I. PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam industri keuangan di Indonesia khususnya dunia perbankan. Mulai

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB V PENUTUP. Devisa periode dengan menggunakan metode RGEC adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital).

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga intermediasi keuangan yang menjadi pilar

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Alfabet, 2006, hlm 2. 1 Zainul Arifin, Dasar Dasar Manajemen Bank Syari ah, Jakarta : 2 Ibid, hlm 3.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara piha

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 1 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

METODOLOGI PENELITIAN. aspek-aspek yang relevan dengan fenomena dari dua perspektif, baik dari sisi

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/POJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk menghadapi risiko di masa yang akan datang (PBI No. 13/1/PBI/2011).

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

Tugas Manajemen Risiko NAMA KELOMPOK : 1. Aditya Bangun Subagja Heru Setyawan Ella Rizky Aisah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Bank juga

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/1/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan sebagai bagian dari perekonomian, memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat pesat. Hal ini terlihat dari data yang dipublikasikan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. memberi pelajaran berharga bahwa inovasi dalam produk, jasa dan aktivitas

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Masih terbayang dibenak kita aksi protes yang dilakukan salah satu nasabah

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Perbankan adalah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini peneliti menguraikan ulasan mengenai jenis penelitian,

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai intermediary institution yaitu lembaga keuangan yang

ANALISIS PERBANDINGAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK SETELAH DAN SEBELUM DIBERLAKUKAN PBI No:13/1/PBI/2011 (STUDI KASUS PT BANK X)

Maria Sibuea EB11 Pembimbing : Agustin Rusianasari, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNING, CAPITAL (RGEC) METHOD SEBAGAI INSTRUMEN PENGUKUR TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

Emiten perbankan yang digunakan dalam penelitian adalah bank yang telah go public di Bursa Efek Indonesia, bank tersebut yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

Penilaian Tingkat Kesehatan PT. Bank QNB Indonesia Tbk Periode Menggunakan Metode RGEC

1. Penilaian tingkat kesehatan bank dilihat dari faktor Risk Profile pada periode 2013 menunjukkan Bank Syariah Mandiri masuk kategori sangat sehat,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

ANALISI TINGKAT KESEHATAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA. TBK DENGAN METODE RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara umum, bank yang sehat adalah bank yang menjalankan fungsifungsinya

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

I. PENDAHULUAN. kemampuan kerja dan kemampuan-kemampuan lainnya. Pesatnya pertumbuhan perbankan di Indonesia menyebabkan diperlukannya

III. METODE PENELITIAN. dan evaluatif, yaitu dengan menganalisis penilaian sendiri (self assessment)


BAB III METODE PENELITIAN

Nama : Uthary Maladhika NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Budiasih, SE., MMSI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK (PENDEKATAN RGEC) PADA BANK RAKYAT INDONESIA

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Triandaru dan Totok Budi Santoso, 2009). Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia (LPPSI) Bank Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam berbagai alternatif investasi.

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Risk Based Bank Rating (RBBR) Tantangan Perbankan Menangani Krisis Global

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan usaha yang kegiatan utamanya mengandalkan

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM

SISTEM DAN KEBIJAKAN PERBANKAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan yang sifatnya memberi kemudahan dan kepuasan nasabah.

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. nasional yang terdaftar di OJK (otoritas jasa keuangan) pada tahun

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT BANK MANDIRI ( PERSERO

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didalam memajukan perekonomian negara, dunia perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi ujung tombak

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan ekonomi tidak terlepas dari keterlibatan dunia perbankan. Hampir setiap proses transaksi keuangan telah melibatkan peranan pihak perbankan. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (UU RI No. 10 Th 1998 Pasal 1 ayat 1 dan 2) Bank memiliki kewajiban memelihara dan meningkatkan tingkat kesehatan bank. Tingkat kesehatan bank diterapkan dengan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usaha. Tingkat kesehatan bank merupakan hasil dari penilaian dari kinerja suatu bank. Kinerja suatu bank dapat dilihat dari penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas atau dikenal dengan CAMELS.

2 Sejak tanggal 1 Januari 2012, penilaian tingkat kesehatan bank umum konvensional di Indonesia harus mengikuti peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum. Berdasarkan peraturan tersebut bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating, RBBR) baik secara sendiri (self assessment) maupun secara konsolidasi. Risk-based Bank Rating (RBBR) mencakup penilaian terhadap empat faktor, yakni profil risiko (risk profile), Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital). Penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan risiko yang komprehensif dan terstruktur memungkinkan Bank Indonesia melakukan tindak pengawasan yang sesuai dan tepat waktu. Penilaian ini juga berguna untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank. Selain kedua kegunaan tersebut, penilaian tingkat kesehatan bank juga sebagai sarana evaluasi terhadap kondisi dan permasalahan yang dihadapi perbankan sehingga mendapat corrective action oleh bank maupun supervisory action oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mulai Januari 2014 fungsi pengawasan dimiliki oleh OJK. Salah satu kebijakan OJK pada tahun pertamanya mengawasi bank adalah Peraturan OJK Nomor 8/POJK.3/2014 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah dan unit usaha syariah. Peraturan tersebut secara efektif mulai dilaksanaan sejak tanggal 1 Juli 2014. Sejak diberlakukannya keputusan ini

3 maka OJK tidak hanya membandingkan aset mereka hanya dengan sesama bank syariah, tetapi juga dengan bank konvensional. Bank syariah dalam penilaian sebelum keputusan itu disahkan sudah menggunakan rating, semi rating sehingga akan semakin paham menilai dirinya sendiri dan sejauh ini industri perbankan syariah tidak mengalami kendala serius terkait kesehatan perusahaan (Wawancara dengan Edy Setiadi, Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK, kepada Merdeka.com tanggal 6 Maret 2014). Perkembangan industri perbankan syariah, terutama produk dan jasa yang semakin kompleks dan beragam dapat meningkatkan eksposur risiko dan profil risiko bank. Hal ini yang menyebabkan pendekatan risiko juga menjadi dasar POJK No. 8 /POJK.03/2014 untuk menilai tingkat kesehatan Bank Umum Syariah (BUS) dalam rangka meningkatkan efektivitas penilaian. Penilaian pun dilakukan tidak cukup oleh bank syariah sendiri secara individual tetapi juga harus secara konsolidasi. Prinsip-prinsip umum dalam penilaian tingkat kesehatan perlu diperhatikan oleh manajemen bank saat melakukan self assessment. Prinsip umum yang menjadi landasan dalam menilai tingkat kesehatan, yakni berorientasi risiko, proporsionalitas, materialitas, signifikansi, komprehensif, dan terstruktur. Hasil dari penilaian sendiri kemudian dinilai dan dievaluasi oleh OJK. Apabila terjadi perbedaan penilaian, maka bank umum syariah harus melakukan revisi terhadap hasil penilaian sendiri. Jika hal tersebut sampai

4 terjadi maka akan berdampak pada penurunan tingkat kesehatan bank umum syariah itu sendiri. Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia adalah dua bank umum syariah terbesar selama ini. Salah satu penghargaan bergengsi di Indonesia adalah Indonesia Banking Award. Indonesia Banking Award adalah acara tahunan untuk memberikan penghargaan kepada bank-bank dengan kinerja terbaik di Indonesia yang diadakan oleh Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas). Acara tersebut terakhir kali terselenggara pada tanggal 1 Oktober 2013 atas kerjasama Perbanas dengan Center for Risk Management Indonesia (CRMS Indonesia) dan Tempo Group. Sebanyak 120 bank yang terdiri dari 109 bank umum konvensional dan 11 bank umum syariah mengikuti acara tersebut. Penilaian dilakukan berdasarkan laporan keuangan tahun 2012 dengan dua pendekatan, yakni menilai kinerja keuangan dan menilai efisiensi terbaik dari bank dengan bobot untuk masing-masing pendekatan sebesar 50%. Kinerja keuangan dinilai berdasarkan premi diferensial masing-masing bank. Penilaian efisiensi perbankan menggunakan rasio nano parametrik atau Total Data Development Analysis (DDA). Variabel input yang digunakan adalah biaya bunga dan biaya operasional sedangkan variabel output yang digunakan adalah pendapatan bunga, operasional, dan pendapatan non-bunga.

5 Penilaian atas 120 bank menghasilkan katagori bank syariah terbaik. Terbaik pertama dengan modal 1-5 triliyun adalah Bank Syariah Mandiri dan yang kedua adalah Bank Muamalat. Majalah Investor juga memberikan penghargaan Best Syariah Awards 2013 kepada PT Bank Syariah Mandiri. Begitupun hasil penelitian Qumullah (2014) mengemukakan bahwa Bank Syariah Mandiri lebih unggul dalam menghasilkan laba dibandingkan Bank Muamalat Indonesia. Namun Bank Muamalat Indonesia lebih baik dalam aspek permodalan dan kualitas aktivanya. Penelitian ini menggunakan metode Capital, Asset, Earnings and Liquidity (CAEL). Penelitian dan kedua penghargaan diatas mungkin saja dapat berbeda hasilnya jika metode yang digunakan sedikit atau seluruhnya berbeda. Penilaian bisa dari tingkat kesehatan bank dengan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) dan atau faktor yang lainnya. Berdasarkan laporan perkembangan perbankan syariah 2012, jika dilihat dari jumlah hasil lelang IFR, PBS dan SPN-S sepanjang 2012, absorpsi oleh perbankan syariah di pasar perdana hanya 4,97%, atau sebesar Rp 0,92 triliun, maka dimenangkan oleh Muamalat dan BNI Syariah. Kepemilikan SBSN oleh Bank Syariah Mandiri sebesar 23,03% sedangkan Bank Muamalat sebesar 39,71%. PT Bank Syariah Mandiri (BSM) berdiri sejak tahun 1999 yang berasal dari hasil konversi PT Bank Susila Bakti sebagai bank konvensional. Hingga kini Aset BSM tumbuh positif sebesar Rp 63,97 triliun sedangkan laba bersih

6 tumbuh negatif sebesar -19,17% dibandingkan tahun sebelumnya. Ekuitas BSM per 31 Desember 2013 mencapai Rp 4,86 triliun. PT Bank Syariah Mandiri memiliki predikat risiko kredit moderate atau sedang pada Oktober sampai dengan Desember 2013. Hal ini disebabkan oleh peningkatan tingkat pembiayaan bermasalah atau NPF (Non Performing Financing), di mana pada 31 Desember 2013 rasio NPF gross sebesar 4,32%, NPF nett sebesar 2,29%, dan NPF Absolut sebesar Rp 2,17 Triliun. Rasio Rentabilitas selama tahun 2013 berpluktuatif, dimana pada Desember 2013 sebesar 1,63% dengan predikat cukup baik. Risiko hukum cukup tinggi disebabkan perkara di pengadilan yang dihadapi bank. BSM juga mengalami perkembangan yang kurang baik dari kualitas pembiayaan dan lambatnya penyelesaian Core Banking System (CBS). PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk (BMI) mulai beroperasi pada tahun 1992 sebagai bank syariah pertama di Indonesia. Pada tahun 2013, BMI telah memiliki aset sebesar Rp 55 triliun dengan laba bersih yang tumbuh positif menjadi Rp 475,85 miliar. Ekuitas BMI per 31 Desember 2013 menjadi sebesar Rp 4,29 triliun. PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk memiliki tingkat resiko likuiditas dengan predikat sedang ke tinggi (moderate to high). Tingkat resiko likuiditas yang cukup tinggi ini disebabkan oleh pertumbuhan pembiayaan yang tinggi pada

7 kuartal pertama tahun 2013. Risiko pasar BMI mendapat predikat sedang sebesar 17,55% dimana masih lebih tinggi dari yang seharusnya 8%. Penelitian ini merupakan duplikasi dari penelitian Qumullah (2014) dengan metode penelitian yang berbeda. Berdasarkan kesamaan dalam berbagai aspek juga, peneliti memilih Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia sebagai objek penelitian. Atas dasar tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisa Perbandingan Tingkat Kesehatan Antar Bank Syariah Berdasarkan Risk-based Bank Rating (RBBR). 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan uraian latar belakang adalah: Apakah tingkat kesehatan Bank Syariah Mandiri lebih baik dari Bank Muamalat Indonesia berdasarkan RBBR? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitan ini untuk mengetahui perbandingan tingkat kesehatan Bank Syariah Mandiri dengan Bank Muamalat Indonesia berdasarkan RBBR.

8 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi dalam pelaksanaan peraturan yang berkaitan dengan penilaian tingkat kesehatan perbankan syariah. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat menjadi evaluasi bagi perbankan syariah untuk meningkatkan kinerja perushaan sehingga dapat terus mendominasi pangsa pasar perbankan di Indonesia. 3. Bagi Penulis Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar dan kesempatan untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan sekaligus sebagai bahan perbandingan antara hal-hal teoritis dan praktis guna menambah wawasan ilmu pengetahuan. 4. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat memberikan wawasan pembaca tentang penerapan penilaian tingkat kesehatan dengan metode RBBR sekaligus menjadi acuan untuk memilih bank mana yang tingkat kesehatannya lebih baik.

9 1.5 Kerangka Pikir Bank Syariah Mandiri Bank Muamalat Pendekatan Risiko Risk-based Bank Rating (RBBR) Profil Risiko Good Corporate Governance Rentabilitas (Earnings) Permodalan (Capital) Tingkat Kesehatan Gambar 1. Kerangka Berpikir 1.6 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah diduga tingkat kesehatan Bank Syariah Mandiri lebih baik dari Bank Muamalat Indonesia berdasarkan Risk-based Bank Rating (RBBR).