BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin mengedepankan pendidikan sebagai salah satu tolak ukur dan

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangkan kualitas produknya. Karyawan merupakan harta terpenting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan sumber daya manusia berkualitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan induk dari segala ilmu. Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional: Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu sarana mendidik anak bangsa untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Sumber daya pada suatu organisasi merupakan kunci dari lajunya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan menundanunda

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 2005: 11). Unsur-unsur dalam dakwah adalah subjek (da i), objek (mad u), materi,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Proses penelitian tentang profil prokrastinasi akademik siswa dan

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penundaan pada sebuah pekerjaan atau tugas yang sedang dijalani. Dinamika kerja di

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah diharapkan mampu. memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif kepada para siswa guna

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang domokratis serta bertanggung jawab. sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu perubahan yang dialami oleh individu dalam masa emerging

Skala Prokrastinasi Akademik. Ciri-Ciri Prokrastinasi Ferrari (dalam Ghufron 2014: ) menyatakan bahwa perilaku prokrastinasi

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. menuntun pikiran dan perilaku seseorang. Dengan demikian, maka kecerdasan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Self Efficacy adalah keyakinan seseorang dalam mengkoordinasikan keterampilan dan kemampuan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan remaja dalam pendidikan formal seperti di sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill,

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Riska Tyas Perdani, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giska Nabila Archita,2013

BAB I PENDAHULUAN. tentang sumber daya manusia yang berkualitas pada dasarnya ditentukan oleh

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di suatu lembaga sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai masa remaja. Hurlock (1993: 206), awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13-17 tahun. Masa remaja ditinjau dari rentang kehidupan manusia merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju ke dewasa, dimana tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak, akibatnya hanya sedikit anak lakilaki dan anak perempuan yang diharapkan mampu menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat menurut Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 126). Oleh karena itu dalam menjalankan tugas perkembangannya peran serta dari orang tua sangat dibutuhkan terutama dalam belajar atau bidang akademik. Belajar merupakan tugas utama seorang siswa, namun tidak semua siswa memiliki pengelolaan belajar yang baik, khususnya dalam pengelolaan waktu, hal ini pula yang dialami siswa di SMP Negeri 1 Mungkid. Pengelolaan waktu belajar yang kurang baik menyebabkan siswa sering melakukan penundaan dalam mengerjakan tugas-tugas akademik. Perilaku menunda tugas-tugas akademik disebut dengan prokrastinasi Akademik. 1

Burka dan Yuen (2008: 4), mengemukakan bahwa prokrastinasi terjadi pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai pekerja atau pelajar. Menurut Ellis & Knaus (Tuckman, 2002: 1), prokrastinasi merupakan kebiasaan penundaan yang tidak perlu, yang dilakukan seseorang karena adanya ketakutan gagal serta ketakutan akan adanya pandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dan harus diselesaikan dengan sempurna, sehingga individu merasa lebih aman untuk tidak melakukan dengan segera, karena hal itu akan menghasilkan sesuatu yang tidak maksimal. Menurut Millgram (M. N. Ghufron 2003: 17), mengatakan bahwa prokrastinasi adalah suatu perilaku spesifik, yang meliputi : (1) suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas; (2) menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih jauh, misalnya keterlambatan menyelesaikan tugas maupun kegagalan dalam mengerjakan tugas; (3) melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, misalnya tugas kantor, tugas sekolah, maupun tugas rumah tangga; (4) menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan, misalnya perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik, dan sebagainya. Prokrastinasi tidak lebih dari sekedar kecenderungan, melainkan suatu respon tetap dalam mengantisipasi tugas-tugas yang tidak disukai dan dipandang bisa diselesaikan dengan sukses. Prokrastinasi akademik merupakan kegagalan dalam mengerjakan tugas dalam kerangka waktu yang 2

diinginkan atau menunda mengerjakan tugas sampai saat-saat terakhir. Prokrastinasi Akademik merupakan jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai prokrastinasi akademik, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik sangat mempengaruhi hasil belajar. Selain itu juga ditemukan bahwa penerapan metode kelompok belajar dapat mengurangi prokrastinasi akademik siswa dikarenakan melalui belajar kelompok siswa dapat saling memotivasi dengan saling mengingatkan, saling membantu, dan saling berkolaborasi dalam menyelesikan tugas. Semakin tinggi prestasi belajar siswa maka semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik siswa. Hasil belajar menurut N. Sudjana (1995: 5), adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman belajarnya. N. Sudjana (1995: 6), hasil belajar merupakan tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. perolehan hasil belajar siswa dinyatakan dalam prestasi belajar disekolah. Sekolah yang mempunyai prestasi tinggi akan memiliki siswa yang tingkat prokrastinasinya rendah. Salah satu sekolah yang mempunyai prestasi tinggi di Mungkid adalah SMP Negeri 1 Mungkid. Sekolah Menangah Pertama (SMP) Negeri 1 Mungkid merupakan sekolah unggulan. Tingkat keberhasilan SMP N 1 Mungkid terlihat dari berbagai prestasi serta penghargaan yang diperoleh sekolah tersebut dalam bidang akademik dan non-akademik. Input yang diterima di SMP Negeri 1 3

Mungkid adalah siswa yang memiliki prestasi yang lumayan bagus dalam bidang akademik. Banyak lulusan dari sekolah tersebut yang diterima di Sekolah Menengah Atas (SMA) terbaik di Magelang. Dari uraian prestasi SMP Negeri 1 Mungkid tersebut dapat dikatakan bahwa prestasi siswa SMP Negeri 1 Mungkid tergolong tinggi, maka dapat diasumsikan bahwa prokrastinasi akademik siswa di SMP Negeri 1 Mungkid tergolong rendah. Namun dalam kenyataannya berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti secara langsung di sana pada tanggal 16 Desember 2011, ada beberapa siswa diantara mereka yang masih belum dapat mengelola waktu belajar dengan baik, bahkan sebagian besar siswa di SMP Negeri 1 Mungkid pada tahun ajaran 2011/2012 masih belum memiliki kemampuan dalam mengelola waktu, diantaranya yaitu jadwal belajar yang tidak menentu, menggunakan Sistem Kebut Semalam (SKS) dalam menghadapi ujian semester, serta terlambat dalam mengumpulkan tugas. Di SMP N 1 Mungkid mata pelajaran yang menjadi objek prokrastinasi adalah matematika, bahasa inggris dan fisika. Kebiasan-kebiasaan belajar tersebut tentunya tidak termasuk metode belajar yang baik dan dapat melekat dalam pribadi siswa dan kebiasaan buruk apabila dilakukan secara terus menerus, perilaku tersebut menurut istilah psikologi disebut dengan prokrastinasi akademik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2011 peneliti mendapat keterangan dari wakil kepala sekolah SMP Negeri 1 Mungkid, siswa sering kali menunda dalam mengerjakan tugas dalam bentuk take home atau pekerjaan rumah (PR) pada setiap mata 4

pelajaran. Di SMP N 1 Mungkid mata pelajaran yang menjadi objek prokrastinasi adalah matematika, bahasa inggris dan fisika. Bentuk dari prokrastinasi akademik siswa SMP Negeri 1 Mungkid yaitu masih terdapat siswa yang tidak mengumpulkan pekerjaan rumah pada waktu yang sudah ditentukan dengan berbagai macam alasan. Hal tersebut diperkuat dari hasil wawancara peneliti dengan guru BK, prokrastinasi tersebut sudah sering ditemui di kalangan siswa tidak terkecuali siswa SMP N 1 Mungkid. Hampir pada setiap mata pelajaran siswa banyak yang melakukan prokrastinasi. Boleh dikatakan hanya ada beberapa siswa saja yang memiliki kedisiplinan dalam membagi waktu belajar. Selain itu juga siswa cenderung melakukan prokrastinasi karena mereka ingin menghindari dari tugas yang mereka anggap sulit pada mata pelajaran tertentu. Hal senada juga diungkapkan oleh beberapa guru mata pelajaran di SMP Negeri 1 Mungkid bahwa hampir disetiap mata pelajaran selalu ada siswa yang menjadi pelaku prokrastinasi. Permasalahan seperti ini tidak hanya sesekali terjadi melainkan menjadi kebiasaan siswa. Kendati sudah mengantisipasi dengan memberikan informasi pada pertemuan sebelumnya tetapi masih ada beberapa siswa yang beralasan tidak tahu. Hasil dari observasi awal yang dilakukan peneliti tersebut, maka menandakan perilaku prokrastinasi akademik beberapa siswa di SMP Negeri 1 Mungkid masih tinggi. Pentingnya penelitian ini dilakukan dalam layanan bimbingan dan konseling agar guru BK dapat membantu kelompok individu yang mempunyai 5

masalah sesuai dengan masalah yang dihadapi. Guru BK sangat erat kaitannya dengan perasalahan yang dihadapi oleh siswa salah satunya adalah prokrastinasi akademik siswa. Melalui penelitian ini diharapkan guru BK dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan prokrastinasi akademik siswa dan guru BK dapat mencegah terjadinya prokrastinasi akademik siswa. Keadaan siswa tersebut tentunya dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yang menyebabkan prokrastinasi akademik siswa. Perilaku prokrastinasi akademik, terbentuk dan berkembang dalam proses sosialisasi yang dimulai dari keluarga, akan diperkuat di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dengan kata lain, seseorang yang melakukan prokrastinasi akademik tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang mendasari terbentuknya perilaku prokrastinasi itu sendiri. Tinggi rendahnya perilaku prokrastinasi akademik siswa diduga banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentukannya. Salah satu faktor yang diduga menyebabkan perilaku prokrastinasi akademik siswa adalah faktor keluarga, misalnya orang tua. Berdasarkan wawancara singkat dengan beberapa siswa SMP Negeri 1 Mungkid dalam kegiatan observasi awal, ada yang mengungkapkan bahwa orang tuanya tidak terlalu peduli dengan kegiatan belajar anaknya sehingga anak belajar semaunya sendiri. Masih ada beberapa orang tua yang hanya memenuhi kebutuhan material anak tanpa mempertimbangkan kebutuhan psikologis anak. Kelengkapan sarana dan prasarana belajar di sekolah dan di rumah juga 6

menjadi salah satu alasan siswa untuk tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Diduga masih banyak faktor-faktor penyebab prokrastinasi akademik siswa di SMP Negeri 1 Mungkid. Untuk menjawab faktor apa saja yang sebenarnya menyebabkan prokrastinasi akademik siswa di SMP Negeri 1 Mungkid, perlu dilaksanakan penelitian yang empiris. Inilah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian mengenai identifikasi faktor-faktor penyebab prokrastinasi akademik siswa di SMP Negeri 1 Mungkid. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di SMP Negeri 1 Mungkid, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Sebagian besar siswa masih belum memiliki kemampuan dalam mengelola waktu untuk belajar 2. Sebagian siswa memiliki disiplin belajar yang rendah 3. Sebagian siswa belum memiliki rasa percaya diri dan tanggung jawab dalam mengerjakan tugas. 4. Ada sebagian besar siswa yang cenderung untuk melakukan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan tugas. 5. Ada beberapa siswa merasa stress atau kesulitan dalam menyelesaikan tugas. 6. Ada sebagian siswa yang kurang mendapatkan perhatian orang tuanya dalam kegiatan belajar. 7

7. Masih ada beberapa siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi tetapi prokrastinasi akademiknya tinggi. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka cakupan peneliti harus dibatasi. Pada penelitian ini permasalahan penelitian yang akan diungkap difokuskan pada kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi akademik pada sebagian siswa di SMP Negeri 1 Mungkid dalam mengerjakan tugas. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah tersebut maka permasalahan penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut adalah faktorfaktor apa saja yang menyebabkan terjadinya prokrastinasi akademik siswa di SMP Negeri 1 Mungkid? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan faktor-faktor penyebab prokrastinasi akademik siswa di SMP Negeri 1 Mungkid. 8

F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak, antara lain sebagai berikut: 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi pihakpihak atau instansi yang terkait dengan dunia pendidikan terutama dalam bidang psikologi pendidikan, bimbingan belajar, perkembangan peserta didik, dan perkembangan anak dan remaja. 2. Secara Praktis a. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan peranan penting bagi pengembangan layanan bimbingan dan konseling khususnya terkait prokrastinasi akademik siswa dan perkembangan remaja. b. Dapat dipergunakan sebagai pemahaman dan gambaran realitas bagi orang tua siswa dalam memberikan perhatian terhadap kegiatan belajar anak untuk mengurangi prokrastinasi akademik siswa. c. Memberi masukan kepada pembimbing dan staf SMP Negeri 1 Mungkid untuk lebih bisa mengkikis prokrastinasi akademik siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. d. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik. 9

G. Batasan Istilah 1. Prokrastinasi akademik adalah suatu penundaan yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam pengerjaan tugas yang penting. 2. Siswa Sekolah Menengah Pertama adalah siswa yang menempuh pendidikan lanjutan setelah sekolah dasar (SD) dan sederajat dengan siswa MTs, biasanya berusia antara 12-15 tahun. 10