M O D U L 3 KONFIGURASI ROUTER

dokumen-dokumen yang mirip
Artikel tentang Prinsip Dasar Routing yang penulis buat pada tahun 2001

2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya. 4 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Dynamic RIP,EIGRP, OSPF

MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE

TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL)

Konfigurasi Router. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya

Router Devices & Configuration

IOS ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T

Modul 3 Konfigurasi Router

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

KONFIGURASI ROUTER. CLI (Command Line)

ROUTING STATIS DAN DINAMIS

RIP dan Static Routing

KONFIGURASI CISCO ROUTER

Modul 5 Cisco Router

Modul 4 Routing RIP (Routing Information Protocol)

MODUL PRAKTIKUM. (Mengkonfigurasi Router dengan Metode Static Routing) Disusun Oleh : Yudi Firman Santosa, ST. Static Routing

AKHMAD FAJRI YUDIHARTO( ) Tugas 3. Vlan Menggunakan 2 Switch

MODUL PRAKTIKUM 08 DYNAMIC ROUTING CISCO, WINDOWS

Modul 5 Cisco Router

JARINGAN KOMPUTER MODUL 9

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

JARINGAN KOMPUTER MODUL 8

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

Modul 8 Cisco Router (Dynamic Routing)

KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO Kamaldila Puja Yusnika

BAB III TUGAS PENDAHULUAN

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer

MODUL V. Praktikkum Frame Relay. Tujuan. 1. Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame relay. 2. Mengetahui cara kerja Frame relay

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING)

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

Modul 9 Dasar Troubleshooting Router

MODUL CISCO STATIC ROUTING

Modul 8 Cisco Router RIP

LAMPIRAN A: MODE ROUTER

Modul Pelatihan Routing dengan Cisco NCC Teknik Informatika ITS

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

InterVlan Routing TUJUAN PERALATAN TEORI

Nugroho Agus H., M.Si.

Packet Tracer. Cara menjalankan Packet Tracer : 1. Install Source Program 2. Klik Menu Packet Tracer. Packet. Simulasi

METODE PENELITIAN. B. Pengenalan Cisco Router

Modul Jaringan Komputer 2, Andrew Fiade, June 2006

PRAKTIKUM ROUTING STATIK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

MODUL 6 STATIC ROUTING

PERCOBAAN ROUTING INFORMATION PROTOCOL (RIP)

MODUL 7 ANALISA QoS pada MPLS

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs.

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Routing Static

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung

STATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Seperti layaknya sebuah PC, ruter memiliki komponen yang sama dengan komputer seperti :

Private IP network adalah IP jaringan yang tidak terkoneksi secara langsung ke internet IP addresses Private dapat dirubah sesuai kebutuhan.

9.1 Menghubungkan dua jaringan yang berbeda dengan satu router

Dasar-dasar Routing. seth :80:ad:17:96: :20:4c:30:29:29. khensu :80:48:ea:35:10

Dynamic Routing RIP EIGRP OSPF

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B

Materi Praktikum Studi Kasus Penyelesaian Subnetting dan Routing Static

Protokol Routing. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc.

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng.

: Muhammad Miftah Firdaus NPM : : Sistem Komputer Dosesn Pembimbing : Elvina, S.Kom., MM.

Network Tech Support Switch Devices

MENGINSTAL DAN MENGKONFIGURASI DYNAMIC ROUTING PADA ROUTER TIK.JK

DASAR-DASAR ROUTER CISCO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MODUL 4 PC ROUTER. Gambar 1 Komunikasi dua komputer

MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4

ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T

Modul 02 Static Routing. Windows dan Linux

Troubleshooting Router

MODUL 2 MEMBANGUN JARINGAN IPV6 PADA CISCO ROUTER

file:///c /Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/My%20Web%20Sites/mysite3/ebook/pc/konsep%20router.txt

Perintah Dasar CISCO Catalyst 3550

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan

Penganalan Routing dan Packet Forwarding

Networking BAB 5 ROUTER. 5.1 Router


Sip, sekarang coba designkan saya sebuah jaringan Komputer seperti dibawah ini. Gambar 1 : Jaringan Komputer Lab A

Static Routing & Dynamic Routing

PENGENALAN CISCO PACKET TRACER

Sejarah cisco router. adiatma. Abstrak. Kata Kunci:sejarah,cisco router,jarkom

TUTORIAL CISCO PACKET TRACER 5

IP Subnetting dan Routing (1)

Tugas Utama Router Koneksi dari sebuah Router pada WAN. Tugas Utama Router Fungsi sebuah Router. Interface Mengkonfigurasi interface dari Ethernet

MODUL 5 ACCESS CONTROL LIST

PERANCANGAN ROUTING PADA BOSON NETWORK DESIGNER PART 2

Membuat simulasi Jaringan Router Serial dengan Packet Tracer

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER

LAMPIRAN. Gambar 4.3 Rancangan Frame-Relay

PERANCANGAN ROUTING PADA BOSON NETWORK DESIGNER

TUGAS RESUME PAPER KEAMANAN KOMPUTER IDENTITAS PAPER ANALISIS PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI FIREWALL DAN TRAFFIC FILTERING MENGGUNAKAN CISCO ROUTER

RESPONSI AKHIR SEMESTER PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER KELAS C

RESPONSI AKHIR SEMESTER PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER KELAS C

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Memiliki peran penting dalam perubahan cara kita hidup, bekerja, bermain, berkomunikasi, berkolaborasi, dan. Kita dapat menggunakan aplikasi web,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

M O D U L 3 KONFIGURASI ROUTER I. Tugas Pendahuluan 1. Jelaskan ciri dari perangkat jarigan hub, switch, bridge dan router! 2. Apakah fungsi dari konfigurasi routing pada router! 3. Jelaskan manfaat dari konfigurasi routing statis dan dinamis! II. Tujuan 1. Memahami konsep router dan routing. 2. Mampu menggunakan simulator untuk mensimulasi kondisi sebenernya. 3. Mampu menggunakan perintah-perintah untuk administrasi router III. Dasar Teori ROUTER Router adalah perangkat jaringan yang bekerja pada layer 3 OSI (network layer) dan dapat menghubungkan dua atau lebih jaringan yang memiliki subnet berbeda. Router juga berfungsi sebagai pengatur arus lalu lintas jaringan dan memiliki tugas sangat vital dalam menentukan kondisi sebuah jaringan. Jadi fungsi router, secara mudah dapat dikatakan, menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda, tepatnya mengarahkan rute yang terbaik untuk mencapai network yang diharapkan. Dalam implementasinya, router sering dipakai untuk menghubungkan jaringan antar lembaga atau perusahaan yang masing-masing telah memiliki jaringan dengan network id yang berbeda. Contoh lainnya yang saat ini populer adalah ketika perusahaan anda akan terhubung ke 1

internet. Maka router akan berfungsi mengalirkan paket data dari perusahaan anda ke lembaga lain melalui internet, sudah barang tentu nomor jaringan anda akan bereda dengan perushaaan yang anda tuju. Jika sekedar menghubungkan 2 buah jaringan, sebenarnya anda juga dapat menggunakan pc berbasis windows NT atau linux. Dengan memberikan 2 buah network card dan sedikit setting, sebenarnya anda telah membuat router praktis. Namun tentunya dengan segala keterbatasannya. Di pasaran sangat beragam merek router, antara lain baynetworks, 3com dan cisco. Modul kursus kita kali ini akan membahas khusus cisco. Mengapa? karena cisco merupakan router yang banyak dipakai dan banyak dijadikan standar bagi produk lainnya. ROUTING adalah sebuah proses pemindahan paket dari satu jaringan IP ke jaringan IP yang lain. Routing merupakan sebuah mekanisme yang digunakan untuk mengarahkan dan menentukan jalur yang akan dilewati paket dari satu device ke device yang berada di jaringan lain. Protocol Routing hanya digunakan oleh device yang bertindak sebagai Router. Salah satu fungsi Router adalah menentukan jalur yang akan digunakan untuk melewatkan paket dari satu jaringan ke jaringan lain. Sedangkan proses pemindahan paket dari satu interface ke interface lain dikenal dengan istilah switching. Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak 2

jalur diantara keduanya. Router- router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari system ke system lain. Proses routing dilakukan secara hop by hop. IP tidak megnetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan. Router dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN sehingga trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan dengan baik dari trafik yang dibangkitkan oleh LAN yang lain. Jika dua atau lebih LAN terhubung dengan router, setiap LAN dianggap sebagai subnetwork yang berbeda. Merip dengan bridge, router dapat dihubungkan network interface yang berbeda. Router terletak pada Layer 3 dalam OSI, router hanya perlu mengetahui Net-Id (nomor jaringan) dari data yang diterimanya untuk diteruskan ke jaringan yang dituju. Cara kerjanya setiap paket data yang datang, paket data tersebut dibuka lalu dibaca header paket datanya kemudian mencocokan atau membandingkan ke dalam table yang ada pada routing jaringan dan diteruskan ke jaringan yang dituju melalui suatu interface. Untuk mengetahui network mana yang akan dilewatkan router akan menambahkan (Logical AND) Subnet Mask dengan paket data tersebut. Algortima routing untuk host Proses routing yang dilakukan oleh host cukup sederhana. Jika host tujuan terletak di jaringan yang sama atau terhubung langsung. IP datagram dikirim langsung ke tujuan. Jika tidak, IP datagram dikirm ke default router. Router ini yang akan mgnatur perngiriman IP selanjutnya, hingga sampai ke tujuannya. Dalam suatu table routing terdapat : 1. IP address tujuan 3

2. IP address next hop router (gateway) 3. Flag, yang menyatakan jenis routing 4. Spesifikasi network interface tempat datagram dilewatkan. Dalam proses meneruskan paket ke tujuan, IP router akan melakukan hal-hal berikut: 1. Mencari di table routing, entry yang cocok dengan IP address tujuam. Jika ditemukan, paket akan dikirim ke next hop router atau interface yang terhubunglangsung dengan nya. 2. Mencari di table routing, entry yang cocok dengan alamat network dari network tujuan. Jika ditemukan, paket dikirm ke nxt hop router tersebut. 3. Mencari di table routing, entry data yang bertanda default, jika ditemukan, paket dikirim ke router tersebut. Protokol Routing Protokol routing yang umum digunakan pada jaringan TCP/IP saat ini adalah Routing Information Protokol (RIP), Open Shortest PATH First (OSPF) dan Border Gateway Protocol (BGP) Dalam sebuah kasus praktikum dimana setiap host yang dihubungkan dengan switch melakukan browsing ke suatu alamat tertentu. Disini penulis menggunakan IP Address 172.24.12.18 yang melakukan permintaan data dari http://www.cisco.com dan melakukan proses FTP ke server puma MTI. Dalam proses tersebut tercata dan tercapture oleh program snifer yang cukup ampuh yaitu Iris Versi 2.0. Pada level aplikasi lewat browser Internet Explorer. Penulis memberikan perintah kepada browser untuk mencari alamat htt p://www.cisco.com. Dalam TCP/IP terjadi penyampaian data dari protocol yang berada di satu layer ke protocol yang berada pada layer lain. Semua informasi yang 4

diterima protocol diberlakukan sebagai data. Dari layer aplikasi akan diteruskan ke layer transport yang akan mengadakan komunikasi antara dua host kedua protocol yaitu TCP dan UDP. Lalu melalui layer IP yang berfungsi untuk menyampaikan paket data ke alamat yang tepat, protokol yang digunakan yaitu ARP dan ICMP. Sedangkan pada layer berikutnya layer Internet yang bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket alamat yang tepat menggunakan protocol IP, ARP, dan ICMP. Pada layer yang paling bawah yaitu layer Network interface, bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari media fisik. Didalam program Iris mencapture kegiatan penulis yang melakukan kegiatan browsing dengan port 80 dan melakukan transfer data dengan FTP menggunakan port 21. angka-angka port ini telah distandarkan pada protocol TCP dan dikenal sebagai Well Known Port. ARP bertugas untuk menerjemahkan IP address ke alamat Ethernet. Proses ini dilakukan hanya untuk datagram yang dikirm host karena pada saat inilah host menambahkan header Ethernet pada datagram. Penerjemahan dari IP address ke alamta Ethernet dilakukan dengan melihat table yang disebut sebagai cache ARP. Jika suatu protocol menerima data dari protocol lain di layer atasnya. Ia akan menambahkan informasi tambahan miliknya kedata tersebut. Setelah itu akan diteruskan ke layer dibawahnya. Hal yang sama juga terjadi jika suatu protocol menerima data dari protocol lain yang berada pada layer di bawahnya. Jika data ini dianggap valid, protocol akan melepas informasi tambahan tersebut, untuk kemudian meneruskan ke protocol lain pada layer diatasnya. Dalam kasus ini dimana host MTI 8 dengan IP address 172.24.12.18 melakukan browsing ke suatu alamat di Internet. ARP akan 5

memcocokkan dengan Network Id dan Host ID addressnya, karena data yang dibawa lain dari subnet mask MTI maka ARP request menuju Router, lalu router akan mencari alamat IP yang terdekat dari rangkaian Routing table yang dibuat dengan router lain. maka pada saat pencarian table routing ini cache ARP akan melakukan : 1. Alamat tujuan datagram dimasking dengan subnet mask host pengirim dan dibandingkan dengan alamat network host pengirim. Jika sama maka ini adalah routing langsung dan frame langsung dikirimkan ke interface jaringan. 2. Jika tujuan datagram tidak terletak dalam satu jaringan. Periksa apakah terdapat entri routing yang berupa host dan bandingkan dengan IP address tujuan datagram. Jika ada entri yang sama, kirim frame ke router menuju host tujuan. 3. Jika tidak terdapat entri host yang cocok ada table routing, gunakan alamat tujuan datagram yang telah dimask pada langkah 1 untuk mencari kesamaan di table routing. Periksa apakah ada network/subnetwork di table routing yang sama dengan alamat network tujuan datagram. Jika ada entri yang sama, kirim frame ke router menuju network/subnetwork tersebut. 4. Jika tidak terdapat entri host ataupun entri netwotk/subnetwork yang sesuai dengan tujuan datagram, host mengirimkan ftrame ke router default dan menyerahkan proses routing selanjutnya ke pada router default. 5. Jika tidak terdapat rute default di table routing, semua host diasumsikan dalam keadaan terhubung langsung. Dengan demikian host pengirim akan 6

mencari alamat fisik host tujuan menggunakan ARP. ROUTING LANGSUNG DAN ROUTING TIDAK LANGSUNG Gambar diatas memperlihatkan jaringan TCP/IP yang menggunakan teknologi Ethernet. Pada jaringan tersebut host osiris mengirimkan data ke host seth, alamat tujuan datagram adalah ip address host seth dan alamat sumber datagram adalah ip address host osiris. Frame yang dikirimkan oleh host osiris j uga memiliki alamat tujuan frame MAC Address host Seth dan alamat sumbernya adalah host osiris. Pada saat host osiris mengirimkan frame, host seth membaca bahwa frame tersebut ditujukan kepada alamat ethernetnya. Setelah melepas header frame, host seth kemudian mengetahui bahwa IP address tujuan datagram tersebut juga adalah IP addressnya. Dengan demikian host seth meneruskan datagram ke lapisan transport untuk diproses lebih lanjut. Komunikasi model seperti ini disebut sebagai routing langsung. Host osiris dan host anubis terletak pada jaringan Ethernet yang berbeda. Kedua j aringan tersebut dihubungkan 7

oleh host khensu. Host khensu memiliki lebih dari satu interface dan dapat melewatkan datagram dari satu interface ke intreface lain (atau bertindak sebagai router). Ketika mengirimkan data ke host anubis, osiris memeriksa tabel routing dan mengetahui bahwa data tersebut harus melewati host khensu terlebih dahulu. Ketika host osiris mengirimkan frame ke jaringan, khensu membaca bahwa alamat ethernet yang dituj u frame tersebut adalah alamat ethernetnya. Ketika host khensu melepas header frame, diketahui bahwa host yang dituju oleh datagram adalah host anubis. Host khensu kemudian memeriksa tabel routing yang dimilikinya untuk meneruskan datagram tersebut. Dari hasil pemeriksaan tabel routing, host khensu mengetahui bahwa host anubis terletak dalam satu jaringan ethernet dengannya. Dengan demikian datagram tersebut dapat langsung disampaikan oleh host khensu ke host anubis. Pada pengiriman data tersebut, alamat tuj uan dan sumber datagram tetap IP Address host anubis dan host osiris tetapi alamat tuj uan dan sumber frame Komunikasi seperti ini disebut sebagai routing tak langsung karena untuk mencapai host tujuan, datagram harus melewati host lain yang bertidak sebagai router. CARA MENENTUKAN TABEL ROUTING Misalkan terdapat skema jaringan seperti di bawah ini: 8

Tabel routing berfungsi sebagai data informasi yang digunakan router untuk menentukan jalur paket yang akan dikirim. Jika tabel routing tidak lengkap maka akan terdapat komponen jaringan yang tidak dapat terhubung dalam jaringan komputer karena router tidak mengetahui alamat yang dituju. Segmentasi jaringan yang berbeda bisa dihubungkan dengan menambahkan table routing. Ingat, dalam tabel routing gunakan network address Contoh Tabel routing sesaui skema jaringan diatas Route network Netmask Gateway Interfac Ket R.0 192.168.1.0 255.255.25 0.0.0.0.0 Eth 0 Direct 192.168.2.0 255.255.25 0.0.0.0.0 Eth 1 Direct 192.168.3.0 255.255.25 192.168.2.2 Eth 2 Indirect 192.168.4.0 255.255.25 192.168.2.2 Eth 2 Indirect 192.168.5.0 255.255.25 192.168.2.2 Eth 2 Indirect R.1 192.168.1.0 255.255.25 192.168.2.1 Eth 1 Indirect 192.168.2.0 255.255.25 0.0.0.0 Eth 2 Direct 192.168.3.0 255.255.25 0.0.0.0 Eth 0 Direct 192.168.4.0 255.255.25 0.0.0.0 Eth 1 Direct 192.168.5.0 255.255.25 192.168.4.2 Eth 1 Indirect R.3 192.168.1.0 255.255.25 192,168.4.1 Eth 1 Indirect 192.168.2.0 255.255.25 192,168.4.1 Eth 1 Indirect 192.168.3.0 255.255.25 192,168.4.1 Eth 1 Indirect 192.168.4.0 255.255.25 0.0.0.0 Eth 1 Direct 192.168.5.0 255.255.25 0.0.0.0 Eth 0 Direct KONFIGURASI ROUTING Konfigurasi routing /proses pengisian dan pemeliharaan tabel routing dapat dilakukan dengan cara berikut ini, yaitu: 1. Minimal Routing/Default Dari namanya dapat diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang paling sederhana tapi mutlak diperlukan. Biasanya 9

minimal routing dipasang pada network yang terisolasi dari network lain atau dengan kata lain hanya pemakaian lokal saja 2. Static Routing, Dibangun berdasarkan definisi dari administrator, biasanya hanya mempunyai 2 atau 3 gateway (untuk jaringan kecil). Penambahan/pengurangan tabel routing dilakukan secara manual oleh administrator. Administrator harus cermat, satu saja tabel routing salah, jaringan tidak terkoneksi 3. Dynamic Routing, Digunakan untuk jaringan besar, biasanya lebih dari 3 gateway. Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh administrator. Router akan saling bertukar informasi router agar dapat mengetahui alamat tujuan dan memelihara tabel routing (menggunakan protokol ip routing). Pemilihan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device pengirim dengan device tujuan. KONFIGURASI DAN PENGELOLAAN CISCO IOS 1. User Interface Router Dalam mengakses konfigurasi router dengan melalui beberapa cara, yaitu a. Console Port, berupa RJ45 yang terhubung melalui kabel console ke serial port yang dimiliki PC. Bisa dilakukan jika router yang diakses jaraknya dekat dengan komputer console(komputer yang dipakai untuk konfigurasi router). b. Auxilary port, terhubung ke modem yang terpasang ke 10

jaringan PSTN, digunakan jika jarak antara komputer console dengan router jaraknya berjauhan. c. Telnet (virtual terminal), melalui jaringan IP yang terhubung dengan mengakses interface di router. Syarat agar dapat mengakses konfigurasi melalui router, interface router harus sudah memiliki nomor IP karena telnet hanya dapat dilakukan di jaringan IP. 2. Komponen Memori Router Cisco Sebuah router pada dasarnya memiliki beberapa komponen memori, antara lain : 1. RAM (Random Access Memory), Ram berfungsi untuk menyimpan konfigurasi yang sedang berjalan (bersifat sementara). Informasi yang tersimpan dalam RAM lebih dikenal dengan active atau running configuration, informasi yang tersimpan dalam RAM akan hilang ketika router di off kan. 2. NVRAM (Non Volatile Random Access Memory), NVRAM berfungsi untuk menyimpan konfigurasi router secara permanen, dapat dikatakan sebagai tempat menyimpan knfigurasi cadangan dari konfigurasi yang terdapat pada RAM. Konfigurasi yang tersimpan dalam NVRAM lebih dikenal dengan istilah initial atau startup configuration. Informasi yang terdapat dalam NVRAM tidak akan hilang ketika router dimatikan. Maka dari itu setelah konfigurasi router sebaiknya disalin juga di NVRAM. 3. Flash Memory, komponen ini dapat berupa EEPROM atau PCMCIA card yang berfungsi untuk menyimpan file operating system (IOS). 4. ROM (Read Only Memory), komponen ROM berisi perintah yang mengatur cara kerja router. ROM ini hanya 11

bisa dibaca. 3. Mode atau Tingkat Akses dalam Cisco IOS Dalam Cisco IOS terdiri dari beberapa mode/tingkat akses, yaitu: a. User EXEC Mode, merupakan mode cisco IOS yang terluar. Perintah yang terdapat dalam mode ini sangat terbatas. Mode ini ditandai dengan: Nama router > Misal. Router> Untuk keluar dari mode ini digunaka perintah : Router>logout b. Privilidge EXEC Mode, semua perintah yang ada pada user mode dapat dilakukan oleh privilidge user mode. Privilidge mode dapat dimasuki lewat user modedengan perintah enable. Pada mode ini ditandai dengan #. Router>enable Password: Router#disable Perintah yang terdapat pada mode ini cenderung berupa perintah yang bersifat mmonitoring / menampilkan. c. Global Confguration Mode, perintah yang terdapat dalam mode ini merupakan perintah konfigurasi umum yang berlaku pada sebuah router. Mode ini dapat dimasuki melalui priviledge mode dengan perintah confgure terminal. Untuk kembali ke privilidge mode (keluar dari mode ini) dengan perintah exit. Router#configure terminal Router(config)# 12

d. Other Confguration Mode, perintah pada mode ini bersifat khusus. Other configuration hanya dapat dimasuki melalu global configutation dengan perintah tertentu. Other configuration banyak jenisnya, seperti interface, router mode, line mode dll. Misal : Router(config)# interface ethernet 0 Router(config-if)#exit Router(config)#line console 0 Router(config-line)#exit Router(config)#router rip Router(config-router)#end e. Setup mode, anda bisa masuk ke setup mode secara otomatis ketika router pertama kali dijalankan dan router belum mempunyai konfigurasi. f. ROM Monitor mode, merupakan mode yang jarang digunakan. Mode ini digunakan pada kasus tertentu seperti meghapus konfigurasi ketika lupa password atau ketika IOS ypada flash memoy terhapus. Untuk memasuki mode ini dengan menekan tombol Ctrl Break saat proses booting. 4. Perintah-perintah pada Router Perintah untuk melihat status router a. Show flash, menampilkan nama file IOS yang terdpat dalam fash memory. b. Show version, menampilkan versi IOS yang sedang digunakan. c. Show protocols, menampilkan protokol yang digunakan oleh router d. Show running-config, menampilkan isi konfigurasi yang sedang berjalan dan terdapat pada RAM 13

e. Show startup-config, menampilkan isi konfigurasi cadangan yang terdapat dalam NVRAM. f. Show ip route, menampilkan isi tabel routing. g. Show interfaces, menampilakan status dari interface yang terdapat pada router. Perintah menyalin/copy: a. Copy running-config startup-config, untuk menyalin isi konfigurasi dari RAM ke NVRAM b. Copy startup-config running-config, untuk menyalin isi konfigurasi dari NVRAM ke RAM Perintah untuk identitas router a. Hostname R1, artiya memberi nama router dengan router1. Router(config)#hostname R1 R1(config)# b. Banner motd #, banner ditampilkan saat user hendak memasuki user mode. Biasanya berisi peringantan agar user berhati-hati ketika memasuki router. Perintah untuk Password a. Console password, untuk memberi password ketika user memasuki router melalui console port. Misalkan diber password cisco Router(config)#line console 0 Router(config-line)#login Router(config-line)#password cisco Router(config-line)# b. Auxiliary password, password yang digunakan ketika router diakses melalui auxiliary port 14

Router(config)#line aux 0 Router(config-line)#login Router(config-line)#password cisco Router(config-line)# c. Telnet password, password digunakan ketika router diakses melalui cara telnet. Missal untuk mengkonfigurasi password virtal pada port 0 sampai 4 dengan maksud agar dalam waktu yang bersamaan router dapat di telnet oleh 5 user sekaligus. Router(config)#line vty 0 4 Router(config-line)#login Router(config-line)#password cisco Router(config-line)# d. Secret password, password yang digunakan ketika hendak memasuki privilidge mode. Missal passwordnya pass. Router(config)#enable secret pass e. Enable password, password ini merupakan password cadangan dari secret password. Enable password hanya digunakan jika secret password tidak terpasang. Router(config)#enable password Perintah untuk mengkonfgurasi Interface a. Konfigurasi IP address Router(config)#interface ethernet 0 Router(config-if)#ip address 192.168.1.5 255.255.255.0 Artinya interface pada Ethernet 0 mempunyai IP 192.168.1.5 dengan subnetmask 255.255.255.0 15

b. Konfigurasi Interface serial Untuk interface serial, bandwidth perlu dikonfigurasi. Interface serial yang terhubung dengan kabel DCE perlu menambahkan clock rate. Misal bandwidth 56K dengan clockrate 56000. Router(config)#interface serial 0 Router(config-if)#bandwidth 56 Router(config-if)#clock rate 56000 Untuk mengetahui interface yang terpasang kabel DCE dapat digunakan perintah show controllers c. Mengaktifkan interface, agar interface yang terpasang pada router dapat digunakan/diaktifkan maka digunakan perintah no shutdown IV. Percobaan Pengenalan Simulator Ada beberapa software simulator yang umum dikalangan masyarakat, seperti GNS3, Boson NetSim, Packet Tracer, ForceVision, dan sebagainya. Sebagian besar merupakan pengembangan dari produk vendor-vendor komponen jaringan yang cukup terkenal yang berasal dari Amerika dan Eropa,sebagai contoh : CISCO Corp. Untuk membuat sebuah konfigurasi jaringan, bagi pemula, sebaiknya ditentukan dulu jenis device yang digunakan, berapa jumlahnya dan bagaimana bentuk konfigurasi jaringan tersebut pada kertas buram. Pada komfigurasi perangkat perangkat jaringan sangat menentukan dalam merangcang suatu topologi jaringan. Proses konfigurasi merupakan bagian penting dalam susunan jaringan. Proses konfigurasi di masing-masing device diperlukan untuk mengaktifkan fungsi dari device 16

tersebut. Proses konfigurasi meliputi pemberian IP Address dan subnet mask pada interface-interface device (pada Router, PC maupun Server), pemberian Tabel Routing (pada Router), pemberian label nama dan sebagainya. Setelah proses konfigurasi dilakukan, maka tanda bulatan merah pada kabel yang terhubung dengan device tersebut berubah menjadi hijau. Ada 2 mode konfigurasi yang dapat dilakukan : mode GUI (Config mode) dan mode CLI (Command Line Interface). Contoh konfigurasi dengan mode GUI Klik device yang akan dikonfigurasi. Pilih menu Config. Klik interface yang diinginkan. Isi IP Address dan subnet mask-nya. Lakukan hal yang sama untuk interface-interface dan device yang lain. Berikut contoh sederhana penggunaan packet tracer : 1. Buka paket tracer 2. Tambahkan device dengan penggunaan panel di bagain secara drag and drop 17

3. Untuk menghubungkan komputer satu dengan yang lain pilihlah connection. 4. Susun device seperti gambar berikut. 5. Untuk mengatur IP, klik di salah satu komputer kemudian atur IP seperti gambar berikut. 5. Lakukan hal yang sama dengan komputer lainnya dengan IP berbeda tetapi masih di network yang sama. 6. Lakukan tes koneksi dengan menggunakan perintah ping. 18

ROUTING STATIS Merupakan sebuah mekanisme pengisian tabel routing yang dilakukan oleh admin secara manual p ada tiap2 router. Keuntungannya: Meringankan kerja prosesor yg ada pd router Tdk ada bandwidth yg digunakan utk pertukaran informasi isi table routing antar router Tingkat keamanan lebih tinggi vs mekanisme lainnya Kekurangannya: Admin hrs mengetahui informasi tiap2 router yg terhubung jaringan Jika terdpt penambahan/perubahan topologi jaringan admin hrs mengubah isi tabel routing Tdk cocok utk jaringan yg besar KONFIGURASI ROUTING STATIK Langkah-langkah untuk melakukan routing statis sebagai berikut: Membuat tabel routing dari topologi jaringan kalain. 1. Tentukan dahulu prefix jaringan,subnet mask, dan address tujuan 2. Tambahkan ke dalam tabel route tujuan address 19

3. Masukkan gateway interface atau address next-hop yang direct routing atau terhubung secara langsung ke router tetangga. Segmentasi jaringan yang berbeda bisa dihubungkan dengan menambahkan table routing. Contoh tabel routing Format route Add Default Del -net 192.168.3 netma 255.255.25 -n gw 192.168.2.2 # route add net default gw <IP_GTW> Digunakan untuk menambahkan default routing dengan IP gateway IP_GTW, contoh penggunaan: # route add net default gw 192.168.2.2 # route del net 192.168.3.0 netmask 255.255.255.0 gw 192.168.2.2 Digunakan untuk menghapus jalur routing menuju ke jaringan 192.168.3.0/24 yang melalui gateway 192.168.2.2 # route n Digunakan untuk melihat list table routing Langkah-Langkah Praktikum Untuk Konfgurasi Routing Statis 1. Buatlah design jaringan seperti gambar dibawah ini menggunakan boson network designer 20

Router 1 eth0/0 terhubung dengan PC1 dengan ip address 192.168.1.2 / 255.255.255.0 eth0/1 terhubung dengan R.2 dengan ip address 192.168.2.2 /255.255.255.0 Router 2 eth0/0 terhubung dengan PC1 dengan ip address 192.168.3.1 / 255.255.255.0 eth0/1 terhubung dengan R.1 dengan ip address 192.168.2.1 /255.255.255.0 PC1 mempunyai ip address 192.168.1.1 /255.255.255.0 PC1 mempunyai ip address 192.168.3.2 /255.255.255.0 2. Gunakan simulator untuk mengkonfigurasi device jaringan diatas. a. Konfigurasi pc1 C:>ipconfig /ip 192.168.1.1 255.255.255.0 C:>ipconfig /dg 192.168.1.2 b. Konfigurasi pc2 C:>ipconfig /ip 192.168.3.2 255.255.255.0 C:>ipconfig /dg 192.168.3.1 c. Konfigurasi router 1 Router> Router>enable Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#interface ethernet 0/0 21

Router(config-if)#ip address 192.168.1.2 255.255.255.0 Router(config-if)#no shut %LINK-3-UPDOWN: Interface Ethernet0/0, changed state to up Router(config-if)#exit Router(config)#interface ethernet 0/1 Router(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0 Router(config-if)#no shu %LINK-3-UPDOWN: Interface Ethernet0/1, changed state to up Router(config-if)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.1 Router(config)#exit Router#show ip route d. Konfigurasi router 2 Router>enabe Router#configure terminal Router(config)#int ethernet 0/0 Router(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0 Router(config-if)#no shut %LINK-3-UPDOWN: Interface Ethernet0/0, changed state to up Router(config-if)#int eth 0/1 Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0 Router(config-if)#no shu %LINK-3-UPDOWN: Interface Ethernet0/1, changed state to up Router(config-if)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.2 Router(config)#exit Router#show ip route e. Catatlah table routing setiap router! f. Buatlah manual dari pembuatan tabel routing seperti contoh diata. Apakah sama dengan hasil simulator? Manual Pembuatan Tabel routing 22

Router network Netmas Gatewa Interfac K Router 1 Direct/indirect connected Router 2 g. Lakukan perintah ing dan tracer dari PC 1 ke PC 2 TUGAS 1. Bagaimana dengan konfigurasi routing dinamis? Berilah contoh menggunakan simulator! 2. Tugas tambahan dari asisten praktikum masingmasing 23