahkan proses ini. Framework yang merupakan cabang dari ilmu kecerdasan buatan ini dapat mengurangi usaha dan waktu dalam identifikasi risiko. Ia dikenal sebagai alat yang baik untuk mendukung manajemen risiko disamping proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis risiko K3 pada proses produksi gula, sedangkan tujuan yang akan dicapai adalah pertama mengidentifikasi potensi penyebab risiko K3 yang mungkin terjadi selama proses produksi gula berlangsung, kemudian melakukan penilaian terhadap risiko yang telah teridentifikasi untuk menentukan risiko yang dominan, mencari faktor penyebab timbulnya risiko, dan yang terakhir menyusun alternatif rencana perbaikan untuk mencegah atau mengurangi kerugian akibat terjadinya risiko dominan. Metodologi Penelitian Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini dapat diurutkan sebagai berikut : 1. Tahap Identifikasi Potensi Penyebab Risiko Identifikasi potensi penyebab risiko dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan selama periode penelitian. Hasil pengamatan kemudian didiskusikan dengan pihak perusahaan untuk mendapatkan validasi dan data sekunder yang mendukung. 2. Tahap Penilaian Risiko Penilaian risiko dilakukan dengan menggunakan pendekatan FMEA (Failure Mood Effect and Analysis). Setelah validasi dari tahap sebelumnya diperoleh, kemudian dilakukan penilaian terhadap masing-masing potensi penyebab. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk mendapatkan penilaian S (severity), O (occurance), D (detection) untuk masing-masing potensi penyebab yang sudah terbentuk. Perhitungan nilai RPN (Risk Priority Number) dari masing-masing potensi penyebab dilakukan dengan mengalikan antara nilai S, O, dan D. Nilai RPN kemudian diurutkan berdasarkan nilai tertinggi. Risiko yang memiliki potensi penyebab dengan nilai RPN tertinggi ditetapkan sebagai risiko yang dominan. 3. Tahap Identifikasi Penyebab Resiko Dominan Setelah risiko dominan teridentifikasi langkah selanjutnya adalah mencari penyebab dari risiko tersebut. Pada penelitian ini identifikasi penyebab risiko dominan dilakukan dengan menggunakan Ishikawa Diagram atau yang sering juga disebut dengan Diagram Tulang Ikan. 4. Tahap Penyusunan Alternatif Rencana Perbaikan Tahap ini dilakukan untuk memberi masukan kepada perusahaan tentang usaha perbaikan yang perlu dilakukan untuk mengurangi terjadinya kerugian akibat terjadinya risiko dominan. Hasil dan Pembahasan Berikut adalah gambar proses produksi PG. Watoetoelis. Gambar 1 Proses Produksi PG.Watoetoelis Dalam pelaksanaan proses produksi gula di PG.Watoetoelis, mulai dari bahan baku tebu sampai menjadi gula dilakukan proses yang berurutan, yaitu : 1. Stasiun Penimbangan 2. Stasiun gilingan 3. Stasiun Pemurnian. 4. Stasiun penguapan. 5. Stasiun masakan. 6. Stasiun putaran. 7. Stasiun penyelesaian. Beberapa peralatan K3 yang tersedia untuk digunakan oleh pekerja di PG. Watoetoelis adalah: 1. Masker Penggunaan masker digunakan untuk melindungi pekerja dari beberapa ancaman kecelakaan seperti kandungan bahan kimia yang dapat mengeluarkan gas atau bau yang dapat mengakibatkan sesak nafas, penyakit saluran pernafasan hingga keracunan. 2. Pelindung mata/kaca mata Suatu alat keselamatan kerja yang penting karena dapat melindungi pekerja pada saat melakukan kegiatan operasional dari ancaman terkenanya mata oleh cairan kimia yang mungkin berbahaya sehingga terjadinya kecelakaan dapat dicegah. Adapun akibat yang

ditimbulkan adalah gangguan pengelihatan hingga kebutaan. 3. Sarung tangan plastik Sarung tangan plastik berfungsi untuk melindungi kulit karena pekerja berinteraksi langsung dengan bahan kimia sehingga efek yang disebabkan oleh bahan kimia tidak akan terjadi seperti gatal-gatal, kulit mengelupas dan sebagainya. 4. Katelpak (anti air) Penggunaan katelpak dengan bahan dari plastik dapat melindungi pekerja dari kotoran/noda yang disebabkan dari bahan kimia atau bahan baku lain sehingga kotoran tidak dapat langsung mengenai pakaian ataupun mengenai kulit pekerja. Katelpak dari bahan plastik akan dapat dengan mudah dibersihkan karena bahan kimia tidak akan meresap pada permukaan plastik. Katelpak digunakan pekerja selama melakukan kegiatan operasional. 5. Helm proyek Penggunaan helm penting dikarenakan lokasi lingkungan kerja dengan menggunakan mesinmesin besar dan tua. 6. Sepatu booth Sepatu ini digunakan pada lokasi yang basah dan lokasi yang dimana dapat membahayakan kaki. Secara garis besar sebab kecelakaan kerja di PG. Watoetoelis digolongkan menjadi 2 : 1. Kecelakaan kerja yang disebabkan tindakan perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan, diantaranya adalah: a. Malakukan kegiatan atau aktivitas tidak sesuai dengan aturan. b. Tidak memakai perlengkapan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). c. Pemakaian peralatan keamanan tidak sesuai dengan standart kemanan dan lain-lain. 2. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak aman. Dimana dalam hal ini adalah keadaan lingkungan kerja yang mempunyai resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Misalnya: penggunaan mesin-mesin berat. Berikut adalah langkah beserta hasil yang diperoleh dari urutan penelitian yang dilakukan : 1. Tahap Identifikasi Potensi Penyebab Risiko Penilai risiko berasal dari intern perusahaan dengan dibantu oleh petugas lain yang berkompeten baik dalam pengetahuan, kewenangan maupun kemampuan lainnya yang berkaitan. Prinsip utamanya adalah melihat, mendengar dan mencatat semua keadaan di tempat kerja baik mengenai bagian kegiatan, proses, bahan, jumlah pekerja, kondisi lingkungan, cara kerja, teknologi pengendalian, alat pelindung diri dan hal lain yang terkait. Pada tahap ini Kepala Bagian Pengolahan yang banyak berperan. Karena sesuai lingkup penelitian bahwa potensi risiko yang akan dibangkitkan adalah pada proses produksi atau pengolahan. Tabel 1 Hasil Identifikasi Potensi Penyebab dan Efek yang Ditimbulkan No Potensi Penyebab Efek yang ditimbulkan 1 Tuas pembuangan UAP tidak diangkat 2 Beban melebihi kapasitas Kecelakaan kerja 3 Pekerja tidak melihat indikator Kecelakaan kerja tenaga 4 Pekerja tidak memakai masker Kecelakaan kerja 5 Pekerja tidak mematuhi Standar Kecelakaan kerja Operasional Prosedur 6 Kesalahan tukang masak Output produk terbatas 7 Kurangnya pemberian air 8 Tali katrol terputus Kecelakaan kerja 9 Putaran mesin giling tidak stabil Output produk terbatas 10 Ada bocoran peralatan pembuat Kecelakaan kerja gas SO2 11 Peralatan pemanas ada yang Kecelakaan kerja bocor 12 Kapasitas alat kurang memadai Output produk terbatas 13 Udara pengering kurang 14 Bahan olahan tidak memenuhi standar 15 Kualitas masakan A kurang bagus 16 Posisi pengangkatan kurang Kecelakaan kerja benar 17 Lingkungan kerja yang berdebu Kecelakaan kerja 2. Tahap Penilaian Risiko Penilaian dilakukan dengan memberikan nilai SOD untuk setiap potensi penyebab risiko. a) Severity / Pengaruh buruk (S) : Besarnya efek atau dampak yang disebabkan kesalahan yang akan mempengaruhi output proses. b) Occurance / Tingkat Keseringan (O) : perkiraan subjektif tentang probabilitas atau frekuensi kejadian kegagalan. c) Detection / Tingkat deteksi (D) : kemampuan mendeteksi kesalahan sebelum efek dari kesalahan tersebut benar-benar tejadi Nilai SOD antara 1 sampai 10, dimana semakin besar nilai maka makin tinggi dampak/ frekuensi/kesulitan pendeteksiannya. Berikut adalah hasil yang diperoleh dari kuesioner Tabel 2 Nilai RPN berdasarkan Risiko yang ditimbulkan No Risk Factor Potential Failure Mode RPN 1 Kualitas produk Tuas pembuangan UAP 90 kurang tidak diangkat 2 Kurangnya pemberian 20 air 3 Udara pengering kurang 30 4 Bahan olahan tidak 27 memenuhi standar

5 Kualitas masakan kurang bagus 24 6 Kecelakaan kerja Beban melebihi 1 kapasitas 7 Pekerja tidak melihat 36 indikator tenaga 8 Pekerja tidak memakai 245 masker 9 Pekerja tidak mematuhi 27 Standar Operasional Prosedur 10 Tali katrol terputus 1 11 Peralatan pemanas ada yang bocor 40 12 Posisi pengangkatan 32 kurang benar 13 Ada bocoran peralatan 8 pembuat gas SO2 14 Lingkungan kerja yang 60 berdebu 15 Output produk Kesalahan tukang masak 64 16 terbatas Putaran mesin giling 120 tidak stabil 17 Kapasitas alat kurang 168 memadai Selanjutnya untuk menentukan risiko yang dominan dilakukan dengan memberikan rangking pada nilai RPN mulai dari yang terbesar. Tabel 3 Rangking Risiko Berdasarkan Nilai RPN No. RPN Risk Factor 1. 245 Kecelakaan kerja 2. 168 Output produk terbatas 3. 120 Output produk terbatas 3. Tahap Identifikasi Penyebab Resiko Dominan Berdasarkan nilai RPN terbesar diperoleh risiko yang dominan adalah kecelakaan kerja dan output produk terbatas. Berikut ini adalah faktor-faktor yang memicu munculnya risiko dominan tersebut. Tabel 4 Risiko Dominan dan Penyebab yang Mendahuluinya No Faktor Risiko Potensi Penyebab RPN 1 Kecelakaan kerja Beban melebihi 1 kapasitas Pekerja tidak melihat 36 indikator tenaga Pekerja tidak memakai 245 masker (*) Pekerja tidak mematuhi 27 Standar Operasional Prosedur Tali katrol terputus 1 Peralatan pemanas ada 40 yang bocor Posisi pengangkatan 32 kurang benar Ada bocoran peralatan 8 pembuat gas SO2 Lingkungan kerja yang berdebu Berikut uraian bagaimana risiko kecelakaan kerja harus diberi penanganan khusus karena memiliki nilai RPN yang terbesar. Pembahasan dilakukan berdasarkan kategori seperti pada Ishikawa Diagram. 1. Man (Manusia) suatu kecelakaan kerja pada manusia adalah kurangnya pengalaman kerja. Di PG. Watoetoelis untuk faktor manusia rata-rata mereka sudah berpengalaman akan tetapi disana para pekerja lapangan rata-rata berpendidikan rendah, jadi mereka sangat sulit untuk menerima masukan dari orang-orang yang lebih muda, yang seolah-olah mereka jauh lebih berpengalaman di bandingkan dengan yang lebih muda. 2. Method (Metode) suatu kecelakaan kerja pada metode kerja adalah kurangnya pengawasan kerja dan prosedur kerja yang salah. Contoh : Dalam pemindahan bahan baku dari tempat satu ke tempat yang lain seharusnya diperlukan pengecekan lebih dari satu kali agar suatu kecelakaan kerja dapat terhindari. 3. Machine (Mesin/Peralatan) suatu kecelakaan kerja pada peralatan adalah minimnya peralatan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang digunakan. Di PG. Watoetoelis menyediakan peralatan K3 dengan jumlah terbatas, kecuali untuk masker dan sarung tangan, tetapi pada kenyataannya perlengkapan yang telah disediakan tidak sering dipakai. Hal demikian dapat mengakibatkan para pekerja akan mengalami gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja. Karena seringnya para pekerja berinteraksi lagsung dengan bahan kimia tanpa menggunakan alat pelindung diri. Selain itu mesin-mesin yang digunakan pada PG. Watoetoelis sudah sangat tua sehingga, kecelakaan kerja karena kurang berfungsinya mesin dengan baik sering terjadi. Hal itu sulit untuk diantisipasi karena mesin atau komponen pendukung yang dijual di pasaran tidak lagi suport dengan mesin-mesin yang digunakan pada saat ini. 4. Material (Bahan baku) suatu kecelakaan kerja pada material adalah biasanya pada waktu pengangkatan pekerja keruntuhan tebu di karenakan tebu yang bagian atas terlalu pendek sehingga mudah sekali untuk runtuh kebawah. 60

5. Environment (Lingkungan kerja) Lingkungan kerja yang baik akan memberikan kenyamanan dan ketenangan dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga terajadinya suatu kecelakaan kerja dapat dihindari. Di PG. Watoetoelis memiliki lingkungan kerja yang kurang baik dikarenakan pabrik tersebut sudah terlalu tua dan lingkungannya juga sangat mengkhawatirkan. 4. Tahap Penyusunan Alternatif Rencana Perbaikan Setelah mengidentifikasi penyebab-penyebab terjadinya risiko dominan, kemudian disusun alternatif rencana perbaikan yang akan disampaikan kepada pihak PG. Watoetoelis. Di PG. Watoetoelis sebagian besar pekerjanya tidak memakai masker dikarenakan kesadaran akan K3 kurang. Maka diusulkan untuk meningkatkan kesadaran pekerja tentang K3 dengan memberikan informasi tentang manfaat serta dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak mematuhi aturan K3. Melakukan pengawasan terhadap penggunaan alat-alat K3 yang menjadi syarat minimal yaitu masker dan sarung tangan. Karena tidak dimungkinkan untuk membeli mesin pelengkap untuk mendukung mesin yang sudah ada, maka sebaiknya dilakukan perakitan atau modifikasi mesin sendiri meski harga relatif lebih mahal. Kesimpulan Hasil dari penelitian menunjukkan : 1. Risiko yang teridentifikasi ada 3 yaitu kualitas produk kurang, kecelakaan kerja dan output produk terbatas. 2. Risiko dengan nilai RPN tertinggi diperoleh oleh risiko kecelakaan kerja dengan faktor penyebab pekerja tidak memakai masker yaitu dengan nilai 265 3. Hasil dari Ishikawa Diagram menunjukkan bahwa risiko kecelakaan kerja terjadi karena faktor tenaga kerja (man), mesin (machine), bahan baku (material), metode (method) dan lingkungan (environment). Faktor tenaga kerja yang berperan dalam menimbulkan risiko adalah rata-rata tingkat pendidikan pekerja rendah dan kurangnya kesadaran pekerja terhadap alat-alat penunjang K3, seperti masker dan sarung tangan. Faktor metode adalah kurangnya pengawasan kerja dan kesalahan dalam prosedur kerja. Faktor mesin, risiko dapat terjadi karena alat-alat penunjang K3 jumlahnya terbatas. Sedangkan penyebab dari faktor bahan baku adalah ukuran tebu yang tidak seragam, dan untuk faktor lingkungan terjadi karena lingkungan kerja yang kurang baik dikarenakan pabrik tersebut sudah terlalu tua. 4. Usulan perbaikan yang diberikan adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kesadaran kepada pekerja tentang pentingnya K3. b. Dilakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat K3 yang disyaratkan yaitu masker dan sarung tangan. c. Modifikasi peralatan untuk meningkatkan produktivitas kerja. Daftar Pustaka [1] AS/NZS 4360 (2004), 3rd Edition The Australian And New Zealand Standard on Risk Management, Broadleaf Capital International Pty Ltd, NSW Australia. [2] Chopra, Sunil and Meindl, Peter (2004), Supply Chain Management:Strategy, Planning and Operation, Prentice Hall, New Jersey. [3] Darma, Eka R (2009) Identifikasi Penyebab Kecelakaan Kerja Menggunakan Fault Tree Analysis Pada Proyek Pembangunan The Adiwangsa Surabaya, Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan FTSP-ITS, Surabaya [4] Karningsih, P. D, Kayis, B., Kara, S. (2007), Risk Identification in Global Manufacturing Supply Chain, International Seminar on Industrial Engineering dan Management, Jakarta, 1978-774 [5] Ramli, Soehatman, (2010) Pedoman praktis Manajemen Risiko dalam prespektif K3 OHS Risk Management, Dian Rakyat, Jakarta [6] Suara Karya, (2010), Angka Kecelakaan Kerja di Indonesia Masih Tinggi, Semarang. (www.bataviase.co.id, diakses 23 mei 2010)