AKTIVITAS EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PIDADA MERAH (SONNERATIA CASEOLARIS L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN

dokumen-dokumen yang mirip
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL DAN PROFIL KLT PARTISI CAIR-PADAT EKSTRAK DAUN JAHE BALIKPAPAN (Etlingera balikpapanensis)

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BUAH KAKAO MASAK DAN KULIT BUAH KAKO MUDA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN WUNGU (Graptophyllum pictum (Linn) Griff) DENGAN METODE FRAP (FERRIC REDUCING ANTIOXIDANT POWER)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI FITOKIMIA DAN POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI KAYU MANIS (CINNAMOMUM SP.) DENGAN METODE PERKOLASI YOANITA EUSTAKIA NAWU

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ETIL ASETAT DAN EKSTRAK METANOL

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK DAUN CEMPEDAK (ARTOCARPUS CHAMPEDEN SPRENG)

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI DARI EKSTRAK ETIL ASETAT BUAH BUNI (Antidesma bunius L.) DI DAERAH JEMBER)

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

Aktivitas Antioksidan Fraksi Dietileter Buah Mangga Arumanis (Mangifera indica L.) dengan Metode DPPH

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum)dengan METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picryhidrazyl)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) SECARA KROMATOGRAFI KOLOM

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

STUDI FITOKIMIA DAN POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI KAYU MANIS (CINNAMOMUM SP.) DENGAN METODE SOXHLETASI

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BATANG KERSEN

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD

BAB III. Metode Penelitian. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC50 serta nilai SPF

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL TAUGE (Phaseolus radiatus L.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

NOVILA INGGRID RELANI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain neraca analitik,

UJI FITOKIMIA, TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ALAMI DAUN TUMBUHAN KELAKAI (Stenochlaena palustris) DENGAN METODE DPPH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

The Experiment Antioxidant Activity Of Aleurites moluccana (L.) Willd Leaves Ethanolic Extract By DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method.

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.)

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

ABSTRAK. UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SUPEROKSIDA DISMUTASE (SOD) DAN UJI FITOKIMIA PADA EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI- FRAKSI DAUN SIRIH (Piper betle L.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS.

Potensi Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara Linn) Sebagai Sumber Bahan Farmasi Potensial ABSTRAK

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN KOPI ROBUSTA (Coffea robusta) TERHADAP PEREAKSI DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN WAKTU MASERASI TERHADAP PEROLEHAN FENOLIK, FLAVONOID, DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RAMBUT JAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

PROFIL TABIR SURYA EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PIDADA MERAH (Sonneratia caseolaris L.)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Lampiran 1. Persiapan Media Bakteri dan Jamur. diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk,

III. BAHAN DAN METODA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

OPTIMASI JENIS PELARUT PENGEKSTRAKSI TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) MENGGUNAKAN METODE DPPH

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga ISSN-Online : X Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang jurnal.akfarprayoga.ac.

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA KADAR FLAVONOID DALAM EKSTRAK MAHKOTA DEWA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

BAB III METODE PENELITIAN

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK AKAR BANDOTAN (AGERATUM CONYZOIDES L.)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.) HASIL PENGADUKAN DAN REFLUX. Jessica Oeinitan Sie

Bab III Bahan dan Metode

PERBEDAAN JENIS PELARUT TERHADAP KEMAMPUAN EKSTRAK DAUN BELUNTAS

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

EVALUASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAGING BUAH DAN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana, Linn.) PADA BERAGAM SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... PRAKATA...

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK. ETANOL DAN EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN KAWIS (Feronia. limonia (L.) Swingle) PADA UMUR DAUN BERBEDA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER, UJI TOKSISITAS,DAN UJI ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BATANG TERAP (Artocarpus odoratissimus blanco)

Transkripsi:

AKTIVITAS EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PIDADA MERAH (SONNERATIA CASEOLARIS L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN!"#$%&' ABSTRACT A research has been conducted with a title The activity of extract and fractions of Sonneratia leaf (Sonneratia caseolaris L.) as an antioxidant. This research aims to know the activity of extract and fractions of Sonneratia leaves as an antioxidant against the free radical DPPH. The Sonneratia leaves powder was extracted using maceration tool with methanol solvent. The methanolic extract fractioned with n-hexane, ethyl acetate, and n-butanol solvents. Testing of antioxidant activity is performed with the DPPH method (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl) by spectrophotometry. Absorbance measurement was conducted with spectrophotometry at the wave length 516 nm. Data was analyzed with linear regression to obtain values of IC 5. The result of research showed that the extract and fractions of Sonneratia leaves have activity as an antioxidant with the IC 5 value of methanolic extract was 21,62 ppm, n-hexane fraction was 82,36 ppm, ethyl acetate fraction was 13,41 ppm, and n-butanol fraction was 13,4 ppm. The test samples which provide the best antioxidant activity is the fraction of n-butanol. Keywords : Sonneratia caseolaris L., Antioxidant, DPPH PENDAHULUAN Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan, membersihkan, menahan pembentukan ataupun memadukan efek spesies oksigen reaktif (Lautan, 1997). Antioksidan merupakan suatu zat yang dapat melindungi tubuh (bagian tubuh) dari senyawa radikal bebas. Senyawa radikal bebas merupakan spesies kimia yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya, sehingga dapat menyerang senyawasenyawa lain seperti DNA, membran lipid, dan protein (Halliwell, 1999). Tumbuhan pidada merah merupakan salah satu tumbuhan khas Kalimantan khususnya Kalimantan Selatan yang bagian daunnya secara empiris digunakan masyarakat sebagai obat luka serta penghilang bekas luka pada kulit. Daun pidada merah mengandung asam lemak, sterol, hidrokarbon, dan dua flavonoid yaitu luteolin dan luteolin 7-O-glukosida (Sadhu, 26). Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Jaringan yang cedera (luka) menstimulasi keluarnya berbagai macam mediator kimiawi seperti histamin, serotonin, eicasonoids dan nitrit oksida (NO) (DeLaune, 1998). Jika mediator-mediator tersebut, terutama nitrit oksida, dikeluarkan secara berlebihan maka akan terjadi inflamasi yang berkepanjangan dan dapat memperlambat penyembuhan luka. Nitrit oksida merupakan radikal endogen yang terbentuk dari proses inflamasi atau peradangan. Antioksidan yang terkandung dalam pidada merah diduga mampu menekan produksi nitrit oksida sehingga dapat mencegah terjadinya inflamasi berkepanjangan dan dapat mempercepat penyembuhan luka. Berdasarkan uraian di atas, telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas ekstrak dan fraksi daun pidada merah (Sonneratia caseolaris L.) sebagai antioksidan. METODE PENELITIAN Bahan Bahan yang diteliti adalah simplisia kering daun pidada merah. Pelarut untuk ekstraksi dan fraksinasi adalah metanol, n-heksana, etil asetat, dan n-butanol. Bahan kimia lainnya adalah DPPH sebagai radikal bebas untuk uji antioksidan. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bejana maserasi, rotary evaporator (büchi rotavapor R-2), waterbath (Wisebath), timbangan analitik (Mettler toledo AL24), cawan porselin, labu ukur (Pyrex ), corong pisah (Pyrex ), mikro pipet (Socorex), tabung reaksi bertutup (Pyrex ), vortex (Health H-VM-4), Spektrofotometer UV-Vis (Genesys 1S UV-Vis Spectrophotometer) dan alat penunjang lainnya. 164

Prosedur Pengumpulan dan Penyiapan Sampel Daun pidada merah diperoleh dari tepi Sungai Mahakam Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Daun pidada merah segar dikumpulkan kemudian disortasi basah. Setelah itu, daun dicuci dan dikeringkan dengan cara dianginanginkan didalam ruangan yang terlindung dari sinar matahari. Selanjutnya daun pidada merah kering disortasi kering dan dipotong kecil-kecil menjadi serbuk simplisia. Prosedur Ekstraksi dan Fraksinasi Serbuk simplisia dimasukkan kedalam bejana maserasi dan dimaserasi menggunakan pelarut metanol. Proses ekstraksi dengan metode maserasi berlangsung selama kurang lebih 4 hari. Maserat (hasil maserasi) disaring menggunakan kertas saring dan ditampung kedalam wadah. Maserat kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator dan dilanjutkan dengan penguapan di atas water bath hingga diperoleh ekstrak metanol kering. Ekstrak metanol difraksinasi secara bertingkat dengan metode fraksinasi cair-cair menggunakan pelarut n- heksana, etil asetat dan n-butanol. Ekstrak metanol dilarutkan dengan aquades kemudian ditambahkan pelarut n-heksana dan dilakukan penggojogan/pemisahan menggunakan prosedur corong pisah. Setelah itu, didiamkan beberapa saat hingga terbentuk dua lapisan yaitu lapisan n-heksana (lapisan atas) dan lapisan air (lapisan bawah). Selanjutnya fraksi n-heksana dipisahkan dan ditampung untuk diuapkan pelarutnya, sedangkan fraksi air dimasukkan kembali kedalam corong pisah untuk dilanjutkan pada proses fraksinasi berikutnya. Untuk mendapatkan fraksi etil asetat dan fraksi n- butanol dilakukan perlakuan yang sama pada proses fraksinasi n-heksana. Prosedur Kerja Uji Antioksidan Ekstrak dan fraksi daun pidada merah dibuat dalam konsentrasi 5 ppm sebagai larutan baku induk (stok), dari larutan stok dibuat larutan uji dengan 5 seri konsentrasi. Selanjutnya, disiapkan larutan DPPH dengan konsentrasi 4 ppm. Larutan uji dengan berbagai seri konsentrasi sebanyak 2 ml ditambahkan dengan 2 ml larutan DPPH 4 ppm dalam tabung reaksi bertutup lalu dihomogenkan dan didiamkan di tempat gelap pada suhu kamar selama 3 menit. Setelah itu, diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum DPPH yaitu 516 nm menggunakan Spektrofotometer UV-Visible. HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstrak Metanol Ekstrak metanol dibuat dalam 5 (lima) seri konsentrasi yaitu 5, 1, 15, 2, dan 25 ppm. Adapun hasil dari peredaman radikal DPPH oleh ekstrak metanol daun pidada merah dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Ekstrak Metanol Daun Pidada Merah (%) Kontrol DPPH,66-5,514 22,17 1,444 32,78 15,396 4,5 2,345 47,68 25,299 54,59 y = 1,594(x) + 15,532 r =,996 IC 5 21,62 Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai IC 5 ekstrak metanol daun pidada merah adalah 21,62 ppm. Hal ini menandakan bahwa ekstrak metanol daun pidada merah memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat karena nilai IC 5 -nya kurang dari 5 µg/ml. Aktivitas Antioksidan (%) 6 4 2 y = 1,594x + 15,532 R =,996 5 1 15 2 25 3 Gambar 1. Grafik Hubungan dengan Ekstrak Metanol Daun Pidada Merah 165

Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat bahwa dengan menghubungkan konsentrasi (x) terhadap aktivitas antioksidan ekstrak metanol maka didapat nilai intersep (a) = 15,532 dan slope (b) = 1,594 serta resultan (r) =,996. Kemudian nilai a dan b tersebut dimasukkan kedalam persamaan garis regresi linier dan diperoleh persamaan regresi linier dari ekstrak metanol adalah y = 1,594(x) + 15,532. Fraksi n-heksana Ekstrak fraksi n-heksana dibuat dalam 5 (lima) seri konsentrasi yaitu 3, 6, 9, 12, dan 15 ppm. Hasil uji aktivitas antioksidan dari fraksi n-heksana daun pidada merah untuk memperoleh nilai IC 5 disajikan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Fraksi n-heksana Daun Pidada Merah (%) Kontrol DPPH,529-3,41 24,19 6,318 39,94 9,235 55,64 12,165 68,75 15,19 79,27 y =,463(x) + 11,867 r =,996 IC 5 82,36 Tabel 2 menunjukkan bahwa IC 5 fraksi n-heksana adalah 82,36 ppm. Hasil tersebut didapatkan melalui persamaan regresi linier y =,463(x) + 11,867. IC 5 menandakan bahwa fraksi n-heksana daun pidada merah memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan kuat jika IC 5 -nya bernilai 5 1 µg/ml. Aktivitas antioksidan selalu meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi. Hubungan antara nilai aktivitas antioksidan fraksi n-heksana dengan variasi konsentrasi ditunjukkan oleh Gambar 2 berikut. (%) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 y =,463x + 11,867 R =,996 2 4 6 8 1 12 14 16 Gambar 2. Grafik Hubungan dengan Fraksi n-heksana Daun Pidada Merah Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi sampel maka semakin besar pula aktivitas antioksidannya. Hal ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi pula kandungan zat antioksidannya, sehingga semakin banyak DPPH yang dihambat oleh ekstrak tersebut dan semakin sedikit DPPH yang tersisa, oleh karena itu aktivitas antioksidannya semakin besar. Fraksi Etil Asetat Pengujian aktivitas antioksidan fraksi etil asetat daun pidada merah dilakukan dengan metode DPPH dalam 5 (lima) seri konsentrasi yaitu 5, 1, 15, 2, dan 25 ppm (µg/ml). Data penelitian yang diperoleh berupa absorbansi yang kemudian di hitung menggunakan rumus persentase aktivitas antioksidan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari tiap-tiap konsentrasi. Nilai absorbansi dan persentase aktivitas antioksidan dari fraksi etil asetat daun pidada merah dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 3 berikut. 166

Tabel 3. Fraksi Etil Asetat Daun Pidada Merah (%) Kontrol DPPH,54-5,388 23,8 1,299 4,54 15,214 57,61 2,142 71,76 25,1 8,16 y = 2,97(x) + 11,16 r =,991 IC 5 13,41 (%) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 y = 2,97x + 11,16 R =,991 5 1 15 2 25 3 Gambar 3. Grafik Hubungan dengan Fraksi Etil Asetat Daun Pidada Merah Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai IC 5 fraksi etil asetat daun pidada merah adalah 13,41 ppm. tersebut menunjukkan konsentrasi fraksi etil asetat yang mampu menghambat proses oksidasi sebesar 5 % atau mampu meredam radikal bebas sebesar 5 %. Semakin kecil nilai IC 5 berarti semakin tinggi aktivitas antioksidannya. Fraksi etil asetat daun pidada merah memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat karena nilai IC 5 - nya kurang dari 5 µg/ml. Fraksi n-butanol yang digunakan pada pengujian aktivitas antioksidan fraksi n-butanol adalah 5, 1, 15, 2, dan 25 ppm. Dari pengujian ini diperoleh nilai absorbansi dan persen aktivitas antioksidan dari tiap konsentrasi yang ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Fraksi n-butanol Daun Pidada Merah Kontrol DPPH,557-5,432 22,5 1,332 4,33 15,225 59,6 2,142 74,45 25,9 83,84 y= 3,136(x) + 9,14 r =,992 IC 5 13,4 Berdasarkan tabel 4 diketahui konsentrasi fraksi n-butanol yang dapat menghambat 5 % DPPH adalah 13,4 ppm. Fraksi n-butanol daun pidada merah memiliki sifat sebagai antioksidan yang sangat kuat karena nilai IC 5 -nya bernilai kurang dari 5 µg/ml. Fraksi n-butanol memiliki aktivitas antioksidan tertinggi jika dibandingkan dengan aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi daun pidada merah yang lainnya. Hal ini diduga karena kandungan senyawa antioksidan pada daun pidada merah telah mengalami pengelompokkan berdasarkan sifat kelarutannya saat melalui proses fraksinasi. 167

(%) 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 y = 3,136x + 9,14 R =,992 5 1 15 2 25 3 Gambar 4. Grafik Hubungan dengan Fraksi n-butanol Daun Pidada Merah Gambar 4 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi fraksi n-butanol maka semakin tinggi aktivitas antioksidannya. Persamaan regresi linier memiliki nilai b yang positif, sehingga menunjukkan bahwa kurva nilai persen aktivitas antioksidan merupakan kurva peningkatan. Koefisien b merupakan koefisien arah regresi linier dan menyatakan perubahan rata-rata varibel y untuk setiap perubahan variabel x. Dari persamaan regresi, diperoleh koefisien korelasi (r) dengan nilai,992 dengan nilai koefisien regresi (b) yaitu 3,136. Berdasarkan perhitungan persamaan regresi linier dari setiap ekstrak dan fraksi, maka nilai IC 5 dari ekstrak dan fraksi daun pidada merah dapat disajikan datanya seperti yang tercantum pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Nilai IC 5 Ekstrak dan Fraksi Daun Pidada Merah No. Sampel Uji Nilai IC 5 1 Ekstrak metanol 21,62 2 Fraksi n-heksana 82,36 3 Fraksi etil asetat 13,41 4 Fraksi n-butanol 13,4 Konsep nilai IC 5 adalah semakin kecil nilai IC 5 suatu sampel maka semakin kuat aktivitas antioksidan sampel tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan nilai IC 5 dapat diketahui bahwa ekstrak metanol, fraksi etil asetat dan fraksi n- butanol memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat karena IC 5 -nya bernilai kurang dari 5 µg/ml, sedangkan fraksi n-heksana memiliki aktivitas antioksidan yang kuat karena IC 5 -nya bernilai 5 1 µg/ml. Nilai IC 5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 82,36 21,62 13,41 13,4 Ekstrak Metanol Fraksi n-heksana Fraksi Etil Asetat Fraksi n-butanol Gambar 5. Perbandingan Nilai IC 5 Ekstrak dan Fraksi Daun Pidada Merah Gambar 5 menunjukkan bahwa dari keempat sampel uji, fraksi n-butanol memiliki aktivitas antioksidan yang paling baik jika dibandingkan dengan ekstrak metanol, fraksi n-heksana, dan fraksi etil asetat karena memiliki nilai IC 5 (konsentrasi penghambatan 5 % radikal) terkecil yaitu 13,4 ppm. 168

KESIMPULAN Ekstrak dan fraksi daun pidada merah memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang ditunjukkan dengan nilai IC 5 ekstrak metanol 21,62 ppm, fraksi n-heksana 82,36 ppm, fraksi etil asetat 13,41 ppm, dan fraksi n-butanol 13,4 ppm. Sampel uji yang memberikan aktivitas antioksidan paling tinggi adalah fraksi n-butanol. DAFTAR PUSTAKA DeLaune, S. C. dan Ladner, P. K. 1998. Fundamentals of Nursing: standards and Practice, Volume 1, dalam Maulana Rizqi Aldiansyah. 211. Pengaruh Perawatan Secara Topikal Dengan Ekstrak Batang Bratawali dalam Mempercepat Proses Penyembuhan Luka Bakar Derajat II Karena Termal. Universitas Brawijaya: Malang. Halliwel, B. dan Gutteridge, J. M. C. 1999. Free Radicals in Biology and Medicine, dalam Ruth Marliani Silalahi. Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Antioksidan Ekstrak Etanol dan Fraksi Bunga Tumbuhan Brokoli (Brassica oleracea L. var. botrytis L.). Skripsi. Universitas Sumatera Utara: Medan. Lautan, J. 1997. Radikal Bebas pada Eritrosit dan Leukosit, Cermin Dunia Kedokteran, (116), hal: 49-52. Sadhu, S. K., Ahmed, F., Ohtsuki, T. dan Ishibashi, M. 26. Flavonoids From Sonneratia caseolaris. Journal of Natural Medicine 6: 264-265. 169