PENENTUAN PRODUK PROSPEKTIF UNTUK PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KELAPA SECARA TERINTEGRASI

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

POTENSI BAHAN BAKU AGROINDUSTRI KELAPA TERPADU

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AGRIBISNIS KELAPA RAKYAT DI INDONESIA: KENDALA DAN PROSPEK

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KELAPA DI NUSA TENGGARA TIMUR

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari

ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KELAPA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

KELAPA. (Cocos nucifera L.)

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao

MODERNISASI USAHA TANI KELAPA RAKYAT 1)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

Tabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel

BAB III OBJEK PENELITIAN

IV. TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

PENDAHULUAN. hidup. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling penting dalam pemenuhan

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR. Oleh : Achmad Husni Malian Bambang Irawan Hendiarto, Budi Wiryono, Saktyanu K. Dermoredjo Chairul Muslim Sjaiful Bahri

PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA MODEL KELOMPOK TANI

PERMASALAHAN PERKEBUNAN

BAB VII PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian

V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT INDONESIA

sebagian besar masih dipasarkan sebagai bahan mentah atau nilailharga pada kondisi tersebut masih sangat rendah. Selain ini

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hampir semua bagian dari tanaman kelapa baik dari batang, daun dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak terlepas dari perekenomian yang berbasis dari sektor

MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. untuk bisa menghasilkan kontribusi yang optimal. Indonesia, khususnya pengembangan agroindustri.

Boks 1 POTENSI KELAPA DALAM DI SULAWESI TENGGARA

agribisnis untuk mencapai kesejahteraan wilayah pedesaan (prospherity oriented) (Bappeda Kabupaten Lampung Barat, 2002). Lebih lanjut Bappeda

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

PERANCANGAN MODEL RANTAI PASOKAN UNTUK AGROINDUSTRI KELAPA TERPADU DALAM SKALA USAHA KECIL BANUN DIYAH PROBOWATI

PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

sebagai bahan baku pembuatan minyak kelapa mentah (Cruide Coconut Oil) dan

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

Harga Minyak Mentah Dunia 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sentra bisnis yang menggiurkan. Terlebih produk-produk tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia dengan luas tanaman. ton setara kopra). Namun, hal ini tidak lantas menjadikan Indonesia sebagai

KAJIAN RUMAH PLASTIK PENGERING KOPRA KASUS DESA SIAW TANJUNG JABUNG TIMUR. Kiki Suheiti, Nur Asni, Endrizal

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat di Indonesia. Sejak tahun 2006 Indonesia telah menjadi

TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Estimasi Produksi Komoditas Indonesia Tahun Produksi / Cadangan Indonesia

PENETAPAN BPT KELAPA DALAM SEBAGAI BENIH SUMBER DI KABUPATEN SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Oleh Yeany M. Bara Mata, SP

TEKNOLOGI PENGOLAHAN SIRUP KELAPA RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PEMBERDAYAAN PETANI DI LAHAN PASANG SURUT PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada umumnya dan agro-industri pada khususnya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

PEMBERDAYAAN WANITA TANI MELALUI KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA SKALA RUMAH TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PENDAPATAN.

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu pendapatan negara adalah perkebunan. Menurut

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA TANAMAN KELAPA DAN TANTANGANNYA

KULIAH KE 10: AGROBISNIS DAN

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS AGROINDUSTRI KELAPA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

I. PENDAHULUAN. air. Karena alasan tersebut maka pemerintah daerah setempat biasanya giat

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI

Prospek Pengolahan Hasil Samping Buah Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

NAMA : WIRO FANSURI PUTRA

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat seiring dengan terus meningkatnya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan secara nasional adalah kakao (Sufri, 2007; Faisal Assad dkk.,

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. krisis tersebut adalah industri agro bisnis dan sampai akhir tahun 2010 industri agrobisnis

oleh nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan besarnya inflansi.

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PENENTUAN PRODUK PROSPEKTIF UNTUK PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KELAPA SECARA TERINTEGRASI Banun Diyah Probowati 1, Yandra Arkeman 2, Djumali Mangunwidjaja 2 1) Prodi Teknologi Industri Pertanian, Fak Pertanian UTM 2) Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fateta IPB E-mail : banundiyah@yahoo.com; banundiyahprobowati@trunojoyo.ac.id ABSTRAK Peluang pengembangan agroindustri kelapa untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi sangat besar. Alternatif produk yang dapat dikembangkan cukup variatif dan prospektif. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menentukan produk-produk primer olahan kelapa; 2 ) menentukan kriteria produk prospektif; 3) menentukan produk prospektif. Metode penelitian yang digunakan yaitu wawacara pakar dan analisis perhitungan dengan metode Bayes. Produk-produk primer olahan kelapa yang prospektif untuk agroindustri kelapa secara terintegrasi sebnayak 16 produk. Kriteria yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan produk prospektif yaitu daya saing produk, prospek pasar produk, keterkaitan dengan industri hilir, kemudahan aplikasi teknologi, dengan bobot masingmasing kriteria sama yaitu 0,25. Hasil penentuan produk prospektif dengan didasarkan pada empat kriteria diperoleh empat buah produk yaitu minyak kelapa, nata de coco, serat sabut kelapa dan arang. Kata kunci: Produk prospektif, Agroindustri kelapa terintegrasi PENDAHULUAN Agroindustri memiliki sejumlah permasalahan kompleks yang harus diselesaikan mulai dari pemasokan bahan baku, proses penciptaan nilai tambah hingga dalam mendistribusikan produknya ke konsumen. Upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian ini akan melibatkan beberapa pelaku, yaitu petani atau perkebunan, pengolah atau pabrik, dan konsumen. Hal ini mengingat karakteristik yang khas yaitu (1) produk pertanian bersifat mudah rusak, (2) proses penanaman, pertumbuhan dan pemanenan tergantung pada iklim dan musim (3) hasil panen memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, (4) produk pertanian bersifat kamba sehingga produk pertanian sulit untuk ditangani (Austin 1992; Brown 1994), serta mengurangi ketidakpastian dalam bisnis. Industri pengolahan kelapa pada saat ini masih didominasi oleh produk setengah jadi berupa kopra dan minyak kelapa mentah (crude coconut oil). Namun, daya saing produk kelapa pada saat ini tidak lagi terletak pada produk primernya seperti kopra dan minyak kelapa mentah, yang banyak diusahakan secara tradisional. Produk-produk olahan lain bahkan memiliki daya saing yang lebih tinggi, sebagai contoh produk kelapa parut kering (desiccated coconut) memiliki daya saing yang jauh lebih tinggi (300%-400%) dibandingkan dengan kopra, yang terlihat dari indeks paritas ekspornya (nilai ekspor dibandingkan dengan biaya produksi). Hal ini juga terlihat bahwa daya saing ekspor produk primer cenderung semakin menurun bahkan sampai biaya produksi lebih tinggi daripada nilai ekspor atau nilai tambah yang semakin kecil. Peluang pengembangan agroindustri kelapa untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi sangat besar. Alternatif produk yang dapat dikembangkan cukup variatif dan prospektif antara lain minyak kelapa, kelapa parut kering, arang tempurung, karbon aktif, gula merah, serat kelapa, produk-produk olahan kayu kelapa, gabus kelapa, dan produk-produk oleokimia, yang dapat diusahakan secara parsial maupun terpadu (Allorerung dan Lay, 1998). Profil usaha produk-produk akhir kelapa yang sudah berkembang hingga saat ini antara lain nata de coco, serat sabut, arang tempurung, gula merah, dan kelapa parut kering menunjukkan kelayakan usaha yang tinggi berdasarkan penggunaan domestik beberapa produk kelapa. Akhir-akhir ini telah berkembang pula produk-produk oleokimia dan biodiesel dari kelapa (cocodiesel) yang merupakan bioenergi. Masing-masing industri pengolahan kelapa tersebut diusahakan secara parsial. Hal ini berakibat pada kesulitan dalam kontinyuitas penyediaan bahan baku dalam jumlah memadai agar Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo 20 Oktober 2011 1

industri tetap beroperasi. Kontinyuitas penyediaan bahan baku dipengaruhi oleh karakteristik pemanenan kelapa yang bersifat tahunan dan sifat hasil panen yang berpencar. Hasil kelapa yang melimpah bukan berarti buah kelapa tersebut mudah diambil dan diperoleh. Kendala yang utama pada beberapa industri parsial pengolahan kelapa berupa kendala transportasi. Biaya transportasi bahan baku untuk industri pengolahan kelapa dari lokasi pasokan bahan baku menuju lokasi pabrik pengolahan sangat mahal karena kesulitan pengangkutan antar pulau. Oleh sebab itu lokasi pabrik pengolahan sebaiknya dibangun di sentra penghasil kelapa atau dekat dengan lokasi pemasok bahan baku. Hal ini agar dapat mengurangi risiko kerusakan bahan baku. Sifat bahan baku kelapa yang kamba (bulky) akan mempengaruhi tonase saat diangkut jarak jauh (Mangunwidjaja dan Sailah, 2008). Pasokan bahan baku untuk masing-masing agroindustri kelapa diharapkan akan lebih terjamin apabila pengembangan dapat dilaksanakan secara terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menentukan produk-produk primer olahan kelapa; 2 ) menentukan kriteria produk prospektif; 3) menentukan produk prospektif. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui identifikasi dan penentuan produk prospektif dilakukan dengan pendapat pakar melalui pembuatan kuesioner yang selanjutnya diisi berdasarkan pendapat pakar. Isian untuk kuesioner berupa pemberian daftar perangkingan untuk beberapa produk dari hasil olahan kelapa. Adapun pemilihan produk prospektif dengan memberikan rangking/peringkat berdasarkan pada beberapa kriteria yang dirunut dari pustaka. Metode rangking dilakukan dengan memberikan peringkat untuk produk yang diidentifikasi secara urut sejumlah urutan produk tersebut. Penyusunan peringkat dilakukan secara numerik dari 1 sampai dengan jumlah produk. Pemberian peringkat didasarkan pada masing-masing kriteria. Penilaian pemilihan produk didasarkan pada kriteria Bayesian dengan asumsi masing-masing produk memiliki peluang yang sama. Penilaian pemilihan produk berdasarkan kriteria di atas dilakukan melalui urutan pemilihan prioritas berdasarkan pembobotan dari masing-masing faktor, selanjutnya digunakan sebagai dasar penilaian bobot faktor. Penilaian terhadap bobot masing-masing faktor akan ditabulasi sebagai dasar perhitungan untuk menentukan alternatif pilihan produk prospektif (Marimin, 2004) Perhitungan alternatif pilihan masing-masing produk prospektif untuk agroindustri kelapa terintegrasi berdasarkan kriteria yang ada dilakukan dengan menggunakan teknik berdasarkan kriteria bayes Penilaian alternatif ini dihitung berdasarkan bobot masing-masing kriteria. Kriteria-kriteria ini dianggap memiliki peluang bobot yang sama sehingga pemberian peringkat dalam perhitungan menjadi suatu hal yang penting. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Identifikasi Produk Prospektif Produk yang dianggap memiliki prospek ini dibatasi pada produk-produk pada tingkatan produk primer karena faktor kemudahan aplikasi teknologi di sentra penghasil kelapa, keterkaitan dengan industri hilir, daya saing di pasar domestik maupun pasar ekspor serta prospek pasar. Faktorfaktor tersebut menjadi dasar penentuan kriteria untuk memilih produk-produk primer olahan dari kelapa yang meliputi produk di bawah ini : 1. Kopra 2. Minyak kelapa 3. Santan kelapa 4. Kelapa parut kering 5. Serat sabut kelapa 6. Serbuk sabut kelapa 7. Gabus sabut kelapa 8. Arang Tempurung Kelapa 9. Karbon aktif 10. Asap cair 11. nata de coco 12. syrup air kelapa 13. kecap air kelapa 14. minuman isotonik 15. gula kelapa 16. Industri Kerajinan Produk-produk tersebut dipilih berdasarkan potensi pengembangan yang diusahakan dalam suatu agroindustri kelapa terintegrasi. Berdasarkan tinjauan beberapa pustaka, produk-produk primer tersebut relatif mudah diusahakan di tingkat petani di sentra industri yakni dilihat dari beberapa aspek yang terkait dengan aspek sumberdaya manusia, bahan baku, metode proses produksi, peralatan dan

Nilai Ekspor (US$) teknologi, dan aspek pemodalan. Hal ini agar sejalan dengan upaya untuk meningkatkan pendapatan petani/pekebun ataupun petani pengolah. Masing-masing aspek di atas tidak dinilai kembali karena sudah ada pustaka-pustaka yang mendasari penilaian ini. Aspek tersebut merupakan aspek-aspek utama yang hendaknya harus diperhatikan terutama dalam pendirian suatu industri. Fokus pemilihan produk prospektif dilakukan berdasarkan bobot kriteria faktor di atas. Berdasarkan data hasil perunutan data nilai ekspor hasil olahan kelapa menunjukkan bahwa terdapat beberapa produk yang memiliki potensi ekspor. Hal ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini. 500,000,000 400,000,000 300,000,000 200,000,000 100,000,000 0 2002 2003 2004 2005 2006 2007)* 2008)* 2009)* Tahun Kopra Bungkil Kopra Miny ak Kelapa Kelapa Parut Kering Santan Kelapa Cair Serat Sabut kelapa Arang tempurung Karbon Aktif Gambar 1. Grafik Perkembangan Nilai Ekspor Komoditas Olahan Primer Gambar tersebut menunjukkan bahwa minyak kelapa secara rata-rata menunjukkan potensi ekspor yang paling tinggi adalah minyak kelapa. Komoditi di atas dapat digambarkan sebagai komoditas yang dapat berpotensi di masa yang akan datang. Data perkembangan nilai ekspor ini dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Nilai Komoditas Olahan Kelapa Ekspor (US$) Tahun Kopra Bungkil Kopra Minyak Kelapa Kelapa Parut Kering Santan Kelapa Cair Serat Sabut kelapa Arang tempurung Karbon Aktif 2002 10,640,000 32,920,155 187,825,361 50,359,590 30,823,900 30,369 5,396,121 10,585,848 2003 7,532,100 126,626,116 155,150,476 31,969,056 24,489,360 76,896 6,508,632 11,403,266 2004 10,841,700 22,697,550 184,925,106 27,455,938 27,020,400 415,695 1,647,450 15,186,528 2005 23,549,976 26,232,336 464,028,424 53,628,326 37,027,200 699,350 204,000 29,624,334 2006 15,421,926 26,939,200 315,623,611 57,105,150 34,252,500 731,400 170,560 23,033,700 2007)* 13,158,509 29,895,360 377,360,730 58,532,779 35,965,125 4,197,760 144,300 28,975,380 2008)* 11,184,733 28,400,592 340,915,050 93,716,416 37,763,381 4,191,520 143,260 32,198,160 2009)* 7,829,313 59,466,854 326,550,000 76,685,177 39,651,550 6,943,721 118,560 18,175,020 Sumber : APCC dan Cocoinfo diolah (2006) Hasil Penentuan Kriteria Produk Prospektif Penentuan produk prospektif untuk agroindustri kelapa secara terintegrasi harus memperhatikan beberapa kriteria yang berpengaruh. Produk-produk prospektif ini dipilih berdasarkan produk-produk yang sudah ditetapkan di atas. Adapun pemilihan produk prospektif dari produk di atas didasarkan pada beberapa kriteria yaitu : 1. Daya saing produk Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo 20 Oktober 2011 3

2. Prospek pasar produk 3. Keterkaitan dengan industri hilir, 4. Kemudahan aplikasi teknologi Penilaian pemilihan produk berdasarkan kriteria di atas dilakukan melalui urutan pemilihan prioritas berdasarkan pembobotan dari masing-masing faktor. Penilaian terhadap bobot masingmasing faktor akan ditabulasi sebagai dasar perhitungan untuk menentukan alternatif pilihan produk prospektif. Perhitungan alternatif pilihan masing-masing produk berdasarkan kriteria yang ada dilakukan dengan menggunakan teknik berdasarkan kriteria bayes Penilaian alternatif ini dihitung berdasarkan bobot masing-masing kriteria. Kriteria-kriteria ini dianggap memiliki peluang bobot yang sama sehingga pemberian peringkat dalam perhitungan menjadi suatu hal yang penting. Penilaian peringkat alternatif berdasarkan kriteria daya saing dilakukan dengan melihat nilai tambah produk, sumber pasokan bahan baku dan substitusi dengan produk lain. Penilaian kriteria berdasarkan prospek pasar produk dilakukan dengan melihat pada potensi pasar produk di pasar domestik maupun pasar ekspor, sedangkan penilaian kriteria berdasarkan keterkaitan dengan industri hilir dilakukan dengan melihat penggunaan produk untuk industri-industri yang lebih hilir seperti industri farmasi, kosmetika, dan industri pangan bahkan industri bio energi. Kriteria kemudahan aplikasi teknologi dilakukan dengan merunut tingkat penggunaan teknologi tersebut dalam menghasilkan produk dan penggunaan peralatan/mesin yang membutuhkan keahlian khusus dalam penerapan. Kriteria-kriteria di atas diberi bobot peluang yang sama dalam penggunaannya untuk memilih alternatif. Bobot peluang dari masing-masing kriteria di atas yaitu sebesar 0,25. Bobot ini didasarkan pada penentuan bobot dengan kriteria Bayes dengan asumsi bahwa masing-masing kriteria ini memiliki peluang yang sama. Bobot masing-masing kriteria ini selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pemilihan alternatif. Hasil penilaian kriteria dan pemilihan alternatif ini dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2 Hasil Pemilihan Produk Prospektif Olahan Kelapa No Produk Olahan Primer Kriteria Daya Prospek Keterkaitan Kemudahan saing pasar dengan aplikasi industri hilir teknologi 0.25)* 0.25)* 0.25)* 0.25)* Nilai alternatif Produk Hasil Perhitungan Peringkat Pilihan 1 Kopra 9 7 9 3 7 7 5 2 Minyak kelapa 2 3.5 1 4 3 2.625 1 Kelapa parut 3 kering 10 5 10 10 9 8.75 10 4 Santan kelapa 11 5 11 9 9 9 11 5 Nata de coco 3 5 2 8 5 4.5 2 6 Kecap 14 12.5 12 5 11 10.875 13 7 Syrup air kelapa 14 13.5 13 6 12 11.625 14 8 Minuman isotonic 12 10 14 16 13 13 16 9 Serat sabut 1 4.5 6 13 6 6.125 3 10 Serbuk/debu sabut 7 8 8 12 9 8.75 9 11 Gabus sabut 8 8 7 11 9 8.5 8 12 Arang 6 12 3 7 7 7 4 13 Karbon Aktif 4 7.5 4 14 7 7.375 6 14 Asap cair 5 7.5 5 15 8 8.125 7 15 Gula Kelapa 14 11 15 1 10 10.25 12 16 Industri kerajinan 16 16 16 2 13 12.5 15 Sumber data : olahan primer (2010) Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo 20 Oktober 2011 5

Hasil penentuan produk prospektif dari kriteria yang ada menunjukkan terdapat sejumlah produk olahan primer yang layak dijadikan sebagai komoditas olahan untuk agroindustri berbasis kelapa secara terintegrasi. Batasan pilihan untuk produk prospektif ini berupa produk olahan primer. Hasil pemilihan menunjukkan bahwa dari 16 produk olahan primer berdasarkan produk prospektif terpilih 4 buah produk prospektif pilihan yaitu minyak kelapa, nata de coco, serat sabut dan arang tempurung. Hasil ini sejalan dengan perunutan data nilai ekspor produk olahan hasil kelapa seperti nampak pada grafik di atas. Nilai ekspor yang cukup besar ditunjukkan oleh minyak kelapa meskipun dari sisi persaingan harus bersaing dengan produk minyak dari sumber bahan lain seperti minyak sawit. Namun, minyak kelapa Indonesia masih tetap unggul dan memiliki pasar di luar negeri karena sekarang lebih mengarah kepada produk ekspor berupa minyak sehat yang diproses dengan cara basah. KESIMPULAN DAN SARAN Ada beberapa kesimpulan yang dihasilkan dari produk prospektif untuk pengembangan agroindustri kelapa secara terintegrasi ini, yaitu : 1. Hasil identifikasi menunjukkan 16 produk yang berpotensi sebagai produk prospektif untuk agroindustri berbasis kelapa secara terintegrasi. 2. Kriteria yang digunakan sebagai dasar untuk pemilihan produk prospektif dari hasil wawancara pakar yaitu daya saing produk, prospek pasar produk, keterkaitan dengan industri hilir dan kemudahan aplikasi teknologi dengan bobot masing-masing kriteria adalah 0,25 berdasarkan teorema Bayes. 3. Hasil pemilihan menunjukkan bahwa dari 16 produk olahan primer berdasarkan produk prospektif terpilih 4 buah produk prospektif pilihan yaitu minyak kelapa, nata de coco, serat sabut dan arang tempurung. DAFTAR PUSTAKA Allorerung D, A Lay. 1998. Kemungkinan Pengembangan Pengolahan Buah Kelapa Secara Terpadu Skala Pedesaan. Bandar Lampung : Prosiding Konferensi Nasional Kelapa IV tanggal 21-23 April 1998. Allorerung D, Z Mahmud. 2002. Dukungan Kebijakan Iptek dalam Pemberdayaan Komoditas Kelapa. Tembilahan: Prosiding Konferensi Nasional Kelapa V. Tanggal 22-24 Oktober 2002. halaman 70-82. Austin JE. 1981. Agroindustrial Project Analysis. The John Hopkins University Press. Maryland. Brown JG. 1994. Agroindustrial Investment and Operations. The World Bank. Washington. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grassindo. Jakarta Mangunwidjaja D dan I Saillah. 2008. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya Jakarta.