Bab 5. Ringkasan. Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di

dokumen-dokumen yang mirip
Abstraksi. Kata kunci: Komik Yasei no kimi ni kubittake Komik Nantoka shinakucya Komik Konomi haatofuru Pesan Moral

Bab 1. Pendahuluan. dilihat dari bagaimana masyarakatnya dapat berubah sangat cepat mengikuti. proses perkembangan negara dan manusia, bahwa:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Penelitian tentang Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga

UCAPAN TERIMA KASIH. Penyusunan skripsi dengan judul Analisis Alur Cerita, Tokoh, dan. Penokohan Pada Cerpen Hankechi Karya Akutagawa Ryuunosuke yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

NILAI RELIGIUS NOVEL BUTIRAN DEBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

Bab 1. Pendahuluan. tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAB I PENDAHULUAN. intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan 1. Unsur Intrinsik Novel Bulan Nararya a. Tema Tema dari novel Bulan Nararya adalah kepedulian

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Terampil berbahasa sangat penting dikuasai.

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi dua subbab, sub bab pertama berisi tentang tinjauan pustaka berupa

BAB V MODEL PEMBELARAN DAN RANCANGANNYA. 5.1 Model Pembelajaran Novel Laskar Pelangi melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMP

BAB I PENDAHULUAN. diperankan oleh tokoh cerita. Kepribadian yang dimiliki para tokoh dalam cerita

I. PENDAHULUAN. lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Folklor merupakan bagian dari kebudayaan yang kolektif bersifat tradisional

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan material meliputi kebutuhan pokok, sekunder dan tersier.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa setelah menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sastra memiliki kekhasan dari pengarangnya masing-masing. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. ungkapannya (Sudjiman, 1990:71). Sastra juga dapat digunakan oleh semua yang

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

BAB 2 LANDASAN TEORI. hal, seperti sosial budaya, kemasyarakatan dan sastra itu sendiri tentunya. Dalam

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia di dunia ini tidak bisa lepas dari problematika kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP BIOGRAFI, SETTING BIOGRAFI THE SWORDLESS SAMURAI, SOSIOLOGI SASTRA, KEPEMIMPINAN, KARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. skripsi dan tesis ini dapat diketahui dari pemaparan skripsi dan tesis. Kajian yang

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB I PENDAHULUAN. dari sebuah proses penciptaan karya fiksi. Abrams dalam Nurgiyantoro (2010)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian cerita Akai Rousoku To Ningyo karya Ogawa Mimei, penulis

Transkripsi:

Bab 5 Ringkasan Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di Jepang. Wanita kelahiran 26 Februari 1961 mengawali karir sebagai penulis komik sejak umur tujuh belas tahun. Setelah mendapatkan penghargaan dari Asosiasi perhimpunan komik pada tahun 1978 dia membuat hasil karya yang lebih baik sehingga semakin banyak orang yang menyukai komik-komiknya. Kegiatan menulis komik semata-mata dilakukan untuk menyalurkan hobi. Namun ternyata membuahkan hasil yang memuaskan pada dirinya dan juga dalam industri komik di Jepang. Komik dalam bahasa Jepang disebut Manga ( 漫画 ). Komik merupakan salah satu tulisan corat-coret orang Jepang pada sejarah yang bersamaan. Jepang merupakan salah satu negara yang memajukan kebudayaan negara lain. Sekarang komik diterima di media. Komik-komik Ide Mayumi seperti Yasei no kimi ni kubittake, Nantoka shinakucya dan Konomi haatofuru, ketiganya menceritakan kehidupan yang penuh dengan konflik baik konflik keluarga maupun konflik dalam pertemanan di sekolah. Ide Mayumi menampilkan kehidupan remaja Jepang pada saat ini seperti gaya hidup, kenakalan remaja dan perubahan sosial. 128

Dalam menulis sebuah karya satra tidak lepas dari unsur-unsur yang berada di dalamnya seperti alur, karakter dan pesan moral. Alur (plot) merupakan kerangka cerita. Alur erat kaitannya dengan karakter yaitu sifat atau prilaku tokoh dalam cerita. Pesan moral merupakan pesan atau amanat yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Daya tarik seseorang dalam membaca cerita rekaan bahwa cerita menimbulkan keingintahuan dan menarik pembaca untuk menelusuri mengapa hal itu terjadi baik pada permulaan, tengah maupun akhir. Alur tidak hanya menyangkut peristiwa namun juga cara pengarang mengurutkan peristiwa itu. Penokohan dan karakteristik sering juga disamakan artinya yaitu menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita. Di dalam alur terdapat tujuh unsur yaitu Paparan (Exposition) yang artinya memaparkan awal cerita. Pengarang mulai memperkenalkan tempat kejadian, waktu, topik dan tokoh-tokoh. Rangsangan (Inciting Moment) merupakan peristiwa mulai adanya masalah-masalah. Pengarang berusaha menampilkan peristiwa (konflik) yang menarik perhatian pembaca. Penggawatan (Rising Action) merupakan peningkatan konflik. Masalah yang dimunculkan semakin dikembangkan kadar intensitasnya. Perumitan (Complication) merupakan konflik yang semakin sulit. Cerita semakin dibuat menegangkan. 129

Klimaks (Climax) merupakan penyelesaian konflik. Peleraian (Falling Action) merupakan bagian yang berisi bagaimana penyelesaian sebuah cerita. Penyelesaian (Denouement) merupakan penyelesaian sebuah cerita. Pesan moral ada dua macam, yaitu pesan moral yang disampaikan secara langsung dan pesan moral yang disampaikan secara tidak langsung. Pesan moral yang disampaikan secara langsung identik dengan pelukisan watak tokoh yang bersifat uraian penjelasan. Bentuk penyampaian tidak langsung hanya tersirat dalam cerita berpadu secara koherensif dengan unsur cerita yang lain. Dalam hal ini pengarang berusaha menyembunyikan pesan dalam teks dan pembaca berusaha menemukannya lewat teks cerita. Dalam hal isi sesungguhnya sosiologi dan sastra berbagi masalah yang sama. Keduanya berurusan dengan manusia dalam masyarakat, usaha manusia untuk menyesuaikan diri dan usaha untuk mengubah masyarakat itu. Menurut Wellek dan Warren sosiologi sastra dianggap sebagai pendekatan yang memasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya sastra. Sastra karya pengarang besar melukiskan kecemasan, harapan dan aspirasi manusia dan karena sastra juga akan selalu mencerminkan nilai-nilai dan perasaan sosial, dapat diramalkan bahwa semakin sulit mengadakan analisis terhadap sastra sebagai cermin masyarakatnya sebab masyarakat semakin rumit. 130

Masyarakat Jepang pada saat ini dihadapkan pada masalah bagaimana budaya baru yang dapat menghidupkan kembali orang-orang yang menderita karena penyakit sosial seperti ketidakmampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Masyarakat Jepang disebut sebagai masyarakat yang kurang rasa sosialnya. Orang-orang telah diberi otonomi dan masing-masing telah putus hubungan dengan yang lain. Orang-orang yang demikian ini semakin bertambah khususnya pada generasi muda. Masyarakat Jepang telah kehilangan batasan-batasan masyarakat, karena kurangnya batasan masyarakat dan moralitas sosial, masyarakat cenderung berperilaku bebas dan tidak peduli terhadap yang lain. Dalam sebuah masyarakat selalu terjadi interaksi sosial, yaitu aspek kelakuan yang terdapat dalam hubungan antar anggota masyarakat. Dalam tradisi masyarakat Jepang interaksi sosial didasari oleh hubungan manusia yang bersifat budaya. Yaitu hubungan sosial yang tidak hanya dilatarbelakangi oleh nilai-nilai yang memperhitungkan untung rugi melainkan diikat oleh sifat Shinzoku teki atau ikatan kekerabatan semu dalam kehidupan kelompok. Banyak perbedaan yang terlihat antara pandangan hidup serta pola tingkah laku kaum muda Jepang sebelum dan sesudah perang. Pandangan hidup serta tingkah laku kaum muda Jepang setelah perang dalam beberapa hal masih merupakan 131

masalah yang rumit sehubungan dengan integrasi kaum muda dalam masyarakat. Kaum muda Jepang mengatakan bahwa tujuan hidup adalah untuk hidup sesuai dengan selera pribadi atau hidup sehari-hari yang bebas dari kegelisahan nampaknya sangat bertentangan dengan intensitas yang mengasingkan mereka satu dengan yang lain dan menyebabkan mereka berusaha mengesampingkan teman. Kecenderungan egosentris merupakan ciri khas kaum muda Jepang dewasa ini. Beberapa fakta memperlihatkan masalah yang terjadi dalam tingkah laku kaum muda Jepang disebabkan oleh perubahan keadaan masyarakat yang terjadi karena pertumbuhan pesat dalam perekonomian. Ciri yang menyolok dari kaum muda Jepang yang sangat terlihat dalam kehidupan yakni sikap tidak peduli terhadap sesama. Sikap otoriter yang menuntut kepatuhan otomatis kepada perintah orang tua yang didukung oleh moralitas sistem keluarga tradisional tidak lagi dianggap sebagai nilai yang tinggi. Permasalahan yang sering muncul di dalam perkembangan remaja di Jepang adalah larutnya nilai-nilai kehidupan tradisional mayarakat Jepang ke dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Secara psikologis dalam kehidupan remaja di Jepang, perilaku seks bebas merupakan salah satu hal yang wajar dilakukan. Mereka beranggapan bahwa kesenangan merupakan hal yang dipentingkan atau diutamakan selama tidak merugikan orang lain. 132