LAMPIRAN 1. Standar zona hambat antibiotik menurut CLSI

dokumen-dokumen yang mirip
Koloni bakteri endofit

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

Konsentrasi Konsentrasi Kultur campuran bakteri kandidat resisten antibiotik. Kultur murni kandidat bakteri resisten antibiotik

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. D. Alat dan bahan Daftar alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

Lampiran 1. Persiapan Media Bakteri dan Jamur. diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang bersifat analitik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi Dasar Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

1 atm selama 15 menit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

Y ij = µ + B i + ε ij

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

METODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di

LAMPIRAN. Biakan Jamur Colletotrichum sp

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

25 Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperiment.

Lampiran 1. Pembuatan Media Natrium Agar

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. sampai Maret Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan

BAB III. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam metoda penelitian eksperimental dimana

Teknik Isolasi Bakteri

LAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan

Lampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba

Teknik Isolasi Bakteri

Lampiran 1. Pengambilan Sampel Daun Rhizophora mucronata Lamk. dari Kawasan Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

BAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang

BAB III METODE PENELITIAN. 246 Malang. Penelitian dilaksanakan selama 3 Februari Februari 2017.

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

BAB III METODE PENELITIAN. metode difusi dengan teknik sumuran.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

mendidihkan menggunakan hot plate, dan menghomogenkan menggunakan magnetic stirrer. Mensterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121 ºC

Lampiran 1. Bagan Alur Prosedur Interesterifikasi Kimia. 150 ml sampel. Hasil reaksi

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Ekstraksi, Fraksinasi dan Uji Bioaktivitas (Skrining Senyawa Bioaktif)

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

Transkripsi:

LAMPIRAN 1. Standar zona hambat antibiotik menurut CLSI Jenis antibiotik Konsentrasi cakram antibiotik Diameter zona hambat (mm) Sensitif intermediate Resisten Kloramfenikol 30 µg 18 13 s/d 17 12 Sumber: Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI, formerly NCCLS) Providing NCCLS standards and guidelines ISO/TC 212 standards, and ISO/TC 76 standards. LAMPIRAN 2. Analisis keragaman pengaruh pelarut, konsentrasi, dan isolat terhadap zona hambat pada mikroba uji E. coli Post Hoc Test pelarut untuk mikroba uji E. coli Dependent Variable:ZonaHambat Source Tests of Between-Subjects Effects Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 265.154 a 44 6.026 20.123.000 Intercept 302.791 1 302.791 1.011E3.000 Pelarut 4.650 2 2.325 7.764.001 Konsentrasi 24.387 4 6.097 20.358.000 Isolat 47.375 2 23.688 79.097.000 Pelarut * Konsentrasi 3.515 8.439 1.467.180 Pelarut * Isolat 129.423 4 32.356 108.042.000 Konsentrasi * Isolat 16.318 8 2.040 6.811.000 Pelarut * Konsentrasi * Isolat 39.486 16 2.468 8.241.000 Error 26.953 90.299 Total 594.897 135 Corrected Total 292.106 134 a. R Squared =.908 (Adjusted R Squared =.863)

LAMPIRAN 3. Post Hoc Test pelarut untuk mikroba uji E. coli Pelarut N Subset n-heksana 45 1.2358 metanol 45 1.6129 Etil asetat 45 1.6442 Sig. 1.000.787 LAMPIRAN 4. Post Hoc Test konsentrasi untuk mikroba uji E. coli 3 0 27.7100 40 27 1.4796 80 27 1.6293 60 27 1.6967 1.6967 100 27 1.9726 Sig. 1.000.173.067 LAMPIRAN 5. Post Hoc Test isolat untuk mikroba uji E. coli Isolat N Subset 3 S2T16-1 45.7100 S3T32-3 45 1.6442 S3T33-3 45 2.1387 Sig. 1.000 1.000 1.000

LAMPIRAN 6. Analisis keragaman pengaruh pelarut, konsentrasi, dan isolat Dependent Variable:ZonaHambat Source terhadap zona hambat pada mikroba uji S. aureus Tests of Between-Subjects Effects Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 90.656 a 44 2.060 1.740E3.000 Intercept 125.802 1 125.802 1.062E5.000 Pelarut 17.603 2 8.801 7.431E3.000 Konsentrasi 2.249 4.562 474.795.000 Isolat 17.603 2 8.801 7.431E3.000 Pelarut * Konsentrasi 4.499 8.562 474.795.000 Pelarut * Isolat 35.205 4 8.801 7.431E3.000 Konsentrasi * Isolat 4.499 8.562 474.795.000 Pelarut * Konsentrasi * Isolat 8.998 16.562 474.795.000 Error.107 90.001 Total 216.565 135 Corrected Total 90.763 134 a. R Squared =.999 (Adjusted R Squared =.998) LAMPIRAN 7. Post Hoc Test Pelarut untuk mikroba uji S. aureus Zona hambat Pelarut N Subset n-heksana 45.7100 Etil asetat 45.7100 Metanol 45 1.4760 Sig. 1.000 1.000

LAMPIRAN 8. Post Hoc Test Konsentrasi untuk mikroba uji S. aureus Zona hambat 3 0 27.7100 60 27 1.0148 40 27 1.0156 80 27 1.0204 100 27 1.0659 Sig. 1.000.581 1.000 LAMPIRAN 9. Post Hoc Test Isolat untuk mikroba uji S. aureus Isolat N Subset S2T16-1 45.7100 S3T32-3 45.7100 S3T33-3 45 1.4760

LAMPIRAN 10. Analisis keragaman pengaruh pelarut, konsentrasi, dan isolat terhadap zona hambat pada mikroba uji C. albicans Dependent Variable:ZonaHambat Source Tests of Between-Subjects Effects Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Corrected Model 254.597 a 44 5.786 60.624.000 Intercept 305.733 1 305.733 3.203E3.000 Pelarut 170.599 2 85.300 893.702.000 Konsentrasi 21.849 4 5.462 57.229.000 Isolat 4.590 2 2.295 24.046.000 Pelarut * Konsentrasi 43.698 8 5.462 57.229.000 Pelarut * Isolat 9.180 4 2.295 24.046.000 Konsentrasi * Isolat 1.560 8.195 2.043.050 Pelarut * Konsentrasi * Isolat 3.120 16.195 2.043.018 Error 8.590 90.095 Total 568.920 135 Corrected Total 263.187 134 a. R Squared =.967 (Adjusted R Squared =.951) LAMPIRAN 11. Post Hoc Test Pelarut untuk mikroba uji C. albicans Zona hambat Pelarut N Subset n-heksana 45.7100 Etil asetat 45.7100 Metanol 45 3.0947 Sig. 1.000 1.000

LAMPIRAN 12. Post Hoc Test Konsentrasi untuk mikroba uji C. albicans 0 27.7100 40 27 1.6044 80 27 1.6804 1.6804 60 27 1.7370 1.7370 100 27 1.7926 Sig. 1.000.140.213 LAMPIRAN 13. Post Hoc Isolat untuk mikroba uji C. albicans S2T16-1 45 1.2504 S3T32-3 45 1.5827 S3T33-3 45 1.6816 Sig. 1.000.132

LAMPIRAN 14. Analisis keragaman pengaruh pelarut, konsentrasi, dan isolat terhadap zona hambat pada mikroba uji F. oxysporum Dependent Variable:ZonaHambat Source Tests of Between-Subjects Effects Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Corrected Model 10.622 a 44.241 6.129.000 Intercept 111.339 1 111.339 2.827E3.000 Pelarut 3.668 2 1.834 46.562.000 Konsentrasi 2.249 4.562 14.275.000 Isolat.757 2.379 9.614.000 Pelarut * Konsentrasi 1.087 8.136 3.449.002 Pelarut * Isolat 1.063 4.266 6.749.000 Konsentrasi * Isolat.571 8.071 1.812.085 Pelarut * Konsentrasi * Isolat 1.226 16.077 1.945.026 Error 3.545 90.039 Total 125.506 135 Corrected Total 14.167 134 a. R Squared =.750 (Adjusted R Squared =.627) LAMPIRAN 15. Post Hoc Test Pelarut untuk mikroba uji F. oxysporum Etil asetat 45.7596 n-heksana 45.8269 Metanol 45 1.1380 Sig..111 1.000

LAMPIRAN 16. Post Hoc Test Konsentrasi untuk mikroba uji F. oxysporum Zona hambat 3 0 27.7100 60 27.8730 40 27.8981 80 27.9489 100 27 1.1107 Sig. 1.000.189 1.000 LAMPIRAN 17. Post Hoc Test isolat untuk mikroba uji F. oxysporum S2T16-1 45.8373 S3T32-3 45.8753 S3T33-3 45 1.0118 Sig..366 1.000

LAMPIRAN 18. Analisis keragaman pengaruh pelarut, konsentrasi, dan isolat terhadap zona hambat pada mikroba uji G. boninense Dependent Variable:ZonaHambat Source Tests of Between-Subjects Effects Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 110.856 a 44 2.519 6.381.000 Intercept 570.992 1 570.992 1.446E3.000 Pelarut 8.190 2 4.095 10.371.000 Konsentrasi 64.555 4 16.139 40.875.000 Isolat 12.064 2 6.032 15.277.000 Pelarut * Konsentrasi 2.813 8.352.891.528 Pelarut * Isolat 12.265 4 3.066 7.766.000 Konsentrasi * Isolat 3.603 8.450 1.141.344 Pelarut * Konsentrasi * Isolat 7.367 16.460 1.166.310 Error 35.535 90.395 Total 717.384 135 Corrected Total 146.391 134 a. R Squared =.757 (Adjusted R Squared =.639) LAMPIRAN 19. Post Hoc Test Pelarut untuk mikroba uji G. boninense Etil asetat 45 1.7733 n-heksana 45 2.0227 Metanol 45 2.3738 Sig..063 1.000

LAMPIRAN 20. Post Hoc Test Konsentrasi untuk mikroba uji G. boninense Zona hambat 3 0 27.7100 60 27 2.2419 40 27 2.2433 80 27 2.4144 2.4144 100 27 2.6733 Sig. 1.000.347.134 LAMPIRAN 21. Post Hoc Test isolat untuk mikroba uji G. boninense S2T16-1 45 1.6593 S3T32-3 45 2.1300 S3T33-3 45 2.3804 Sig. 1.000.062

LAMPIRAN 22. Hasil uji antagonis ekstrak isolat terhadap mikroba uji dalam bentuk zona hambat pertumbuhan (mm) Ekstrak Metanol n-heksana Etil Asetat Mikroba uji Konsentrasi ekstrak (%) S2T16-1 S3T32-3 S3T33-3 S2T16-1 S3T32-3 S3T33-3 S2T16-1 S3T32-3 S3T33-3 E. coli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40 0 0 13,03 0 0 6,70 0 15,30 0 60 0 0 15,46 0 0 13,50 0 15,56 0 80 0 0 17,26 0 0 9,70 0 18,63 0 100 0 0 19,73 0 0 18,83 0 21,93 0 S. aureus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40 0 0 11,46 0 0 0 0 0 0 60 0 0 11,43 0 0 0 0 0 0 80 0 0 11,80 0 0 0 0 0 0 100 0 0 14,83 0 0 0 0 0 0 C. albicans 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40 6,33 16,63 13,20 0 0 0 0 0 0 60 8,93 19,20 14,53 0 0 0 0 0 0 80 6,07 18,90 16,58 0 0 0 0 0 0 100 10,00 19,20 17,13 0 0 0 0 0 0 F. oxysporum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40 0,83 1,08 1,23 0 0 0 0 0,33 0 60 0,69 1,58 0,04 0 0 0 0 0,67 0 80 0,79 1,42 0,99 0 0 0,50 0 0,75 0 100 1,53 2,22 1,55 0 0 1,00 0 2,08 0 G. boninense 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40 6,90 7,23 5,18 0 7,16 6,32 2,24 7,41 5,60 60 7,73 6,47 9,05 0 6,96 4,87 2,38 8,01 4,00 80 7,90 9,40 7,68 0 6,79 5,75 4,84 8,61 3,46 100 9,40 10,97 7,18 0 6,26 7,85 6,77 8,71 6,07

LAMPIRAN 23. Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Antimikroba dari Sampel Tanah Sampel Tanah - Ditimbang sebanyak 1 g - Ditambah aquadest steril hingga 10 ml - Dihomogenkan. Suspensi Tanah - - - Diambil sebanyak 1 ml Disebarkan pada permukaan media NA Diinkubasi dapa suhu 30±2 C selama 24-48 jam Kultur campuran bakteri - Diamati koloni yang menunjukkan daerah bening di sekitarnya - Disubkultur pada media NA Kultur murni bakteri potensial antimikroba

LAMPIRAN 24. Alur Kerja Ekstraksi Isolat Bakteri Potensial Antimikroba Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat Isolat Bakteri Potensial Antimikroba - Dibuat suspense dengan kekeruhan sesuai Standar McFarland (1x10 8 CFU/ml) - Disebarkan dengan cotton swab pada permukaan media NA - Dibuat beberapa petri - Diinkubasi selama 5-6 hari pada suhu ruang (ditutupi dengan aluminium foil) Kultur Bakteri Maserat - Dipotong kecil-kecil - Dimasukkan dalam tabung Erlenmeyer 500 ml - Ditambahkan ± 150 ml pelarut metanol - Dimaserasi selama 3 hari - Disaring dan disimpan dalam tabung Erlenmeyer lain - Dimaserasi kembali dengan volume yang sama - Disentrifuse pada kecepatan 3000 rpm selama 15 menit Supernatan Ekstrak Bakteri - Dipekatkan dengan menggunakan rotary Evaporator pada suhu tidak lebih dari 50±2 C - Hal yang sama dilakukan terhadap jenis pelarut n-heksana dan etil asetat

LAMPIRAN 23. Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Antimikroba dari Sampel Tanah Sampel Tanah - Ditimbang sebanyak 1 g - Ditambah aquadest steril hingga 10 ml - Dihomogenkan. Suspensi Tanah - - - Diambil sebanyak 1 ml Disebarkan pada permukaan media NA Diinkubasi dapa suhu 30±2 C selama 24-48 jam Kultur campuran bakteri - Diamati koloni yang menunjukkan daerah bening di sekitarnya - Disubkultur pada media NA Kultur murni bakteri potensial antimikroba

LAMPIRAN 24. Alur Kerja Ekstraksi Isolat Bakteri Potensial Antimikroba Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat Isolat Bakteri Potensial Antimikroba - Dibuat suspense dengan kekeruhan sesuai Standar McFarland (1x10 8 CFU/ml) - Disebarkan dengan cotton swab pada permukaan media NA - Dibuat beberapa petri - Diinkubasi selama 5-6 hari pada suhu ruang (ditutupi dengan aluminium foil) Kultur Bakteri Maserat - Dipotong kecil-kecil - Dimasukkan dalam tabung Erlenmeyer 500 ml - Ditambahkan ± 150 ml pelarut metanol - Dimaserasi selama 3 hari - Disaring dan disimpan dalam tabung Erlenmeyer lain - Dimaserasi kembali dengan volume yang sama - Disentrifuse pada kecepatan 3000 rpm selama 15 menit Supernatan Ekstrak Bakteri - Dipekatkan dengan menggunakan rotary Evaporator pada suhu tidak lebih dari 50±2 C - Hal yang sama dilakukan terhadap jenis pelarut n-heksana dan etil asetat

LAMPIRAN 25. Alur Kerja Pembuatan Larutan Standar McFarland 10 8 CFU/ml (http://www.quelab.com) 0,048 M BaCl 2 0,18 M H 2 SO 4 - Diambil sebanyak 0,5 ml - Diambil sebanyak 99,5 ml - Dihomogenkan kedua larutan Hasil - Diukur densitas suspensi dengan menggunakan spektrofotometer ( nilai O.D. 625nm ± 0,13) Larutan standar 0,5 McFarland 1x 10 8 CFU/ml

LAMPIRAN 26. Alur Kerja Uji Daya Hambat Isolat Potensial Terhadap Mikroba Patogen Bakteri Patogen Isolat bakteri penghasil antimikroba - Masing-masing disubkultur selama ± 24 jam pada media NA - Diambil dengan jarum ose - Masing-masing dilarutkan dalam larutan fisiologis (NaCl 0,9%) - Dihomogenkan dan disesuaikan kekeruhannya dengan standar 0.5 McFarland (1x10 8 CFU/ml) Suspensi bakteri patogen - Disebarkan dengan cotton swab pada permukaan media MHA - Diletakkan cakram kertas yang sudah berisi suspensi bakteri antimikroba Suspensi bakteri penghasil antimikroba - Ditetesi sebanyak 10µl pada cakram kertas steril Hasil Diameter zona hambat - Diinkubasi pada T: 30±2 C selama 24-48 jam - Diukur zona hambat yang terbentuk dengan jangka sorong

LAMPIRAN 27. Alur Kerja Uji Daya Hambat Ekstrak Isolat Potensial Terhadap Bakteri Patogen Bakteri Patogen Suspensi Bakteri Patogen - Disubkultur selama ± 24 jam pada media NA - Diambil dengan jarum ose - Dilarutkan dalam larutan fisiologis (NaCl 0.9%) - Dihomogenkan dan disesuaikan kekeruhannya dengan standar 0,5 McFarland (1x10 8 CFU/ml) Ekstrak Metabolit Sekunder - Diencerkan dengan DMSO sesuai konsentrasi yaitu 40,60,80, dan 100% - Ditetesi sebanyak 10µl pada cakram kertas steril - Kontrol (-) digunakan cakram kertas yang berisi 10µl DMSO - Kontrol (+) digunakan cakram kertas yang berisi kloramfenikol 30 µg - Disebarkan dengan cotton swab pada permukaan media MHA - Diletakkan cakram kertas yang sudah berisi ekstrak meatbolit sekunder isolat potensial Hasil Diameter zona hambat - Diinkubasi pada T: 30±2 C selama 24-48 jam - Diukur zona hambat yang terbentuk dengan jangka sorong

LAMPIRAN 28. Alur Kerja Uji Daya Hambat Ekstrak Isolat Potensial Terhadap Jamur Patogen Jamur Patogen Jamur patogen usia 3-4 hari - Disubkultur selama 72-96 jam pada media PDA khusus untuk C. albicans ± 24 jam - Diletakkan cakram kertas yang sudah berisi ekstrakmetabolit sekunder isolat potensial di ke empat sisinya sesuai konsentrasi Ekstrak Metabolit Sekunder - Diencerkan dengan DMSO sesuai konsetrasi yaitu 40,60,80, dan 100% - Ditetesi sebanyak 10µl pada cakram kertas kosong steril - Kontrol (-) digunakan cakram kertas yang berisi 10µl DMSO - Kontrol (+) digunakan cakram kertas yang berisi ketokonazol 20µg Hasil - Diinkubasi pada T: 27-29 C selama 24-48 jam - Diukur zona hambat yang terbentuk dengan jangka sorong Diameter zona hambat