PENERAPAN PAKEM DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SD MUHAMMADIYAH SERANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. senantiasa mengharapkan agar siswa-siswanya dapat belajar serta mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan di Indonesia sesungguhnya sudah mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa. Sukar dicerna, sulit dipahami, rumit dipelajari, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S 1 Pendidikan Matematika. Oleh : DARI SUPRAPTI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A UMS - Copy SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dalam bidang matematika. Menurut Abdurrahman (2012:204)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Pakem Siswa Kelas V SDN 21 Ampana

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

(PTK pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Mondokan Sragen)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Belajar Sains Anak Melalui Metode Eksperimen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fatima Dwi Ratna, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di. Sekolah Dasar yang dianggap sebagian siswa terasa sulit

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Setiawati 28. Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Model Traffinger. Guru Administrator Perkantoran SMKN 4 Jember

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma dunia pendidikan sekarang ini adalah memunculkan kelebihan

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

Oleh : Muhamad Toyib K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia abad ke-21 mempunyai karakteristik sebagai berikut,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PENERAPAN PAKEM DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Hj. Nur aeni, M. Pd MATEMATIKA DI SD MUHAMMADIYAH SERANG Abstrak Pembelajaran matematika disekolah belum menampilkan pembelajaran yang kreatif menantang daya nalar dan daya kreasi, anak belum banyak mengaitkan permasalahan nyata disekitar siswa sebagai jembatan dalam membangkitkan kebutuhan siswa untukmempelajari substansi materi tertentu, juga sebaliknya, materi pembelajaran belum banyak digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan sederhana yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Guru sangat dominan dan begitu gemar menggunakan strategi ekspositorik. Pembelajaran matematika begitu sangat membosankan, monoton, menegangkan dan tidak bermakna. Berangkat dari permasalahan yang terjadi di lapangan khususnya pada murid kelas IV SD Muhammadiyah maka perlu ada strategi yang dapat memberikan pembelajaran matematika yang diharapkan dapat menampilkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. PAKEM merupakan strategi pembelajaran yang menawarkan seperti penjelasan di atas. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah a). Bagaimana menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga menumbuhkan minat belajar matematika pada anak?; b) Apakah pendekatan PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar anak?. Sehingga tujuan penelitian ini adalah menciptakan minat belajar anak dan meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan PAKEM. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindaan Kelas (PTK) dan menggunakan instrument pengumpulan data yaitu pedoman observasi dan test hasil belajar. Hasil penelitian yang diperoleh : Peningkatan aktivitas siswa dari Siklus I ke Siklus II sangat signifikan. Peningkatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efekif dan menyenangkan pada siswa juga diikuti dengan peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Yaitu, dari nilai rata-rata 88, 27 (Siklus I) meningkat menjadi nilai rata-rata 97, 59 (Siklus II). Hal ini membuktikan bahwa proses pembelajaran yang menyenangkan, memberikan stimulasi (perangsang) pada kemampuan belajarnya. Perkembangan murid kelas IV SD (10-11 tahun) berada pada tahap perkembangan Kognitif (Piaget) operasional konkrit. Hal ini terbukti bahwasanya anak pada tahap ini dapat berfikir dengan baik bila dibantu dengan media/alat peraga yang konkrit dengan cara bermain Saran dari penelitian ini terhadap guru, hendaknya senantiasa lebih meningkatkan kemampuan dalam metodologi mengajar, terutama untuk dapat memfasilitasi kebutuhan perkembangan murid dalam mengajar Kata kunci : Strategi PAKEM dalam pembelajaran Matematika di SD

Pendahuluan Salah satu fungsi pembelajaran matematika menurut kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003) adalah mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaam matematika, diagram, grafik, atau table. Berdasarkan fungsi tersebut, salah satu tujuan pembelajaran matematika menurut kurikulum 2004 adalah mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Kemampuan untuk mengkomunikasikan dalam bahasa matematika masih sangat kurang dikuasai oleh sebagian siswa yang duduk di bangku sekolah dasar. Sebagian besar siswa merasa takut bila berhadapan dengan pembelajaran matematika, sehingga banyak menimbulkan permasalahan bagi guru, baik dalam proses maupun dalam hasil pembelajaran matematika. Pada umumnya pelaksanaan proses belajar mengajar masih menggunakan strategi belajar konvensional dengan pendekatan ekspositorik, ceramah dan drill. Tingkat partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah. Pembelajaran matematika di sekolah belum menampilkan pembelajaran yang kreatif, menantang daya nalar dan daya kreasi anak, belum banyak mengaitkan permasalahan nyata di sekitar siswa sebagai jembatan dalam membangkitkan kebutuhan siswa untuk mempelajari substansi materi tertentu, juga sebaliknya materi pembelajaran belum banyak digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan sederhana yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Guru sangat dominan dan begitu gemar menggunakan strategi ekspositorik. Pembelajaran matematika menjadi membosankan, monoton, menegangkan, dan tidak bermakna. Dari pengamatan di lapangan terhadap kreativitas anak yang terjadi dalam pembelajran di SD. Masalah yang ditemukan yaitu kreativitas anak umumnya, khususnya kreativitas pada fungsi divergen yng terdiri dari cirri krativitas kognitif dan kreativitas afektif, didasarkan belum muncul dalam pembelajaran secara maksimal. Hal tersebut terlihat masih adanya dominasi guru dalam melakukan aktivitas belajar, kurang memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan eksplorasi hasil pengalamannya. Untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran matematika. Pendekatan Pakem dapat merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut diatas, dengan pendekatan PAKEM, belajar dimaknai sebagai proses aktif untuk membangun pemahaman dari informasi dan

pengalaman oleh si Pembelajar, dengan memperhatikan dan mengembangkan rasa ingin tahu dan imajinasi anak, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dengan indicator; perhatian terhadap tugas besar, hasil belajar meningkat, senang belajar, dan belajar seumur hidup. Pembelajaran dalam PAKEM juga menyenangkan sehingga anak tidak takut salah, takut ditertawakan dan takut dianggap sepele. Dengan berlandasan pendekatan PAKEM, metode pembeljaran matematika yang dapat dilaksanakan adalah dengan cara metode laboratorium, metode pemecahan masalah matematika, metode kegiatan lapangan dalam matematika, dan metode hand on mathematics. Semua metode itu dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan proses pembeljaran matematika, dengan berlandasan pada pendekatan PAKEM. Rumusan Masalah Masalah penelitian ini adalah tentang Penerapan PAKEM (Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) dalam meningkatkan Hasil Belajar Matematika di SD Muhamadiyah serang. Dari rumusan di atas maka dapat diajukan beberapa pertanyaan yang memerlukan jawaban dalam penelitian ini : A. Bagaimana menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga menumbuhkan minat belajar matematika pada anak? B. Apakah pendekatan PAKEM dapat meningkatkan hasil beajar anak? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum menggali suasana pembelajaran mata pelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PAKEM. Adapun tujuan secara khusus yaitu ingin mengetahui proses pembeljaran matematika dengan menggunakan pendekatan PAKEM yang dilakukan guru SD yaitu : A. Menciptakan minat belajar anak dengan menggunakan pendekatan PAKEM. B. Meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan PAKEM.

Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : A. Siswa : 1. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa 2. Menciptakan suasana bermain sambil belajar 3. Menumbuhkembangkan kreativitas siswa dalam belajar matematika 4. Diharapkan dapat meningkatkanbelajar siswa B. Guru : 1. Dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran 2. Menambah wawasan dalam strategi pembelajaran 3. Meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar Definisi Operasional Untuk menghindari salah penapsiran dan untuk menyamakan persepsi maka digunakan definisi operasional, untuk menjelaskan pengertian-pengertian, istilah yang terdapat dalam penelitian ini. A. Pengertian PAKEM Pembelajaran PAKEM singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan. 1. Pembelajaran Aktif Pembelajaran berpusat pada siswa (learning oriented), proses pembelajaran benarbenar mengarahkan bagaimana siswa belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Siswa berperan secara aktif dalam proses bagaimana mempelajari bahan. (How to learn). 2. Pembelajaran Kreatif Pembelajaran yang memberikan ruang pada siswa untuk memunculkan kreatifitasnya dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya. 3. Pembelajaran Efektif Efektif dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang ditempuh secara aktif, kreatif dan menyenangkan itu diarahkan untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Efektifitas pembelajaran ditentukan oleh sejauhmana tujuan pembelajaran dapat dicapai. 4. Pembelajaran Menyenangkan Pembelajaran menyenagkan adalah penyajian pembelajaran dalam bentuk permainan yang kreatif yang dikemas dalam Suasana yang menggembirakan. B. Model Pembelajaran Matematika Model pembelajaran matematika yang disajikan pada dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi dan penalaran. Penalaran Matematika dipahami dan dilatihkan melalui materi, sedagkan materi Matematika dapat dipahami melalui penalarannya. Pola demikian dikemas dalam model-model pembelajaran Matematika yang menyenangkan, menantang dan kreatif. Untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, serta tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : jika diterapkan pendekatan PAKEM dalam pembelajaran matematika, maka dapat memberikan proses pembelajaran yang bermakna dan berharga dan dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptik analitik. Metode ini berusaha memahami situasi dan kondisi yang dihadapi saat dilakukan penelitian, selain itu berusaha mencari makna yang terkandung dibelakang perbuatan untuk dapat memahami dan menguasai masalah. Dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Penelitian ini bersifat kualitatif. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya peneliti melakukan kolaborasi dengan guru untuk mencari atau menemukan solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam strategi pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PAKEM.

Alat yang digunakan untuk pwngumpulan data, yaitu dengan menggunakan pedoman observasi, untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dan test hasil belajar. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara member check yaitu suatu teknik untuk mengkonfirmasikan temuan-temuan selama pembelajaran berlangsung. Hasil tersebut didiskusikan dengan guru untuk memperoleh tanggapan-tanggapan terhadap temuan-temuan sebelum ditarik kesimpulan. Audit trail yaitu data yang berhasil dikumpulkan didiskusikan dengan guru untuk mengkaji kebenaran dan keabsahan sebagai bahan untuk diinformasikan. Kerangka Berfikir Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang ada disekolah dasar. Tidak semua siswa senang jika mendengar nama matematika. Oleh karena itu jika dirata-ratakan, hasil ulangan matematika disetiap sekolah masih berada dibawah standar ketuntasan belajar minimal atau kurang dari 6,0 demikian fenomena yang terjadi hampir disemua sekolah. Matematika adalah mata pelajaran yang menakutkan, membosankan dengan bapak/ibu guru yang seram. Gambaran diatas adalah yang terjadi dilapangan. Proses belajar yang semuanya berpusat pada guru (teacher centered) siswa cukup mendengarkan, kemudian mengerjakan soal tes. Hasil yang diperoleh siswa dijadikan sebagai dasar keberhasilan pembelajaran tanpa ingin tahu apakah siswa benar-benar memahami materi yang diberikan berdasarkan kreaifitasnya ataukah hasil menjiplak. Berdasarkan deskripsi diatas maka timbul keinginan untuk merubah sikap siswa yang takut terhadap matematika menjadi sikap senang akan matematika. Langkah pertama adalah dari guru/pendidiknya. Sikap yang menampakan adanya kerja sama, dan menyenangkan dalam arti belajar sambil bermain sehingga siswa tidak tegang, perlu diupayakan untuk merubah paradigma yang terjadi pada siswa yang menganggap matematika adalah pelajaran yang menakutkan. Jika siswa sudah senang terhadap guru/pendidiknya diharapkan siswa akan senang terhadap pelajaran yang diberikannya. Selanjutnya bagaimana penggunaan strategi PAKEM dalam pembelajaran matematika disekoah dasar? langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Merencanakan keperluan dalam pembelajaran, yaitu : kurikulum, RPP, serta alat bantu dalam mengajar. 2. Melaksanakan proses pembelajaran yang berlandaskan PAKEM, dimana sikap dan perilaku guru diantaranya adalah sebagai berikut Mendengarkan siswa Menghargai siswa Mengembangkan rasa percaya diri siswa Menanamkan rasa tidak takut salah Memberikan tantangan 3. Memantau perkembangan hasil pembelajaran setelah menggunakan PAKEM Hipotesa Berdasarkan latar belakang masalah, serta tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : Jika diterapkan pendekatan PAKEM dalam pembelajarn matematika, maka dapat memberikan proses pembelajaran yang bermakna dan berharga dan dapat membenatu meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil Penelitian Peningkatan aktivitas siswa dari Siklus I ke Siklus II sangat signifikan. Peningkatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efekif dan menyenangkan pada siswa juga diikuti dengan peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Yaitu, dari nilai rata-rata 88, 27 (Siklus I) meningkat menjadi nilai rata-rata 97, 59 (Siklus II). Hal ini membuktikan bahwa proses pembelajaran yang menyenangkan, memberikan stimulasi (perangsang) pada kemampuan belajarnya. Perkembangan murid kelas IV SD (10-11 tahun) berada pada tahap perkembangan Kognitif (Piaget) operasional konkrit. Hal ini terbukti bahwasanya anak pada tahap ini dapat berfikir dengan baik bila dibantu dengan media/alat peraga yang konkrit dengan cara bermain

Pembahasan Dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan strategi Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), diperoleh data bahwasanya pada siklus I siswa masih memperlihatkan kecanggungan dalam penyesuaian diri dengan pendekatan PAKEM. Ketika guru meminta murid untuk berbanjar dengan mengurutkan diri dengan bilangan kelipatan, murid kelihatan masih bingung karena tidak biasa guru mengajak belajar melalui bermain. Hal ini dimaklumi karena biasanya guru mengajar dengan metode ceramah yang menuntut murid untuk pasif, hanya guru yang aktif. Melalui permainan baik perorangan maupun berkelompok baik aktif maupun positif, anak-anak dapat mengembangkan pemahaman dasar dari dunia tempat mereka hidup. Begitu besar arti kegiatan bermain bagi-anak, sehingga dapat dikatakan bermain merupakan kebutuhan dasar. Adanya unsur kebebasan yang merupakan elemen utama, membuat bermain menjadi aktivitas yang menyenangkan. Menurut Elizabeth B. Hurlock (2000), aktivitas bermain dapat digambarkan sebagai kegiatan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan hasil akhir semata-mata untuk menimbulkan kesenangan dan kegembiraan saja. Aspek-aspek perkembangan seperti kognitif, emosi, sosial dan perkembangan fisik umumnya cepat tersimulasi lewatbermain. Peningkatan aktifitas siswa dari siklus I ke Siklus II sangat signifikan. Peningkatan pembelajaran yang aktif, kreatif,efektif dan menyenangkan pada siswa juga diikuti dengan peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu dari nilai rata-rata 88,27 (siklus I) meningkat menjadi nilai rata-rata 97,59 (siklus II). Hal ini membuktikan bahwa proses pembelajaran yang menyenangkan memberikan stimulasi (perangsang) pada kemampuan belajarnya.. Perkembangan murid kelas IV SD ( 10 11 tahun) berada pada tahap perkembangan kognitif (Piaget) operasional kongkrit. Hal ini terbukti bahwasanya anak pada tahap ini dapat berpikir dengan baik bila dibantu dengan media /alat peraga yang kongkrit dan dilakukan dengan cara bermain

Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : a) Pembelajarn dengan menggunakan pendekatan/strategi PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar yang diperoleh melalui tes dari 88, 27 (siklus I) kepada 97,59 (siklus II); b)suasana belajar yang menyenangkan dapat mendorong murid untuk menjelajah (eksplorasi) sehingga seluruh aspek emosi, kognitif dan sosal dapat berkembang dengan baik. Hal ini terbukti dengan aktivitas yang dilakukan murid, seperti keberanian bertanya, mengajukan pendapat, bekerjasama dengan teman dapat muncul dan berkembang dengan baik; c) Bermain bagi anak adalah suatu kebutuhan, sehingga segala aktivitas akan dilakukan anak jika sesuai dengan kebutuhan. Dapat dikatakan bahwa belajar dilakukan dengan cara bermain, maka dapat memenuhi akan kebutuhan anak; d) Kegiatan Belajar yang memperhatikan segala aspek perkembangan anak (sosial, emosi, kognitif, motorik) yang terdapat pada anak, akan menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi peserta didik, dan hal ini merupakan kunci keberhasilan; e) Hasil belajar yang baik yang diperoleh murid, tidak terlepas dari minat belajarnya. Minat belajar muncul pada murid jika kebutuhan murid dapat dipenuhi oleh suasana belajar yang diciptakan guru. PAKEM dapat menumbuhkan minat belajar pada murid dalam belajar matematika. Saran Dari hasil penelitian ini yang membuktikan bahwasanya pendekatan PAKEM dapat menghasilkan peningkatan belajar yang signifikan, maka kiranya tidak berlebihan bila peneliti memberi saran sebagai berikut : 1. Hendaknya guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. 2. Ajaklah peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajarn 3. Hendaknya guru dapat memfasilitasi kebutuhan murid dalam kegiatan belajar. Kebutuhan murid SD yang dimaksud adalah rasa ingin tahu, bereksplorasi, bermain. 4. Guru hendaknya senantiasa lebih meningkatkan kemampuan dalam metodologi mengajar, Hal ini merupakan tuntutan dalam mewujudkan guru yang profesional. 5. Kepada kepala sekolah dan dinas terkait, hendaknya memberikan pelatihan (lokakarya) kepada guru dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengajar

Daftar Pustaka Depdiknas, (2002). Model Pembelajaran. Jakarta. Dirjen Pendasmen Direktorat Pendidikan TK dan SD. Depdiknas, (2005). Paket Pelatihan Awal untuk Sekolah dan Masyarakat. Jakarta. Dirjen Pendasmen Direktorat Pendidikan TK dan SD. Depdiknas, (2005). Paket Pelatihan Lanjutan untuk Sekolah dan Masyarakat. Jakarta. Dirjen Pendasmen Direktorat Pendidikan TK dan SD. Munandar, S.C.U (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana. Munandar, S.C.U (1992). Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana. Natawidjaja. Rochman. (1997). Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung: IKIP. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan, Depdiknas. Jakarta. Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 (standar isi), Depdiknas-Jakarta. Siskandar. (2003), Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif, Jakarta: Depdiknas. Teguh Purwantari, Muwarni Dewi, Suparmi (2006), Memahami dan Berlatih Matematika SD/MI Kls 6, Jakrta: Bumi Aksara. (2003), Tim Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Matematika SD, Jakarta: Depdiknas. Widaniggar (2003), Belajar Sambil Bermain, Depdiknas-Jakarta.