Tumbuhan Ficus L. (Moraceae) di hutan konservasi Prof. Soemitro Djojohadikusumo, PT. Tidar Kerinci Agung (TKA), Sumatera Barat

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan tropis yang luas dan memiliki keanekaragaman hayati yang

Jenis-Jenis Paku Sarang (Asplenium): Aspleniaceae di Gunung Singgalang Sumatera Barat

Indonesia: Mega Biodiversity Country

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK MARGA Tarenna DI SUMATERA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FILOGENETIK TIGA POPULASI DUKU TURAK (Lansium domesticum Corr.) ASAL KABUPATEN KUANTAN SINGINGI BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI

Pemetaan Pandan (Pandanus Parkins.) di Kabupaten dan Kota Malang

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,

VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)

Studi Jenis-Jenis Zingiberaceae di Kawasan Hutan Lindung Gunung Talang Sumatera Barat

Periode Juli-September 2016 ISSN ONLINE :

BioLink Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan INVENTARISASI NEPENTHES DI TAPANULI SELATAN. Inventory of Nepenthes in Southern Tapanuli

Karakterisasi Morfologi Populasi Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm. (Zingiberaceae) di Sumatera Barat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

Pembuatan Herbarium. Pembuatan Herbarium dan Pengenalan Jenis Pohon. Onrizal Departemen Kehutanan USU. Onrizal 2

TINJAUAN PUSTAKA. tinggi yang tersebar di ekosistem hutan dataran rendah Dipterocarpaceae sampai hutan

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

Keanekaragaman Infraspesifik Petai (Parkia speciosa Hassk.) Di Kabupaten Indragiri hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi

Jenis-jenis Tumbuhan yang Dikonsumsi Oleh Ungko (Hylobates agilis F. Cuvier) di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi, Universitas Andalas

III. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu

Floribunda 5(2) 2015 PERBEDAAN VEGETATIF DUA JENIS EKONOMI ETLINGERA YANG DIPAKAI PENDUDUK BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kawista (Limonia acidissima L.) di Indonesia salah satunya

MANGGIS MEMBULAT TELUR DARI KALIMANTAN BARAT

Tujuan. Eksplorasi Botani Hutan [Fieldwork] Tujuan. Cara Kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

MATERI DAN METODE. Gambar 3.1.Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

BAB I PENDAHULUAN. semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya,

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

ANALISIS MORFOMETRIK KANTONG SEMAR (Nepenthes) DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT E-JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk ke dalam kategori negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Kekayaan Indonesia dalam keanekaragaman jenis tumbuhan merupakan hal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

KEKERABATAN Bulbophyllum dan Vanda DI PEKANBARU BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi ekosistem hutan sampai kepada

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012

BAB III METODE PENELITIAN

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelestarian fungsi danau. Mengingat ekosistem danau memiliki multi fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya. obatan hingga perananya sebagai keseimbangan ekosistem.

Periode Juli-September 2016 ISSN ONLINE : Jenis-Jenis Polypodiaceae di Hutan PT. CPI Rumbai Provinsi Riau Berdasarkan Karakter Morfologi

PENYEBARAN Ficusspp DI HUTAN GUNUNG TUMPA, PROVINSI SULAWESI UTARA. SPREADING OF Ficus spp IN FOREST MOUNT of TUMPA, NORTH PROVINCE SULAWESI UTARA.

BAB III METODE PENELITIAN

TULISAN PENDEK. Beberapa Catatan Tentang Aspek Ekologi Cacing Tanah Metaphire javanica (Kinberg, 1867) di Gunung Ciremai, Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEKAYAAN NYAMPLUNG DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Oleh : Aris Budi Pamungkas & Amila Nugraheni

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

PERTELAAN MORFOLOGI MEDINILLA SPP. DI KEBUN RAYA EKA KARYA BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN TANAMAN HIAS

KARAKTERISTIK ORGAN REPRODUKSI DAN DISPERSAL TUMBUHAN INVASIF LANGKAP

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM. Herbarium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN. Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK TUJUH ANGGOTA FAMILIA APOCYNACEAE. Rahmawati, Hasanuddin, Cut Nurmaliah, Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1 Atau

BAB I PENDAHULUAN. Telah disepakati oleh beberapa ahli bahwa ajaran agama merupakan aspek

SIFAT-SWAT MORFOLOGIS DAN ANATOMIS LANGKAP (Arenga obtusifolia Blumme Ex. Mart) Haryanto dan Siswoyo'"

Dinamika Populasi Anakan Pohon Klimaks Calophyllum soulattri Burm dan Swintonia schwenkii T.&B Di Hutan Bukit Pinang-Pinang

BAB III KOLEKSI TUMBUHAN DAN METODE HERBARIUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. tubuh, warna serta ciri lainnya yang tampak dari luar. Seiring dengan

Oleh: Merryana Kiding Allo

Keanekaragaman Jenis Araceae Di Kawasan Hutan Bukit Tapak, Cagar Alam Batukahu, Bali

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

JENIS-JENIS KADAL (LACERTILIA) DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS LIMAU MANIH PADANG SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH HERLINA B.P.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. kondisi lingkungan tumbuh. Selain itu anggrek Dendrobium memiliki

PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pisang (Musa paradisiaca) adalah tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis maupun sub tropis.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda merupakan tanaman herba aquatic yang termasuk dalam keluarga

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2012.

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

Asrianny, Arghatama Djuan. Laboratorium Konservasi Biologi dan Ekowisata Unhas. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Tumbuhan Ficus L. (Moraceae) di hutan konservasi Prof. Soemitro Djojohadikusumo, PT. Tidar Kerinci Agung (TKA), Sumatera Barat Ficus L. plants (Moraceae) in the forest conservation Prof. Soemitro Djojohadikusumo, PT. Tidar Kerinci Agung (TKA), West Sumatera Nur aini 1) *, Syamsuardi 1), Ardinis Arbain 2). 1) Herbarium Universitas Andalas (ANDA), Padang, Sumatera Barat 25163 2) Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat 25163 * Koresponden: Nur_aini89@rocketmail.com. Abstract The floristic study of Ficus L. at conservation forest Prof. Soemitro Djojohadikusumo PT. Tidar Kerinci Agung (TKA) West Sumatera have been carried out from September 2012 to January 2013. Samples were directly collected during surveys along the tracks at the study area between 300 and 543 meter above sea levels. The samples were processed and identified at Herbarium ANDA, Biology Department. Twenty spesies of Ficus were identified. Each species could be distinguished by some specific morphological characters such as stipula, leaf frorm, waxy glands, and fruit type. We prepared description for each species and determination key of species level. Keywords: Ficus, forest conservation, floristic study, morfologycal character, palm oil planation and Species. Pendahuluan Ficus merupakan salah satu jenis tumbuhan yang paling penting dari ekosistem hutan. Beberapa dari organisme hidup tergantung pada keberadaan Ficus, seperti seranggaserangga yang sifatnya spesifik (Whitmore, 1978). Secara umum masyarakat mengenal Ficus dengan nama beringin, ara/aro, jilabuak atau sikalabuak dengan ciri khas pada bentuk dan struktur buah yang disebut dengan fig atau syconium. Fig merupakan bunga atau buah semu majemuk yang disusun oleh receptaculum atau dasar bunga yang berdaging dan berair. Bunga atau buah yang sesungguhnya terdapat pada dinding sebelah dalam dari receptaculum tersebut (Hooker, 1982). Ficus terdiri dari hampir 800 jenis, yang tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak didapatkan pada daerah tropis dan sebagian besar di Indo-Malesia (Ridley, 1925). Dari sekian banyak jenis Ficus, Ridley (1925) melaporkan ada 92 jenis di Asia dan Asia tropis. Merril (1974) mempublikasikan 100 jenis yang terdapat di Philipina. Kochummen (1978) juga melaporkan bahwa ada 101 jenis yang ada di Semenanjung Malaya, sedangkan Jawa memiliki 72 jenis (Backer,1965). Hooker (1982) mempublikasikan 600 jenis yang terdapat di India, Burma, dan Srilangka. Menurut Loutfy et al., (2005) jumlah Ficus pada daerah tropis sudah hampir mencapai 800 jenis. Ficus dapat ditemukan di hutan yang ada di dataran tinggi sampai dataran rendah ataupun daerah terbuka. Hutan konservasi Prof. Soemitro Djojohadikusumo. merupakan salah satu hutan yang ada di datran rendah sampai tinggi dengan kondisi yang unik, karena hutan ini ada di dalam kawasan perkebunan kelapa sawit. Pada saat ini sebagian besar hutan telah berubah menjadi perkebunan kelapa sawit yang berdampak pada penurunan jumlah keanekaragaman hayati. Oleh karena itu hutan yang tersisa seperti hutan konservasi Prof. Soemitro Djojohadikusumo. diharapkan dapat dipertahankan keberadaannya, apalagi perusahaannya sengaja menyisihkan hutan Accepted: 23 Juli 2013

konservasi sebagai sumber dan cadangan air bagi masyarakat perkebunan dan sekitarnya. Berdasarkan informasi yang didapatkan, di kawasan hutan konservasi Prof. Soemitro Djojohadikusumo PT. TKA terdapat Ficus, namun belum diketahui jenisnya, untuk itu diperlukan inventarisasi jenis-jenis Ficus yang terdapatkan di hutan konservasi Prof. Soemitro Djojohadikusumo. Informasi mengenai jenis-jenis Ficus di daerah hutan konservasi ini sangat penting untuk bahan pertimbangan dalam mempertahankan hutan konservasi untuk kedepannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis, menentukan karakter pembeda dan mengetahui persebaran Ficus di hutan konservasi Prof. Soemitro Djojohadikusumo PT. TKA Sumatera Barat. Metode Penelitian Pencarian sampel Ficus dan pengkoleksian di lapangan dilaksanakan secara langsung di lapangan. Disamping pengkoleksian tumbuhan dilakukan juga pencatatan data lapangan yaitu tempat tumbuh, habit, dan morfologi dan titik kooardinat lokasi ditemukannya setiap sampel. Sampel difoto, dikoleksi, dan diberi label, setelah itu dilakukan pengawetan lapangan dengan mengunakan alkohol 70%. Selanjutnya pembuatan spesimen dan pengidentifikasian dilakukan di Herbarium Universitas Andalas (ANDA) dengan mengunakan buku acuan (Ridley (1925), Corner dan Watanabe (1969), Backer (1965), Kochummen (1978), dan Berg dan Corner (2005)), dan specimen herbarium. Karaketer pembeda dari masing-masing jenis disajikan dalam kunci determinasi. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian tentang jenisjenis Ficus yang telah dilakukan di hutan Prof. Soemitro Djojohadikusumo didapatkan Ficus sebanyak 20 jenis (Tabel 1). Ficus ditemukan pada bagian hutan yang relatif terbuka yang masih mendapatkan sinar matahari yang cukup 236 banyak dan dekat dengan aliran sungai, lima jenis diantaranya merupakan jenis yang tidak di temukan oleh penilitian sebelumnya oleh Ismanidar (1998) di Kodya Padang (F. callosa, F. kurzii, F. pisifera, dan F. Rumpii). Jenis-jenis Ficus yang ditemukan pada umumnya memiliki habit yang bervariasi. Habit yang berupa pohon sebanyak 55 %, dengan kedudukan fig umumnya terdapat di batang, percabangan atau dekat dengan axilaris. Jenis Ficus yang habitnya strangle ditemukan sebanyak 25% dengan kedudukan fig umumnya terdapat di axilaris. Ditemukan 20 % jenis Ficus yang habitnya berupa perdu, epifit dan hemiepifit dengan kedudukan fig axilaris dan ujung cabang. Menurut Berg and Corner (2005) kebanyakan posisi fig berada axillaris dan berpasangan. Selain itu ada beberapa spesies dari Ficus yang fig-nya ditemukan dibawah daun, cabang maupun pada batang. Pada sub genus Sycidium, fig terdapat pada percabangan tepatnya di internodus dan juga batang. Jenis-jenis Ficus yang ditemukan berada pada ketinggian yang bervariasi. Ini dapat dilihat dengan hasil yang diperoleh pada saat penelitian (Gambar 1). Jenis-jenis Ficus yang ditemukan berada pada ketinggian 300-543 mdpl, Umumnya Ficus ditemukan di daerah dataran rendah, namun enam jenis diantaranya berada di daerah dataran tinggi yaitu F. benjamina, F. callosa, F. grassularioides F. uniglandulosa, dan F. xyllophylla. Kochummen (1969) serta Berg and Cornert (2005) menyatakan Ficus dapat ditemukan sampai ketinggian 2400 mdpl Pada Gambar 1, dapat dilihat perbandingan persebaran Ficus yang didapatkan pada penelitian ini dengan Berg and Cornert (2005). Pada setiap titik persebaran jenis-jenis Ficus yang yang didapatkan berada dalam rentang ketinggian dari persebaran Ficus yang ditemukan oleh Berg and Corner (2005). Menurut Yusuf (2011) kebanyakan jenis-jenis Ficus di daerah tropik di jumpai tumbuh di dataran rendah dan hutan pegunungan bawah (ketinggian <1500 m), akan tetapi ada sebagian kecil tumbuh di daerah

237 pegunungan dengan ketinggian 1500-2500 mdpl. Tabel 1. Jenis-jenis Ficus yang didapatkan pada hutan konservasi PT TKA No Spesies Habit Getah Kedudukan Fig 1 Ficus acamptophylla (Miq) Miq. Strangle Putih susu Axilaris 2 Ficus benjamina L. Pohon Putih susu Axilatis 3 Ficus callosa willd. Pohon Crem Axilaris * 4 Ficus crasiramea Miq. Strangle Crem Batang, axillaris 5 Ficus deltoidea Jack. Epifit Putih susu kental Axilaris 6 Ficus elastica Nois. ex.bl. Pohon Crem Axilaris* 7 Ficus fistulosa Reinw. ex. Bl. Pohon Crem Batang dan cabang 8 Ficus fulva Reinw. ex. Bl. Pohon Putih susu Ujung batang 9 Ficus grassularioides Burm. f., Backer. Perdu Putih susu Axilaris 10 Ficus kurzii King. Pohon Puith susu Cabang 11 Ficus lepicarpa Bl. Pohon Putih susu Axilaris 12 Ficus obscura Bl. Strangle Putih susu Batang dan axillaris 13 Ficus oreophylla Ridl. Strangle Putih susu Axilaris 14 Ficus pisifera Hook. ex. Miq Strangle Crem Axilaris 15 Ficus pruninerfis Bl. Pohon Putih susu Axilaris 16 Ficus racemosa L. Pohon Putih susu Batang dan cabang 17 Ficus rumpii Bl. Pohon Putih susu Batang dan cabang 18 Ficus uniglandulosa Wall. ex. Miq Perdu Putih susu Axilaris 19 Ficus variegata Bl. Pohon Putih susu Batang dan cabang 20 Ficus xylophylla Wall. ex. Miq Hemi-epifit Crem Ujung cabang Note: * : Berg and Cornert (2005) Gambar 1. Sebaran Ficus yang ditemukan di hutan konservasi PT TKA dan Berg and Corner (2005).

238 Gambar 2. Bentuk daun dari jenis-jenis Ficus yang didapatkan Setiap jenis-jenis Ficus yang ditemukan, masing-masing jenis memiliki karakter daun yang berbeda-beda (Gambar 2). Dapat dilihat bahwa jenis-jenis Ficus yang ditemukan memiliki karater daun yang berbeda-beda baik dari segi bentuk daun, basis, apex, tipe pertulangan. Ficus ini memiliki ukuran yang cukup besar dibanding dengan jenis lainnya, tipe daun yang cordatus, basis cordatus, apex acutus, tipe pertulangan pinnati nervis, daun memiliki bulu yang halus (pillosus) dan diantara pertulangan sekunder terdapat waxy gland. Hasil pengamatan dan pengukuran karakter daun Ficus, dapat dikelompokan atas 3 kelompok (Gambar 3). Ada tiga kelompok besar jenis-jenis Ficusyang berbeda secara segnifikan. Kluster pertama terbagi dua, yang mana masing-masing kluster memiliki dua spesies. Cabang pertama yaitu F. callosa dan F. kurzii dan

cabang kedua yaitu F. benjamina dan F. xyllophylla. Kluster kedua juga terbagi menjadi dua cabang, yang mana cabang kedua menuju kluster ke tiga. Untuk cabang yang pertama terdapat F. fistulosa dan F. fulva. Kluster ketiga terbagi menjadi dua bagian yang hampir sama banyak. Pada setiap cabang terdapat tujuh 239 masing-masing spesies yang berbeda kelompok. Cabang pertama terdiri atas F. acamptophylla, F. lepicarpa, F. oreophila, F. prunifomis, F. rumpii, F. uniglandulosa, dan F. variegata. Sedangkan pada cabang kedua terdiri atas F. crassiramea, F. deltoidea, F. elastica, F. grassularoiodes, F. obscura, F. pisifera dan F. racemosa. Gambar 3. Diagram karakter daun dari 20 jenis-jenis Ficus di dapatkan. Dari hasil yang telah didapatkan terlihat bahwa pengelompokan dari beberapa jenis Ficus memiliki perbedaan dengan hasil yang dilakukan Berg and Cornert (2005). Perbedaan pengelompokkan Ficus yang didapatkanya adalah sub genus Urostigma terdiri dari. F. acamptophyla, F. benjamina, F. kurzii, F. pruniformis, F. rumpii, F. xyllophyla, F. crassiramea dan F. elastica. Kedua, sub genus Pharmacostcea yaitu F. callosa. Ketiga, Sub genus Sycomorus terdiri atas F. lepicarpa, F. racemosa, F. variegata, dan F. fistulosa. Keempat, sub genus Ficus terdiri atas F. deltoidea, F. fulva, dan F. grassularioides, kelima sub genus Sycidium terdiri atas F. pisifera, F. uniglandulosa, dan F. obscura. Perbedaaan ini terjadi kerena karakter yang digunakan hanya sebatas karakter daun secara morfologi. Pada pengelompokkan yang dilakukan oleh Berg and Cornert (2005) karakter yang digunakan tidak hanya pada daun saja melainkan semua karakter tumbuhan tersebut mulai dari habit, variasi bentuk morfologi dan anatomi dari daun, batang dan Fig. Berdasarkan hal ini, karakter morfologi daun tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan pada genus Ficus, walaupun Wing, et al., (1999)menggunakan morfologi daun unuk mengelompokan tumbuhan Ficus Kunci identifikasi Ficus yang ditemukan sebagai berikut: 1. a. Strangle, hemi-epifit dan epifit...... 2 b. Perdu dan Pohon... 8 2. a. Basis daun... 3 b. Basis daun simetris....4 3. a. Tangkai daun tidak jelas......f. pisifera b. Tangkai daun pendek dan jelas...... F. obscura

4. a. Permukaan bawah daun glabrous... 5 b. Permukaan bawah daun pillosus...... F. oreophila 5. a. Fig soliter dan berukuran kecil...... F. acamptophyla b. Fig soliter dan berukuran... 6 6. a. Bagian pangkal fig memiliki bractea... 7 b. Bagian pangkal fig tidak memiliki bractea... F. crassiramea 7. a. Memiliki tipe bunga gall...... F. deltoidea b. Tidak memiliki tipe bunga gall...... F. xylophylla 8. a. Permukaan bawah daun ditutupi oleh pillosus dan lapisan lilin... 9 b. Permukaan bawah daun tidak ditutupi oleh pillosus dan lapisan lilin... 10 9. a. Tipe daun cordatus dan memiliki 2-3 lobus... F. grassularoides b. Tipe daun cordatus dan tidak memiliki lobus... F. fulva 10 a. Daun yang lebih muda berwarna merah muda... F. fistulosa b. Daun yang lebih muda tidak berwarna merah muda... 11 11. a. Petiolus bulat, hitam dan pendek...12 b. Petiolus bulat, coklat kemerahan...... F. pruniformis 12. a. Panjang apex mencapai 2 cm...... F. kurzii b. Panjang apex tidak mencapai 2 cm...... 13 13. a. Pertulangan sekunder daun rapat... 14 b. Pertulangan sekunder daun jarang...... 15 14. a. Daun berdaging dan tebal...... F. elastica b. daun tipis dan tidak berdaging...... F. benjamina 15. a. Bagian pangkal pertulangan daun terdapat waxy gland...... F. uniglandulosa b. Pangkal pertulangan daun tidak memiliki waxy gland... 16 16. a. Tipe pertulangan daun curvinervis...... F. rumpii b. Tipe pertulangan daun pinnatinervis... 17 17. a. Daun memiliki pertulangan intermarginal yang bergelombang... Ficus callosa 240 b. Daun tidak memiliki pertulangan intermarginal yang bergelombang...... 18 18 a. Bagian pangkal pertulangan daun bersifat trinervis... F. variegata b. Bagian pangkal pertulangan daun tidak bersifat trinervis... 19 19. a. Daun berukuran kecil dan basis obtusus... F. racemosa b. Daun berukuran tidak kecil dan basis attenuatus... F. lepicarpa Kesimpulan Jenis-jenis Ficus yang ditemukan di sekitar kawasan hutan konservasi Prof. Soemitro Djojohadikusumo PT. Tidar Kerinci Agung (TKA) Sumatera Barat adalah sebanyak 20 jenis yaitu F. acamptophylla, F. benjamina, F. callosa, F. crassiramea, F. deltoidea, F. elastica, F. fistulosa, F. fulva, F. grassularioides, F. kurzii, F. lepicarpa, F. oreophilla, F. obscura, F. pisifera, F. pruniformis, F. racemosa, F. rumpii, F. uniglandulosa, F. variegata, dan F. xylophylla. Karakter pembeda dari jenisjenis Ficus yang didapatkan dapat dilihat pada variasi habit, stipula, morfologi daun, waxy gland, dan buah. Lokasi tumbuh jenis-jenis Ficus yang ditemukan tersebar pada ketinggian 300-543 mdpl. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada Dr. Erizal Mukhtar, Dr. Rizaldi, dan Mildawati M.Si yang telah memberikan saran dan masukkan untuk penelitian dan penulisan artikel. Daftar Pustaka Afrinawaty. 2007. Variasi morfologi daun tumbuhan tabat barito (Ficus deltoidea Jack) Di Sumatra Barat. Skripsi Sarjana Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas. Padang. Backer, A. C. and R. C. Bakhuizen van den Brink. 1965. Flora of Java. Volume II. Angiospermae.N. V. P. Noordoff Groningen The Netherlands. Berg, C. C and Corner. E. J. H. 2005. Flora Malesiana. Volume 17 Part

2.University Leiden Branch. National Herbarium Netherland. Hooker, J. D. 1982. Flora of British India.Vol.V. Binshen Singh Mahendra Pal Singh. India. Ismanidar. 1998. Jenis-jenis Ficus di Kotamadya Padang. (Skripsi). Universitas Andalas. Padang. Kochmmen, K. M. 1978. Moraceae in tree flora of Malaya. Vol. Three Longman group Limited. London. Loutfy, M. H. A., E. A. K. Karakist, S. F. Khalifa, and E. R.A. Mira. 2005. Numerical taxonomic evaluation of leaf architecture of some species of genus Ficus L. International journal of agriculture and biology. 1560 8530/2005/07 3 352 357 Merril, E. D. 1974. A Flora of Manila. The Bookmark, inc. Manila. 241 Ridley, H. N. 1925. The flora of the Malaya Peninsula. L. Reeve & Co. Ltd. Henrietta street, Convent Garden. London. Wing. S, A. Ash, B. Ellis, L. J. Hickey, K. Johnson, P. Wilf. 1999. Manual of leaf architecture. Smitsonian Instution 10th St. & Constitution ave.,n.w. Washington, Dc. Whitmore, T. C. 1978. Tree frora of Malaya. Volume Three. Forest Department Ministry of Primary Industries Malaysia..1986. An introduction to tropical rainforest. Second edition. Oxford University Press. London Yusuf, R. 2011. Sebaran ekologi dan keanekaragaman Ficus spp. Di Indonesia. Berk. Penel. Hayati edisi Khusus: 5A (83-91). Puslitbang Biologi. LIPI.