PEMANFATAN MAGGOT YANG DIPERKAYA DENGAN ZAT PEMICU WARNA SEBAGAI PAKAN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS WARNA IKAN HIAS RAINBOW

dokumen-dokumen yang mirip
Koi merupakan salah satu ikan hias yang sejak dulu hingga saat ini sangat terkenal di masyarakat, khususnya pecinta ikan hias, hobiis, dan pebisnis

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)

SIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS PEMBERIAN ASTAXANTHIN PADA PENINGKATAN KECERAHAN WARNA IKAN BADUT (Amphiprion ocellaris) ABSTRAK

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL. Tabung. Alat. Gambar 1 Cara memberi makan imago. terakhir berhasil hingga sempurna (telurlarva-pupa-imago-telur).

POTENSI MAGGOT SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PROTEIN PAKAN IKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KUALITAS WARNA IKAN RAINBOW MERAH (Glossolepis incisus, Weber 1907) MELALUI PENGKAYAAN SUMBER KAROTENOID TEPUNG KEPALA UDANG DALAM PAKAN

515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG SPIRULINA PADA PAKAN BUATAN TERHADAP INTENSITAS WARNA IKAN MAS KOKI (Carassius auratus) ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KEPALA UDANG DALAM PAKAN TERHADAP PIGMENTASI IKAN KOI (Cyprinus carpio) JENIS KOHAKU

Pengaruh Penambahan Tepung Labu Kuning Dan Tepung Kepala Udang Terhadap Peningkatan Kualitas Warna Ikan Mas Koki (Carassius auratus)

TINJAUAN PUSTAKA. Genus : Carassius, dan Spesies : Carassius auratus Linnaeus. Ikan mas koki memiliki bentuk badan pendek dan gemuk dengan perangkat

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7. Bakteri Bacillus Sumber : Dokumentasi Pribadi

bio.unsoed.ac.id HEWAN AVERTEBRATA SEBAGAI PAKAN IKAN LELE, Suatu Bahan Penyuluhan:" Pemanfaatan Belatung Ampas Tahu Sebagai Pakan PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

THE EFFECT OF DIFFERENT FEEDING ON GROWTH AND COLOR OF GUPPY FISH (Poecilia reticulata)

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BUNGA MARIGOLD (Tagetes sp) SEBAGAI SUMBER KAROTENOID UNTUK MENINGKATKAN WARNA IKAN KOMET (Carrasius auratus auratus)

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

I. PENDAHULUAN. seluas seluas hektar dan perairan kolam seluas hektar (Cahyono,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Maggot merupakan larva lalat black soldier atau serangga bunga, memiliki

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Anatomi Ikan Maskoki (Carassius auratus)

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

MANAJEMEN PENGEMBANGAN MAGGOT MENUJU KAWASAN PAKAN MINA MANDIRI

Sukarman dan Chumaidi. Balai Riset Budidaya Ikan Hias Jl. Perikanan No. 13 Pancoran Mas, Depok

PEMANFAATAN TEPUNG Spirulina sp. UNTUK MENINGKATKAN KECERAHAN WARNA IKAN SUMATRA (Puntius tetrazona)

*) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad **) Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad

Efektivitas Penambahan Ekstrak Buah Pepaya Pada Pakan Terhadap Peningkatan Kecerahan Ikan Badut (Amphiprion ocellaris)

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. juta ekor/tahun dan terdiri atas 240 jenis ikan hias laut dan 226 jenis ikan hias air

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp)

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH ph TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD IKAN RAINBOW SAWIAT (Melanotaenia sp.)

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

Tingkat Kelangsungan Hidup

Darti Satyani, Nina Meilisza, dan Lili Solichah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

PEMANFAATAN MAGGOT SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG IKAN PADA PAKAN IKAN NIL A (Oreochromis niloticus)

III. BAHAN DAN METODE

PERBEDAAN JUML AH PEMBERIAN KOTORAN AYAM TERHADAP VARIASI PL ANKTON YANG DIMAKAN IKAN PEL ANGI (Melanotaenia parva)

I. PENDAHULUAN. adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy) (Khaeruman dan Amri, 2003).

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

Dukungan kelestarian keanekaragaman melalui produksi larva ikan rainbow kurumoi (Melanotaenia parva) pada ukuran induk berbeda

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

Bab VI. Biologi larva. Slembrouck J. (a), W. Pamungkas (b), J. Subagja (c), Wartono H. (c) dan M. Legendre (d)

PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH KONSENTRASI TEPUNG ASTAXANTHIN PADA PAKAN TERHADAP PENINGKATAN WARNA IKAN MASKOKI (Carassius auratus)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pusat Riset Perikanan Budidaya Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan **)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

III. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa

JURNAL. THE EFFECT OF GIVEN SKIN SEED IN GREEN BEANS ON GROWTH RATE OF CATFISH (Clarias sp)

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan makanan pada saat masa penggantian dari makanan kuning telur ke

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

II. BAHAN DAN METODE

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA

PENGETAHUAN BAHAN PAKAN. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc

PEMIJAHAN IKAN TAWES DENGAN SISTEM IMBAS MENGGUNAKAN IKAN MAS SEBAGAI PEMICU

I. PENDAHULUAN. lkan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan nila

EFEKTIFITAS MEDIA PERTUMBUHAN MAGGOTS Hermetia illucens (Lalat Tentara Hitam) SEBAGAI SOLUSI PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Transkripsi:

755 Pemanfaatan maggot yang diperkaya dengan zat pemicu... (I Wayan Subamia) PEMANFATAN MAGGOT YANG DIPERKAYA DENGAN ZAT PEMICU WARNA SEBAGAI PAKAN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS WARNA IKAN HIAS RAINBOW (Melanotaenia boesemani) ASLI PAPUA I Wayan Subamia, Bastiar Nur, Ahmad Musa, dan Ruby Vidia Kusumah Balai Riset Budidaya Ikan Hias Jl. Perikanan No. 13 Pancoran Mas, Depok E-mail: lrbihat@dkp.go.id ABSTRAK Maggot dari serangga bunga sebagai pakan alami dapat memakan berbagai sumber karotenoid untuk peningkatan kualitas warna ikan hias. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas warna ikan rainbow (Melanotaenia boesemani) yang diberi pakan berupa maggot segar yang telah diperkaya dengan zat pemicu warna (karotenoid) melalui media pengkulturannya, yaitu: astaksantin, wortel, dan tepung kepala udang. Pengamatan warna ikan dilakukan dengan menggunakan Toka Colour Finder (TCF). Standar penilaian kualitas warna ikan uji dengan mengamati warna yang dominan/sering muncul pada semua perlakuan baik warna pada badan ikan bagian depan (biru-ungu) maupun pada bagian belakang (kuning-orange) dan ditetapkan sebagai warna standar TCF. Kemudian menghitung jumlah ikan (persentase) dengan warna yang sama/ setara dengan warna standar TCF yang selanjutnya ditetapkan sebagai nilai teramati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan wortel dan tepung kepala udang dalam pengkayaan maggot sebagai sumber zat pemicu warna (karotenoid) dapat meningkatkan kualitas warna pada ikan rainbow khususnya warna kuning orange. KATA KUNCI: maggot, zat pemicu warna, Melanotaenia boesemani PENDAHULUAN Ikan rainbow (Melanotaenia boesemani) merupakan salah satu ikan hias yang memiliki warna yang indah seperti pelangi sehingga memiliki nilai estetis dan nilai ekonomis yang tinggi. Warna badan ikan rainbow (Melanotaenia boesemani) terbagi dua secara horizontal. Bagian kepala hingga sirip punggung depan berwarna ungu kebiruan dengan warna pada bagian perut perak hinga kuning muda, sedangkan pada bagian belakang hingga ekor berwarna merah kekuningan. Sejak tahun 1996, ikan ini termasuk salah satu yang tercatat dalam International Union for Conservation Nature (IUCN) sebagai ikan yang terancam punah (Anonim, 2009). Pemeliharaan ikan rainbow (Melanotaenia boesemani) di akuarium dengan pakan komersial yang diberikan cenderung memperlihatkan kualitas warnanya lebih rendah (pudar) sehingga penampilannya menjadi kurang menarik. Parameter keindahan berbagai jenis ikan hias dapat diukur dari warna, bentuk badan, fisik, dan tingkah lakunya. Warna pada ikan disebabkan adanya sel pigmen atau kromatofor yang terdapat dalam dermis pada sisik ikan. Pada umumnya pigmentasi pada ikan secara makroskopis dapat dilihat seperti garis, pita dan bercak-bercak (Gustiano, 1992). Komponen utama pembentuk pigmen merah dan kuning pada ikan adalah senyawa karotenoid. Menurut Latscha (1988), senyawa warna-warni baik dari ikan, burung, dan binatang lainnya berasal dari senyawa karotenoid, tetapi kebanyakan ikan atau binatang tidak dapat mensintesis karotenoid ini sehingga keberadaanya harus dikonsumsi dari pakannya. Sumber karotenoid dapat berasal dari bahan makanan seperti wortel, ubi, labu kuning, jagung kuning, dan sebagainya termasuk pada sayur-sayuran hijau (Hidayat & Saati, 2006), udang, kepiting, dan beberapa jenis krustase lainnya. Sedangkan karotenoid dalam bentuk bahan anoganik yang biasa digunakan pada pembuatan pakan ikan adalah astaksantin. Menurut Satyani & Sugito (1997), astaksantin merupakan salah satu senyawa dari kelompok pigmen karotenoid yang dapat digunakan sebagai suplemen pakan untuk peningkatan warna ikan hias. Ada dua kelompok karoten yaitu bersifat nutrien aktif seperti alpa, beta, dan gamma karoten serta non nutrien aktif seperti astaksantin dan kataxantin.

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 756 Penggunaan karotenoid sebagai sumber pembentukan pigmen warna pada ikan akan lebih efektif jika bahan tersebut berada dalam tubuh makhuk hidup. Menurut Nasution (1977), pemberian karotenoid dan xantofil yang berasal dari pakan hidup dapat meningkatkan kualitas warna pada ikan. Salah satu pakan hidup yang dapat digunakan sebagai agen pembawa pigmen karotenoid adalah maggot. Istilah maggot mulai dikenal pada pertengahan tahun 2005, yang diperkenalkan oleh tim Biokonversi IRD-Perancis dan Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar (LRBIHAT), Depok. Maggot merupakan larva dari serangga Hermetia illucens (Diptera, famili: Stratiomydae) atau Black Soldier yang didapatkan dari proses biokonversi PKM (Palm Kernel Meal) (Fahmi et al., 2008). PKM sebagai media tempat hidupnya akan dimakan dan dicerna oleh maggot dan disimpan dalam organ penyimpanan yang disebut trophocytes. Sekitar 33% dari bobot badan serangga adalah trophocyters (Nayar et al., 1981). Maggot memiliki kandungan nutrisi yang terdiri atas protein sekitar 32% dan lemak sekitar 9% (Chumaidi et al., 2008), sehingga sangat potensial dijadikan sebagai sumber protein alternatif pengganti tepung ikan dalam pembuatan pelet pakan ikan (Newton et al., 2005). Sebagai sumber protein alternatif pakan ikan, maggot diolah dalam bentuk tepung yang selanjutnya dimasukkan dalam formulasi pakan sebagai salah satu sumber protein menggantikan tepung ikan untuk dibuat pelet. Selain sebagai sumber protein alternatif pengganti tepung ikan, maggot juga memiliki fungsi sebagai pakan alternatif untuk ikan yang dapat diberikan dalam bentuk fresh (segar). Hasil ujicoba pemanfaatan maggot yang telah dilakukan pada ikan-ikan karnivora menunjukkan bahwa beberapa jenis ikan seperti ikan arwana, betutu, lele, dan gabus sangat menyukai maggot fresh sebagai pakannya (Fahmi et al., 2007). Salah satu keunggulan maggot adalah dapat diproduksi sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Selain itu, maggot memiliki kemampuan untuk menyerap bahan ekstrak yang berasal dari material biologi (bahan organik) sehingga maggot dapat dimanfaatkan sebagai agen pembawa zat-zat tertentu ke dalam tubuh organisme yang memakannya termasuk ikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas warna ikan rainbow yang diberi pakan berupa maggot segar yang telah diperkaya dengan astaksantin, wortel, dan tepung kepala udang. BAHAN DAN METODE Benih rainbow yang digunakan berukuran 4,01±0,34 cm dengan bobot rata-rata 1,11±0,16 g, terlebih dahulu dipelihara dalam hapa berukuran 1 m x 1 m, kedalaman 75 cm dengan padat penebaran sebanyak 100 ekor/hapa. Pemeliharaan ini bertujuan untuk mengadaptasikan ikan rainbow terhadap pakan (maggot segar) yang dilakukan selama 1 bulan. Selanjutnya ikan uji dipelihara dalam akuarium dengan ukuran 95 cm x 50 cm x 35 cm dengan padat penebaran 100 ekor/akuarium selama 3 bulan. Perlakuan yang digunakan adalah pemberian maggot segar yang telah diperkaya dengan zat pemicu warna: tanpa diperkaya zat pemicu warna/kontrol (A), wortel (B), tepung kepala udang (C), dan astaksantin (D). Pakan diberikan sebanyak 20% bobot basah dari biomassa dengan frekuensi 3 kali/ hari. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Pengamatan warna ikan dilakukan dengan menggunakan Toka Colour Finder (TCF). Standar penilaian kualitas warna ikan uji ditentukan dengan cara menentukan nilai TCF warna ikan yaitu dengan mengamati warna ikan rainbow (M. boesemani) yang dominan/sering muncul pada semua perlakuan baik warna pada badan ikan bagian depan (biru ungu) maupun pada bagian belakang (kuning orange) dan ditetapkan sebagai standar TCF. Kemudian menghitung jumlah ikan (persentase) dengan warna yang sama/setara dengan warna pembanding yang selanjutnya ditetapkan sebagai nilai teramati. Parameter lain yang diamati seperti pertumbuhan, sintasan, dan analisis kualitas fisika kimia air dilakukan setiap sampling, sedangkan analisis proksimat maggot setelah diperkaya seperti Tabel 1. Analisis data dilakukan dengan program SPSS Ver. 17 kemudian jika terjadi perbedaan yang nyata dilakukan dengan uji lanjut dengan HSD.

757 Pemanfaatan maggot yang diperkaya dengan zat pemicu... (I Wayan Subamia) HASIL DAN BAHASAN Tabel 1. Hasil analisis proksimat magot yang diperkaya Parameter Maggot tanpa diperkaya (kontrol) Perlakuan (maggot yang diperkaya) Wortel Kepala udang Astaksantin Protein 58,64 66,72 45,98 69,87 Karbohidrat 28,51 19,62 15,86 14,57 Lemak 0,46 1,65 0,48 0,86 Abu 12,39 12,01 37,68 14,7 Pengamatan warna ikan rainbow selama pemeliharaan meliputi warna biru keunguan pada bagian kepala dan warna kuning kemerahan pada bagian belakang hingga ekor. Hasil pengamatan terhadap benih ikan. pada awal penelitian menunjukkan bahwa rata-rata warna ikan uji belum terlihat jelas antara warna biru pada bagian depan dengan kuning pada bagian belakang seperti pada induk ikan rainbow (Melanotaenia boesemani). Warna ikan uji yang digunakan pada awal penelitian adalah warna biru muda pada bagian depan atas dengan garis-garis kuning sepanjang linea lateralis dan warna kuning orange pada bagian belakang sejajar sirip punggung kedua hingga ekor. Warna-warna yang ditampilkan tersebut terlihat tidak kontras dan masih samar-samar (Gambar 1). Nilai TCF pada masingmasing bagian badan ikan uji secara umum pada awal penelitian adalah 3402 untuk warna biru muda dan 0503 untuk warna kuning orange. Gambar 1. Ikan uji yang digunakan Hasil pengamatan pada akhir penelitian terhadap warna badan ikan uji menunjukkan bahwa kualitas warna biru ungu pada bagian depan dan kuning orange pada bagian belakang badan ikan dari masing-masing perlakuan secara umum terlihat adanya peningkatan setelah diberi pakan (maggot) yang telah diperkaya dengan zat pemicu warna. Berdasarkan nilai standar kualitas warna ikan uji yang ditetapkan (mengacu pada modus), terlihat bahwa rata-rata ikan uji memunculkan warna biru ungu pada badan bagian depan dan warna kuning orange pada bagian belakang dengan persentase yang berbeda-beda (Tabel 2). Pengamatan warna pada kedua bagian badan ikan (warna biru-ungu pada bagian kepala dan warna kuning-orange pada bagian ekor) pada umumnya menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara perlakuan penggunaan maggot yang telah diperkaya dibandingkan dengan kontrol (pengunaan maggot tanpa diperkaya). Hal ini dapat diartikan bahwa bahan pemicu zat warna yang yang ditambahkan ke dalam media kultur maggot dapat diserap oleh maggot sebagai agen pembawa zat warna yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan oleh ikan yang dipelihara. Menurut Nayar et al. (1981), sekitar 33% dari bobot badan serangga termasuk larvanya adalah trophocyters yang merupakan organ penyimpanan zat-zat yang dicerna dari makanannya. Organ ini menyimpan zat warna yang berasal dari bahan ditambahkan ke dalam media kultur maggot. Warna biru ungu pada bagian kepala dan kuning orange pada bagian ekor ikan rainbow yang diberikan maggot yang telah diperkaya dengan wortel menghasilkan kualitas warna yang baik dengan

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 758 Tabel 2. Persentase jumlah ikan dengan kualitas warna tertentu pada masing-masing perlakuan Perlakuan pakan (maggot diperkaya) Rataan persentase jumlah ikan uji degan warna setara nilai TCF standar (berdasarkan modus) (%) Bagian depan (TCF = 3403 = biru ungu) Bagian belakang (TCF = 0204 = kuning orange) A (tanpa diperkaya/kontrol) 31±3,92 a 42,5±4,80 a B (wortel) 58±3,37 c 58,5±3,70 c C (tepung kepala udang) 45±5,48 b 54,75±3,50 bc D (astaksantin) 53,5±3,87 bc 47,25±1,89 ab Angka dalam kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95% (P>0,05) persentase jumlah ikan terbanyak (58±3,37% untuk warna biru ungu pada bagian kepala dan 58,5±3,70% untuk warna kuning orange pada bagian ekor). Nilai tersebut berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan wortel dalam media kultur maggot lebih efektif dibandingkan penggunaan bahan lainnya seperti tepung kepala udang maupun astaksantin. Wortel merupakan bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan oleh maggot dan mudah dicerna sehingga dapat disimpan dalam trophocyters-nya dibandingkan tepung kepala udang yang mengandung banyak kitin maupun astaksantin yang berbentuk serbuk (partikelpartikel kecil). Wortel mengandung karoten dalam bentuk komplek dengan protein (Hidayat & Saati, 2006). Oleh karena itu, diduga maggot yang diperkaya dengan wortel mengandung lebih banyak zat pemicu warna (karoten) dalam trophocyters-nya dibandingkan dengan maggot yang diperkaya dengan tepung kepala udang dan astaksantin. Namun demikian, penggunaan tepung kepala udang sedikit lebih baik dari pada astaksantin disebabkan karena tepung kepala udang merupakan bahan organik yang masih dapat dimanfaatkan oleh maggot. Menurut Savage (2002), sekitar setengah dari familifamili Diptera memiliki larva yang makan pada materi organik yang membusuk dan banyak pula yang berasosiasi secara tak langsung dengan substrat tersebut melalui pemangsaan dan parasitisme. Fahmi et al. (2008) menambahkan bahwa maggot merupakan larva dari serangga Hermetia illucens (Diptera, famili: Stratiomydae) atau Black Soldier yang didapatkan dari proses biokonversi bahan organik berupa bungkil kelapa sawit atau PKM (Palm Kernel Meal). 75). Hermetia illucens betina akan meletakkan telur-telurnya pada bermacam-macam substansi organik, baik tumbuhan maupun hewan yang membusuk seperti buah-buahan, sayur-sayuran, kompos, humus, pulp kopi, dan bahan-bahan pangan (kecap, madu, polen), kotoran ternak dan manusia, bangkai hewan dan manusia, dan di dalam sarang rayap (Leclercq, 1997). Persentase rata-rata jumlah ikan rainbow dengan warna biru-ungu pada bagian kepala yang diberi perlakuan pakan maggot yang diperkaya dengan wortel (58±3,37%) tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan perlakuan astaksantin (53,5±3,87%), namun berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan tepung kepala udang (45±5,48%) dan kontrol (31±3,92%). Warna biru-ungu pada ikan rainbow berasal dari zat warna melanin yang terdapat dalam sel melanofora (Lesmana, 2002). Zat warna atau pigmen melanin menghasilkan warna gelap seperti cokelat hingga hitam (Bachtiar, 2003). Warna kuning-orange pada ekor ikan rainbow dengan pakan maggot yang diberi perlakuan pengkayaan dengan wortel diperoleh dengan persentase jumlah ikan tertinggi yaitu 58,5±3,70%. Nilai ini tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan perlakuan tepung kepala udang, namun berbeda nyata dengan perlakuan astaksantin dan kontrol. Warna kuning orange pada badan ikan berasal dari kelompok pigmen karotenoid yang terdapat dalam pakannya. Menurut Latscha (1988), astaksantin adalah karotenoid pembentuk warna merah dan kuning yang langsung diserap dalam sel-sel kromatofor. Karotenoid tersebut tersimpan dalan sel-sel kromatofor yang terdapat di lapisan dermis bagian luar dari sisik ikan (Fuji, 1983).

759 Pemanfaatan maggot yang diperkaya dengan zat pemicu... (I Wayan Subamia) Menurut Satyani & Sugito (1997), astaksantin merupakan salah satu senyawa dari kelompok pigmen karotenoid yang dapat digunakan sebagai suplemen pakan untuk peningkatan warna ikan hias. Tetapi kebanyakan ikan atau binatang tidak dapat mensintesis karotenoid ini sehingga keberadaanya harus dikonsumsi dari pakannya (Latscha, 1988). Penggunaan astaksantin sebagai bahan pengkayaan maggot kurang efektif dibandingkan dengan wortel dan tepung kepala udang. Astaksantin yang digunakan tidak dapat diserap oleh maggot dengan sempurna karena tidak berada dalam bentuk bahan organik (bahan anorganik), sedangkan karoten yang terkandung dalam wortel dan tepung kepala udang merupakan bahan organik yang dapat diserap oleh maggot sebagai makanannya. Menurut Hidayat & Saati (2006), karoten memiliki sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam lemak dan pelarut organik lainnya seperti petroleum ether dan ethanol. Dengan demikian, astaksantin sebagai kelompok pigmen karotenoid tidak dapat larut dan menyatu secara sempurna dengan bungkil kelapa sawit yang digunakan dalam kultur maggot. Penggunaan maggot yang telah diperkaya dengan dengan zat pemicu warna tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan (bobot dan panjang total) dan sintasan ikan rainbow selama penelitian (Tabel 3). Tabel 3. Pertumbuhan dan sintasan ikan rainbow selama penelitian Perlakuan pakan (maggot diperkaya) Bobot (g) Pertumbuhan Panjang total (cm) Sintasan (%) A (tanpa diperkaya / kontrol) 1,24±0,19 a 1,56±0,21 a 99,5±1,0 a B (wortel) 1,13±0,22 a 1,55±0,07 a 99,5±0,6 a C (tepung kepala udang) 1,16±0,16 a 1,30±0,08 a 98,8±1,0 a D (astaksantin) 1,30±0,08 a 1,59±0,02 a 100±0,0 a Angka dalam kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95% (P>0,05) Penggunaan astaksantin sebagai bahan pengkayaan maggot menghasilkan pertumbuhan ikan rainbow tertinggi, di mana pertambahan bobotnya sebesar 1,30±0,08 g dan pertambahan panjangnya sebesar 1,59±0,02 g, namun tidak berbeda nyata (P<0,05) dengan semua perlakuan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata ikan rainbow pada semua perlakuan memberian respons yang sama terhadap pakan maggot yang diberikan, baik terhadap maggot yang telah diperkaya dengan zat pemicu warna maupun kontrol (tanpa diperkaya zat pemicu warna). Demikian pula halnya terhadap sintasannya, di mana sintasan ikan rainbow selama penelitian dari keempat perlakuan tidak memberikan perbedaan yang nyata. Rata-rata kisaran nilai sintasan ikan rainbow dari keempat perlakuan diperoleh sebesar 95,5% 100%. Kisaran kuaitas air selama penelitian berlangsung dapat dilihat pada Tabel 4. Kualitas air media pemeliharaan ikan rainbow selama penelitian menunjukkan masih dalam kisaran yang layak bagi kehidupan ikan rainbow dengan fluktuasi yang sangat minimum. Hal ini disebabkan Tabel 4. Data kualitas air media pemeliharaan ikan rainbow selama penelitian Parameter kualitas air Kisaran Suhu ( C) 25 27 ph 7,8 8 DO (mg/l) 4,05 5,25 CO 2 (mg/l) 1,91 2,13 Amonia (mg/l) 0,03 0,05

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 760 media pemeliharaan menggunakan sistem resirkulasi, sehingga fluktuasi nilai dari beberapa parameter kualitas air sangat rendah. Selain itu, penyiponan kotoran dilakukan setiap hari serta penambahan air pada tandon dilakukan setiap minggu menggunakan air yang telah diendapkan sehingga kualitas air media pemeliharaan lebih terjaga. Selama penelitian berlangsung diperoleh kisaran beberapa parameter kualitas air, di mana suhu air berkisar antara 25 C 27 C; ph berkisar antara 7,8 8; DO berkisar antara 4,05 5,25 mg/l; CO 2 berkisar antara 1,91 2,13 mg/l dan amonia berkisar antara 0,03 0,05 mg/l. Menurut Allen (1985) dalam Sudarto & Nur (2008), bahwa ikan rainbow di Papua dijumpai di tepi danau dan sungai dengan suhu 29 C 32 C serta nilai ph di permukaan berkisar 6,2 6,8. Tappin (2005) menambahkan bahwa habitat ikan rainbow di Australia sangat ekstrim di mana kisaran ph antara 3,9 6,8. Menurut Kadarusman et al. (2007), ikan pelangi dapat ditemui pada dua habitat (danau dan sungai) dengan karakteristik habitat yang beragam namun umumnya menyukai aliran sungai dengan kandungan kalsium yang tinggi dan suhu berkisar antara 25 C 26 C. KESIMPULAN Maggot yang diperkaya dengan wortel dan kepala udang dapat meningkatkan kualitas warna pada ikan rainbow khususnya warna kuning orange dibandingkan dengan perlakuan lainnya. DAFTAR ACUAN Anonim. 2009. IUCN Red List (version 2009.1) - Melanotaenia boesemani (Boeseman s Rainbowfish). http://www.iucnredlist.org/details/13058, (diakses 16 September 2009), 2 pp. Bachtiar, Y. 2003. Pakan Alami Untuk Ikan Hias. Agromedia Pustaka, viii + 76 hlm. Chumaidi, Priyadi, A., Subamia, I.W., Azwar, Z.I., & Hem, S. 2008. Pengaruh Kombinasi Pelet dan Pakan Alami (Maggot, Larva Chironomus dan Cacing Tanah) Terhadap Kematangan Gonad Induk Ikan Balashark (Balantiocheillus melanopterus Bleeker). Laporan Hasil Penelitian. Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok. Belum dipublikasikan, 13 hlm. Fahmi, M.R., Hem, S., & Subamia, I.W. 2007. Potensi Maggot Sebagai Salah Satu Sumber Protein Untuk Pakan Ikan. Tidak diterbitkan, 9 hlm. Fahmi, M.R., Hem, S., & Subamia, I.W. 2008. Prospek Maggot Untuk Peningkatan Pertumbuhan dan Status Kesehatan Ikan. Presentasi Lomba Karya Tulis Ilmiah-BRKP. Tidak diterbitkan, 14 hlm. Fuji, R. 1983. Chromatophore as Pigment (p. 323 3350), In Hoar, W.S., D.C. Randall, N.E., & Donaldson, N.E.S. (Eds). Academic Press, New York, Fis Physiology, IX: 483. Gustiano, R. 1992. Genetic Colour Varieties of The Indonesian Common Carp (Cyprinus carpio L.). Teknical Paper, IDRC. RIFF, Bogor, Indonesia, hlm. 44 105. Hidayat, N. & Saati, E.A. 2006. Membuat Pewarna Alami, Cetakan I. Trubus Agrisarana, Surabaya, iv + 52 hlm. Kadarusman, Pouyaud, L., Slembrouck, J., & Sudarto. 2007. Studi Pendahuluan Diversitas Jenis, Habitat, Domestikasi dan Konservasi Ex-Situ Ikan Rainbow; Melanotaenia di Kawasan Vogelkop Papua.APSOR-IRD-LRBIHAT. Tidak dipublikasikan, 12 hlm. Latscha, T. 1988. Carotenoids-Their Nature and Significance in Animal Feeds. Department of Animal Nutrition and Healt. F. Hoffmann-La Roche Ltd, Bazel, Switzerland, 110 pp. Leclercq, M. 1997. A Propose de Hermetia illucens (Linnaeus, 1758) ( Soldier Fly ) (Diptera Stratiomyidae: Hermetiinae). Bull. Annls. Soc. r. belge Ent., 133: 275 282. Lesmana, D.S. 2002. Agar Ikan Hias Cemerlang. Penebar Swadaya. Jakarta, vi + 66 hlm. Nasution, S.H. 1977. Pengaruh Karotenoid dari Ekstrak Rebon Terhadap Tingkat Perubahan Warna Ikan Botia. Limnotek, 4(1): 51 58. Nayar, K.K., Ananthakrisnan, I.N., & David, B.V. 1981. General and Applied Enthomology. McGraw Pub. Co. Ltd. New Delhi: vii + 573 pp. Newton, G.L., Sheppard, D.C., Watson, D.W., Burtle, G., & Dove, R. 2005. Using the Black Soldier Fly, Hermetia illucens, As a Value-added Tool for The Management of Swine Manure. Report for The Animal and Poultry waste Management Center, 17 pp.

761 Pemanfaatan maggot yang diperkaya dengan zat pemicu... (I Wayan Subamia) Satyani, D. & Sugito, S. 1997. Astaxanthin Sebagai Suplemen Pakan untuk Peningkatan Warna Ikan Hias. Warta Penelitian Perikanan Indonesia, III(1): 6 8. Savage, J. 2002. Cleaning up The World: Dipteran Decomposers. Biodiversity, 3(4): 12 15. Sudarto & Nur, B. 2008. Biodiversitas Ikan Pelangi (Rainbow Fish) Asal Indonesia Bagian Timur dalam Supriyadi, H., Hanafi, A., Kristanto, A.H., Chumaidi, Mustafa, A., Imron, & Insan, I. Teknolgi Perikanan Budidaya. Pusat Riset Perikanan Budidaya, hlm. 455 462. Tappin, A.R. 2005. Natural Habitat. Rainbowfish Habitat. http://members.optusnet.com.au/ aquatichabitats/habitat.html, (diakses 04/06/2008), 8 pp.