Keynote Speech Seminar Pengembangan Ekonomi Produktif dalam Rangka Mendukung Program Minapolitan Dr. Hendar Deputi Gubernur Bank Indonesia Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. 1. Pertama-tama, perkenankan saya mengajak para hadirin untuk memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-nya maka kita semua dapat hadir di tempat ini untuk mengikuti acara seminar bertajuk Pengembangan Ekonomi Produktif dalam Rangka Mendukung Program Minapolitan. Semoga ridho dan perkenan-nya senantiasa menaungi kita dalam pekerjaan maupun pengabdian kepada negeri tercinta, Indonesia. 2. Saya sangat mendukung tema dari seminar ini karena pengembangan ekonomi produktif juga sejalan dengan upaya Bank Indonesia dalam mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang pada akhirnya juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saya berharap kehadiran berbagai pemangku kepentingan, baik dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, perbankan dan praktisi dalam seminar ini dapat bermanfaat dalam memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ekonomi produktif khususnya yang mendukung program Minapolitan. 3. Mengawali paparan ini, perkenankan saya memberikan gambaran mengenai kondisi perekonomian nasional saat ini serta upaya upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia 1
Bapak Ibu yang terhormat, < Dinamika Ekonomi Global dan Nasional> 4. (Slide 3 dan 4) Perekonomian Nasional masih menghadapi tantangan yang cukup berat, baik yang berasal dari faktor global maupun domestik. Tantangan global terutama disebabkan oleh lambatnya laju pertumbuhan ekonomi global yang mengakibatkan pelambatan permintaan global dan menurunnya harga-harga komoditas serta ketidakpastian di pasar keuangan global yang menimbulkan fluktuasi nilai tukar. Sementara tantangan dari domestik berupa menurunnya kinerja ekspor dan relatif tingginya defisit transaksi berjalan. 5. (Slide 5) Defisit transaksi berjalan yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun mengindikasikan adanya sejumlah tantangan struktural. Separuh ekspor Indonesia masih berupa produk primer yang sangat rentan dengan dinamika harga global. Selain itu, terbatasnya negara tujuan ekspor membuat kinerja ekspor juga rentan terhadap kondisi perekonomian suatu kawasan. Di sisi lain, ketergantungan terhadap impor masih relatif tinggi, baik untuk memproduksi barang ekspor maupun untuk memenuhi kebutuhan domestik. Di samping itu, ketahanan energi yang masih lemah di tengah permintaan domestik terhadap energi yang terus meningkat menyebabkan upaya untuk memperbaiki defisit neraca migas menjadi tidak mudah. 6. (Slide 6) Pertumbuhan ekspor diperkirakan akan melambat karena turunnya harga komoditas dan lemahnya permintaan dunia, sedangkan dari sisi non migas, dari sektor manufaktur secara keseluruhan mengalami penurunan akibat masih lemahnya perekonomian negara-negara mitra dagang seperti Eropa dan Tiongkok. Batubara yang menjadi komoditas ekspor non migas utama mengalami kontraksi di bulan Januari sebesar 12.7% (yoy) dengan nilai ekspor sebesar $1.519 juta, sementara itu ekspor non migas lain seperti TPT, mesin dan produk kimia secara (yoy) juga mengalami kontraksi sebesar 7,5%, 23,6% dan 31,1%. 7. (Slide 7) Sejalan dengan melemahnya kinerja ekspor, impor juga mengalami kontraksi terutama pada impor barang modal dan barang konsumsi. Secara tahunan, Impor barang konsumsi turun sebesar 15,6% 2
sedangkan impor barang modal turun sebesar 15,5%, sementara impor migas turun sebesar 18,7% yang sebagian besar dipengaruhi oleh turunnya harga minyak. 8. (Slide 8) Ketidakpastian di pasar keuangan global juga memberikan tantangan tersendiri karena dampak yang ditimbulkannya terhadap fluktuasi nilai tukar berbagai mata uang global termasuk Rupiah terhadap dolar AS. Khusus untuk Rupiah, selain pengaruh faktor global, melemahnya Rupiah terjadi bersamaan dengan mulai meningkatnya pembelian valas dalam rangka pembayaran Utang Luar Negeri Swasta dan transfer deviden ke luar negeri, yang berdasarkan pola/siklus tahunannya meningkat sejak Maret 2015. Fenomena pelemahan mata uang terhadap dollar AS ini terjadi secara global dimana Mata uang Euro, Brazil dan Turkey mengalami pelemahan yang lebih buruk dibandingkan Rupiah. 9. Dalam merespon perkembangan nilai tukar terkini, Bank Indonesia telah secara konsisten mengupayakan agar kestabilan nilai tukar tetap terjaga dan sesuai dengan kondisi fundamentalnya. Hal tersebut ditempuh melalui langkah-langkah (Slide 9) : Pertama, melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah di pasar, dengan tetap memperhatikan kecukupan cadangan devisa, Kedua, Melakukan pembelian SBN di pasar sekunder Ketiga, secara antisipatif juga telah mengeluarkan kebijakan prinsip kehati-hatian dalam mengelola ULN korporasi nonbank untuk mendorong korporasi dapat meningkatkan pengelolaan risiko dalam melakukan ULN, terutama risiko nilai tukar, risiko likuiditas dan risiko utang yang berlebihan (overleverage). Keempat, Melakukan pendalaman pasar valas untuk memperkuat ketahanan pasar keuangan domestik khususnya pasar valuta asing terhadap berbagai shock global. 10. Seiring dengan hasil rapat bank sentral Amerika yang diperkirakan akan menunda kebijakan normalisasi suku bunganya, langkah stabilisasi Rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia, serta langkah-langkah lanjutan yang 3
dilakukan oleh Pemerintah dalam melakukan reformasi struktural dalam rangka memperkuat neraca pembayaran telah menunjukkan hasil. Dalam beberapa minggu terakhir, tekanan terhadap nilai tukar rupiah mulai terkendali dan bahkan pada minggu ketiga Maret 2015 rupiah mencatat apresiasi. 11. Di tengah tantangan global tersebut, syukur alhamdulillah perekonomian Indonesia di tahun 2015 diperkirakan akan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun 2014. (Slide 10) Ke depan, Bank Indonesia meyakini stabilitas makroekonomi dapat terjaga dengan baik. Pertumbuhan ekonomi pada 2015 diprakirakan akan berada pada kisaran 5,4-5,8%, ditopang terutama oleh pertumbuhan investasi yang meningkat seiring dengan realisasi berbagai proyek infrastruktur dan perbaikan iklim investasi, di samping konsumsi yang tetap kuat dan eskpor yang secara gradual akan membaik. Sementara laju inflasi diperkirakan akan semakin terkendali menuju sasaran inflasi di tahun 2015 sebesar 4 + 1% yang didorong oleh terkendalinya harga volatile food dan menurunnya harga administered price khususnya BBM. Sementara itu current account defisit diperkirakan masih akan berada disekitar -3% dari PDB namun dengan komposisi yang lebih sehat karena komponen impor akan didominasi oleh barang modal. 12. Dari perspektif daerah, kondisi perekonomian global dan nasional sedikit banyak akan memiliki pengaruh bagi perekonomian daerah. (Slide 11) Fluktuasi nilai tukar, pelemahan harga komoditas dan pelemahan permintaan global dapat mempengaruhi kinerja perekonomian daerah terutama daerah yang memiliki sangat memiliki ketergantungan terhadap sumber daya alam berupa komoditas sebagaimana terjadi di sebagian Kalimantan dan Sumatera. Sementara daerah yang memiliki sumber penerimaan dari ekspor manufaktur seperti halnya Pekalongan, dampak kondisi perekonomian global tidak terlalu banyak dirasakan. 13. (Slide 12) Sebagai salah satu Kota pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah, kota Pekalongan memiliki posisi strategis baik dari sisi ekonomis maupun geografis. Sektor sekunder memiliki peran yang sangat penting terhadap pergerakan roda perekonomian di Kota Pekalongan yaitu sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan, 4
yang memberikan kontribusi terhadap PDRB 2012 masing-masing sebesar 27,23% dan 20,13%. 14. Keberadaan sentra-sentra kerajinan batik dan adanya pelabuhan perikanan terbesar di pulau Jawa yang didukung oleh industri pengolahan perikanan di kota ini membuat Kota Pekalongan menjadi salah satu kota penyumbang devisa yang cukup besar sebagai pengekspor produk TPT dan produk pengolahan terutama ikan beku. Data terakhir menunjukkan total ekspor dari kedua kelompok produk tersebut memilki kecenderungan meningkat hingga mencapai lebih dari $25 juta di tahun 2013. Sementara itu, Ekonomi Produktif tumbuh baik di kota Pekalongan dengan Jumlah UMKM di Kota Pekalongan pada tahun 2012 berjumlah 42.999 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 101.183 orang. Bapak, Ibu, Hadirin sekalian yang berbahagia, 15. Pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup baik tidak terlepas dari peran kegiatan ekonomi produktif termasuk yang dilakukan melalui UMKM. Sektor UMKM terbukti menjadi backbone perekonomian Indonesia dalam menjaga angka pertumbuhan yang cukup tinggi. Berdasarkan data, kontribusi UMKM terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tercatat sebesar 59% sedangkan sisanya berasal dari usaha besar. Sektor UMKM juga mendominasi 99% dari total pelaku usaha nasional dimana sebagian besar atau sebesar 98.82% merupakan usaha mikro dengan asset maksimal sebesar Rp50 juta dan omset Rp300 juta/tahun. 16. Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif yang didefinisikan sebagai kegiatan di bidang ekonomi yang dilaksanakan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja dan ketahanan pangan masyarakat berbasis sumberdaya lokal juga memiliki keterkaitan dan andil dalam menjaga kestabilan kondisi moneter dan makroprudential khususnya dalam pengendalian inflasi dan menjaga kestabilan sektor keuangan. (Slide 14) 5
17. Kegiatan ekonomi produktif khususnya yang bergerak di sektor pangan sangat membantu dalam menjaga kestabilan harga pangan yang menjadi salah satu komponen pembentuk inflasi. Kegiatan ekonomi produktif berperan dalam menghasilkan nilai tambah terhadap produk-produk pangan sehingga menghasilkan produk-produk pangan olahan yang tidak terlalu tergantung pada musim yang pada akhirnya dapat mengurangi fluktuasi harga pangan (volatile food). 18. Di sektor makroprudential, ekonomi produktif terutama di daerah-daerah remote akan mendorong keberhasilan program finansial inclusion yang sedang digalakkan oleh Pemerintah bersama Bank Indonesia dan perbankan nasional. Kegiatan ekonomi produktif yang terorganisir dapat meningkatkan akses keuangan masyarakat kepada perbankan. 19. Melihat besarnya manfaat kegiatan ekonomi produktif bagi perekonomian, sudah selayaknya keberhasilan dan kesinambungan usaha ekonomi produktif ini menjadi komitmen kita bersama yang tidak hanya berhenti pada adanya program kerja. Dari hasil pemetaan, kita menyadari bahwa kendala akses terhadap sumber pembiayaan senantiasa menjadi keluhan utama kegiatan ekonomi produktif oleh UMKM, khususnya usaha mikro untuk dapat berkembang. (Slide 15) Sampai dengan akhir tahun 2014, Pangsa kredit perbankan kepada UMKM mencapai Rp731,8 triliun atau 16% dari total kredit perbankan sebesar Rp3.706,5 triliun. Kredit UMKM tersebut, terdiri dari 93% kredit komersil yaitu Rp681,5 triliun dan kredit program (KUR) sebesar 7% atau sebesar Rp50,3 triliun 20. Dalam kaitan untuk meningkatkan akses ekonomi produktif terhadap sumber pendanaan, terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan dengan para pelaku ekonomi produktif, yaitu (Slide 16): Pertama, Peningkatan akses keuangan ekonomi produktif melalui strategi pengembangan infratruktur keuangan pendukung, peningkatan elijibilitas keuangan dan mendorong fungsi intermediasi ekonomi produktif. Strategi ini dapat dilakukan dengan beberapa program kerja antara lain pemeringkatan kredit, pendirian perusahaan Penjaminan 6
Kredit Daerah, Program Pencatatan Transaksi Keuangan, Pemanfaatan Sertifikat Tanah, Pembiayaan untuk industri kreatif dan penerbitan ketentuan untuk mendukung pembiayaan. Dalam strategi ini, Bank Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang mewajibkan bank untuk menyalurkan kredit kepada sektor UMKM secara bertahap hingga mencapai minimal sebesar 20% 1, serta memberikan insentif kepada bank yang pro kepada sektor UMKM dalam hal akan melakukan ekspansi jaringan kantor 2. Kedua, peningkatan kapasitas ekonomi produktif dengan strategi mendorong peningkatan kapasitas Ekonomi Produktif dalam rangka memperoleh akses kepada jasa keuangan melalui pengembangan klaster, pengembangan wirausaha dan kegiatan pelatihan, edukasi serta pendampingan. Ketiga, Menyediakan dan meningkatkan akses informasi kepada pelaku ekonomi produktif melalui program Penyediaan kajian mengenai produk unggulan, lending model dan pemetaan potensi serta Pengembangan Microsite info UMKM. Keempat, Peningkatan kerjasama dan koordinasi dengan stakeholder melalui program Kerjasama dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, lembaga/bumn dan Lembaga Internasional Hadirin yang berbahagia, 21. Untuk memperbesar dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat, pengembangan Ekonomi Produktif di bidang perikanan perlu diarahkan untuk mendukung konsep Minapolitan. (Slide 18) Dalam konsep ini akan terjadi sinergi atas seluruh potensi dan sumber daya yang meliputi produksi bahan baku, pengolahan dan pemasaran dalam satu wilayah. Konsep minapolitan ini juga akan meningkatkan peluang meraih pasar 1 PBI No. 14/22/PBI/2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2 PBI No. 14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank 7
yang lebih baik, peningkatan kualitas dan kuantitas produksi serta memicu pertumbuhan ekonomi lokal yang berbasis perikanan. 22. Upaya-upaya ini tentunya juga menghadapi tantangan. Sebagaimana permasalahan yang terjadi sektor Ekonomi Produktif UMKM pada umumnya, masalah pendanaan menjadi salah satu masalah utama dalam pengembangan Ekonomi Produktif di bidang perikanan. Data di Bank Indonesia menunjukkan bahwa dari kredit di sektor UMKM tahun 2014 sebesar Rp731,8 Triliun, sektor perikanan baru memiliki pangsa sebesar 0,6% atau sebesar Rp4,5 triliun. 23. Hasil penelitian Bank Indonesia di tahun 2012 juga memberikan kesimpulan yang sama bahwa kelompok nelayan tangkap/budidaya ikan masih mengalami kesulitan untuk memperoleh akses pembiayaan dari lembaga perbankan. Secara lebih rinci, berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa permasalahan pembiayaan terhadap sektor perikanan disebabkan oleh: Dari Sisi Nelayan (Slide 19): i. Umumnya nelayan tidak memiliki agunan tambahan, baik dari aspek legalitas maupun kecukupan nilainya. Apalagi jika dipersyaratkan bahwa agunan tambahan berupa tanah atau tanah dan bangunan yang sudah bersertifikat, sangat menyulitkan bagi nelayan untuk memenuhinya. ii. Prosedur pengajuan kredit ke bank yang rumit dan pencairannya yang membutuhkan waktu lama; iii. Aksesibilitas nelayan masih kurang, lokasi dan jam operasional bank yang tidak sesuai dengan jam operasional nelayan. iv. Ketergantungan nelayan pada pola patron-klien, di mana nelayan memenuhi sebagian kebutuhan modalnya dari bakul/juragan sehingga tidak lagi berusaha mencari sumber-sumber pendanaan lainnya; v. Keterjaminan usaha nelayan meliputi: musim tangkapan yang fluktuatif dan kapal/perahu yang sudah tidak layak. 8
Dari Sisi Perbankan (Slide 20): i. Umumnya perbankan masih menganggap bahwa usaha perikanan memiliki risiko tinggi, terutama perikanan tangkap yang sifatnya berburu (hunting) sehingga faktor ketidakpastian hasil tangkapan tinggi. ii. Keterbatasan SDM dan pelayanan perbankan, antara lain ketidaksesuaian jam operasional bank, dan keterbatasan jangkauan pelayanan bank (jaringan); iii. Kegagalan program kredit sebelumnya, keterbatasan agunan yang dimiliki nelayan serta usaha di sektor nelayan bersifat individual; Hadirin yang terhormat, <Penutup > 24. Ekonomi Produktif adalah ekonomi yang mampu mensejahterakan pelakunya. Upaya memajukan Ekonomi Produktif juga hanya bisa dicapai apabila upaya-upaya tersebut dilakukan secara berkesinambungan dan tekad yang kuat untuk memanfaatkan segala potensi dengan bekerja keras dalam jalinan kerjasama baik antara kementerian, lembaga dan pemerintahan baik di Pusat maupun Daerah. Melalui Ekonomi Produktif, Kami berpandangan bahwa Indonesia memiliki banyak kesempatan untuk menjadi sebuah negara yang dapat semakin menyejahterakan rakyatnya melalui usaha-usaha produktif dengan memanfaatkan potensi kelautan dan daratan. 25. Besar harapan kami bahwa apa yang telah disampaikan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi kerja besar kita semua, mengawal Indonesia menuju negara sejahtera. Akhir kata, Kami ucapkan terima kasih Pemerintah Kota Pekalongan atas kesempatan yang diberikan serta para hadirin atas kesediaannya untuk hadir pada acara ini. Semoga acara ini dapat memberi kemanfaatan bagi kita semua. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 9