RAPAT KOORDINASI DAN SUPERVISI

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA

MEDAN, 25 MARET 2015 OLEH : GUBERNUR ACEH

TRANSPARANSI DAN PENCEGAHAN KORUPSI DI SEKTOR INDUSTRI PERTAMBANGAN

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI MINERAL DAN BATUBARA

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015

PELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR

KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA 19 PROVINSI DI INDONESIA. Kedeputian Bidang Pencegahan

SOSIALISASI DAN SEMINAR EITI PERBAIKAN TATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERBA

Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015

PROGRES IMPLEMENTASI 5 (LIMA) SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PENGELOLAAN PNBP SDA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA. Biro Keuangan Kementerian ESDM

UPAYA MEWUJUDKAN 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP MINERBA DI SUMATERA BARAT

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

PENYELAMATANSUMBER SEKTORKELAUTAN,PERTAMBANGAN,KEHUTANANDANPERKEBUNAN

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI BENGKULU, LAMPUNG, DAN BANTEN

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI SULAWESI UTARA, GORONTALO, DAN SULAWESI BARAT

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI MALUKU, PAPUA, DAN PAPUA BARAT

Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan Perkebunan

Laporan Hasil Kajian Sistem Pengelolaan PNBP Minerba 2013 PENGANTAR

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN NUSA TENGGARA BARAT

TRANSPARANSI USULAN PENYALURAN PNBP SDA (SISI TUGAS, FUNGSI DAN PERAN BIRO KEUANGAN KESDM)

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SEMARANG, 20 MEI 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Disampaikan pada acara :

G E R A K A N N A S I O N A L PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN, PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

TATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUPWAS MINERBA di Daerah Istimewa Yogyakarta

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan.

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

Yang Terhormat: 1. Menteri Kelautan RI / Eselon 1 di KKP. 2. Kepala Staf Kantor Kepresidenan. 3. Ketua Satgas IUU Fishing

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Minerba One Map Indonesia

KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA

PRESENTASI GUBERNUR MALUKU

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

MISKINYA RAKYAT KAYANYA HUTAN

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Iuran Produksi mineral dan batubara memberikan kontribusi 62% dari

Oleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah

PAPARAN PROGRESS. IMPLEMENTASI RENCANA AKSI KORSUP PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN DI PROVINSI GORONTALo

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pada bab-bab terdahulu, kiranya dapat. disimpulkan dalam beberapa poin sebagai berikut:

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

KAJIAN SISTEM PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) MINERAL DAN BATUBARA

KEMAKMURAN, PENYELAMATAN SDA UNTUK KESEJAHTERAAN BERSAMA: PRAKTIK BAIK DAN AKSI KOLEKTIF

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CAPAIAN SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA SEMESTER I/2017

ANNEX II LIST OF AUDITED DOCUMENTS (IN BAHASA INDONESIA) DAFTAR DOKUMEN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

KEBIJAKAN SUB SEKTOR MINERBA DI KALIMANTAN TENGAH

Lampiran 11 Data Perusahaan Perkebunan Penerima Izin Usaha Perkebunan (IUP-B, IUP-P, dan IUP)

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara.

EXSPOSE PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI LAMPUNG

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN HASIL PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

Inception Report. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi.

POKOK-POKOK PERMENDAG NO. 04/M-DAG/PER/1/2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Korupsi Sumber Daya Alam Bakoel Coffee, 25 Mei Tama S. Langkun Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013 TENTANG

LAPORAN TRIWULAN-III AKTIVITAS APBD PROVINSI

Hasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

BAB I PENDAHULUAN. secara berlapis-lapis, seperti BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal, Inspektorat

Kerangka Acuan. Semiloka Pelaksanaan Transparansi dan Upaya Perbaikan Tata Kelola Industri Ekstraktif di Indonesia

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

KEYNOTE SPEECH BIMBINGAN TEKNIS REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

KEBIJAKAN PENGELOLAAN BATUBARA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.9/Menhut-II/2011P. /Menhut-II/2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI.

LAMPIRAN L-3 PAGU AUDITABLE UNIT

PENYELAMATAN SDA INDONESIA DAN PEMBERANTASAN KORUPSI

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Kewenangan Pengelolaan FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK

Menggali Kehancuran di Sunda Kecil

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi.

Legal Aspect on Coal Mining Industry Pasca UU Minerba dan Penuntasan RTRW

RAPAT MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN KORSUP KPK, PROVINSI BANTEN

Mekanisme Investasi Modal Asing Dalam Pertambangan Nasional

Gubernur Jawa Barat. RAPAT MONITORING DAN EVALUASI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA Semarang, 20 Mei 2015

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tujuan negara

Transkripsi:

RAPAT KOORDINASI DAN SUPERVISI ATAS PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PADA 12 PROVINSI DI INDONESIA JAKARTA, 07 FEBRUARI 2014 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KEDEPUTIAN PENCEGAHAN

AGENDA 1. Pembukaan oleh Pimpinan KPK 2. Paparan Rencana Korsup atas Pengelolaan Minerba di 12 Provinsi oleh KPK 3. Paparan Permasalahan IUP di 12 Provinsi oleh Kementerian ESDM 4. Diskusi 5. Penutup

Latar Belakang A. 10 Permasalahan pengelolaan pertambangan Mineral dan Batubara saat ini 1. Pengembangan sistem data dan informasi minerba masih bersifat parsial 2. Belum diterbitkannya semua aturan pelaksana UU No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba 3. Renegosiasi kontrak 34 KK dan 78 PKP2B belum terlaksana 4. Peningkatan Nilai Tambah Mineral dan Batubara belum terlaksana dengan baik 5. Penataan Kuasa Pertambangan/Izin Usaha Pertambangan belum selesai 6. Belum ditetapkannya seluruh wilayah pertambangan. 7. Kewajiban pelaporan reguler belum dilakukan oleh pelaku usaha dan pemerintah daerah 8. Kewajiban reklamasi dan pascatambang belum sepenuhnya dilakukan 9. Pelaksanaan pengawasan pertambangan belum optimal 10. Terdapat kerugian keuangan negara karena tidak dibayarkannya kewajiban keuangan tidak optimaslnya sanksi atas pelaku usaha yang tidak memenuhi kewajiban keuangannya. B. Problem implementasi kebijakan pertambangan minerba di daerah 1. Perbaikan sistem dan kebijakan melalui pelaksanaan action plan atas hasil kajian lebih banyak dilakukan di tingkat pusat implementasi lebih banyak dilakukan di daerah lemahnya pengawasan oleh pemda 2. Resistensi dan pengabaian pemerintah daerah terhadap sebagian kebijakan pusat 3. Koordinasi pemerintah pusat-daerah belum berjalan baik

Tujuan dan Sasaran TUJUAN: Mendorong terciptanya tata kelola pertambangan minerba yang efektif: 1. Sistem informasi dan data minerba yang memungkinkan pelaporan yang akurat dan tepat waktu. 2. Adanya sistem pelaporan yang memungkinkan pengawasan atas laporan produksi sehingga dapat mencegah atau mendeteksi secara dini terjadinya tindak pidana korupsi. 3. Adanya aturan yang memadai sehingga memungkinkan pelaksanaan tata kelola pertambangan minerba yang baik. SASARAN: 1. Pelaksanaan penataan izin usaha pertambangan 2. Pelaksanaan kewajiban keuangan pelaku usaha pertambangan minerba 3. Pelaksanaan pengawasan produksi pertambangan minerba 4. Pelaksanaan kewajiban pengolahan/pemurnian hasil tambang minerba 5. Pelaksanaan pengawasan penjualan dan pengangkutan/pengapalan hasil tambang minerba

1. Penataan izin usaha pertambangan Fokus Kegiatan a. Fasilitasi pelaksanaan koordinasi penyelesaian status IUP non C&C b. Supervisi pembekuan/penghentian sementara/pencabutan IUP yang tidak memenuhi syarat c. Deteksi faktor dan aktor penghambat proses penataan izin d. Sosialisasi dan kampanye perbaikan sistem/kebijakan sebagai upaya pencegahan korupsi 2. Pelaksanaan kewajiban keuangan pelaku usaha pertambangan minerba a. Koordinasi dan supervisi pelaksanaan kewajiban pembayaran iuran tetap dan royalti terutang sesuai hasil audit BPK dan Tim OPN BPKP b. Koordinasi dan supervisi pengelolaan jaminan reklamasi dan pascatambang c. Deteksi faktor dan aktor penyebab tidak dilaksanakannya kewajiban keuangan pelaku usaha d. Sosialisasi dan kampanye antikorupsi sebagai upaya penyelamatan keuangan negara 3. Pelaksanaan pengawasan produksi pertambangan minerba a. Koordinasi dan supervisi pelaksanaan pengawasan produksi b. Deteksi faktor dan aktor penyebab tidak dilaksanakannya pengawasan produksi c. Sosialisasi dan kampanye kegiatan antikorupsi dalam upaya pengawasan produksi 4. Pelaksanaan kewajiban pengolahan/pemurnian hasil tambang minerba a. Koordinasi dan supervisi pelaksanaan kewajiban pengolahan/pemurnian b. Deteksi faktor dan aktor penyebab tidak dilaksanakannya kewajiban pengolahan pemurnian c. Sosialisasi dan kampanye kegiatan kegiatan antikorupsi dalam pelaksanaan kewajiban pengolahan/pemurnian 5. Pelaksanaan pengawasan penjualan dan pengangkutan/pengapalan hasil tambang minerba a. Koordinasi dan supervisi pelaksanaan pengawasan pengapalan penjualan dan pengangkutan/pengapalan b. Deteksi faktor dan aktor penyebab tidak dilaksanakannya pengawasan penjualan dan pengangkutan/pengapalan c. Sosialisasi dan kampanye kegiatan antikorupsi dalam pengawasan penjualan dan pengangkutan/pengapalan

Peran Pemerintah Pusat 1. Menyiapkan data dan informasi yang mendukung terlaksananya kegiatan 2. Menyusun aturan perundang-undangan kebijakan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan 3. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana aksi 4. Melakukan tindak lanjut terhadap hasil evaluasi pelaksanaan rencana aksi

Peran Pemerintah Provinsi 1. Menyiapkan data dan informasi terkait dengan IUP yang diterbitkan oleh Gubernur dan pengelolaan pertambangan mineral dan batubara di tingkat provinsi. 2. Mengkoordinasikan pengumpulan data dari kabupaten/kota. 3. Memfasilitasi rapat koordinasi lintas instansi yang melibatkan pemerintah kabupaten/kota di lingkungan provinsi yang bersangkutan. 4. Mengimplementasikan rencana aksi dan melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana aksi pengelolaan pertambangan mineral dan batubara untuk IUP yang diterbitkan gubernur. 5. Mengkoordinasikan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana aksi pengelolaan pertambangan mineral dan batubara di tingkat kabupaten/kota

Peran Pemerintah Kabupaten/Kota 1. Menyiapkan data dan informasi terkait dengan IUP yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota dan pengelolaan pertambangan mineral dan batubara di tingkat Kabupaten/Kota 2. Mengimplementasikan rencana aksi dan melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana aksi pengelolaan pertambangan mineral dan batubara di tingkat kabupaten/kota

Lokus Kegiatan : 12 Provinsi 1. Kalimantan Selatan 2. Kalimantan Timur 3. Kalimantan Tengah 4. Jambi 5. Sumatera Selatan 6. Kepulauan Riau 7. Bangka Belitung 8. Kalimantan Barat 9. Sulawesi Tengah 10. Sulawesi Selatan 11. Sulawesi Tenggara 12. Maluku Utara

Waktu Pelaksanaan Kegiatan No Kegiatan Waktu Pelaksanaan I. Koordinasi Lintas Instansi 7 Februari 2014 II. Rapat Kerja Menyusun dan Menyepakati Renaksi No. Provinsi Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 1. Sulawesi Tengah 19 s.d. 21 Februari 2014 2. Kepulauan Riau 5 s.d. 7 Maret 2014 3. Kalimantan Timur 11 s.d. 13 Maret 2014 4. Kalimantan Selatan 25 s.d. 27 Maret 2014 5. Kalimantan Tengah 1 s.d. 3 April 2014 6. Sumatera Selatan 28 s.d 30 April 2014 7. Jambi 6 s.d. 8 Mei 2014 8. Kalimantan Barat 20 s.d. 22 Mei 2014 9. Bangka Belitung 3 s.d. 5 Juni 2014 10. Sulawesi Tenggara 10 s.d. 12 Juni 2014 11. Maluku Utara 18 s.d. 20 Juni 2014 12. Sulawesi Selatan 25 s.d. 27 Juni 2014 III. Pelaksanaan Rencana Aksi Feb s.d. Nov 2014 IV. Monitoring Pelaksanaan Rencana Aksi Feb s.d. Nov 2014 V. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Rencana Aksi dan Tindak Lanjut Desember 2014

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 1. Rapat Koordinasi lintas instansi Pusat dan Daerah (7 Februari 2014): i. 12 Instansi Pusat : KemESDM (Sekjen, Irjen, Dirjen Minerba,Balitbang), Kemkeu (DJA, DJBC, DJP, DJPK, DJPB, BKF), Kemdagri (Dirjen PUM,, Dirjen Otda, Irjen), Kemdag (Dirjen Daglu), Kemhub (Dirjen Hubla), Kemenhut (Ditjen Planologi), Kemenperin, KemenLH, KemenPAN&RB, BPN, Deputi Perekonomian BPKP, BPK, ii. 12 Pemda : Pemprov 12 Provinsi (Gubernur, Inspektorat Provinsi, Kadistamben, KaBLHD, Kadispenda) 2. Rapat Kerja Menyusun dan Menyepakati Rencana Aksi di @12 Provinsi. Kesepakatan rencana aksi terkait dengan 5 hal: i. Penataan izin: Penyelesaian sengketa/pembekuan/penghentian sementara/pencabutan izin ii. iii. iv. Pembayaran kewajiban keuangan: iuran tetap/royalti/pajak/jaminan reklamasi/jaminan pascatambang/jaminan kesungguhan Pengawasan produksi: Pelaksanaan RKTL/RKAB, Tata cara pelaksanaan good mining practices Pengawasan pengolahan: Pembangunan smelter, pelaksanaan kewajiban pengolahan dan pemurnian v. Pengawasan penjualan/pengapalan: Pendataan/pencatatan laporan surveyor, lokasi/pelabuhan pengapalan

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 3. Pelaksanaan Rencana Aksi: Pelaksanaan kegiatan: pencabutan/pembekuan izin, pembayaran kewajiban, pengawasan produksi, pengawasan pengolahan, pengawasan penjualan/pengapalan Pelaporan pelaksanaan kegiatan Observasi lapangan Deteksi faktor/aktor penghambat Sosialisasi/kampanye ke publik 4. Monitoring Pelaksanaan Rencana Aksi Monitoring melalui pelaporan rutin progress pelaksanaan rencana aksi Observasi lapangan Monitoring dengan bantuan CSO 5. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Rencana Aksi Evaluasi implementasi rencana aksi berdasarkan hasil monitoring 6. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Pelaksanaan Rencana Aksi Penyampaian status pelaksanaan rencana aksi kepada instansi terkait Penyampaian status pelaksanaan rencana aksi kepada publik

Agenda Selanjutnya 1. Penyampaian Laporan Awal ke Provinsi (data dan informasi awal terkait IUP) 2. Pengayaan Data dan Infomasi: Pusat-Provinsi- Kabupaten/Kota a) Melengkapi data dan informasi awal b) Cross check data 3. Rapat Pembahasan Renaksi: Melibatkan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi dan Instansi Pusat

TERIMA KASIH