HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA, PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO Komalasari*, Woodford B. S Joseph *,Budi T. Ratag, MPH * *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Kinerja pegawai dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya keterampilan, motivasi dan dukungan yang diterima serta hubungan mereka dengan organisasi yang dapat memicu para karyawan untuk bekerja dengan baik sesuai dengan tugas pekerjaannya. Oleh karena itu, kinerja pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kinerja karyawan perlu diperhatikan karena keyakinan diri dan harga diri karyawan sangat berpengaruh pada hasil kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stres kerja, pelatihan dan motivasi kerja dengan kinerja pegawai di PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survei analitik dengan desain cross sectional study yang dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2015 di PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo dengan jumlah sampel 86 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan 42 butir pernyataan untuk stres kerja, 1butir pertanyaan untuk pelatihan, 14 butir pernyataan untuk motivasi kerja, dan 35 butir pernyataan untuk kinerja pegawai. Dengan menggunakan uji statistik chi square dengan nilai α = 0,05 da CI = 95%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa stres kerja berhubungan dengan kinerja pegawai (p= 0,018), pelatihan berhubungan dengan kinerja pegawai (p = 0,012), motivasi kerja berhubungan dengan kinerja pegawai (p= 0,000). Terdapat hubungan secara parsial/ terpisah antara stres kerja, pelatihan dan motivasi kerja berhubungan dengan kinerja pegawai di PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo. Kata Kunci: Stres Kerja, Pelatihan dan Motivasi Kerja, Kinerja Pegawai ABSTRACK The employees performance is influenced by several factors, incluiding skill, motivation, and support received as well as their relationship with an organization that can trigger employees to work well based on the job duties. Therefore, the employees performance is a very important thing in a business efforts to achieve the objectives. The employees performance should be considered as self- confidence and self- esteem of employees is very influential on the work output. The aim of this study was to know the relationship beetwen job motivation with the employees performance at PLN (Persero) Suluttenggo Area.The type of this research is the analysis of the survey method with cross sectional study in August-October 2015 at PLN (Persero) Suluttenggo Area with a sample of 63 People. The research instrument using a questionnaire with 42 items for a questions of job stress, 1 questions for the training, 14 questions for job motivation and 35 questions for the amployees performance. By using statistics test chi square with a value α = 0,05 and CI = 95%.The result of statistics showeh that job stress related to the employees performance (p = 0,08). Training related to the employees performance (p = 0,012). Motivation related to the employees performance (p = 0,000).Work Stress related to employee performance, training related to employee performance, and work motivation related to employee performance in PT PLN (Persero) Suluttenggo Area. Keywords: Work Stress, Training and Work Motivation, Employee Percormance
PENDAHULUAN Kinerja adalah hasil dari pekerjaan yang berkaitan dengan tujuan organisasi seperti kualitas, efisiensi dan kriteria lain dari efektivitas. Kinerja pegawai merupakan hasil kerja seorang pegawai selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya: standar, target, saran, kriteria yang ditentukan dan disepakati bersama (Wibowo, 2014). Stres kerja karyawan merupakan salah satu masalah yang harus dipikirkan oleh perusahaan. Stres kerja adalah kondisi dinamik yang mana individu didalamnya menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai hal yang tidak pasti tetapi esensial bagi setiap individu (Robbins, 2006 dalam Mariana, 2012). Pelatihan adalah programprogram untuk memperbaiki kemampuan melaksanakan pekerjaan secara individual, kelompok dan/atau berdasarkan jenjang jabatan dalam organisasi atau perusahaan (Nawawi, 2008). Motivasi sebagai proses yang menyebabkan intensitas (intensity), arah (direction), dan usaha terus menerus (persistence) individu menuju pencapaian tujuan. Intensitas tinggi tidak mungkin mengarah pada hasil kinerja yang baik, kecuali usaha dilakukan dalam arah yang menguntungkan organisasi, karenanya harus dipertimbangkan kualitas usaha maupun intensitasnya. Motivasi mempunyai dimensi usaha terus menerus. Motivasi merupakan ukuran berapa lama seseorang dapat menjaga usaha mereka. Individu yang termotivasi akan menjalankan tugas cukup lama untuk mencapai tujuan mereka (Robbins, 2003 dalam Munandar, 2001). Menurut Lubis, 2008 melalui pelatihan dan motivasi akan berpengaruh pada peningkatan kinerja karyawan. Dengan motivasi yang kuat, serta pelatihan yang maksimal diharapkan kinerja yang dihasilkan karyawan dapat meningkat sehingga tujuan atau harapan perusahaan dapat tercapai. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survei analitik dengan menggunakan desain cross sectional study atau studi potong lintang. Penelitian ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Manado pada bulan Agustus-Oktober 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai yang bekerja di
PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Manado yang berjumlah 178 pegawai. Sampel dalam penelitian ini, yaitu semua pegawai yang bekerja di bidang SDM (46 orang), Keuangan (26 orang), dan Perencanaan (14 orang) dengan total responden sebanyak 86 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu Total Sampling, berjumlah 86 orang dan selanjutnya melalui proses kriteria inklusi menjadi 63 orang. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner yang pernah dipakai oleh peneliti sebelumnya yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis Bivariat menggunakan uji statistik chi square dengan nilai dan α = 0,05 dan CI 95%. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Variabel Penelitian Distribusi responden berdasarkan Kinerja Pegawai, Stres Kerja, Pelatihan dan Motivasi Kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Pegawai Kinerja Pegawai n % Kurang 8 12,7 55 87,3 Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa kinerja pegawai terbagi atas dua kategori, yaitu kinerja kurang baik dan kinerja baik dimana dengan jumlah terbanyak yaitu kategori baik sebesar 55 orang (87,3) sedangkan kategori kurang baik berjumlah 8 orang (12,7%). Tabel 2. Distribusi Responden Stres Kerja Berdasarkan Skor Depression Anxiety Stress Scale (DASS) 42 Stres Kerja n % Stres (Normal) 28 44,4 Tidak Stres 35 55,6 Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa responden yang stresnya lebih dari normal sebanyak 28 orang (44,4%) dan yang stresnya dalam batas normal sebanyak 35 orang (55,6%) dari keseluruhan responden. Tabel 3. Distribusi Responden Berdsarakan Pelatihan Pelatihan n % Tidak Pernah 5 7,9 Pernah 58 92,1 Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa yang tidak pernah mengikuti pelatihan sebanyak 5 orang (7,9%) dan responden yang pernah mengikuti pelatihan berjumlah 58 orang (92,1). Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Kerja Motivasi Kerja n % Kurang 7 11,1 56 88,9
Hubungan antara Stres Kerja dengan Kinerja Pegawai Tabel 5. Hubungan antara Stres Kerja dengan Kinerja Pegawai Hubungan antara stres kerja dengan kinerja pegawai dapat dilihat pada tabel 5. Kinerja Stres Kerja Kurang Total p- value n % n % n % Stres 7 25 21 75 28 100 Tidak Stres (Normal) 1 4,4 34 30,6 35 100 0,018 Jumlah 8 12,7 55 87,3 63 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kelompok responden yang mengalami stres dan memiliki kinerja kurang baik adalah sebanyak 7 orang (25%) sedangkan yang tidak stres dan memiliki kinerja kurang baik sebanyak 1 orang (4,4%). Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji Fisher s Exact Test dengan nilai p = 0,018 α = 0,05. Ini berarti bahwa Hₒ ditolak. Hasil penelitian yang dilakukan tentang hubungan antara stres kerja dengan kinerja pegawai menunjukkan bahwa responden yang mengalami stres dan memilki kinerja kurang baik sebanyak 7 orang (25%), sedangkan yang tidak mengalami stres dan memiliki kinerja kurang baik sebanyak 1 orang (4,4%), yang menunjukkan ada hubungan antara stres kerja dengan kinerja pegawai di PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo. Ini berarti bahwa pegawai yang mengalami stres mempunyai pengaruh menurunnya kinerja pada pegawai sedangkan yang tidak mengalami stres dapat meningkatkan kinerja pada pegawai dan memberikan pengaruh yang baik bagi perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Hermita (2011) mengenai pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan yaitu terdapat dua variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres kerja, yaitu stressor individu dan stressor kelompok. Sedangkan untuk faktor stresor organisasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja. Stresor kelompok sebagai faktor yang paling dominan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Gaffar (2012) hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor individual dan faktor organisasi secara bersamasama mempengaruhi kinerja karyawan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Wilayah X Makassar sebesar 76,5%. Faktor yang paling berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan adalah faktor organisasi.
Hubungan antara Pelatihan dengan Kinerja Pegawai Hubungan antara pelatihan dengan kinerja pegawai dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Hubungan Antara Pelatihan dengan Kinerja Pegawai Kinerja Pelatihan Kurang Total p- value n % n % n % Tidak Pernah Mengikuti Pelatihan 3 8,6 2 91,4 5 100 Pernah Mengikuti Pelatihan 5 60,0 53 40 58 100 0,012 Jumlah 8 12,7 55 87,3 63 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat pegawai di PLN (Persero) Wilayah dilihat bahwa kelompok responden yang tidak pernah mengikuti pelatihan dan memiliki kinerja kurang baik sebesar 3 orang (8,6%) sedangkan responden yang pernah mengikuti pelatihan dan memiliki kinerja kurang baik sebesar 5 orang (60,0%). Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji Fisher s Exact Test dengan nilai p = 0,012 α = 0,05. Ini berarti bahwa Hₒ ditolak. Hasil penelitian yang dilakukan tentang hubungan antara pelatihan dengan kinerja pegawai menunjukkan bahwa responden yang mengikuti pelatihan dan memiliki kinerja kurang baik sebanyak 5 orang (8,6%) sedangkan yang tidak mengikuti pelatihan dan memilki kinerja kurang baik sebanyak 3 orang (60%), yang menunjukkan ada hubungan antara pelatihan dengan kinerja Suluttenggo. Ini menunjukkan bahwa pegawai yang tidak mengikuti pelatihan memiliki peluang besar mendapatkan kinerja kurang baik dibandingkan dengan pegawai yang mengikuti pelatihan Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mursidi (2009) berdasarkan hasil pengujian dengan uji t (t-test) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja karyawan Universitas Muhammadiyah Malang, sedangkan tingkat kinerja karyawan Universitas Muhammadiyah Malang dinilai sangat baik pula. Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Pegawai Tabel 7. Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Pegawai Motivasi Kerja Kurang Kinerja Hubungan antara motivasi dengan kinerja pegawai dapat dilihat pada tabel 7. Total p- value
N % n % n % Kurang 6 85,7 1 14,3 7 100 2 3,6 54 96,4 56 100 0,000 Jumlah 8 12,7 55 87,3 63 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kelompok responden yang memiliki motivasi kerja kurang baik dan memiliki kinerja kurang baik sebesar 6 orang (85,7%) sedangkan responden yang memiliki motivasi kerja baik dan memiliki kinerja kurang baik sebesar 2 orang (3,6%). Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji Fisher s Exact Test dengan nilai p = 0,000 α = 0,05. Ini berarti bahwa Hₒ ditolak. Hasil penelitian yang dilakukan tentang hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai menunjukkan bahwa responden yang motivasi kerja kurang dan memilki kinerja kurang baik sebanyak 6 orang (85,7%) sedangkan yang motivasi kerja baik dan memilki kinerja kurang baik sebanyak 2 orang (3,6%), yang menunjukkan ada hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai di PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo. Ini menunjukkan bahwa pegawai yang mendapatkan motivasi kerja memilki pengaruh yang besar yaitu mendapatkan kinerja yang baik bagi pegawai dan memiliki jumlah terbesar dari keseluruhan responden. Penelitian lain oleh Agusta, dkk (2013) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. ekstrinsik berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian oleh Jeremy (2008) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja. Hal ini didapat pada tingkat kepercayaan 95% dimana koefisien korelasi terhadap kinerja sebesar 0,555. Implikasi penelitian ini menyimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap seluruh karyawan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan: 1. Ada hubungan antara stres kerja dengan kinerja pegawai di PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo 2. Ada hubungan antara pelatihan dengan kinerja pegawai di PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo 3. Ada hubungan antara motivasi kerja Saran dengan kinerja pegawai di PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo 1. Pegawai hendaknya berwisata setiap libur dan berolahraga secara teratur dan pemberian insentif yang selama
ini diberikan kepada pegawai agar tetap dipertahankan 2. Pelatihan tetap harus diberikan kepada setiap pegawai dan pelatihan yang diberikan juga harus tetap disesuaikan dengan tuntutan pekerjaan yang akan diemban oleh seorang pegawai 3. Pelaksanaan motivasi oleh pimpinan yang selama ini diberikan dapat tetap dipertahankan 4. Pada kinerja pegawai, sebaiknya pihak perusahaan harus mempertahankan kinerja yang telah ada atau mengadakan peningkatan lagi terutama pada kemampuan individu agar hasil kerja yang dihasilkan menjadi lebih baik lagi DAFTAR PUSTAKA Agusta, L., Sutanto, E, M. 2013. Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Karyawan CV Haragon Surabaya. Jurnal Agora, Vol 1, No.3. Prodi Manajemen. Online: studentjournal.petra.ac.id diakses tanggal 07 Agustus 2015 Gaffar, H. 2012. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Wilayah X Makassar. Fakultas Ekonomi. Unhas Makassar. Skripsi. Online: repository.unhas.ac.id diakses tanggal 05 Oktober 2015 Hermita. 2011. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep. Fakultas Ekonomi. Unhas Makassar. Online: diakses tanggal 30 September 2015 Jeremy. 2008. Analisis Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Inalum. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Nusantara Skripsi. Online: http://eprints.binus.ac.id diakses tanggal 01 Oktober 2015 Lubis, K, A. 2008. Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Prodi Ilmu Manajemen. Universitas Sumatera Utara. Tesis. Online: repository.usu.ac.id dikses tanggal 05 Agustus 2015 Mariana, K. 2012. Pengaruh Stres Kerja dan Karakteristik Individu Terhadap Intensi Turnover Karyawan Bagian Produksi PT Citra Kencana Industri Tanjung Morawa Medan. Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Online: repository.usu.ac.id bistream Munandar, A, S. 2001. Psikologi Insdustri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia(UI-Press) Mursidi. 2009. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang. Online: ejournal.umm.ac.id diakses tanggal 02 Oktober 2015 Nawawi, H, H. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja Edisi Keempat. Jakarta: Rajawali Pers