Robot Bergerak Penjejak Jalur Bertenaga Sel Surya

dokumen-dokumen yang mirip
AN-0011 LINE TRACKER ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN UNIVERSAL DELTA ROBO KITS

DT-51 Application Note

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

MERANCANG ROBOT PENJEJAK GARIS DENGAN MENGGUNAKAN DELTA ROBO KITS DAN DST-R8C STAMP

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

SISTEM ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PEMADAM API BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51. Budi Rahmani, Djoko Dwijo Riyadi ABSTRAK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

ROBOT LABA-LABA PENJEJAK GARIS (HEXAPOD LINE FOLLOWER)

ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API

APLIKASI METODE HILL CLIMBING PADA STANDALONE ROBOT MOBIL UNTUK MENCARI RUTE TERPENDEK

BAB III PERANCANGAN ALAT

Implementasi Metode Simulated Annealing pada Robot Mobil untuk Mencari Rute Terpendek

RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS (LINE FOLLOWER) MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH (PHOTODIODE)

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Perancangan Robot Pengikut Garis Sederhana Sebagai Perangkat Pelatihan Tingkat Pemula

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. eletronis dan software kontroler. Konstruksi fisik line follower robot didesain

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN KECERDASAN-BUATAN ROBOT PENCARI JALUR

RANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar

BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakansanakan mulai bulan Januari 2014 Juni 2014, bertempat di

ROBOT PENGIKUT GARIS DENGAN SENSOR INFRA MERAH BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52 TUGAS AKHIR

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB I PENDAHULUAN. Inggris, Jepang, Perancis) berlomba-lomba untuk menciptakan robot-robot

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

Rancang Bangun Robot Leader Dan Robot Follower Dengan Sistem Navigasi Sensor Infra Merah

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

IMPLEMENTASI METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING PADA MIKROKONTROLER MCS51 UNTUK ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

RANCANG BANGUN GERAK ROBOT PEMINDAH BARANG BERDASARKAN JALUR GARIS HITAM DENGAN BASIS MIKROKONTROLER AT89S52

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR

PERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI

Intisari. Kata kunci: mikrokontroler, sensor panjang, mesin pemilah, kayu, sinyal

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN ALAT

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION

Perancangan Dan Pembuatan Robot Beroda Dan Berlengan Yang Dilengkapi Dengan Kamera Video Berbasis Mikrokotroler AT89S51

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. sederhana, ditunjukan pada blok diagram dibawah ini.

EMDEDDED ARRAY SENSOR UNTUK LINE FOLLOWING ROBOT

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Crane Hoist (Tampak Atas)

RANCANG BANGUN DETEKTOR KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

Robot Pembawa Barang Berbasis Mikrokontroler ATMega8535L Dengan Pengendali Remote

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

USER MANUAL LEGO LINE FOLLOWING MATA DIKLAT : SISTEM OTOMASI DAN PENGENDALIAN ELEKTRONIKA

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BABI PENDAHULUAN. Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang, tujuan, perumusan

PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM PENJEJAK MATAHARI UNTUK MENGOPTIMALKAN PENYERAPAN ENERGI SURYA PADA SOLAR CELL

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

RANCANG BANGUN PENGENDALIAN MOTOR PENGGERAK MOBIL LISTRIK DESIGN AND BUILD CONTROLLER MOTOR DRIVER ELECTRIC CAR

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN PEMASANGAN SENSOR GELOMBANG ULTRASONIK UNTUK APLIKASI ROBOT ANTI-BENTUR

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik

BAB I PENDAHULUAN. berbagai proses pengendalian. Keterbatasan keterbatasan tersebut lambat laun

BAB III PERANCANGAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras ( Hardware Mikrokontroler BS2p40

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB V ANALISIS DAN UJI COBA. Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa pada hardware

Transkripsi:

Robot Bergerak Penjejak Jalur Bertenaga Sel Surya Indar Sugiarto, Dharmawan Anugrah, Hany Ferdinando Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra Email: indi@petra.ac.id, hanyf@petra.ac.id Abstract Pada makalah ini dipresentasikan sebuah robot bergerak penjejak jalur (line tracker mobile robot) yang tenaga penggeraknya memanfaatkan energi matahari, yaitu dengan menggunakan sel surya sebagai pengubah energi matahari tersebut menjadi energi listrik. Robot mobil ini dikendalikan oleh sebuah microcontroller AT89C2051 untuk menggerakkan dua buah motor DC, dan sebagai sensornya digunakan photoreflector. Dari hasil pengujian, robot bergerak penjejak jalur ini dapat mengikuti garis hitam pada arena lintasan putih dengan sudut belokan minimum 80. Mobile robot ini berukuran 25,4 19,2 6,2 cm dengan berat 531 gram dan konsumsi arus saat pada lintasan lurus ± 57 ma dan saat mobile robot melakukan belokan ± 156 ma (untuk sudut belokan 75 ). Lebar lintasan hitam yang digunakan selebar 1,5 cm. Tegangan kerja yang digunakan adalah +3 volt DC. Kekurangan mobile robot terletak pada roda belakang yang kurang dapat bergerak bebas sehingga menghambat pergerakkan dari mobile robot. 1. Pendahuluan Energi matahari sangat efektif jika digunakan sebagai sumber energi untuk menjalankan sebuah device dimana tempat device tersebut berada, banyak mendapatkan sinar matahari. Sebagai contoh, sinar matahari yang telah dikonversi menjadi energi listrik oleh sel surya dapat digunakan sumber tenaga bagi robot bergerak untuk keperluan eksplorasi sebuah planet di luar bumi [1]. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang bagaimana cara mengaplikasikan sel surya sebagai sumber tenaga penggerak bagi sebuah robot bergerak yang diprogram untuk berjalan menelusuri jejak yang sudah ditentukan. Robot bergerak tersebut memanfaatkan mikrokontroler AT89C2051 sebagai pengendali utamanya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplorasi dan mencari peluang-peluang pengembangan lebih lanjut dari sebuah robot bergerak yang nantinya dapat diterapkan sebagai wahana penjelajah yang berhubungan dengan penelitian luar angkasa. Dalam penelitian ini, dikembangkan sebuah prototipe robot bergerak yang dilengkapi dengan sensor photoreflector P5587 Hamamatsu, 6 buah sel surya monocrystalline, sebuah sel surya polycrystalline, dan penggerak roda berupa motor DC dari LEGO Mindstorm [2]. 2. Disain dan Implementasi Disain dari sistem mobile robot ini meliputi 2 bagian, yaitu bagian perangkat keras dan perangkat lunak. Sebagai bagian dari penelitian awal, sumber tegangan dari mobile robot ini didapatkan dari sel surya tanpa disimpan dalam baterei. Pengaturan pergerakkan mobile robot dilakukan secara otomatis oleh mikrokontroler, dimana sumber tegangan dari mikrokontroler juga berasal dari sel surya. Dalam pengaturan gerak dari mobile robot ini mikrokontroler bergantung dari masukan dua buah sensor photoreflector. Kemudian output dari mikrokontroler tersebut dihubungkan dengan sebuah driver motor yang menggerakkan dua buah motor DC dari LEGO Mindstorm untuk menjalankan mobile robot. Secara keseluruhan sistem ini dapat digambarkan dalam sebuah diagram blok sebagai berikut. Gambar 1. Diagram sistem line tracker mobile robot.

Jalur yang akan dilalui oleh mobile robot ini ditandai oleh sebuah garis hitam. Sedangkan untuk background dari arena digunakan warna putih. Photoreflector tipe P5587 sebagai detektor jalur tersebut bekerja dengan cara memancarkan sinar infra merah dan mendeteksi pantulan sinar infra merah tersebut. Photoreflector tipe P5587 ini akan mengeluarkan logika high pada permukaan yang terang (putih) dan sebaliknya akan mengeluarkan logika low pada permukaan yang gelap (hitam). Sensor ditempatkan secara menggantung pada bagian bawah kerangka mobile robot, sehingga dapat berhadapan langsung dengan lintasan yang akan dibaca. Jarak antara sensor dengan lantai berkisar ± 3 mm, sedangkan jarak antara sensor kiri dengan sensor kanan berkisar ± 1,7 cm, disesuaikan dengan lebar lintasan. Berikut ini adalah disain perangkat keras dari mobile robot tersebut. Gambar 3. Disain mobile robot tampak samping. Pada penelitian ini digunakan dua buah motor DC dari Lego Mindstorm. Satu motor untuk roda sebelah kiri dan motor yang lain untuk roda sebelah kanan. Masingmasing motor dikendalikan dengan menggunakan H- bridge. Hal ini dilakukan agar kedua motor DC dapat berputar maju maupun mundur yang diperlukan saat mobile robot melakukan belokan. Berikut adalah disain dari H-bridge untuk kedua motor tersebut dan hubungannya dengan sinyal kendali dari mikrokontroller. Gambar 2. Disain mobile robot tampak atas. Gambar 4. Disain H-bridge pengendali motor DC. Gambar 3. Disain mobile robot tampak depan. Tabel 1. Disain H-bridge untuk arah putar motor Port Transistor Arah Putar Motor P1.2 P1.3 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 0 0 0 1 1 0 1 1 Berhenti Berputar berlawanan jarum jam Berputar searah jarum jam Berhenti Sumber tegangan untuk mobile robot ini adalah tujuh buah sel surya yang terdiri dari enam buah sel surya jenis monocrystalin, masing-masing dengan tegangan dan arus maksimum ± 1 V dan 150 ma serta

ditambah sebuah sel surya jenis polycrystallin dengan tegangan dan arus maksimum ± 3 V dan 150 ma. Salah satu alternatif perangkaian tujuh buah sel surya tersebut ditunjukkan pada gambar 5, yaitu dengan dihubungkannya secara seri dan paralel sehingga didapatkan tegangan output maksimal 3 V dan arus ± 450 ma. Tegangan maksimal ini didapatkan dengan sudut penyinaran yang tegak lurus dengan sel surya tersebut. Gambar 5. Perangkaian Sel Surya untuk Mobile Robot Robot bergerak dengan logika yang ditentukan oleh status dari sensor inframerah kanan dan kiri. Program robot akan selalu membaca status sensor, bagaimana letak dari sensor kanan maupun sensor kiri terhadap jalur yang dijejak. Terdapat 4 kemungkinan kondisi sensor, yaitu: kedua sensor berada pada lintasan yang berwarna putih (terang), salah satu sensor berada pada lintasan putih sedangkan sensor yang lain berada pada lintasan yang berwarna hitam (gelap), dan yang terakhir kondisi dimana kedua sensor berada pada lintasan hitam. Pengecekan sensor didahului dengan pengecekan sensor kanan terlebih dahulu setelah itu baru dilanjutkan dengan pengecekan sensor kiri. Alur program selengkapnya ditunjukkan pada gambar 6 berikut. Pengecekan tersebut dilakukan terus-menerus dengan proses looping. Setiap kondisi dari sensor akan mempengaruhi arah putar dari roda mobile robot. 3. Pengujian Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian pada sel surya yang digunakan, hasil pembacaan sensor pada lintasan hitam maupun putih, pengujian kecepatan dari mobile robot, dan proses tracking yang dilakukan oleh mobile robot. Koneksi antar sel surya sangat perlu untuk diketahui sehingga dari koneksi tersebut dapat dihasilkan tegangan dan arus yang maksimum. Pengujian dilakukan dengan menggunakan 6 buah sel surya monocrystalline dengan tegangan dan arus maksimum masing-masing ± 1 V dan 150 ma. Unit of irradiance dari sinar matahari saat pengujian dilakukan adalah antara 522 587 W/m 2. Terdapat 3 koneksi antar sel surya yang digunakan untuk pengujian, yaitu: seri, parallel, dan seri-parallel. Konfigurasinya ditunjukkan pada gambar 7 dan hasilnya disarikan dalam tabel 2. (a) (b) (c) Gambar 7. Konfigurasi sel surya yang diuji dalam percobaan: (a) seri, (b) parallel, (c) seri-parallel. Tabel 2. Hasil pengujian konfigurasi sel surya Konfigurasi Tegangan max Arus max Seri 6,03 V 143,3 ma Parallel 1,04 V 500 ma Seri-parallel 3,19 V 400 ma Gambar 6. Diagram alir dari program mobile robot Dari hasil pengujian menggunakan konfigurasi sel surya yang berbeda-beda dapat disimpulkan bahwa koneksi antar sel surya yang terbaik adalah hubungan seri parallel. Tegangan yang dihasilkan cukup untuk mengaktifkan mikrokontroller dan arus yang dihasilkan juga cukup untuk menyalakan motor DC. Dengan menggunakan konfigurasi seri-parallel tersebut, selanjutnya dilakukan pengujian kecepatan mobile robot. Pengujian kecepatan dari mobile robot ini adalah dengan menghitung waktu yang diperlukan oleh mobile robot tersebut untuk mencapai jarak sejauh 100

centimeter dalam lintasan berbentuk garis lurus. Tujuannya adalah mencari kecepatan maksimum dari gerak mobile robot. Pengujian dilakukan sepuluh kali untuk mengetahui kecepatan maksimum rata-rata dengan kondisi unit of irradiance dari sinar matahari saat pengujian dilakukan adalah antara 556 578 W/m2. Hasilnya ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3. Pengujian kecepatan mobile robot. Pengujian Waktu yang Dibutuhkan (detik) 1 5,78 2 5,32 3 5,33 4 5,66 5 5,38 6 5,37 7 5,97 8 5,85 9 5,57 10 5,83 Rata-rata 5,606 Gambar 9. Kurva performa mobile robot dalam menjejak jalur berbelok. Dengan demikian dapat diketahui kecepatan dari mobile robot tersebut adalah sebesar 0,178 meter/detik. Parameter lain yang diuji adalah tingkat keakuratan mobile robot dalam menjejak jalur berbelok. Pengujian dilakukan untuk mengetahui sudut lintasan minimum dengan jari-jari tertentu yang dapat dilalui oleh mobile robot. Lebar lintasan hitam yang digunakan untuk pengujian 1,5 cm. Dilakukan 10 kali pengujian untuk setiap besar sudut yang digunakan untuk menentukan apakah mobile robot benar-benar dapat melewati sudut lintasan tersebut dengan baik. Pengujian dilakukan saat unit of irradiance dari sinar matahari sebesar 300 400 W/m 2. Acuan sudut yang digunakan untuk pengujian sudut lintasan ditunjukkan oleh pada gambar 8. Gambar 8. Acuan pengujian sudut lintasan mobile robot. Tabel 4. Intisari pengujian sudut lintasan Sudut belokan Prosentase keberhasilan Konsumsi arus listrik 150 100% 74 ma 120 100% 85 ma 90 100% 122 ma 80 80% 141 ma 75 50% 156 ma Gambar 10. Pengujian lintasan dengan sudut belokan 75 Dari tabel hasil pengujian terlihat bahwa mobile robot tidak dapat berjalan dengan baik dengan hanya 50% keberhasilan bila melewati sudut belokan 75. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mobile robot dapat berbelok dengan baik bila sudut lintasan lebih besar dari 75. Konsumsi arus saat mobile robot berjalan pada lintasan lurus ± 57 ma, dan saat melakukan belokan 75 adalah ± 156 ma. 4. Kesimpulan Sebuah studi tentang robot bergerak (mobile robot) penjejak garis yang memanfaatkan sel surya secara langsung untuk menggerakkan rangkaian pengendali sekaligus motornya telah dipaparkan. Setelah robot dirancang dan dilakukan pengujian maka didapatkan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut. Mobile robot ini mempunyai dimensi sebesar 25,4 19,2 6,2 cm, berat 531 gram, konsumsi arus saat pada lintasan lurus ± 57 ma, serta saat mobile robot melakukan belokan ± 156 ma (untuk sudut belokan 75 ). Tegangan yang dihasilkan 7 buah sel surya untuk power dari mobile robot adalah ± 3,19 volt DC, cukup untuk menyalakan sistem mikrokontroler AT89C2051. Penempatan sensor pada mobile robot ini, yaitu jarak antara sensor dari lintasan

menentukan respon dari sensor tersebut. Pada mobile robot ini digunakan jarak yang sesuai dengan datasheet, yaitu ± 3 mm dari lintasan. Lebar lintasan hitam yang digunakan selebar 1,5 cm. Kekurangan dari mobile robot ini terletak pada roda belakang yang kurang dapat bergerak bebas sehingga menghambat pergerakkan dari mobile robot tersebut. Hasil dari penelitian ini akan dikembangkan untuk memperbaiki performa dari mobile robot misalkan dengan penambahan baterai rechargeable sebagai penyimpan energi pada mobile robot. References [1] S. Roberts, Solar Electricity, UK : Prentice Hall International Ltd, 1991. [2] E. Wise, Robotics Demystified, USA: McGraw-Hill Book CO., 2005. [3] F.D. Pettuzella, Industrial Electronics, USA: McGraw-Hill Book Co.,1996.